KINERJA, Volume 16, No.1, Th. 2012: Hal. 35-44
36 Di Indonesia, permasalahan proyeksi pendapatan dan belanja juga masih menjadi permasalahan, sekalipun
sistem penganggaran telah mengalami perbaikan. Selain itu, belum ditemukan penelitian yang menguji variabel- variabel yang mempengaruhi pendapatan dan belanja pemerintah daerah secara simultan ke dalam sebuah model
sebagaimana yang dilakukan oleh Doamekpor. Tulisan ini, yang merupakan hasil penelitian, dengan sedikit melakukan modiikasi bermaksud menguji model
pengukuran Doamekpor tersebut dalam menjelaskan pendapatan dan belanja pemerintah daerah di Indonesia. Penggunaan kata modiikasi dikarenakan adanya perbedaan antara kondisi antara Amrika Serikat dan Indonesia,
karena beberapa indicator dalam penelitian Doamekpor tidak terdapat di Indonesia atau karena adanya perbedaan pengukuran indikator antara kedua negara.
2. MODEL PENGUKURAN DOAMEKPOR
Model pengukuran Doamekpor membagi pendapatan dan belanja pemerintah ke dalam 3 konstruk, yaitu Pendapatan Umum dan Belanja Umum General Revenue and General Expenditure GRGE, Pendapat dan
belanja yang tidak dapat dikontrol Uncotrollable UNC, dan Pendapatan dan belanja lain-lain Miscellaneous Revenue and Expenditure
MISRE. Masing-masing konstruk variabel laten terdiri beberapa variabel amatan yang diharapkan dapat menjelaskan masing-masing konstruk tersebut.
Sebagaimana dijelaskan di awal, studi Doamekpor didasarkan dari berbagai penelitian terdahulu. Tigabelas variabel amatan dalam penelitian Doamekpor merupakan rangkuman dari variabel-variabel yang diuji sebelumnya
secara satu persatu oleh Case, Rosen, dan Hines 1993 serta Feenberg dan Rosen 1987 yang menemukan bahwa tingkat dan proyeksi pendapatan dan belanja pemerintah dipengaruhi oleh iscal stress dan makro ekonomi.
Selanjutnya, terkait dengan pengaruh kekuatan politik, beberapa penelitian telah menguji apakah kompetisi partai dan ideologi politik dapat mempengaruhi peramalan pendapatan dan belanja pemerintah. Sebagai contoh,
Bretschneider, Gorr, Grizzle, dan Klay 1989 dalam Sun 2005 menemukan bahwa ketika terdapat partai atau ideologi yang secara politik mendominasi dalam suatu negara maka akurasi peramalan pendapatan akan menurun.
Penelitian yang sama, Jones et al 1997 menyatakan bahwa peningkatan akurasi proyeksi iskal terjadi bila faktor input kelembagaan, politik, dan sosial dipertimbangkan. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Sapir dan Sekkat
2002 juga menemukan bahwa pemilu di Jerman berdampak pada variabel makroekonomi negara lainnya di eropa dan juga berdampak pada perilaku kebijakan anggaran dimana terjadi peningkatan deisit anggaran. Berikut
ini gambar model pengukuran Doamekpor :
Sumber: Doamekpor 2007.
Gambar 1. Model Pengukuran Measurement Model Doamekpor
Indikator-Indikator Pendapatan dan Belanja Pemerintah Daerah di Indonesia Muhammad Iqbal dan Abdul Halim
37 Variabel-variabel amatan Model Doamekpor di atas adalah:
X1 = Tingkat pertumbuhan per kapita transfer antar pemerintah X2 = Tingkat pertumbuhan per kapita agregat moneter 2
X3 = Real Time X4 = Tingkat pertumbuhan per kapita agregat moneter 1
X5 = Tingkat pertumbuhan per kapita disposable income X6 = Tingkat pertumbuhan per kapita utang jangka panjang
X7 = Tingkat pengangguran nasional X8 = Inlasi
X9 = Tingkat pertumbuhan populasi X10 = Obligasi jangka panjang pemerintah daerah
X11 = Faktor lingkungan X12 = Politik
X13 = Tingkat pekerja nasional.
3. PEMILIHAN SAMPEL DAN SUMBER DATA