Hasil Uji Hipotesis a. Uji koefisien determinasi

79

4. Hasil Uji Hipotesis a. Uji koefisien determinasi

Di bawah ini akan disajikan hasil pengujian koefisien determinasi untuk variabel Y, X 3 , X 2 , dan X 1 . Tabel 4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi R 2 Variabel Y, X 1 , X 2 , dan X 3 Tabel 4.15 di atas menunjukkan bahwa profesionalisme, karakteristik personal auditor, dan batasan waktu audit dapat menjelaskan 58,6 variabel kualitas audit. Sisanya 41,4 dijelaskan oleh pengaruh-pengaruh lain di luar model. Artinya bahwa, variabel- variabel independen yang dapat menjelaskan variabel dependen dalam penelitian ini cukup baik karena lebih dari 50.

b. Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t

Di bawah ini akan disajikan hasil pengujian signifikansi parameter individual uji statistik t untuk variabel Y, X 3 , X 2 , dan X 1 . Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .776 a .602 .586 1.711 a. Predictors: Constant, TBWA, TPA, TKPA Sumber: Data primer yang diolah 80 Tabel 4.16 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X 1 , X 2 , dan X 3 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 5.823 2.198 2.650 .010 TPA .390 .081 .523 4.813 .000 TKPA .253 .087 .328 2.895 .005 TBWA -.048 .063 -.062 -.769 .444 a. Dependent Variable: TKA Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.16 di atas menunjukkan bahwa profesionalisme dan karakteristik personal auditor secara individual berpengaruh signifikan terhadap variabel kualitas audit karena memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 dan 0,005. Sementara variabel batasan waktu audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit karena memiliki tingkat signifikansi 0,444 atau lebih besar dari 0,05 dan memiliki tingkat koefisien -0,769. Artinya variabel batasan waktu audit memiliki hubungan negatif terhadap variabel kualitas audit atau berbanding terbalik. Misalnya apabila nilai batasan waktu audit lebih besar , maka nilai kualitas audit semakin kecil, begitu juga sebaliknya apabila nilai batasan waktu audit kecil maka nilai kualitas audit semakin besar. Berdasarkan tabel 4.16 di atas, maka dapat diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut: 81 Keterangan: X 1 = Profesionalisme X 2 = Karakteristik Personal Auditor X 3 = Batasan Waktu Audit Y = Kualitas Audit Adapun pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel- variabel independen secara individual berdasarkan tabel 4.16 di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 Pengaruh profesionalisme terhadap kualitas audit Hasil uji interaksi menunjukkan bahwa variasi variabel profesionalisme berpengaruh secara signifikan secara individual. Secara individual, profesionalisme memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang artinya jauh lebih kecil dari 0,05. Profesionalisme pada hakikatnya merupakan suatu sikap yang dimiliki oleh seseorang yang melaksanakan pekerjaan yang merupakan profesinya. Dalam hal ini seorang auditor yang bekerja memberikan jasa kepada klien harus betul-betul bersikap profesional agar pekerjaan yang dilaksanakan memberikan hasil yang maksimal. Tentunya dengan profesi tersebut, auditor menemukan banyak tantangan, seperti intimidasi dari klien ataupun Y = 5,823 + 0,390X 1 + 0,253X 2 – 0,048X 3 + 2,198 82 dari sesama rekan seprofesi. Disini adalah tingkat profesionalisme auditor dapat terlihat, terlebih lagi ketika pekerjaan yang dilakukan menyangkut kualitas audit yang dihasilkan. Semakin profesional seorang auditor, maka semakin baik kualitas audit yang dihasilkan. Jadi, ada semacam sikap yang mendorong auditor untuk bekerja sesuai dengan keahliannya tanpa ada tekanan dari pihak manapun. Penelitian ini mendukung penelitian Lavin 1976 dalam Alim 2007, Ussahawanitchakit 2008 dan Baotham 2007 yang menyatakan bahwa profesionalisme berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. 2 Pengaruh karakteristik personal auditor terhadap kualitas audit Hasil uji interaksi variabel menunjukkan bahwa karakteristik personal auditor secara individual berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. secara individual karakteristik personal auditor memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,005 atau lebih kecil dari 0,05. Karakteristik personal auditor, dalam hal ini sebagai perilaku yang dimiliki seorang auditor memiliki andil yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan seorang auditor. Banyak perilaku- perilaku menyimpang yang kadang dimiliki auditor justru dapat mendatangkan kerugian bagi dirinya sendiri. Dalam hal 83 pekerjaannya, seorang auditor harus selalu berpedoman pada kode etik yang telah ditetapkan, sehingga pekerjaannya dapat terkendali. Misalnya seperti auditor yang memeriksa laporan keuangan, auditor melakukan penyimpangan dengan membiarkan adanya temuan yang sifatnya material. Hal ini akan menimbulkan permasalahan yang justru akan merugikan bagi auditor dan perusahaan yang di audit. Dengan kepatuhan terhadap kode etik, hal tersebut tidak mungkin terjadi. Untuk itu diharapkan auditor memiliki perilaku yang baik, sehingga dalam melakukan pekerjaannya tidak terjadi penyimpangan dan dapat menghasilkan laporan audit yang berkualitas. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Basuki 2010 dan Prasita 2007 yang menyatakan bahwa karakteristik personal auditor yang diproksikan oleh premature sign-off dan locus of control berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kualitas audit. Sementara Istianah 2007 dalam Sarita 2009 menyatakan bahwa ketika kualitas audit diartikan sebagai sesuatu yang dapat memberikan kepuasan kerja, maka terdapat pengaruh positif dan signifikan di dalamnya. 3 Pengaruh batasan waktu audit terhadap kualitas audit 84 Hasil uji interaksi variabel menunjukkan bahwa batasan waktu audit tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas audit secara individual. Secara individual, batasan waktu audit memiliki tingkat signifikansi 0,444 jauh lebih besar dari 0,05. Batasan waktu audit diindikasikan sebagai suatu anggaran waktu yang diberikan kepada auditor dalam melaksanakan pekerjaannya. Disini kecermatan auditor betul-betul harus diperhatikan, karena auditor harus memanfaatkan waktu sebaik- baiknya sehingga pekerjaan selesai sesuai rencana. Tantangannya adalah, bagaimana seorang auditor dapat menghasilkan laporan audit yang berkualitas dengan waktu yang terbatas, tentunya dengan perhitungan biaya yang dikeluarkan dan tenaga yang dikeluarkan. Peran auditor dalam hal memutuskan anggaran waktu yang dibutuhkan untuk mengaudit suatu perusahaan selama suatu periode sangat penting. Terlebih lagi auditor tersebut sudah berpengalaman, pastinya sudah sangat mengetahui kondisi lapangan seperti apa. Dengan begitu, auditor bisa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk kemudian membuat laporan audit yang berkualitas. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nor et al. 2010 yang menyatakan bahwa batasan waktu audit ketika diterapkan pada perusahaan audit besar big four tentu tidak memiliki pengaruh. 85

c. Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F

Di bawah ini akan disajikan hasil pengujian signifikansi simultan uji statistik F untuk variabel Y, X 3 , X 2 , dan X 1 . Tabel 4.17 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X 1 , X 2 , dan X 3 Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.17 di atas menunjukkan nilai F hitung sebesar 38,322 dengan tingkat signifikansi 0,000. Model regresi tersebut dapat digunakan untuk memprediksi kualitas audit karena tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05, atau dengan kata lain variabel profesionalisme, karakteristik personal auditor, dan batasan waktu audit secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas audit. Dengan hasil tersebut berarti baik buruknya kualitas audit yang dihasilkan oleh seorang auditor sangat dipengaruhi oleh ketiga variabel tersebut. Karena seperti diketahui, auditor yang bekerja dengan menggunakan sikap profesional dan perilaku yang baik dalam melaksanakan audit akan menghasilkan suatu lapopran audit yang berkualitas, walaupun adanya batasan waktu yang ditetapkan. Untuk ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 336.525 3 112.175 38.322 .000 a Residual 222.463 76 2.927 Total 558.987 79 a. Predictors: Constant, TBWA, TPA, TKPA b. Dependent Variable: TKA 86 itu diharapkan dalam penerapannya auditor harus melaksanakann seluruh prosedur audit yang telah dibuat dan mematuhi kode etik profesi akuntan publik sehingga laporan audit yang dibuat betul-betul menggambarkan kondisi perusahaan sebenarnya tanpa ada rekayasa dan segala bentuk kecurangan. 87

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh profesionalisme, karakteristik personal auditor, dan batasan waktu audit terhadap kualitas audit. Dalam melakukan penelitian ini jumlah responden yang digunakan adalah 80 auditor yang bekerja di 20 Kantor Akuntan Publik KAP yang berada di wilayah DKI Jakarta sesuai dengan direktori KAP 2010 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia IAPI. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Profesionalisme memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Hal tersebut dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikansi yaitu sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05. Artinya, untuk menghasilkan laporan audit yang berkualitas, auditor dituntut untuk bersikap profesional. Auditor harus melaksanakan pekerjaannya dengan mentaati kode etik yang berlaku agar laporan audit yang dihasilkan menjelaskan kondisi sebenarnya, dan tentunya meningkatkan kualitas isi dari laporan audit tersebut. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Lavin 1976 dalam Alim 2007, Ussahawanitchakit 2008 dan Baotham 2007 yang menyatakan bahwa profesionalisme berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. 88 2. Karakteristik personal auditor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Hasil tersebut dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikansi yaitu sebesar 0,005 atau lebih kecil dari 0,05. Artinya untuk menghasilkan laporan audit yang berkualitas dibutuhkan juga sikap yang baik dari seorang auditor dalam melaksanakan pekerjaannya. Karakteristik personal auditor dianggap sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas audit karena dalam kenyataannya sikap seorang auditor menentukan kualitas kerja yang dihasilkan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Basuki 2010 dan Prasita 2007 yang menyatakan bahwa karakteristik personal auditor yang diproksikan oleh premature sign-off dan locus of control berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kualitas audit. Sementara Istianah 2007 dalam Sarita 2009 menyatakan bahwa ketika kualitas audit diartikan sebagai sesuatu yang dapat memberikan kepuasan kerja, maka terdapat pengaruh positif dan signifikan di dalamnya. 3. Batasan waktu audit tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. hal tersebut dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikansi yaitu sebesar 0,444 atau jauh di atas 0,05. Artinya bahwa batasan waktu yang dimiliki oleh auditor dalam melaksanakan pekerjaannya tidak bisa dijadikan dasar dalam menghasilkan laporan audit yang berkualitas karena tidak semua auditor merasa tertekan dengan waktu yang diberikan. Penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian 89 sebelumnya yang dilakukan oleh Nor et al. 2010 yang menyatakan bahwa batasan waktu audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. 4. Profesionalisme, karakteristik personal auditor, dan batasan waktu audit secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Hal tersebut dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikansi yaitu sebesar 0,000 atau jauh dibawah 0,05. Artinya ketiga variabel independen tersebut dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Dengan kata lain profesionalisme seorang auditor yang berkarakter akan menghasilkan kualitas kerja yang baik walaupun diberikan waktu yang terbatas.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, menunjukkan bahwa variabel profesionalisme, karakteristik personal auditor, dan batasan waktu audit berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kualitas audit. Karena seperti diketahui, sikap professional yang ditunjukkan seorang auditor akan menjadi sebuah poin penting dalam kinerjanya. Ketika sikap profesional itu ditunjukkan oleh auditor, maka secara tidak langsung auditor tersebut telah mengerti dan memahami bahwa pekerjaan yang dilakukannya adalah sebuah tantangan. Keterkaitannya dengan kualitas audit yang dihasilkannya adalah, semakin profesional seorang auditor, semakin baik kualitas audit yang dihasilkan, begitu juga sebaliknya. Pernyataan tersebut cukup beralasan, karena bagaimanapun juga dalam melaksanakan pekerjaannya, auditor benar- benar dituntut untuk menilai sesuai dengan kondisi perusahaan saat itu. 90 Walaupun penilaian yang dilakukan memang bersifat historis. Namun, gambaran yang dihasilkan akan berguna bagi perusahaan kedepannya. Karakteristik personal auditor pada hakikatnya adalah sikap yang dimiliki oleh seorang auditor. Sikap tersebut akan terlihat ketika auditor melakukan pekerjaannya. Karakteristik personal auditor menjadi sebuah hal yang betul- betul mendapat perhatian yang lebih oleh auditor itu sendiri. Untuk itu, berbagai petunjuk dan pedoman etika yang diwajibkan kepada auditor harus dilaksanakan, sehingga pandangan publik terhadap kredibilitasnya tidak perlu dipertanyakan lagi. Adapun keterkaitannya dengan kualitas audit yang dihasilkan adalah perilaku auditor menentukan hasil audit yang dibuat. Ketika melaksanakan pekerjaannya ada tindakan-tindakan auditor yang kurang baik, maka dapat membuat kualitas audit yang dihasilkan menjadi kurang baik juga, begitu juga sebaliknya. Untuk itu, seorang auditor seharusnya bersikap profesional agar tidak terjadi penyimpangan perilaku dalam audit yang pada akhirnya merugikan dirinya sendiri. Batasan waktu audit menjadi salah satu perhatian auditor dalam melaksanakan pekerjaannya. Ada poin kelebihan dan kekurangan ketika batasan waktu audit itu diterapkan. Apabila waktu yang diberikan cukup lama, maka kualitas audit yang dihasilkan akan cukup baik. Tetapi dalam pelaksanaannya, ditakutkan akan ada penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh auditor, seperti bersantai-santai dan sengaja mengulur-ulur waktu. Selain itu juga biaya yang dikeluarkan pun menjadi lebih besar. Hal tersebut juga akan berbanding terbalik dengan waktu yang diberikan telalu 91 sempit. Kualitas audit yang dihasilkan belum tentu baik, hal tersebut dikarenakan auditor bisa saja tidak memeriksa seluruh sampel yang diambil karena terbatasnya waktu tersebut. Untuk itu, dalam penerapannya diharapkan auditor harus benar-benar memanfaatkan waktu yang ada sehingga dapat menghasilkan laporan audit yang berkualitas. Dalam kaitannya dengan pengalaman auditor, tentunya batasan waktu audit menjadi hal yang sangat penting, terlebih lagi ketika auditor yang melaksanakan audit pertama kali setelah pergantian periode akuntan publik. Dalam hal tersebut batasan waktu menjadi sesuatu yang sangat ketat diterapkan. Perencanaan ulang menjadi kendala dan pada akhirnya memakan waktu yang lebih lama dalam pelaksanaan audit. Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah, apakah besar kecilnya perusahaan yang di audit mempengaruhi hasil dari kualitas audit. Hal tersebut menjadi penting dikarenakan perusahaan besar biasanya mempunyai standar yang tetap dalam hal penggunaan jasa auditor. Berbeda dengan perusahaan kecil yang biasanya mengikuti alur atau proses yang dilaksanakan auditor karena yang terpenting bagi mereka adalah bagaimana mereka mendapatkan laporan audit berkualitas tanpa diiringi dengan standar yang baku. Pengaruh batasan waktu audit pun tidak lepas dari banyaknya auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik. Semakin banyak auditor tentunya dapat memberikan efisiensi kinerja waktu audit. Berbeda dengan KAP yang memiliki auditor sedikit, mereka hanya melakukan pengauditan pada saat kondisi tidak banyak yang menggunakan jasa audit. Untuk jumlah auditor itu 92 sendiri biasanya KAP besar memiliki auditor 30, KAP menengah antara 10- 30, dan KAP kecil hanya memiliki 10 auditor. Pastinya kualitas audit yang dihasilkan juga dapat disebabkan oleh jumlah auditor tersebut. Terlebih lagi ketika KAP sudah menggunakan sistem teknologi informasi dalam pelaksanaan auditnya, dalam hal ini batasan waktu audit tidak menjadi masalah lagi dikarenakan sistem pengolahan data yang cepat dan lebih akurat.

C. Saran

Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan akan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih baik lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal diantaranya: 1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan menambah variabel-variabel yang berpengaruh dan lebih mendukung terhadap kualitas audit. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas audit harus ditelaah lebih jauh sehingga ada perbandingan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya serta data yang diperoleh akan lebih baik. 2. Penelitian selanjutnya diharapkan lebih cermat dalam hal penentuan variabel untuk mendapatkan pengaruh yang lebih kuat antar variabel satu dengan variabel lainnya. 3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel ataupun memperluas daerah survei, sehingga hasil penelitian yang dihasilkan lebih menggambarkan kondisi sesungguhnya secara umum. 93 DAFTAR PUSTAKA Alim, M. Nizarul et al. , “Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi ”, SNA X Makassar, Makassar, 2007. Baotham, Sumintorn, “Effects of Professionalism on Audit Quality and Self- image of CPAs in Thailand”, International Journal of Bussiness Strategy, 2007. Basuki dan Krisna Yunika Mahardani, “Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu terhadap Perilaku Disfungsional Auditor dan Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya”, Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya, Surabaya, 2003. Boynton, William C. dan Raymond N. Johnson. “Modern Auditing: Assurance Services and The Integrity of Financial Reporting”. 8 th Edition. John WileySons Inc. United States of America. 2006. Carey, Peter and Roger Simnett. “Audit Partner Tenure and Audit Quality”, The Accounting Review Vol 8 No.3, 2006. De Angelo, L.E. “Auditor Independence, Low Balling, and Disclosure Regulation”. Journal of Accounting and Economics 3. 1981. Deis, D.R. dan G.A. Groux. “Determinants of Audit Quality in The Public Sector”. The Accounting Review.1992. Djatmiko, Bambang, “Modul Metodologi Penelitian”, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Donelly, David P, Jeffrey J. Quirin, David O’Bryan “ Attitudes Toward Dysfunctional Audit Behavior: The Effects of Locus of Control, Or ganizational Commitment, and Position”. The Journal of Applied Business Research Vol. 19, Number 1, 2003. Dwi Ermayanti, “Batas Waktu Audit, Pengetahuan Akuntansi dan Audit, Pengalaman pada Kualitas Audit ”. Diakses pada tanggal 15 Januari 2011 dari, Http:dwiermayanti.wordpress.com20100310batas-waktu- audit-pengetahuan-akuntansi-audit-pengalaman-pada-kualitas-audit Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2009. 94 Gondodiyoto, Sanyoto, “Audit Sistem Informasi + Pendekatan CobIT”, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta, 2007. Hamid, Abdul, “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, FEIS, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007. Herawaty, Arleen Dkk., “Profesionalisme, Pengetahuan Akuntan Publik dalam Mendeteksi Kekeliruan, Etika Profesi dan Pertimbangan Tingkat Materialitas ”. The 2 nd National Conference UKWMS Surabaya. 2008 Ikatan Akuntan Indonesia. “Standar Profesi Akuntan Publik”. Salemba Empat. Jakarta.2001. IAPI, “Kode Etik Profesi Akuntan Publik”. Jakarta : IAPI, 2008 Ikhsan, Arfan, “Profesionalisme Auditor pada Kantor Akuntan Publik dilihat dari Perbedaan Gender, Kantor Akuntan Publik dan Hirarki Jabatannya ”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol.9 No.3 Desember 2007, 199 – 222,Universitas Negeri Medan, 2007. International Federation of Accountants Ethics Committee, “Code of Ethics for Professional Account ant”, New York : International Federation of Accountants, 2005. Irawati, Yuke et al., “Hubungan Karakteristik Personal Auditor terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku dalam Audit ”, SNA VIII Solo, 2005. Marganingsih, Arywarti dan Dwi Martani, “Analisis Variabel Anteseden Perilaku Auditor Internal dan Konsekuensinya terhadap Kinerja: Studi Empiris pada Auditor di Ling kungan Aparat Pengawasan Intern”, Universitas Indonesia, Depok, 2009. McNamara, Shaun et al., “Time Budget Pressure and Auditor Dysfunctional Behavior within an Occupational Stress Model”. Accountancy Business and the Public Interest, Vol. 7, No. 1, 2008 Mohd Nor, Mohd Nazli et al., “Auditors Perception of Time Budget Pressure and Reduced Audit Quality Practices: A Preliminary Study From Malaysian Context ”. Faculty of Bussiness and Law, Edith Cowan University. Australia, 2010. Nurchasanah, Rizmah dan Wiw in Rahmanti, “Faktor-faktor Penentu Kualitas Audit”, Jurnal Akuntansi dan Manajemen STIE YKPN Yogyakarta, 2003. 95 Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi Manajemen”, BPFE, Yogyakarta, 2005. Petronila, Thio Anastasia et al., “Hubungan Karakteristik Personal Auditor terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku dalam Audit ”. Jurnal Akuntabilitas Vol. 6 No. 1 September 2006 Hlm. 1 – 13,Fakultas Ekonomi Unika Atma Jaya, Jakarta, 2006. Praptitorini, Mirna Dyah dan Indira Januarti,” Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default dan Opinion Shopping terhadap Penerimaan Opini Going Concern”, SNA X Makassar, 2007. Prasita, Andin dan Priyo Hari Adi, “Pengaruh Kompleksitas Audit dan Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas Audit dengan Moderasi Pemahamann terhadap Sistem Informasi”, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana, 2009. Sarita, Jena dan Dian Agustia, “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional, Motivasi Kerja, Locus of Control terhadap Kepuasan Kerja dan Prestasi Kerja Auditor”, Universitas Airlangga, Surabaya, 2009. Setyarno, Eko Budi Dkk., “Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern ”. SNA IX Padang. 2006. Santoso, Singgih, “Buku Latihan SPSS untuk Parametrik”, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2004. Silvia, Weny, “Pengertian Audit”, diakses pada tanggal 20 Maret 2011 dari, http:wenysilvia130706.blogspot.com201101pengertian-auditing.html Susiana dan Arleen Herawaty, “Analisis Pengaruh Independensi, Mekanisme Corporate Governance, dan Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan ”. SNA X Makassar, 2007 Umbara, Usman, Edhit Al Hidayat, dan Michell Suharli. “Pengaruh Orientasi Profesional, Locus of Control, Konflik Peran, dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Studi Empiris pada Karyawan Bank. Jakarta. 2010. Ussahawanitchakit, Phapruke, “Relationship Quality, Profesionalism, and Audit Quality: Empirical Study of Auditors in Thailand ”. International Journal of Bussiness Strategy, Thailand, 2008. 96 Wahyudi, Hendro dan Aida Ainul Mardiyah, “Pengaruh Profesionalisme Auditor terhadap Tingkat Materialitas dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan ”. SNA IX Padang, 2006. Wibowo, Arie dan Hilda Rosita. “Faktor-faktor Determinasi Kualitas Audit – Suatu Studi dengan Pendekatan Earnings Surprise Benchmark”. Pasca Sarjana Ilmu Akuntansi FE UI. 2009. Yendrawati, Reni, “Analisis Hubungan Antara Profesionalisme Auditor dengan Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan ”. Dalam Jurnal Fenomena : Vol. 6 No.1,2008. NO JENIS KELAMIN USIA POSISI PENDIDIKAN PENGALAMAN 1 1 25 4 2 2 2 1 35 3 2 3 3 1 37 4 2 3 4 2 25 5 2 2 5 2 24 5 2 2 6 1 22 5 2 2 7 2 23 5 2 2 8 1 26 4 2 2 9 1 24 5 2 2 10 1 26 4 1 2 11 2 23 5 2 2 12 2 26 4 2 2 13 2 23 5 2 2 14 2 24 5 2 2 15 2 22 5 2 2 16 1 32 4 2 2 17 1 24 5 2 2 18 1 23 5 2 2 19 1 28 5 2 3 20 1 26 4 2 2 21 1 24 5 2 2 22 2 25 5 2 2 23 2 24 5 2 2 24 2 24 5 2 2 25 2 27 4 1 3 26 1 25 4 2 2 27 2 27 4 2 2 28 2 25 4 2 2 29 2 35 3 2 3 30 2 25 5 2 2 31 1 23 5 2 2 32 1 35 4 2 3 33 2 28 2 2 3 34 2 24 5 2 2 35 1 23 5 2 2 36 1 24 5 2 2 37 1 30 4 2 2 38 2 24 5 2 2 39 2 31 4 2 2 40 2 25 5 2 2 41 2 27 5 2 2 IDENTITAS RESPONDEN NO JENIS KELAMIN USIA POSISI PENDIDIKAN PENGALAMAN 42 1 29 4 2 2 43 2 38 3 2 3 44 1 32 4 1 3 45 2 42 3 2 3 46 2 24 5 2 2 47 2 24 5 2 2 48 2 22 5 2 2 49 2 23 5 2 3 50 1 24 5 2 2 51 1 24 5 2 2 52 1 26 5 2 2 53 2 23 5 2 2 54 1 27 5 2 2 55 2 25 5 2 2 56 1 25 5 2 2 57 1 28 4 2 2 58 1 41 3 2 3 59 1 29 4 2 3 60 1 23 5 2 2 61 1 29 4 2 3 62 1 24 5 2 2 63 2 31 4 2 3 64 1 23 5 2 2 65 1 24 4 2 2 66 1 26 3 3 3 67 1 29 4 2 2 68 1 25 4 2 3 69 1 24 5 2 2 70 1 25 4 2 3 71 1 47 3 2 3 72 1 28 5 2 2 73 1 23 5 1 2 74 1 25 4 2 2 75 1 28 3 2 2 76 1 22 5 2 2 77 1 24 5 2 2 78 1 24 5 1 2 79 2 27 5 2 2 80 2 25 5 2 2 IDENTITAS RESPONDEN Lanjutan 142 HASIL UJI ASUMSI KLASIK

1. HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS

Dokumen yang terkait

Pengaruh tekanan klien, pengamalan auditor dan profesionalisme auditor terhadap kualitas audit; studi empiris pada kantor akuntan publik di Jakarta Selatan

6 23 115

Analisis pengaruh profesionalisme, independensi, keahlian, dan pengalaman auditor dalam mendeteksi kekeliruan (studi empiris pada kantor akuntan publik di DKI Jakarta)

0 4 118

Pengaruh Independensi, Akuntabilitas dan Profesionalisme Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta)

3 15 168

Pengaruh sikap skeptisme auditor profesionalisme auditor dan tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit (studi empiris pada kantor akuntan publik di Jakarta Utara)

2 12 137

Pengaruh profesionalisme dan independensi Auditor terhadap kualitas audit dengan etika Auditor sebagai variabel moderating (studi empiris pada kantor akuntan publik di dki jakarta)

1 5 124

Pengaruh Pengalaman Auditor dan Profesionalisme Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Kantor Akuntan Publik di Bandung)

4 53 32

Pengaruh Profesionalisme Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung.

0 3 20

Pengaruh Batasan Waktu Audit, Pengetahuan Auditing dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang.

0 0 2

PENGARUH TEKANAN ANGGARAN WAKTU, PROSEDUR REVIEW , KONTROL KUALITAS DAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PERILAKU PENGURANGAN KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta dan Solo).

2 14 210

Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Semarang)

0 0 6