Menurut Ducker 1994 dalam Suryana 2003, kewirausahaan merupakan proses penciptaan sesuatu yang berbeda untuk menghasilkan nilai dengan
mencurahkan waktu dan usaha diikuti penggunaan uang, fisik, resiko, dan kemudian menghasilkan jasa berupa uang serta kepuasan dan kebebasan pribadi.
Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Menurut Suryana 2003, kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam berfikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar,
sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Dari pandangan ahli, dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan
entrepreneurship adalah suatu kemampuan berfikir kreatif dan inovatif seseorang dalam menciptakan peluang dan sesuatu yang baru dan berbeda dengan
tujuan menghasilkan keuntungan dalam menghadapi risiko dan tantangan hidup.
2.1.2 Wirausaha
Kewirausahaan entrepreneurship muncul apabila seseorang berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi
semua fungsi, aktivitas, dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha. Oleh sebab itu, wirausaha adalah orang
yang memperoleh peluang dan menciptakan suatu organisasi untuk mengejar peluang itu Bygrave 1995, dalam Suryana, 2003.Pengertian wirausahawan
entrepreneur secara sederhana adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.Berjiwa berani
mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa
Universitas Sumatera Utara
diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.Kegiatan wirausaha dapat dilakukan seorang diri atau berkelompok.Seorang wirausahawan
dalam pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan Kasmir, 2006.
Menurut Schumpeter 1934 dalam Suryana 2003, entrepreneur merupakan pengusaha yang melaksanakan kombinasi-kombinasi baru dalam
bidang teknik dan komersial ke dalam bentuk praktik.Inti dari fungsi pengusaha adalah pengenalan dan pelaksanaan kemungkinan – kemungkinan baru dalam
perekonomian. Menurut Prawirokusumo 1997 dalam Suryana 2003, wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan
mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang, sedangkan menurut Suryana 2003, wirausaha adalah pelopor bisnis, inovator,
penanggung risiko, yang mempunyai visi ke depan, dan memiliki keunggulan dalam berprestasi di bidang usaha. Dari penjelasan beberapa ahli dapat
disimpulkan bahwa, wirausaha adalah seorang pelopor bisnis yang memiliki jiwa pemberani dalam memulai usaha dan menanggung risiko serta memiliki ide atau
pemikiran yang jauh kedepan dalam menciptakan suatu peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan.
2.1.3 Entrepreneurial Self-EfficacyEfikasi Diri Kewirausahaan
Judge dalam Ghufron dan Risnawita, 2012:76, menganggap bahwa Self- Efficacy adalah indikator positif dari core self evaluation untuk melakukan
evaluasi diri yang berguna untuk memahami diri. Self-Efficacy merupakan salah satu aspek pengetahuan tentang diri atau self knowledge yang paling berpengaruh
Universitas Sumatera Utara
dalam kehidupan manusia sehari-hari karena Self-Efficacy yang dimiliki ikut mempengaruhi individu dalam menentukan tindakan yang akan dilakukan untuk
mencapai suatu tujuan, termasuk didalamnya perkiraan terhadap tantangan yang akan dihadapi.
Philips dan Gully dalam Sahertian, 2010 menyatakan bahwa Self- Efficacy adalah keyakinan seseorang atas kapabilitas yang dimilikinya guna
mengorganisir dan melaksanakan kegiatan yang mensyaratkan pencapain tingkat kinerja tertentu.Reveich dan Shatte dalam Wahyuni, 2013 mendifiniskan Self-
Efficacy sebagai keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk menghadapi dan memcahkan masalah dengan efektif.
Bandura dalam Chowdhury 2009 menyatakan bahwa EntrepreneurialSelf-Efficacy adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuan
dirinya untuk melakukan sesuatu pekerjaan dan mendapatkan prestasi tertentu. Lebih lanjut Bandura menyatakan bahwa EntrepreneurialSelf-Efficacyakan
menentukan cara seseorang untuk berfikir, bertindak dan memotivasi diri mereka menghadapi kesulitan dan permasalahan. Sukses atau gagalnya seseorang ketika
melakukan tugas tertentu ditentukan oleh Self-Efficacy dalam diri mereka masing- masing. Orang yang memiliki Self-Efficacy yang tinggi akan bisa menghadapi
kegagalan dan hambatan yang mereka hadapi, stabil emosinya, bersikap dan memiliki locus of control yang tinggi. Bandura et al., dalam Sebayang, 2014:33
juga berpendapat bahwa keyakinan keberhasilan seseorang memediasi pola-pola pikir berikutnya, respon kreatif, dan tindakan, bahwa self efficacy berhubungan
positif dengan pola motivasi yang positif.
Universitas Sumatera Utara
Secara langsung EntrepreneurialSelf-Efficacy dapat berpengaruh pada: 1.
Pola pemikiran Self efficacy mempengaruhi perkataan pada diri wirausaha.
2. Pemilihan perilaku
Keputusan seorang wirausaha didasarkan pada efficacy yang dirasakan terhadap pilihannya, misalnya pada usaha yang dijalankan.
3. Usaha motivasi
Seorang wirausaha yang memiliki self efficacy tinggi cenderung mencoba lebih keras dan berusaha melakukan tugasnya dengan baik.
4. Daya tahan
Wirausaha yang memiliki self efficacy tinggi cenderung akan bangkit dan bertahan ketika menghadapi kegagalan, sedangkan wirausaha dengan
tingkat self efficacy lebih rendah cenderung menyerah pada tantangan dan resiko.
5. Daya tahan terhadap stres
Seorang wirausaha yang memiliki self efficacy yang lebih tinggi cenderung memiliki tingkat stres yang lebih rendah pada kegagalan.Sedangkan
wirausaha yang memiliki self efficacy yang rendah cenderung mengalami stres dan perasaan mudah gagal.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.1 Sumber-sumber Entrepreneurial Self-Efficacy
Ada tiga cara untuk mencapai efikasi diri Bandura dalam Oosterbeek 2008.
1. Pengalaman sukses atau kegagalan yang terjadi berulang kali.
Pengalaman sukses akan memperkuat kepercayaan seseorang bahwa dirinya memang mempunyai kemampuan untuk mencapai prestasi yang
baik, sebaliknya pengalaman gagal berulang kali dapat membuat seseorang meragukan kemampuan dirinya sehingga menurunkan kepercayaan pada
dirinya sendiri. 2.
Melihat orang lain melakukan perilaku tersebut dan kemudian mencontoh atau belajar dari pengalaman tersebut. Jadi ada suatu model yang menjadi
panutan seseorang, model ini memiliki kemampuan yang mirip dengan dirinya. Melihat model bisa sukses dengan melakukan usaha tertentu,
maka seseorang menjadi yakin ia juga bisa berhasil sama seperti model tersebut.
3. Persuasi verbal yakni memberikan semangat atau menjatuhkan performa
seseorang agar seseorang berperilaku tertentu.
2.1.3.2 Dimensi Entrepreneurial Self-Efficacy
Menurut Bandura dalam Gufron dan Risnawati, 2010, Self-Efficacy pada tiap individu akan berbeda antara satu individu dengan yang lainnya berdasarkan tiga
dimensi. Berikut adalah tiga dimensi tersebut:
Universitas Sumatera Utara
1. Kekuatan keyakinan Strength
Kekuatan keyakinan Strength, yaitu berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu atas kemampuannya. Pengharapan yang kuat dan
mantap pada individu akan mendorong untuk gigih dalam berupaya mencapai tujuan, walaupun mungkin belum memiliki pengalaman-
pengalaman yang menunjang. Sebaliknya pengharapan yang lemah dan ragu-ragu akan kemampuan diri akan mudah digoyahkan oleh
pengalaman-pengalaman yang tidak menunjang. 2.
Tingkat kesulitan tugas Magnitude Tingkat kesulitan tugas Magnitude yaitu suatu masalah yang berkaitan
dengan derajat kesulitan tugas individu. Komponen ini berimplikasi pada pemilihan perilaku yang akan dicoba individu berdasar ekspektasi efikasi
pada tingkat kesulitan tugas. Individu akan berupaya melakukan tugas tertentu yang dapat dilaksanakannya dan akan menghindari situasi atau
perilaku di luar batas kemampuannya. 3.
Generalitas Generality Generalitas Generality, yaitu hal yang berkaitan dengan cakupan luas
bidang tingkah laku dimana individu merasa yakin terhadap kemampuannya. Individu dapat merasa yakin terhadap kemampuan
dirinya.Tergantung pada pemahaman kemampuan dirinya yang terbatas pada serangkaian aktivitas dan situasi yang lebih luas dan bervariasi.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.3 Entrepreneurial Self-Efficacy dan Keberhasilan Usaha
Betzdan dan Hacket dalam Indarti dan Rostiani, 2008 semakin tinggi tingkat efikasi diri pada diri seorang wirausaha pada masa awal berkarir, maka
intensitas kewirausahaan yang dimilikinya akan semakin kuat. Dalam penelitian ditunjukkan bahwa perilaku yang diharapkan dari seseorang tidak cukup bernilai
untuk mendapatkan umpan balik yang positif. Ketika seseorang memiliki kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan memiliki kompetensi sosial yaitu
dengan memiliki empati kepada orang lain biasanaya orang ini akan cenderung bekerja keras dengan didasarkan pada kehati-hatian Sebayang, 2014.
Keberhasilan peluang menyelesaikan tugas akan semakin besar jika diikuti dengan efikasi yang tinggi Muhdiyanto, 2013.
Bandura dalam Campo, 2011 mengatakan bahwa efikasi diri adalah konsep yang menujukkan bahwa perilaku, kesadaran, dan lingkungan
mempengaruhi satu sama lain dalam mode yang dinamis, sehingga memungkinkan individu untuk membentuk keyakinan tentang kemampuan
mereka dalam melakukan tugas-tugas khusus. Entrepreneurial self efficacy efikasi diri kewirausahaan dipandang sebagai yang memiliki kemampuan yang
dapat merubah keyakinan seseorang dalam kemungkinan dia menyelesaikan tugas-tugas yang diperlukan untuk berhasil dalam memulai dan membangun
bisnis baru. Lebih khususnya, entrepreneurial self efficacy didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa ia mampu berhasil memulai usaha bisnis
baru Campo, 2011.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Competitive Advantage Keunggulan Bersaing