Pengujian Kuat Tekan Beton Pengujian Kuat Lentur Balok Beton Betulang

51 yang berukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 dengan cara dibagi dalam tiga tahapan, dimana masing-masing tahapan diisi 13 bagian dari cetakan silinder dan lalu dipadatkan dengan menggunakan alat vibrator. Setelah umur beton 24 jam, cetakan silinder dibuka dan mulai dilakukan perawatan beton dengan cara direndam dalam bak perendaman sampai pada masa yang direncanakan untuk melakukan pengujian.

3.5 Pemeriksaan nilai slump

Adapun tahapan pengujian slump adalah: 1. Kerucut diletakkan terpancung pada alas yang rata yang tidak menyerap air 2. Adukan beton dimasukkan kedalam kerucut hingga 13 tinggi kerucut lalu dirojok 25 kali 3. Adukan beton dimasukkan lagi kedalam kerucut hingga 23 tinggi kerucut lalu dirojok 25 kali 4. Adukan beton ditambah lagi hingga penuh lalu dirojok 25 kali. 5. Permukaan kerucut diratakan 6. Kerucut diangkat perlahan-lahan vertikal ke atas 7. Penurunan adukan diukur dengan mistar dengan cara meletakkan kerucut terpancung disamping adukan beton maka penurunan diukur dari tinggi permukaan kerucut terpancung hingga ke tinggi permukaan adukan beton tersebut.

3.6. Pengujian Sampel

3.6.1. Pengujian Kuat Tekan Beton

Pengujian dilakukan pada umur beton 28 hari untuk tiap variasi beton sebanyak 4 buah. Sehari sebelum pengujian sesui umur rencana, silinder beton dikeluarkan dari bak perendaman. Adapun tahap-tahap pengujian kuat tekan silinder beton adalah 1. Keluarkan benda uji silinder yang akan diuji kekuatan tekannya dari bak perendaman setelah beton berumur 28 hari kemudian diamkan 1 hari agar benda uji berada dalam kondisi kering saat pengujian 2. Lelehkan mortar belerang dan letakkan kedalam cetakan pelapis. Universitas Sumatera Utara 52 3. Letakkan permukaan atas benda uji ke dalam cetakan pelapis secara tegak lurus dan diamkan selama beberapa etik sampai mortar belerang mengeras dan menempel pada permukaan atas benda uji. 4. Timbang benda uji Gambar 3.1 Penimbangan benda uji silinder 5. Letakkan benda uji pada mesin tekan compression machine secara centris. 6. Hidupkan mesin tekan dengan penambahan beban yang konstan 7. Lakukan pembebanan sampai jarum penunjuk beban tidak naik lagi dan catat angka yang ditunjukkan jarum penunjuk. Gambar 3.2 Pengujian benda uji silinder Universitas Sumatera Utara 53

3.6.2. Pengujian Kuat Lentur Balok Beton Betulang

Gambar 3.3 Perletakan dan pembebanan pengujian kuat lentur Adapun prosedur pengujian balok beton ini adalah sebagai berikut: 1. Pada balok terlebih dahulu dibuat grid atau garis petak-petak dengan jarak 5 cm dengan tujuan agar garis pola retak pada saat pengujian mudah dilihat dan ditandai. 2. Balok diletakkan diatas perletakan alat penguji yang telah disediakan. 3. Dial Gauge alat pengukur lendutanpenurunan diletakkan dibawah balok dengan posisi 3 titik, yakni 14L-L, Center Line, dan 14L-R. Dial gauge yang digunakan mempunyai kapasitas 1 cm. 4. Profil I dengan panjang 1 meter diletakkan tepat ditengah-tengah balok, guna membagi beban gaya terpusat menjadi dua gaya terpusat dengan besar P. 5. Dilakukan pemeriksaan ke-vertikal-an alat-alat penerus beban dan jacking hydraulic yang ada diatas profil I guna mendapatkan gaya vertikal yang murni. Jacking hydraulic yag digunakan memiliki kapasitas 6000 barpsi. 6. Setelah semua alat terpasang, dilakukan pembebanan bertahap dengan kenaikan beban setiap 10 kgcm 2 . 7. Setiap kenaikan 10 kgcm 2 dilakukan pembacaan penurunan dan penggambaran pola retak yang terjadi. 8. Pembebanan dihentikan setelah balok mengalami retakan dan lendutan yang besar sehingga walaupun diberi beban, balok tidak lagi memberi perlawanan. Universitas Sumatera Utara 54 Gambar 3.4 Pemasangan alat hidrolyc jack dan dial gauge Universitas Sumatera Utara 55

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. NILAI SLUMP

Nilai slump selalu dihubungkan dengan kemudahan pengerjaan beton workability. Slump test adalah pengujian paling sederhana dan yang paling sering digunakan, karena kelecakan beton segar sering diidentikkan dengan slumpnya. Unsur-unsur yang mempengaruhi nilai slump antara lain: 1. Gradasi dan bentuk permukaan agregat 2. Faktor air semen 3. Volume udara pada adukan beton 4. Karakteristik semen 5. Bahan tambahan Hasil pengujian nilai slump dan substitusi kerikil dengan slag dapat dilihat dalam tabel. Tabel 4.1 Hasil pengujian nilai slump Variasi Substitusi Nilai Slump cm 12 15 11 25 10 Gambar 4.1 Grafik nilai slump terhadap persentase substitusi kerikil dengan slag baja. 9 10 11 12 13 15 25 Nila i Slum p cm Persentase Substitusi Kerikil dengan Slag Grafik Nilai Slump Universitas Sumatera Utara