41
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Umum
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kajian eksperimental yang dilakukan di Laboratorium Beton Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil
Universitas Sumatera Utara. Secara umum urutan tahap penelitian ini meliputi: a
Penyediaan bahan penyusun beton b
Pemeriksaan bahan c
Perencanaan campuran beton mix design d
Pembuatan benda uji e
Pemeriksaan nilai slump f
Pengujian kuat tekan beton umur 28 hari g
Pengujian kuat lentur beton umur 28 hari
Tabel 3.1 Variasi penggunaan agregat kasar dan jumlah benda uji Variasi Penggunaan
Agregat Kasar Banyak Benda Uji
Jumlah Tekan
Kuat Lentur
Beton normal 100 kerikil, 0 steel slag
4 1
5 85 kerikil, 15 steel slag
4 1
5 75 kerikil, 25 steel slag
4 1
5 ∑ =
15
Universitas Sumatera Utara
42
FLOW CHART
Persiapan Bahan
Pemeriksaan Bahan
Pembuatan Beton Segar Pengujian Slump
Pencetakan Benda Perawatan Beton 28 hari
Pengujian Benda Uji Uji Kuat Tekan, Uji Kuat Lentur
Data
Analisis data
Selesai Semen
Steel Slag Air
Pasir Batu Pecah
Kesimpulan dan Saran
MULAI
Universitas Sumatera Utara
43
3.2 Penyediaan dan pemeriksaan bahan penyusun beton
Bahan penyusun beton terdiri dari semen portland, agregat halus, agregat kasar dan air. Sering pula ditambah bahan campuran tambahan yang sangat
bervariasi untuk mendapatkan sifat-sifat beton yang diinginkan. Biasanya perbandingan campuran yang digunakan adalah perbandingan jumlah bahan
penyusun beton yang lebih ekonomis dan efektif.
3.2.1. Semen Portland
Semen yang dipakai dalam penelitian ini adalah semen tipe I yang diproduksi oleh PT. LAFARGE CEMENT INDOSNESIA atau dikenal dengan
nama Semen Andalas dalam kemasan 1 zak 50 kg.
3.2.2. Agregat Halus
Agregat halus pasir yang dipakai dalam campuran beton dilakukan pemeriksaan, meliputi:
a. Analisa ayakan pasir
b. Pemeriksaan kadar lumpur pencucian pasir lewat ayakan no. 200
c. Pemeriksaan kandungan organik colorometric test
d. Pemeriksaan kadar liat clay lump
e. Pemeriksaan berat isi pasir
f. Pemeriksaan berat jenis dan absorbsi pasir
Analisa Ayakan Pasir a.
Tujuan:
untuk memeriksa penyebaran butiran gradasi dan menentukan nilai modulus kehalusan pasir FM
b. Hasil pemeriksaan:
Modulus kehalusan pasir FM : 2.632 Pasir dapat dikategorikan pasir sedang.
c. Pedoman:
100 mm
0.15 ayakan
hingga tertahan
Komulatif FM
Universitas Sumatera Utara
44
Berdasarkan nilai modulus kehalusan FM, agregat halus dibagi dalam beberapa kelas, yaitu :
Pasir halus : 2.20 FM 2.60 Pasir sedang : 2.60 FM 2.90
Pasir kasar : 2.90 FM 3.20
Pemeriksaan Kadar Lumpur Pencucian Pasir Lewat Ayakan No.200 a. Tujuan :
Untuk memeriksa kandungan lumpur pada pasir.
b. Hasil pemeriksaan :
Kandungan lumpur : 3.8 5 , memenuhi persyaratan.
c. Pedoman :
Kandungan Lumpur yang terdapat pada agregat halus tidak dibenarkan melebihi 5 dari berat kering. Apabila kadar lumpur melebihi 5 maka
pasir harus dicuci.
Pemeriksaan Kandungan Organik a. Tujuan :
Untuk memeriksa kadar bahan organik yang terkandung di dalam pasir.
b. Hasil pemeriksaan : Warna kuning terang standar warna No.3, memenuhi persyaratan.