70
Tabel 4.7 Data Lendutan Hasil Pengujian dan Lendutan Teoritis Balok Beton
Bertulang Substitusi 15 Kerikil dengan Slag
Pembacaan Dial kgcm
2
Beban kg Lendutan mm
Hasil Pengujian Teoritis
10 1333
0,88 1,149
20 2666
1,97 2,299
30 3999
3,97 11,385
40 5332
8,89 15,981
50 6665
14,63 20,359
Gambar 4.9 Grafik hubungan beban-lendutan berdasarkan hasil pengujian dan
teoritis pada balok beton bertulang substitusi 15 kerikil dengan slag
4.5.3. Balok Beton Bertulang Substitusi 25 Kerikil dengan Stell Slag
Menghitung modulus elastisitas beton: Ec = 4700
√ = 4700√ Nmm
2
= 29903,6 Nmm
2
Menghitung inersia balok beton bertulang:
0,88 1,97
3,97 8,89
14,63
1,149 2,299
11,385 15,981
20,359
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000
5 10
15 20
25
B eba
n k
g
Lendutan mm
Hubungan Beban dan Lendutan Hasil Pengujian dan Teoritis Balok Beton Bertulang Substitusi 15 Kerikil dengan Slag
Pengujian Teoritis
Universitas Sumatera Utara
71
I =
Lendutan yang terjadi pada pembebanan P = 1333 kg
∆
1
= ∆
1
=
Lendutan yang terjadi pada pembebanan P = 2666 kg
∆
1
= ∆
1
=
Lendutan yang terjadi pada pembebanan P = 3999 kg
∆
1
= ∆
1
=
Kondisi Setelah Retak
Menghitung momen inersia penampang I
g
I
g
= Menghitung momen retak M
cr
M
cr
= =
{ √ }
= 6958949,457 Nmm Menentukan letak garis netral
Dimana: n = E
s
= modulus elastisitas baja = 200000 MPa E
c
= modulus elastisitas beton = 29903,6 MPa Tulangan tarik 2Ø12 A
s ‟
= 226,2 mm
2
Tulangan tekan 2Ø12 A
s
= 226,2 mm
2
Maka,
Universitas Sumatera Utara
72
d
‟
= selimut beton + Ø sengkang + ½Ø tulangan utama = 25 mm + 6 mm + ½12 mm
= 37 mm d
= h – selimut beton – Ø sengkang – ½Ø tulangan utama
= 250 mm – 25 mm – 6 mm – ½12 mm
= 213 mm Maka:
Diambil y = 54,543 mm Menghitung momen inersia penampang retak transformasi I
cr
I
cr
= =
= 8113104,482 + 39756990,25 + 487302,195 = 48357396,93 mm
4
Berdasarkan hasil pengujian, retak awal terjadi pada balok beton bertulang yakni pada saat pembebanan 5332 kg.
Lendutan yang terjadi pada pembebanan P = 5332 kg
Menentukan momen beban layan maksimum yang terjadi pada kondisi yang diharapkan M
a
M
a
= = 0,5 x 5332 x 10
= 26660000 Nmm Menghitung momen inersia efektif I
e
I
e
= {
}
Universitas Sumatera Utara
73
= {
} = 3473606,753 mm
4
+ 47497367,08 mm
4
= 50970973,83 mm
4
Lendutan akibat beban terpusat setelah retak ∆
1
= ∆
1
= ∆
1
= 16,766 mm
Lendutan yang terjadi pada pembebanan P = 6665 kg
Menentukan momen beban layan maksimum yang terjadi pada kondisi yang diharapkan M
a
M
a
= = 0,5 x 6665 x 10
= 33325000 Nmm Menghitung momen inersia efektif I
e
I
e
= {
} =
{ }
= 1778486,658 mm
4
+ 47917061,65 mm
4
= 49695548,3 mm
4
Lendutan akibat beban terpusat setelah retak ∆
1
= ∆
1
= ∆
1
= 21,493 mm
Lendutan yang terjadi pada pembebanan P = 7998 kg
Menentukan momen beban layan maksimum yang terjadi pada kondisi yang diharapkan M
a
Universitas Sumatera Utara
74
M
a
= = 0,5 x 7998 x 10
= 39990000 Nmm Menghitung momen inersia efektif I
e
I
e
= {
} =
{ }
= 1029216,816 mm
4
+ 48102573,27 mm
4
= 49131790,09 mm
4
Lendutan akibat beban terpusat setelah retak ∆
1
= ∆
1
= ∆
1
= 26,088 mm
Tabel 4.8 Data Lendutan Hasil Pengujian dan Lendutan Teoritis Balok Beton
Bertulang Substitusi 25 Kerikil dengan Slag
Pembacaan Dial kgcm
2
Beban kg Lendutan mm
Hasil Pengujian Teoritis
10 1333
0,75 1,094
20 2666
1,7 2,188
30 3999
2,8 3,401
40 5332
4,4 16,766
50 6665
9,65 21,493
60 7998
17,93 26,088
Universitas Sumatera Utara
75
Gambar 4.10 Grafik hubungan beban-lendutan berdasarkan hasil pengujian dan
teoritis pada balok beton bertulang substitusi 25 kerikil dengan slag
Tabel 4.9 Hubungan Lendutan untuk Setiap Variasi NO
Variasi Beban
kg Lendutan mm
Pengujian Analisis
1 Beton Normal
5998,5 10,86
19,087 2
85 kerikil + 15 slag
6665 14,63
20,359 3
75 kerikil + 25 slag
7998 17,93
26,088
4.6. Perhitungan Regangan Balok Beton Bertulang