SEJARAH SINGKAT STN DESA PEMATANG LALANG

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

1. SEJARAH SINGKAT STN DESA PEMATANG LALANG

Serikat Tani Nasional Desa Pematang Lalang STN lahir atas upaya untuk tetap konsisten memperjuangkan persoalan sengketa tanah, yakni antara masyarakat Desa Pematang Lalang, Kecamatan Percut Sei. Tuan, Kabupaten Deli Serdang, dengan PT. Anugerah Tambak Perkasindo PT.ATP yang dipimpin oleh pengusaha yang bernama Ishak Charlie. Konflik dimulai sejak tahun 1988 dimana PT. Anugerah Tambak Perkasindo ATP yang bergerak dalam pertambakan udang telah menguasai tanpa membayar tanah rakyat yang diperoleh dengan surat panitia Landreform pada 1968. Barulah pada tahun 1995 muncul izin Hak Guna Usaha untuk melegitimasi praktek pertambakan udang yang telah dilakukan PT.ATP selama ini. Izin HGU tersebut diatur dalam keputusan Kanwil BPN Sumatera Utara No. 1HGU22.0495 tertanggal 21 Maret 1995 untuk pengaturan 95,04 Ha serta Keputusan Kepala BPN Nasional No.19HGUBPN2001 tertanggal 7 Agustus 2001 untuk 335,8 Ha. Dalam surat keputusan yang dikeluarkan Kepala BPN Nasional tersebut, tertulis bahwa PT. ATP berkewajiban untuk : • Membangun Tambak Plasma yang diperuntukkan bagi petani Tambak Inti Rakyat TIR sebagaimana surat pernyataan tertanggal 30 Desember 2000 serta memelihara prasarana lingkungan dan fasilitas dalam areal tersebut. Universitas Sumatera Utara • Melepaskan sebagian hak tersebut untuk diberikan kepada petani plasma dengan perbandingan 60 inti dan 40 plasma yang ditentukan kemudian oleh instansi terkait. • Setiap perubahan penggunaan tanah dan setiap bentuk perbuatan hukum yang bermaksud untuk mengalihkan HGU atas tambak udang tersebut baik seluruhnya atau sebagian, diperlukan izin terlebih dahulu dari Badan Pertanahan Nasional BPN. Namun dalam prakteknya, kewajiban tersebut tidak dipenuhi. Di awal 2005, PT. ATP bermaksud mengganti usaha tambak udang dengan perkebunan sawit. Kuat diduga, penggantian jenis usaha tersebut tidak dilakukan berdasarkan prosedur yang seharusnya. Bahkan secara sepihak, PT. ATP melakukan penanaman sawit di atas sawah milik warga tanpa persetujuan masyarakat lihat lampiran. Dalam kepentingan memperjuangkan kasus sengketa tanah tersebut, masyarakat desa Pematang Lalang kemudian membangun sebuah organisasi tani yang bernama PERTISI Persawahan Terindah Seluruh Indonesia yang dipimpin oleh Kamelia Hasibuan. Dalam proses perjuangannya, tepatnya pada bulan Mei 2005, PERTISI melalui Kamelia Hasibuan mengundang elemen mahasiswa yaitu Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi wilayah Sumatera Utara Eksekutif Wilayah LMND Sumut untuk ikut terlibat mendampingi proses perjuangan sengketa tanah tersebut. Kesepakatan pun kemudian didapat dalam pertemuan tersebut, yakni EW LMND Sumut bersedia untuk terus ikut berjuang bersama masyarakat desa Pematang Lalang dan memprogramkan Sekolah Tani bagi petani Pematang Lalang. Universitas Sumatera Utara Gaung perjuangan kemudian membesar, ditandai dengan menguatnya konsolidasi-konsolidasi beberapa organisasi pro-demokrasi yang sepakat membentuk wadah perjuangan bernama KOPERS Komite Perjuangan Rakyat Sumatera Utara yang terdiri dari Komite Pimpinan Wilayah STN Sumatera Utara, Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat JAKER Sumut, Partai Rakyat Demokratik PRD Sumut, Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia PBHI Medan, EW LMND Sumut dan PERTISI yang berkomitmen ikut berjuang bersama masyarakat menuntut hak-hak atas tanah mereka yang dirampas oleh PT. ATP. November tahun 2005, pimpinan PERTISI Kamelia Hasibuan pergi meninggalkan masyarakat Pematang Lalang dengan alasan karir. Hal ini jelas membuat masyarakat bingung dan panik. Masyarakat yang belum terbiasa berorganisasi sebelumnya, apalagi menyangkkut persoalan perjuangan sengketa tanah akhirnya meminta bantuan kepada EW LMND untuk segera menuntaskan kebisuan perjuangan mereka. Awal Desember 2006, EW LMND Sumut mengundang KPW STN Sumut untuk hadir dalam rapat masyarakat desa Pematang Lalang dengan agenda pembahasan tindak lanjut perjuangan masyarakat desa Pematang Lalang serta membicarakan tentang kondisi internal organisasi PERTISI. Pertemuan itu dihadiri oleh masyarakat desa Pematang Lalang, Robert Sihombing Ketua EW LMND Sumut, Rinaldi Sekretaris EW LMND Sumut, Sintong Pardosi Ketua KPW STN Sumut dan Randy Syahrizal Sekretaris KPW STN Sumut. Pertemuan itu juga menghasilkan beberapa poin, diantaranya: Universitas Sumatera Utara 1. Masyarakat desa Pematang Lalang sepakat bergabung menjadi anggota STN ditingkat desa. 2. Masyarakat desa Pematang Lalang bersumpah untuk tetap berjuang menuntut hak-hak petani Pematang Lalang. 3. Masyarakat desa Pematang Lalang ikut aktif dalam segala perjuangan melawan segala bentuk penindasan dan patuh menjalankan segala keputusan dan arahan kerja-kerja perjuangan STN. Pertemuan tersebut juga menghasilkan rekomendasi untuk membuat Konferensi Desa dalam kepentingan membangun cabang STN Sumut tingkat desa serta membahas dan menetapkan program kerja organisasi. Pada tanggal 8 Maret 2006 diadakan Konferensi Desa di Desa Pematang Lalang yang dihadiri oleh seluruh anggota yang dulunya bergabung didalam PERTISI. Dalam sidang pembahasan program organisasi, masyarakat Pematang Lalang membahas program STN secara nasional, yakni tuntutan atas Tanah, Modal, Tekhnologi Murah-Massal untuk Pertanian kolektif di Bawah Kontrol Dewan TaniRakyat sebagai program sejati, Tiga Tugas Mendesak meliputi Kampanye dan Front, Radikalisasi dan Strukturisasi sebagai Strategi-Taktik Organisasi serta pembangunan kelompok-kelompok tani, seksi-seksi pemuda tani serta seksi-seksi perempuan tani sebagai penopang kerja-kerja perjuangan STN. 71 71 Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Serikat Tani Nasional ADART-STN, Tanah, Modal, Teknologi yang Modern, Murah, Massal untuk Pertanian Kolektif di Bawah Dewan RakyatTani, Yogyakarta, 2 April 2006, hal. 1. Sidang selanjutnya membahas tentang pemilihan pengurus, yang berhasil memilih kepengurusan, yakni: Mangara Rumapea Ketua KPD STN Pematang Lalang dan Rondauli Sinaga Sekretaris KPD STN Pematang Lalang. Universitas Sumatera Utara 2. TUJUAN DAN PROGRAM PERJUANGAN STN 2.1. Tujuan STN