memandang asal-usul penindasan terhadap perempuan dan kaum tertindas lainnya. Karena kaum perempuan dan laki-laki sebagai kelas pekerja, sejatinya
berada dalam penindasan yang sama. Perempuan harus bertarung dengan kemiskinan sebagai buruh pabrik,
buruh migran, buruh tani dan buruh kebun, juga sebagai pembantu rumah tangga dan pekerja seks. Mereka semua memiliki karakter sosial yang sama yaitu miskin,
berpendidikan rendah dan dibayar murah. Ketiga poin diatas merupakan bentuk kekerasan yang paling mendasar terhadap perempuan yang berakar pada
diskriminasi secara ekonomi politik dan sosial terhadap perempuan yang berwatak patriarki.
46
45
Ernawaty Sasongko, Feminisme dan Sosialisme diterjemahkan dari tulisan Lisa Mcdonald ”Feminism and socialism : Putting The Pieces Together”, Australia: Resistance Book,
2001, hal. 41- 42.
46
Saskia E. Wieringa, loc. cit.
5.2.1. Teori Feminisme.
Feminisme dilahirkan beberapa abad lalu di Barat yang dipelopori oleh Lady Mary Wortley Montagu dan Marquis de Condorcet, karena menilai ada
ketidakadilan bagi kaum perempuan. Sumber ketidakadilan itu dinilai karena kuatnya dominasi laki-laki patriarki. Menjelang abad 19 feminisme lahir
menjadi gerakan yang cukup mendapatkan perhatian dari para perempuan-putih di Eropa. Simone de Beauvoir dalam Le Deuxieme Sexe 1949 memunculkan
eksistensi perempuan sebagai kelas kedua. Perempuan di negara-negara penjajah Eropa perempuan kulit putih memperjuangkan apa yang mereka sebut sebagai
universal sisterhood.
Universitas Sumatera Utara
Kata feminisme dikreasikan pertama kali oleh aktivis sosialis utopis, Charles Fourier pada tahun 1837.
47
Secara umum, hal-hal yang menjadi momentum perjuangan gerakan feminisme yaitu: hak-hak perempuan, hak reproduksi, hak berpolitik, peran
gender, identitas gender dan seksualitas. Maka dapat dikatakan bahwa sebenarnya, gerakan feminisme adalah gerakan pembebasan perempuan dari: rasisme,
stereotyping, seksisme, dan penindasan perempuan. Pada awalnya gerakan ini diperlukan pada
masa itu, karena terjadinya pemasungan terhadap kebebasan perempuan. Sejarah dunia menunjukkan bahwa secara umum kaum perempuan feminin merasa
dirugikan dalam semua bidang dan dinomor duakan oleh kaum laki-laki maskulin khususnya dalam masyarakat yang patriarki sifatnya. Dalam bidang-
bidang sosial, pekerjaan, pendidikan, dan terutama bidang politik, hak-hak kaum perempuan biasanya memang lebih rendah ketimbang apa yang dapat dinikmati
oleh laki-laki, apalagi masyarakat tradisional yang berorientasi agraris pertanian, cenderung menempatkan kaum laki-laki didepan atau di luar rumah sedangkan
kaum perempuan di rumah.
48
Dalam perjalanan sejarahnya, ide feminisme ternyata muncul di berbagai penjuru dunia dan punya berbagai corak yang masing-masing menawarkan
analisisnya tentang sebab dan pelaku penindasan kaum perempuan. Meski berbeda-beda, pada dasarnya feminisme sampai kini masih sepakat bahwa
diperlukan perjuangan untuk mencapai kesetaraan harkat perempuan dengan laki- laki, serta kebebasan perempuan untuk memilih dalam mengelola kehidupan dan
tubuhnya, baik di dalam maupun di luar rumah tangga. Sampai kini dikenal
47
http:wikipedia.com20070107Penelusuran tentang Feminisme , hal. 1 – 2.
Universitas Sumatera Utara
beberapa aliran besar feminisme antara lain feminisme Marxis, feminisme Sosialis, feminisme liberal, dan ekofeminisme.
49
Menurut Gerda Lerner terdapat beberapa defenisi mengenai istilah feminisme. Diantaranya, feminisme adalah sebuah doktrin yang menyokong hak-
hak sosial dan politik yang setara bagi perempuan; kepercayaan pada perubahan sosial yang luas dan berfungsi untuk meningkatkan daya perempuan. Menurutnya,
feminisme dapat mencakup baik gerakan hak-hak perempuan maupun emansipasi perempuan.
Di Indonesia pada abad 20, organisasi-organisasi perempuan mulai dibentuk untuk menentang diskriminasi seksual di bidang politik, sosial, ekonomi,
maupun personal bagi kaum perempuan. Selain itu juga, reformasi hukum yang berperspektif keadilan melalui desakan 30 kuota bagi perempuan dalam
parlemen adalah kontribusi dari pengalaman feminis. Saat ini, feminisme umumnya mengacu pada semua usaha yang mencoba untuk mengakhiri
subordinasi.
50
Gerakan hak-hak perempuan serupa dengan gerakan hak-hak sipil dalam menginginkan partisipasi setara bagi perempuan dalam status quo. Istilah
Gerakan hak-hak perempuan berarti sebuah gerakan yang peduli dengan pemenangan bagi kesetaraan perempuan dengan laki-laki dalam semua aspek
masyarakat dan memberi mereka akses pada semua hak-hak dan kesempatan- kesempatan yang dinikmati laki-laki dalam institusi dari masyarakat tersebut.
48
Artikel Dewi Candraningrum Soekirno, Menolak Universalisme ‘Perempuan’: Perempuan Indonesia ‘bukan’ Perempuan Jawa, Jakarta, 2003, hal. 2.
49
Artikel Nur Amin Samhuri “Feminisme Sosialis: Apa? Bagaimana? Dan Mengapa Kita Harus Menolak Feminisme Borjuis?” Materi Pendidikan Politik Perempuan yang dibawakan
dalam DIKPOL Perempuan Mahardika, Medan, 5 Januari 2007, hal. 1.
Universitas Sumatera Utara
emansipasi perempuan berarti bebas dari pembatasan yang menindas yang dikenakan oleh seks; penentuan diri; dan otonomi.
51
Feminisme juga dapat dikatakan sebagai sebuah ide yang berupaya melakukan pembongkaran terhadap ideologi penindasan atas nama jender
52
, pencarian akar ketertindasan perempuan sampai upaya penciptaan pembebasan
perempuan secara sejati.
53
Feminisme sesungguhnya adalah basis teori dari gerakan pembebasan perempuan. Berbicara mengenai pembebasan berarti ada
hubungannya dengan penindasan. Pembebasan mewujudkan pembatasan atas penindasan. Penindasan bersifat tidak adil. Penindasan dan pembebasan tidak
hanya memperkenalkan terminologi politik baru, namun sebuah perspektif baru dalam dunia politik, pandangan ini dipengaruhi oleh ide Marxis dari perlawanan
kelas.
54
Aliran feminis sosialis mulai berkembang di Jerman dan Rusia dengan menampilkan beberapa tokohnya, seperti Clara Zetkin 1871-1919. Feminisme
sosialis sepaham dengan feminisme marxis bahwa kapitalisme merupakan sumber penindasan perempuan. Aliran feminis sosialis ini juga setuju dengan feminisme
radikal yang menganggap patriarkilah sumber penindasan itu. Akan tetapi,
[
5.2.2. Teori Feminisme Sosialis.