KERANGKA TEORI. 1. Teori Gerakan Sosial.

Disamping tujuan yang hendak dicapai maka suatu penelitian harus mempunyai manfaat. Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Manfaat Praktis, bagi penulis penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan penulis dalam membuat karya ilmiah dan bagi kaum perempuan, khususnya bagi perempuan tani, penelitian ini dapat memberikan penjelasan praksis dalam berorganisasi dan membangkitkan semangat kaum perempuan, khususnya dikalangan petani untuk bangkit melawan ketertindasannya. 2. Manfaat Akademis, bagi FISIP USU, khususnya Departemen Ilmu Politik, penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu sosial secara umum dan secara khusus. 3. Bagi organisasi petani: Serikat Tani Nasional, penelitian ini memberikan masukkan agar gerakan petani juga mendukung gerakan perempuan dalam perjuangan pembebasannya. 4. Bagi kawan-kawan perempuan yang terlibat dalam organisasi perempuan Gerakan Perempuan, penelitian ini dapat bermanfaat untuk membangkitkan kembali roh semangat gerakan perempuan yang aktif dalam perjuangan rakyat jelata seperti buruh tani perempuan di desa.

5. KERANGKA TEORI.

Kerangka teori diperlukan dalam setiap penelitian untuk memberikan landasan teoritis bagi penulis dalam menyelesaikan masalah dalam proses penelitian. 33 Kerangka teori juga membantu seorang peneliti dalam menentukan tujuan dan arah penelitian, serta sebagai dasar penelitian agar langkah yang Universitas Sumatera Utara ditempuh selanjutnya dapat jelas dan konsisten. 34 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gerakan sosial adalah tindakan atau agitasi terencana yang dilakukan oleh suatu kelompok masyarakat yang disertai program terencana dan ditujukan pada suatu perubahan atau sebagai gerakan perlawanan untuk melestarikan pola-pola dan lembaga masyarakat yang ada. Peran teori dalam sebuah penelitian diumpamakan sebagai “pemandu” seseorang dalam meneliti Teori-teori yang dipakai untuk menjadi landasan berfikir dan titik tolak menyoroti masalah yang diteliti oleh penulis, yaitu:

5. 1. Teori Gerakan Sosial.

35 Gerakan sosial secara teoritis merupakan sebuah gerakan yang lahir dari dan atas prakarsa masyarakat dalam usaha menuntut perubahan dalam institusi, kebijakan atau struktur pemerintah. Di sini terlihat tuntutan perubahan itu Perlawanan atau desakan untuk mengadakan perubahan dapat dikategorikan sebuah gerakan sosial. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya ketidakadilan dan sikap sewenang-wenang terhadap rakyat. Dengan kata lain gerakan sosial lahir sebagai reaksi terhadap sesuatu yang tidak diinginkannya atau menginginkan perubahan kebijakan karena dinilai tidak adil. Berbagai gerakan sosial dalam bentuk LSM dan Ormas bahkan Parpol yang kemudian menjamur memberikan indikasi bahwa dalam suasana demokratis, masyarakat memiliki banyak prakarsa untuk mengadakan perbaikan sistem atau struktur yang cacat. 33 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survey, Jakarta: LP3ES, hal. 21. 34 Koentjaraningrat, Metode-metode penelitian Masyarakat, Jakarta : Gramedia, 1990, hal. 65. 35 http:globalisasi.wordpress.com20060710Gerakan Sosial: Kajian Teoritis Makalah yang dimuat pada hari Senin, 10 Juli 2006, hal. 3-4. Universitas Sumatera Utara biasanya karena kebijakan pemerintah tidak sesuai lagi dengan konteks masyarakat yang ada atau kebijakan itu bertentangan dengan kehendak sebagian rakyat. Karena gerakan sosial itu lahir dari masyarakat maka kekurangan apapun di tubuh pemerintah menjadi sorotannya. Dari literatur definisi tentang gerakan sosial, ada pula yang mengartikan gerakan sosial sebagai sebuah gerakan yang anti pemerintah dan juga pro pemerintah. Ini berarti tidak selalu gerakan sosial itu muncul dari masyarakat tapi bisa pula hasil rekayasa para pejabat pemerintah atau penguasa. 36 Dilihat dari perspektif Marxis, gerakan sosial dianggap sebagai gejala yang positif yang kemunculannya disebabkan oleh karena terjadinya proses eksploitasi dan dominasi satu kelas terhadap kelas lainnya. Gerakan sosial, dengan demikian, dipahami sebagai reaksi perlawanan kaum proletar terhadap kaum borjuis, merupakan ekspresi dari struktur kelas yang kontradiktif. Singkatnya, gerakan sosial adalah perjuangan kelas yang lahir karena adanya kesadaran kelas. 37 Dalam konteks kekinian, ada dua teori yang mendominasi studi-studi gerakan sosial, yakni teori mobilisasi sumber daya yang berbasis di Amerika Serikat, dan perspektif gerakan sosial baru New Social Movement NSM yang berbasis di Eropa Barat. Jika dalam studi-studi gerakan sosial yang berkembang pada tahun 1940-1960-an gerakan sosial dianggap sebagai gejala penyimpangan deviant, irasional dan dianggap penyakit sosial, maka dalam studi-studi yang berkembang pada 1960-1970-an dan 1980-an hingga sekarang, gerakan sosial 36 Juwono Sudarsono ed, Pembangunan Politik dan Perubahan Politik, Jakarta: Gramedia, 1976, hal. 24 – 25. 37 http:globalisasi.wordpress.com20060710 Gerakan Sosial: Kajian Teoritis, loc. cit. Universitas Sumatera Utara dipandang sebagai gejala positif yang kelahirannya didasari oleh alasan-alasan rasional. Lahirnya pandangan positif merupakan implikasi dari perkembangan gerakan sosial dewasa ini, yang dinilai telah berhasil mendorong proses demokratisasi. Gerakan sosial yang dimaksud adalah gerakan perjuangan hak-hak sipil, gerakan anti kolonial, feminis, gerakan hak asasi manusia dan gerakan anti- rasial. 38 Fuentes dan Gunder Frank mendefenisikan kelompok aksi atau pun gerakan sosial tersebut sebagai akar rumput bersifat lokal, transisional ke arah sosialisme dalam arti berusaha untuk memutuskan mata rantai kolonialisme dan bersifat antipolitik, yang artinya tidak berusaha untuk memegang kekuasaan di tingkat institusional, tetapi secara luas merupakan gerakan demokratis. Teori gerakan sosial baru dan mobilisasi sumber daya merupakan dua perspektif teori yang mendominasi studi-studi gerakan sosial kontemporer. Tidak hanya itu, kedua teori itupun memberi pengaruh yang besar terhadap perkembangan gerakan sosial di negara-negara Dunia Ketiga. Gerakan-gerakan untuk perubahan telah banyak bermunculan di negara Dunia Ketiga. Terdapat pandangan yang berusaha menilai hadirnya gerakan sosial ataupun kelompok aksi di dunia ketiga. Ada yang melihat gerakan sosial itu sebagai leluhur dari transisi ke sosialisme, dan yang lain melihat sebagai pendukung munculnya masyarakat sipil. 39 38 Noer Fauzi, Memahami Gerakan-Gerakan Rakyat Dunia Ketiga, Yogyakarta: InsistPress, 2005, hal. 10 – 11. 39 Jeff Haynes, Demokrasi dan Masyarakat Sipil Dunia Ketiga ”Gerakan Politik Baru Kaum Terpinggir”, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2000, hal.27. Kelompok itu merupakan instrumen dan pernyataan perjuangan rakyat terhadap Universitas Sumatera Utara eksploitasi dan penindasan yang sudah sangat tua serta upaya bertahan hidup dan mempunyai identitas, mencoba untuk mencapai, dan menjadi instrumen dari, pemberdayaan diri yang demokratis. Disisi lain terdapat pandangan mengenai munculnya kelompok aksi atau gerakan-gerakan sosial di Dunia Ketiga, adalah sebagai unsur utama dalam munculnya masyarakat sipil dengan berusaha untuk melindungi, memprotes dan meningkatkan kepentingan para anggotanya, hal ini memberikan dukungan kepada munculnya proses demokratis yang perlahan dengan memperkuat dan memperluas masyarakat sipil. Stepan mendefenisikan masyarakat sipil sebagai wilayah dimana terdapat banyak gerakan sosial termasuk asosiasi kemasyarakatan, kelompok perempuan, badan-badan keagamaan, dan arus intelektual dan organisasi profesi ahli hukum, wartawan, serikat sekerja, wiraswastawan,dan sebagainya yang berjuang membentuk diri mereka menjadi suatu kerangka bersama guna menyatakan diri dan memajukan kepentingannya. 40 Jika suatu negara demokratis, itu mengandung pengertian bahwa paling tidak disitu ada “ruang” dimana masyarakat sipil dan kelompok oposisi dapat Dengan kata lain, masyarakat sipil berfungsi sebagai batu pembatas dari warga negara terhadap kekuasaan negara. Masyarakat sipil tercakup dalam konsepsi asosiasi individu yang bebas dan tidak tergantung pada Negara, mengatur dirinya sendiri dalam sederetan aktifitas otonom dan signifikan secara politik. Masyarakat sipil hendaknya menjadi pelindung yang kuat terhadap dominasi negara, meliputi organisasi- organisasi yang membatasi dan mengesahkan kekuasaan negara. 40 Jeff Haynes, ibid., hal. 28. Universitas Sumatera Utara berfungsi dan mengejar tujuannya. Hong 1991, dikutip dalam Stiefel dan Wolfe 1994: 197, melihat organisasi yang mengikutsertakan lapisan bawah justru sebagai fondasi dari masyarakat demokratis Dunia Ketiga. 41  Gerakan sosial merupakan salah satu bentuk perilaku kolektif. Demokrasi, memberikan ruang bagi rakyat jelata termasuk juga bagi perempuan, dimana mereka dapat mengorganisasikan diri dan dengan demikian mereka memiliki peluang untuk mencapai tujuan mereka dalam mengejar pembangunan dan atau perubahan sosial politik untuk memulihkan kedudukan sosial mereka. Perspektif teori-teori yang dikembangkan pada umumnya meletakkan gejala gerakan sosial sebagai aktor penting yang berperan dalam proses perubahan dari otoritarianisme ke demokrasi. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, ada beberapa hal yang dapat dicatat sebagai ciri-ciri atau karakter yang melekat dalam gerakan sosial, yaitu:  Gerakan sosial senantiasa memiliki tujuan untuk membuat perubahan sosial atau untuk mempertahankan suatu kondisi. Itu artinya, tujuan sekelompok orang untuk melakukan gerakan sosial tidak selalu didasari oleh motif dan cita-cita ‘perubahan’, karena bisa juga–disadari atau tidak– ditujukan untuk mempertahankan keadaan status quo.  Gerakan sosial tidak identik dengan gerakan politik yang terlibat dalam perebutan kekuasaan secara langsung.  Gerakan sosial merupakan perilaku kolektif yang terorganisasi, baik formal maupun tidak. 41 Jeff Haynes, ibid., hal. 67. Universitas Sumatera Utara  Gerakan sosial merupakan gejala yang lahir dalam kondisi masyarakat yang konfliktual. 42 Dalam sejarah modern dikenal ada ada dua jenis gerakan sosial yakni gerakan kelas dan gerakan kelompok etnik. Contoh gerakan sosial adalah antara kelas menengah lawan kelas dan kaum bangsawan, kelas petani lawan tuan tanah, kelas pekerja lawan majikan, petani lawan tengkulak dan petty bourgeoisie borjuis kecil lawan pengusaha besar. Mungkin lebih luas lagi kelas miskin lawan kelas kaya. Selanjutnya, fungsi dari gerakan sosial adalah : • Gerakan sosial memberikan sumbangsih kedalam pembentukan opini publik dengan memberikan diskusi-diskusi masalah sosial dan politik dan melalui penggabungan sejumlah gagasan-gagasan gerakan kedalam opini publik yang dominan. • Gerakan sosial memberikan pelatihan para pemimpin yang akan menjadi bagian dari elit politik dan mungkin meningkatkan posisinya menjadi negarawan penting.

5. 2. Teori Gerakan Perempuan.