Kondisi Perdagangan Sektor Formal

62 j. Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan sesuai dengan bidang tugas, k. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala Bagian Pendapatan.

D. Kondisi Perdagangan Sektor Formal

Salah satu yang dikemukakan dalam kegiatan perdagangan sektor formal adalah kegiatan pasar traditional yang terdapat di Kota Medan. Hasil retribusi pasar traditional yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Pasar Petisah Kota Medan merupakan salah satu sumber pemasukan keuangan Kota Medan. Tidak adanya penambahan jumlah pasar oleh pemerintah mengakibatkan tidak tertampungnya pedagang di pasar-pasar yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Pasar Petisah Kota Medan. Mengenai ketersediaan sarana dan prasarana pasar di Kota Medan dapat dikemukakan pada tabel berikut. Banyaknya Pasar Berdasarkan Kelas Yang Terdapat di Kota Medan Kelas No. Tahun I-A I II II IV Jumlah 1 1997 3 3 15 13 26 60 2 1998 3 3 15 13 26 60 3 1999 4 5 40 16 11 66 4 2000 4 5 29 14 11 63 5 2001 4 5 28 11 7 55 6 2002 4 5 29 9 9 56 7 2003 4 4 24 9 15 56 Sumber : dalam angka Tahun 2005 dan Tahun 2008. Universitas Sumatera Utara 63 Keterangan tabel Kelas: I-A: Adalah pasar yang bagunannya terdiri dari bagunan permanen dan mempunyai fasilitas yang baik seperti eskalator, tempat parkir, kamar mandi dan aliran listrik. I: Adalah pasar yang bangunanya terdiri dari bangunan permanen dan semi permanen dan mempunyai fasilitas yang cukup seperti tempat parkir, kamar mandi dan aliran listrik. II: Pasar yang bangunannya terdiri dari bangunan semi permanen dan mempunyai fasilitas yang belum memadai. III: Adalah pasar yang bagunannya yang terdiri dari bagunan darurat yang belum mempunyai fasilitas yang layak. IV: Adalah pasar yang mempergunakan lapangan sebagai tempat berjualan tanpa bangunan. Kondisi pasar di Kota Medan sebenarnya belum memadai untuk memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat mengingat ada 24 pasar atau 42,86 kelasnya yang masih tergolong kelas III dan kelas IV. Saat ini, pemerintah Kota Medan berkeinginan untuk membangun fasilitas ekomoni yang memadai yang mendukung pembangunan Kota Medan menuju Kota Mertopolitan. Dalam rangka menciptakan suatu pasar yang bersih yang memperhatikan aspek lingkungan maka pemerintah kota merasa perlu untuk menertibkan kegiatan berjualan di pasat-pasar yang dikelola oleh perusahaan daerah pasar petisah. Penertiban ini diatur dengan menertibkan Perda No. 31 Tahun 1993, tentang pemakaian Tempat Berjualan. Untuk mengefektifkan pelaksanaan peraturan tersebut maka perusahaan daerah pasar petisah diberi kewenangan oleh Walikota untuk memberikan izin memakai tempat berjualan yang didasarkan pada ketentuan Pasal 3 angka 4 Keputusan Walikotamadya Kepala daerah Tingkat II Medan Universitas Sumatera Utara 64 No.188.342834SK1994 tentang pelaksanaan Perda No. 31 Tahun 1993, sebagaimana dikemukakan di bawah ini: 1. Surat Hak Sewa Sementara untuk kiosstand dan toko berlaku selama 3 tiga bulan. 2. Surat Hak Sewa Permanen untuk kios, stand dan toko berlaku selama setahun dan dapat diperpanjang. 3. Memberi izin untuk pendirian pasar sementara. Penggunaan izin dimaksudkan agar pembangunan kios-kios untuk kegiatan berjualan, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pengelola pasar berhak melakukan tindakan atau sanksi hukum terhadap pedagang yang tidak mematuhi ketentuan peraturan yang berlaku, berupa peringatan hingga pencabutan tempat berjualan. Surat Izin Usaha Perusahaan SIUP dapat digunakan sebagai suatu instrumen untuk mengendalikan kegiatan perdagangan, dan melalui SIUP dapa dilakukan upaya pembinaan dan peningkatan pengetahuan terhadap pedagang. Untuk kegiatan usaha sektor informal bahwa pemberlakuan SIUP perlu diatur dan dilakukan penyesuaian sehingga tepat sasaran. Keberadaan SIUP dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk mengarahkan kegiatan-kegiatan usaha sesuai dengan tata ruang kota. Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa Kota Medan menjadi strategis karena salah satu fungsi utama Kota Medan adalah pusat perdagangan. Kegiatan pada sektor perdagangan di Kota Medan di antaranya terdiri dari kegiatan di pasar, plazamall, toko, restoran, dan warung. Kegiatan perdagangan tersebut umumnya tergolong dalam kegiatan pada sektor perdagangan formal maupun sektor perdagangan informal. Universitas Sumatera Utara 65 Kegiatan informal dapat dibedakan menjadi lima sub sektor yaitu perdagangan, jasa, angkutan, bangunan, dan industri kecil. Adanya dorongan untuk masuk pada sektor informal karena tidak adanya hubungan kerja kontrak jangka panjang pada sektor informal, sehingga mobilitas angkatan kerja dalam sektor informal menjadi relatif tinggi. Hal ini merupakan salah satu faktor utama yang mempermudah tenaga kerja memasuki sektor ini. Jadi, diharapkan dapat bertindak sebagai suatu kekuatan penyangga antara kesempatan kerja dan pengangguran. Beberapa pencari kerja yang memperoleh pekerjaan tetap di sektor formal, bisa bekerja dalam sektor informal sementara atau waktu lama daripada menganggur sama sekali. Kegiatan-kegiatan perekonomian sektor informal setidaknya memberikan pendapatan dan pekerjaan pada para penduduk, betapapun sedikit dan tidak tetapnya, kepada penduduk yang hampir tidak bisa dibayangkan bagaimana mereka bisa mempertahankan kehidupan subsistensi mereka. Namun tidak mungkin diharapkan adanya kebijakan yang berorientasi pada kelangsungan kegiatan-kegiatan kecil dan tidak efisien yang menggunakan teknologi yang tradisional. Peningkat tingkat hidup penduduk menuntut perluasan sektor formal secepat mungkin.

E. Kondisi Infrastruktur Kota Medan