7 audit operasional. Pemeriksaan operasional merupakan aktivitas operasi suatu
organisasi yang bertujuan untuk memeriksa efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan. Aktivitas pemeriksaan operasional akan bermanfaat banyak bagi
perusahaan karena dapat menunjang kelancaran dari pelaksanaan operasi perusahaan terhadap kontinuitas perusahaan dimasa yang akan datang.
Oleh karena itu berdasarkan penjelasan di atas penulis merasa tertarik untuk melaksanakan penelitian yang berjudul ” Hubungan Efektifitas Auditor Internal
Terhadap Laporan Hasil Bagian Operasional Pada Perusahaan Daerah Pasar Petisah Kota Medan ”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis tertarik meneliti dengan perumusan masalah sebagai berikut; “ adakah hubungan
efektifitas auditor internal terhadap laporan hasil bagian operasional pada Perusahaan Daerah Pasar Petisah Kota Medan.”
C.
Tujuan Penelitian
a. Untuk melihat efektifitas auditor internal pada Perusahaan Daerah Pasar
Petisah Kota Medan. b.
Untuk melihat laporan hasil bagian operasional pada Perusahaan Daerah Pasar Petisah Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
8
D. Manfaat Penelitian
a. Melatih dan mengembangkan kemampuan bepikir ilmiah dan kemampuan
unutk menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah berdasarkan kajian teori dan aplikasi yang diperoleh dari ilmu Administrasi Negara.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan
informasi kepada pimpinan Perusahaan Daerah Pasar Petisah Kota Medan tentang pentingnya auditor internal dalam memberikan penilaian guna
membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. c.
Untuk memberikan informasi kepada para mahasiswa dan pihak-pihak lain, bagaimana pentingnya kualitas fungsi auditor internal terhadap
laporan hasil bagian operasional di dalam suatu perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
9
E. Kerangka Teori
E.1 Auditor Internal E.1.9.
Pengertian Auditor Internal
Menurut Mulyadi 2002 : 29 auditor internal adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan perusahaan negara maupun perusahaan swasta yang tugas
pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap
kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai
bagian organisasi. Auditor internal berada dalam posisi yang begitu unik untuk melaksanakan
audit operasional, sehingga beberapa orang menggunakan istilah auditing internal dan auditing operasional saling bergantian. Akan tetapi, tidaklah tepat untuk
menyimpulkan bahwa semua auditing operasional dilakukan oleh auditor internal atau bahwa auditor internal hanya melakukan auditing operasional saja.
Internal audit adalah hal yang bersifat internal. Fungsi paling dasar yang dilaksanakan oleh auditor internal, adalah memberikan kepastian kepada dewan
direksi sehubungan dengan baik tidaknya masalah pengendalian internal. Berbagai aktifitas dalam lingkup yang terbatas ini pada umumnya lebih membutuhkan
dukungan pihak manajemen daripada dukungan dewan direksi. Tugas dan kewajiban auditor internal harus berupa :
Universitas Sumatera Utara
10 a.
Memberikan keterangan-keterangan dan saran-saran kepada pimpinan dan menunaikan tugas kewajiban ini dengan cara-cara yang tidak melanggar
aturan etika code of ethics. b.
Mengkoordinasikan pekerjaannya dengan pihak-pihak lain demi mencapai sasaran audit dan sasaran organsasi.
Banyak departemen audit internal melaksanakan audit operasional dan keuangan, seringkali hal itu dilaksanakan secara bersamaan. Manfaat yang diperoleh
jika auditor internal melakukan audit operasional adalah, bahwa mereka menggunakan seluruh waktu mereka bekerja untuk perusahaan yang mereka audit.
Dengan demikian mereka mengembangkan banyak pengetahuan mengenai perusahaan dan bisnisnya, yang sangat esensial bagi auditing operasional yang
efektif. Dalam menjalankan pekerjaannya, auditor internal tidak mempunyai tanggung
jawab langsung dan tidak mempunyai wewenang atas pekerjaan-pekerjaan yang sedang ditelitinya. Internal audit bukanlah aktifitas memata-matai dan tidak
sepenuhnya merupakan suatu pengendalian terhadap berbagai pengendalian yang terdahulu control over controls.
Internal auditing adalah pekerjaan penilaian yang bebas independent di dalam suatu organisasi untuk meninjau kegiatan-kegiatan perusahaan guna memenuhi
kebutuhan pimpinan Arens dan Loebbecke 1997 : 1. Internal auditing, adalah serangkaian proses dan teknik yang dilakukan oleh karyawan internal suatu
organisasi untuk meyakinkan manajemen, dengan melakukan observasi di tempat dengan melihat antara lain ; apakah pengendalian manajemen yang ada telah cukup
Universitas Sumatera Utara
11 memuaskan dan dibina secara efektif, apakah catatan dan laporan keuangan, dan
lainnya menggambarkan dengan tepat dan segera kegiatan dan hasil yang sebenarnya, apakah setiap bagian, seksi atau unit lainnya bekerja sesuai dengan
rencana, kebijakan dan prosedur, yang dipertanggungjawabkan kepadanya. Sasaran auditor internal adalah membantu semua anggota pimpinan untuk
melaksanakan hal-hal yang menjadi tanggung jawabnya, dengan menyiapkan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar yang tepat mengenai kegiatan-kegiatan yang
diperiksa. Auditor internal berkepentingan atas segala tahap dari kegiatan perusahaan agar ia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan pimpinan. Maka untuk mencapai
sasaran ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut ; meneliti dan menilai baik tidaknya, memadai tidaknya penerapan pengendalian laporan keuangan,
operasional dan cara-cara pengendalian lainnya, serta meningkatkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang wajar, meyakinkan sejauh mana kebijakan, rencana-
rencana dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan untuk ditaati, memeriksa sejauh mana kekayaanharta perusahaan dapat dipertanggungjawabkan dan diamankan
terhadap macam kerugiankehilangan, memeriksa sejauh mana manajemen data yang telah dikembangkan di dalam perusahaan dapat diandalkan, menilai mutu hasil-hasil
pekerjaan dalam melaksanakan tanggung jawabtugas dan kewajiban yang diserahkan, mengajukan rekomendasisaran untuk meningkatkan efisiensi
operasional.
E.1.10. Jenis-jenis auditor
Menurut Siagian, Sondang 2004:60 aditor biasanya diklasifikasikan dalam tiga kategori berdasarkan siapa yang mempekerjakan, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
12 1.
Akuntan publik. Akuntan publik adaasionalah akuntan professional yang menjual jasanya
kepada masyarakat umum, terutama daam bidang pemeriksaan terhadap laporan keuangan dan operasional yang dibuat oleh kliennya.
2. Akuntan pemerintah.
Akuntan pemerintah adalah akuntan profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap
pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada
pemerintah. 3.
Akuntan internal. Akuntan internal adalah akuntan yang bekerja dalam perusahaan yang tugas
pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya
penjagaan terhadap aset-aset organisasi, menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang
dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.
E.1.11. Audit Internal dan Jenis-Jenis Audit
Pengertian audit menurut beberapa ahli, yaitu ; Holmes , dkk 1998 : 19
“Auditing adalah Proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan
kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan,
serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.”
Universitas Sumatera Utara
13 Menurut Arens Loebbecke 1997:1
“Auditing diartikan sebagai “proses pengumpulan data dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas
ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
Audit internal diartikan sebagai pemeriksaan bagian internal audit perusahaan, yang meliputi laporan operasional, keuangan, dan catatan akutansi perusahaan, serta
ketaatan terhadap kebijakan manjemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang
berlakuSukrisno, Agoes 2004:221. Menurut Alderman, Guy dan Winters 2003 : 408 audit internal adalah suatu kegiatan penilaian yang independen dan dibentuk di
dalam organisasi perusahaan. Fungsinya adalah, memeriksa dan menilai kecukupan dan efektifitas pengendalian perusahaan. Tujuan audit internal adalah membantu
anggota organisasi melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif. Audit internal juga menyediakan analisis, penilaian-penilaian, rekomendasi-rekomendasi,
nasehat, informasi mengenai kegiatan obyek yang diperiksa, dan meningkatkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang wajar.
Belum berfungsi dengan baik satuan audit internal disebabkan karena masih adanya kondisi audit internal yang old-fashion. Persepsi yang keliru mengenai peran
dan fungsi audit internal ini terbentuk sebagian juga karena ulah auditor internal itu sendiri atau karena manajemen belum terbuka sepenuhnya terhadap auditor. Masih
banyak orang yang memandang auditor hanya sebagai tukang mencari kesalahan, auditor dianggap hanya ahli dalam masalah pengendalian dan bukan dalam urusan
Universitas Sumatera Utara
14 bisnis dan begitu pula untuk manajemen. Menurut Lawrence B Sawyer
2008:10.Audit yang dilakukan pada umumnya dibagi menjadi tiga golongan, yaitu : 1.
Audit laporan keuangan financial statement audit Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor eksternal
terhadap laporan keuangan kliennya untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan tersebut disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan. Hasil audit lalu dibagikan kepada pihak luar perusahaan seperti kreditor, pemegang saham, dan kantor pelayanan pajak.
2. Audit kepatuhan compliance audit
Audit ini bertujuan untuk menentukan apakah yang diperiksa sesuai dengan kondisi, peratuan, dan undang-undang tertentu. Kriteria-kriteria yang
ditetapkan dalam audit kepatuhan berasal dari sumber-sumber yang berbeda. Audit kepatuhan biasanya ditujuan kepada pegawai perusahaan. Contohnya:
bersumber dari manajemen dalam bentuk prosedur-prosedur pengendalian internal.
3. Audit operasional operational audit
Audit operasional merupakan penelahaan secara sistematik aktifitas operasi organisasi dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Dalam audit
operasional, auditor diharapkan melakukan pengamatan yang obyektif dan analisis yang komprehensif terhadap operasional-operasional tertentu. Tujuan
audit operasional antara lain adalah untuk ; menilai kinerja yang dibandingkan dengan kebijakan-kebijakan, standar-standar, dan sasaran-sasaran yang
ditetapkan oleh manajemen, mengidentifikasikan peluang, memberikan
Universitas Sumatera Utara
15 rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut.
E.1.12. Norma Pemeriksaan Auditor Internal
Tanggunga jawab pemeriksaan internal adalah melayani organisasi perusahaan dengan cara yang konsisten dengan norma pemeriksaan internal dan
norma etis yang diatur dalam kode etik dari The Institute of Auditor internal. Tanggung jawab ini termasuk koordinasi kegiatan pemeriksaan internal dengan
kegiatan-kegiatan departemen lainnya untuk mencapai tujuan pemeriksaan dan organisasi perusahaan.
Sesuai dengan Standart for the Professional Practice of Internal Auditing yang disusun oleh The Institute of Auditor internal
Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal 2004:24, auditor yang baik mempunyai kualifikasi sebagai
berikut, yaitu : a.
Pendidikan dan Latihan Karena audit berhubungan dengan analisis dan pertimbangan maka auditor
intern harus mengerti catatan keuangan dan operasional sehingga dapat melakukan verifikasi dan analisis dengan baik. Selain itu, ia harus mempunyai pengetahuan yang
luas, latar belakang pendidikan, serta mengetahui masalah perusahaan yang diperiksa. Auditor intern perlu diberikan pengetahuan mengenai ilmu kemanusiaan, filosofi dan
praktek manajemen, serta komunikasi, agar seluruh pekerjaan yang dilakukannya dapat lebih sempurna.
Universitas Sumatera Utara
16 b.
Pengalaman Praktek akuntansi dan auditing diperlukan bagi seorang auditor internal yang
baru. Di perusahaan manapun ia bekerja, pertama-tama ia harus dibimbing oleh auditor yang kompeten. Gambaran mengenai audit intern harus diberikan secara luas
dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan dan lingkungannya. c.
Kualitas Pribadi Auditor intern yang kompeten harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Sifat Ingin Mengetahui
Auditor intern harus tertarik dan ingin mengetahui semua operasi perusahaan. Ia harus mempunyai perhatian terhadap prestasi dan persoalan karyawan perusahaan,
baik di tingkat bawah maupun tingkat atas. Ia harus berusaha agar karyawan mau berbicara secara terbuka tentang pekerjaannya, sehingga menghasilkan kritik yang
membangun dan ide-ide baru. 2.
Ketekunan Auditor intern harus mencoba terus sampai ia mengerti terhadap suatu
persoalan. Ia harus melakukan memeriksa, pengujian, dan lainnya sampai ia setuju bahwa pekerjaannya telah dilakukan seperti apa yang dijelaskan kepadanya.
3. Pendekatan yang membangun
Harus dapat memandang suatu kesalahan sebagai sesuatu yang harus diselesaikan, bukanlah sebagai suatu kejahatan. Ia harus memikirkan supaya
kesalahan tersebut dapat dihindarkan, bukannya menuduh siapa yang bertanggungjawab. Suatu kesalahan dianggap sebagai pedoman untuk perbaikan di
masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
17 4.
Kerjasama Cooperation Auditor intern harus melihat dirinya sebagai mitra usaha, bukan sebagai
saingan dengan siapa yang diperiksa. Tujuannya adalah membantu mereka dan meninjau kembali nasehat-nasehat yang diberikan oleh pihak manajemen perusahaan.
Titik perhatian seorang auditor adalah meningkatkan kegiatan usaha dan lebih mementingkan peningkatan itu terjadi daripada memperoleh balas jasa atas
tercapainya peningkatan tersebut. d.
Kreatif dan Inovatif Didefenisikan sebagai perpaduan pemikiran ide-ide baru dari bagian-bagian
yang dialami secara tepisah. Dengan disadari atau tidak, auditor intern selalu terbuka secara terus menerus terhadap bagian-bagian yang terpisah, ini merupakan suatu
kewajiban bagi mereka untuk mengatur suatu pola tertentu yang memungkinkan terjalinnya suatu penafsiran yang baik dalam suatu perusahaan.
E.1.13. Ruang Lingkup Pekerjaan Auditor internal
Ruang lingkup audit internal harus mencakup pemeriksaan dan penilaian terhadap kecukupan dan efektifitas sistem pengendalian internal perusahaan dan mutu
kerja manajamen dalam melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Ruang lingkup pekerjaan audit internal seperti ditegaskan dalam norma
pemeriksaan internal, mencakup pekerjaan pemeriksaan apa saja yang harus dilakukan. Itu dapat diketahui, akan tetapi biasanya manajemen dan direksi
memberikan pegarahan secara umum mengenai ruang lingkup pekerjaan dan kegiatan yang akan diperiksa. Maksudnya penelaahan atas cukup tidaknya suatu sistem
pengendalian internal adalah untuk memastikan apakah sistem yang dibuat dapat
Universitas Sumatera Utara
18 memberikan jaminan yang wajar dengan tujuan dan sasaran perusahan dapat dicapai
secara efisien dan ekonomis. Maksud penelahaan atas efektif tidaknya suatu pengendalian internal adalah untuk memastikan sistem itu berfungsi seperti yang
diharapkan. Menurut Alderman 2003 : 410 ruang lingkup pemeriksaan internal terdiri
dari : menelaah tingkat kepercayaan dan integritas informasi keuangan maupun operasional dan alat serta cara yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur,
menggolongkan, dan melaporkan informasi tersebut, menelaah sistem yang dibuat untuk menjamin ditaatinya semua kebijakan, rencana-rencana, prosedur-prosedur
hukum dan peraturan-peraturan yang mungkin mempunyai pengaruh yang berarti terhadap kegiatan maupun laporan-laporan perusahaan dan menentukan apakah
organisasi perusahaan sesuai dengan yang diharapkan, menelaah alat dan cara yang dipergunakan untuk melindungi aktiva, menguji ekonomis dan efisiensi penggunaan
sumber-sumber daya yang ada, menelaah kegiatan usaha atau program-program untuk memastikan apakah hasil-hasil yang dicapai konsisten dengan tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan dan apakah kegiatan usaha berjalan seperti yang direncanakan.
Pemeriksaan internal diatur menurut kebijakan manajemen dan direksi. Tugas, wewenang, dan tanggung jawab departemen pemeriksaan internal harus didefenisikan
secara tertulis dan resini dalam anggaran dasar departemen pemeriksaan internal dan disetujui oleh manajemen dan direksi. Anggaran dasar harus menyatakan dengan jelas
tugas departemen pemeriksaan internal, menetapkan ruang lingkup pekerjaannya, dan
Universitas Sumatera Utara
19 menyatakan pemeriksaan internal tidak berwenang atau bertanggung jawab atas
kegiatan obyek yang diperiksa.
E.1.14. Fungsi Auditor internal
Fungsi auditor internal terdapat dalam perusahaan yang relatif besar. Dalam perusahaan ini, pimpinan perusahaan membentuk banyak departemen, bagian, seksi
atau satuan organisasi yang lain dan mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada kepala-kepala unit organisasi tersebut. Pendelegasian wewenang kepada
sejumlah unit organisasi inilah yang mendorong perlunya dibentuk fungsi internal audit. Menurut Alvin dan James 1998 : 7 Fungsi auditor internal adalah,
menyelidiki dan menilai pengendalian internal dan efisiensi pelaksanaan fungsi berbagai unit organisasi. Dengan demikian fungsi internal audit, merupakan bentuk
pengendalian yang fungsinya adalah untuk mengukur dan menilai efektifitas unsur- unsur pengendalian internal yang lain. Fungsi internal audit merupakan kegiatan
penilaian yang bebas, yang terdapat dalam organisasi yang dilakukan dengan cara memeriksa laporan keuangan, operasional, dan kegiatan lain untuk memberikan jasa
bagi manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka, yaitu dengan cara menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar-komentar penting terhadap
kegiatan manajemen. Auditor Internal berhubungan dengan semua tahap kegiatan perusahaan, sehingga tidak hanya terbatas pada audit atas catatan-catatan atau
laporan-laporan saja. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka auditor internal melaksanakan kegiatan-kegiatan, seperti ; pemeriksaan dan penilaian terhadap
efektifitas pengendalian internal dan mendorong penggunaan pengendalian internal yang efektif dengan biaya yang minimum, menentukan sampai seberapa jauh
Universitas Sumatera Utara
20 pelaksanaan kebijakan manajemen puncak dipatuhi, menentukan sampai seberapa
jauh kekayaan perusahaan dipertanggung jawabkan dan dilindungi dari segala macam kerugian, menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian
dalam perusahaan, memberikan rekomendasi perbaikan kegiatan-kegiatan perusahaan.
Pada waktu auditor berusaha memahami pengendalian internal, auditor internal harus berusaha memahami fungsi internal audit untuk mengidentifikasi
aktifitas internal audit yang relevan dengan perencanaan audit. Lingkup prosedur yang diperlukan untuk memahaminya bervariasi, tergantung atas sifat aktifitas
internal audit tersebut. Auditor biasanya meminta keterangan dari manajemen yang semestinya dan dari staf internal audit, mengenai berbagai hak yang berkaitan dengan
fungsi internal audit adalah sebagai berikut ; status auditor internal dalam organisasi, penerapan standar profesional, perencanaan audit termasuk sifat, waktu, dan lingkup
pekerjaan audit, akses ke catatan dan pembatasan atas lingkup aktifitas mereka. Di samping itu, auditor independen dapat meininta keterangan mengenai
anggaran dasar pembentukan fungsi internal audit, pernyataan inisi, atau pengarahan lain yang serupa dari manajemen atau dewan koinisaris. Permintaan keterangan ini
biasanya akan menghasilkan informasi mengenai tujuan dan sasaran yang ditetapkan untuk fungsi internal audit.
E.1.15.
Wewenang dan Tanggung jawab Auditor internal
Menurut Winters, dkk 2003:284 pimpinan audit internal memikul tanggung jawab untuk menerapkan program audit internal perusahaan, program tersebut
memberikan ; penelahaan dan penilaian kewajaran, kesesuaian, efektifitas, dan
Universitas Sumatera Utara
21 aplikasi yang tepat dari pengendalian interenal, keuangan, dan operasi yang lain,
penentuan sejauh mana kesesuaian dengan pengendalian dan kebijakan rencana, dan prosedur lain yang ditetapkan, penentuan sejauh mana aktiva perusahaan dapat
dipertanggung jawabkan dan diamankan dari kehilangan dalam segala bentuk, penentuan keandalan data keuangan manajemen yang dikembangkan dalam
organisasi, penerbitan laporan kepada tingkat manajemen yang tepat yang menyatakan simpulan dan rekomendasi.
Pimpinan audit internal mengarahkan personil dan aktifitas-aktifitas departemen audit internal dan mempunyai tanggung jawab terhadap program dan
pelatihan staf audit. Pimpinan audit internal mempunyai akses yang bebas terhadap ketua dewan komisaris presiden, dan panitia audit. Tanggung jawab pimpinan audit
internal adalah menyiapkan rencana tahunan untuk pemeriksaan semua unit perusahaan dan menyajikan program tersebut untuk persetujuan.
Pimpinan internal audit memiliki wewenang untuk mengarahkan program yang komprehensif di dalam organisasi internal audit. Auditor internal mengadakan
pengujian dan evaluasi mengenai kecukupan dan efektifitas sistem audit yang disajikan oleh organisasi dalam rangka mengarahkan aktifitas untuk pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan kebijakan dan rencana organisasi. Auditing Supervisor membantu direktur audit internal dalam
mengembangkan program audit tahunan, dan membantu dalam mengkoordinasi usaha auditing dengan akuntan publik, agar memberikan cakupan audit yang sesuai tanpa
duplikasi usaha. Senior auditor menerima program audit dan instruksi untuk area audit yang ditugaskan dari auditing supervisor. Senior auditor meinimpin staf auditor
Universitas Sumatera Utara
22 dalam pekerjaan lapangan audit dan staf auditor melaksanakan tugas audit pada suatu
lokasi audit. Pimpinan internal audit dan seluruh anggotanya memiliki wewenang untuk
dapat melakukan akses yang penuh, bebas, dan tidak terbatas terhadap fungsi, catatan, kekayaan, dan personil di dalam organisasi. Untuk pelaksanaan wewenangnya
tersebut, pimpinan internal audit bertanggung jawab terhadap ; kebijakan yang ditetapkan untuk aktifitas audit dan mengarahkan fungsi teknis dan administrasinya,
pengembangan dan pelaksanaan program audit yang komprehensif untuk evaluasi pengendalian manajemen terhadap seluruh aktifitas organisasi, merekomendasi
perbaikan dari pengendalian manajemen yang didesign untuk mengamankan sumber- sumber organisasi, meningkatkan pertumbuhan organisasi, dan memastikan ketaatan
terhadap undang-undang dan peraturan pemerintah, pengujian efektifitas seluruh tingkatan manajemen dan ketaatan terhadap kebijakan dan prosedur yang telah
ditetapkan, review prosedur dan catatan untuk memastikan kecukupan terhadap tujuan yang telah ditetapkan yang ingin dicapai dan penilaian kebijakan dan rencana
sehubungan dengan aktifitas dan fungsi yang diaudit, pelaksanaan pengujian khusus atas permintaan manajemen terhadap permasalahan signifikan yang timbul.
Wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepada pimpinan internal audit untuk mengarahkan organisasi auditnya tidak akan berfungsi secara efektif
tanpa adanya dukungan dari para staf yang tepat. Oleh karena itu, para staf audit harus memiliki kedudukan organisasi yang jelas dalam posisi hirarki dan tingkatan
remunerasi.
Universitas Sumatera Utara
23 Uraian tugas memiliki pengaruh yang signifikan atas organisasi audit.
Organisasi audit harus diisi oleh orang-orang yang kompeten untuk pelaksanaan tugas, yaitu para staf audit yang memiliki intelegensi yang memadai, imajinasi,
kreatif, serta inisiatif. Dengan alasan ini, uraian tugas harus disusun dengan hati-hati dan seksama agar persyaratan staf yang terbaik dapat dipenuhi untuk pelaksanaan
tugas audit. Dalam suatu organisasi internal audit yang sudah cukup well-established,
umumnya pembagian tugas mengikuti hirarki posisi yang ada di dalam organisasi internal audit yang bersangkutan. Internal audit bukanlah merupakan suatu fungsi
yang hanya sekedar melengkapi struktur organisasi di dalam perusahaan, melainkan merupakan suatu fungsi yang dapat melaksanakan tugasnya secara efektif untuk
membantu unit operasi lainnya mencapai tujuan organisasinya secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, koinitmen dari top manajemen sangat diperlukan terutama
dalam menindaklanjuti rekomendasi-rekomendasi yang disarankan dalam rangka organisasi mencapai sasaran maupun tujuan yang telah ditetapkan.
E.1.16. Kedudukan Auditor Internal dalam Struktur organisasi
Perusahaan
Kedudukan ataupun status auditor internal dalam suatu organisasi perusahaan mempunyai pengaruh terhadap luasnya kegiatan serta tingkatan independensi di
dalam menjalankan tugasnya sebagai pemeriksa. Jadi status organisasi dari departemen internal audit harus cukup mengizinkan penyelesaian dari tanggung
jawab pemeriksanya. Auditor dapat bekerja secara efektif jika kedudukannya memungkinkan untuk mengembangkan sikap independennya terhadap bagian-bagian
Universitas Sumatera Utara
24 lain yang harus diperiksanya Sawyer 2008:180. Untuk itu makan auditor internal
harus memperoleh dukungan dari pihak manajemen dan dewan komisaris. Dukungan itu antara lain dapat berupa :
1. Bagian auditor internal bertanggung jawab kepada seseorang dalam organisasi
yang mempunyai wewenang untuk meningkatkan independensi dan menjamin ruang lingkup pemeriksaan yang luas, komunikasi yang memadai serta
sanggup menindaklanjuti rekomendasi yang dihasilkan. 2.
Auditor internal harus mempunyai komunikasi langsung dengan dewan komisaris
3. Status auditor internal yang meliputi wewenang dan tanggung jawab harus
didefenisikan secara tertulis. 4.
Auditor internal harus memperoleh persetujuan atasan dalam hal rencana kerja.
Secara umum ada tiga alternatif kedudukan auditor internal dalam suatu struktur organisasi perusahaan, yaitu :
1. Langsung bertanggung jawab kepada dewan komisaris
Auditor internal secara langsung berada di bawah dewan komisaris. Hal ini berarti bagian auditor internal bersikap independen terhadap manajemen
perusahaan, bahkan karena kedudukannya yang sedemikian rupa sehingga auditor internal berhak untuk mengawasi pelaksanaan kerja dari semua level
manajemen yang ada. Dengan demikian bagian ini mempunyai kedudukan yang kuat dalam perusahan.
Universitas Sumatera Utara
25 Gambar 1. Kedudukan Auditor Internal di bawah Dewan Komisaris
2. Bertanggung jawab kepada direktur utama
Auditor internal bertanggung jawab kepada direktur utama yang berarti auditor internal merupakan staf dari direksi perusahaan. Penempatan
kedudukan ini dimaksudkan untuk membantu pihak direksi dalam melakukan pengawasan terhadap keseluruhan operasional perusahaan. Independensi yang
dimiliki oleh auditor internal di sini masih cukup tinggi sehingga bagian- bagian perusahaan yang berada di bawah direktur utama dapat diaudit.
Auditor Internal
Komisaris
Presiden Direktur
Pemegang Saham
Universitas Sumatera Utara
26 Gambar 2. Kedudukan Auditor Internal di bawah Presiden Direktur
Kedudukan auditor internal pada perusahaan daerah pasar petisah adalah bertanggung jawab kepada direktur utama yang berarti auditor internal merupakan
staf dari direksi perusahaan. Penempatan kedudukan ini dimaksudkan untuk membantu pihak direksi dalam melakukan pengawasan terhadap keseluruhan
operasional perusahaan. Dari kedua alternatif di atas mana sebenarnya yang terbaik tergantung pada tujuan yang hendak dicapai perusahaan. Menurut Sawyer 2008:20
bila dihubungkan dengan independensi maka : “Keberhasilan dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan internal banyak tergantung dari
kedudukan pemeriksa internal dalam bagan organisasi, tanggapan pimpinan perusahaan terhadap hasil-hasil penemuan pemeriksa internal dan pengertian dari
bagian-bagian yang diperiksa mengenai tugas pemeriksaan internal di samping tentunya keahlian dan pengalaman pemeriksa internal itu sendiri.”
Komisaris
Presiden Direktur
Pemegang Saham
Auditor Internal
Universitas Sumatera Utara
27
E.1.17. Jenis-jenis Pendapat Akuntan
Menurut standar Profesionalisme Akuntan Publik PSA 29 SA Seksi 508 Terdapat beberapa jenis pendapat akuntan yang diberikannya berkenaan dengan suatu
pemeriksaan umum, yaitu : 1.
Pendapat wajar tanpa pengecualian unqualified opinion Istilah unqualified disini bukan berarti tidak memenuhi syarat atau tidak
qualified. Arti unqualified disini adalah tanpa kualifikasi qualification atau tanpa reserve atau tanpa keberatan-keberatan. Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan
auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi
yang berlaku umum dalam penyusunan laporan keuangan dan operasional. Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha suatu
organisasi, sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum jika memenuhi kondisi-kondisi berikut :
Prinsip akuntansi berlaku umum digunakan untuk menyusun laporan
keuangan
Perubahan penerapan prinsip akuntansi berlaku umum dari periode ke periode telah cukup dijelaskan
Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah digambarkan dan
dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
Universitas Sumatera Utara
28 2.
Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan unqualified opinion with explanatory language
Laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan klien namun ditambah dengan hal-hal yang memerlukan bahasa
penjelasan. 3.
Pendapat wajar dengan pengecualian qualified opinion Pendapat ini hanya diberikan jika secara keseluruhan laporan keuangan yang
disajikan oleh klien adalah wajar, tetapi ada beberapa unsur yang dikecualikan, yang pengecualiannya tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara
keseluruhan. Terdapat beberapa kondisi yang membuat auditor harus memberikan pendapat wajar dengan pengecualian, yaitu :
Lingkup audit dibatasi oleh klien
Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat
memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada di luar kekuasaan klien dan auditor
Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku
umum
Prinsip akuntansi berlaku umum yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tidak diterapakan secara konsisten
4. Pendapat tidak wajar adverse opinion
Pendapat tidak wajar diberikan jika laporan keuangan klien tidak disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum sehingga tidak menyajikan
Universitas Sumatera Utara
29 secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan saldo laba dan arus kas
perusahaan klien. Auditor memeberikan pendapat tidak wajar jika tidak terdapat pembatasan bukti audit. Pendapat tidak wajar merupakan kebalikan pendapat wajar
dengan pengecualian. Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika ia tidak dibatasi lingkup auditnya, sehingga ia dapat mengumpulkan bukti kompeten dalam jumlah
cukup untuk mendukung pendapatnya. 5.
Pernyataan tidak memberikan pendapat disclaimer of opinion Pernyataan tidak memberikan pendapat diberikan auditor jika ia tidak berhasil
menyakinkan dirinya bahwa keseluruhan laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Pernyataan tidak memberikan pendapat diberikan jika antara lain, terdapat
banyak pembatasan lingkup audit, hubungan yang tidak independen antara auditor dan klien. Masing-masing kondisi tersebut tidak memungkinkan auditor untuk dapat
menyatakan pendapatnya atas laporan keuangan secara keseluruhan.
E.2 Laporan
Menurut Badri 2007 : 177 Laporan merupakan bentuk komunikasi yang dapat dilakukan secara tertulis atau lisan mengenai suatu hal tertentu sesuai dengan
tujuan penulisannya. Uraiannya akan lebih ditekankan pada pembahasan hal-hal yang berkaitan dengan laporan tertulis. Laporan inilah yang secara resmi dijadikan sebagai
sumber informasi, alat pertanggungjawaban, dan alat pengambilan keputusan dalam kehidupan organisasi.
Untuk menyusun suatu laporan, tidak hanya dibutuhkan keterampilan, tetapi juga kompeten dan kreativitas. Karena laporan dalam bentuk tertentu tidak hanya
terdiri dan hal-hal yang sifatnya informatif, tetapi juga menuntut gagasan atau
Universitas Sumatera Utara
30 pemikiran penyusun laporan. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu diupayakan
pengembangan kemampuan pegawai adininistrasi berkaitan dengan penulisan laporan manajerial.
E.2.3. Fungsi Laporan
Laporan memiliki berbagai fungsi yang saling berkaitan satu sama lain. Adapun beberapa manfaat tersebut Locker, 2000 antara lain:
1. Sebagai sarana komunikasi vertikal.
Salah satu sarana komunikasi antara atasan dengan bawahan adalah laporan. Melalui laporan, pihak bawahan dapat menginformasikan berbagai kegiatan dan
masukan berupa ide atau gagasan terhadap suatu permasalahan. Sedangkan pihak pimpinan dapat memperoleh berbagai data dan informasi yang kemudian diolah,
dikembangkan, dan digunakan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan serta perencanaan lebih lanjut. Selain itu, pimpinan juga dapat memberikan penilaian
terhadap permasalahan dan kinerja bawahan. Dengan demikian, laporan menciptakan komunikasi antara atasan dengan bawahan maupun sebaliknya.
2. Sebagai alat pertanggungjawaban
Laporan merupakan manifestasi dan bentuk komunikasi vertikal dan atas ke bawah. Sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap wewenang yang telah diberikan
oleh atasan, laporan merupakan alat yang paling tepat untuk mempertanggungjawabkan kepercayaan dan wewenang yang telah diterimanya.
3. Memberikan informasi penting
Laporan harus berisi informasi aktual dan pemikiran-pemikiran yang rasional, argumentatif, serta objektif sebagai tanggapan terhadap fenomena aktual tersebut.
Universitas Sumatera Utara
31 Oleh karena itu, suatu laporan dapat digunakan sebagai sumber informasi yang
penting dalam pengambilan keputusan manajerial.
4. Sebagai bahan untuk pengambilan keputusan
Laporan merupakan suatu susunan dan kajian informasi yang dituangkan secara lengkap, jelas, komprehensif, benar, objektif, dan sistematis. Tujuan akhir
dibuat suatu laporan adalah supaya orang yang menerima laporan dapat membuat keputusan secara tepat. Sebagian besar waktu yang tersedia pada seorang manajer
adalah untuk melakukan pengambilan keputusan, Oleh karena itu sangat penting untuk mempelajari proses pengambilan keputusan secara rinci. Sehubungan dengan
hal itu, laporan dapat digunakan sebagai sumber pertimbangan untuk pengambilan kebijakan atau keputusan bagi unit kerja dan organis secara keseluruhan. Oleh karena
itu, suatu laporan hams disusun sebagaimana disyaratkan di atas, karena apabila dalam laporan disajikan data yang tidak objektif, maka keputusan yang diambil
mungkin menyimpang dan tidak tepat. Dalam penyusunan laporan harus dihindarkan praktek “ABS” Asal Bapak Senang, karena hal ini justru akan menghasilkan
keputusan yang tidak tepat dan lambat laun akan menghancurkan organisasi. Dan berbagai manfaat yang disajikan di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan memiliki
beberapa fungsi; komunikasi, pertanggungjawaban, infonmasi, pengawasan, dan
pengambilan keputusan. E.2.4.
Laporan Operasional
Laporan opersional adalah laporan yang menggambarkan keadaan sekarang dari suatu kegiatan operasi yang didapat dari kegiatan sehari-hari yang terjadi dalam
Universitas Sumatera Utara
32 perusahaan sekaligus sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pimpinan di suatu
perusahaan Tangkilisan S Nogi Hassel 2005:180. Laporan operasional bertujuan untuk memaparkan kebijaksanaaan
perusahaan, pedoman standar kerja telah dipatuhi oleh para pelaksana demi untuk meyakinkan apakah para pelaksana telah mengambil keputusan yang tepat. Indikator
laporan operasional, yaitu : komunikatif yaitu suatu bentuk interaksi baik berupa laporan verbal ataupun non verbal yang terjadi antar suatu bagian dengan bagian
lainnya ataupun dalam bagian itu sendiri yang terjadi dalam suatu perusahaan, akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertangungjawaban
organisasi perusahaan yang meliputi pengelolaan laporan operasional perusahaan secara efektif, transparansi diartikan sebagai keterbukaan informasi terhadap laporan,
baik dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan.
Mengingat definisi ini sangat normatif maka perlu ada penjelasan operasionalnya di setiap perusahaan. Misalnya, adanya kekhawatiran perusahaan
bahwa jika ia terlalu terbuka, maka strateginya dapat diketahui pesaing sehingga membahayakan kelangsungan usahanya.
Meskipun tujuan utama laporan operasional adalah untuk mendukung kegiatan operasional, tapi beberapa laporan juga digunakan untuk mendukung
perencanaan. Karenanya, kekhawatiran di atas sebetulnya tidak perlu muncul jika perusahaan daerah pasar petisah mampu menjabarkan kriteria informasi material
secara spesifik. Perusahaan harus mampu menyediakan informasi yang cukup, akurat, dan tepat waktu kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan
Universitas Sumatera Utara
33 perusahaan tersebut. Setiap perusahaan, diharapkan pula dapat mempublikasikan
informasi operasional dan keuangan serta informasi lainnya yang material dan berdampak signifikan pada kinerja perusahaan secara akurat dan tepat waktu,
sehingga dapat diakses secara mudah pada saat diperlukan oleh siapa saja.
E.3 Audit Operasional E.3.3.
Pengertian Audit Operasional
Pengertian Audit Operasional berdasarkan publikasi Institute of Internal Auditors IIA yang dikutip oleh Amin Widjaja Tunggal 2000;4 adalah sebagai
barikut : ”Operational Auditing adalah suatu proses yang sistematis dari penilaian efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi operasi suatu organisasi yang dibawah
pengendalian manajemen dan melaporkan kepada orang yang tepat hasil dari penilaian beserta rekomendasi untuk perbaikan.” Sementara itu pengertian audit
operasional menurut Sukrisno Agoes 2000;175 menyatakan bahwa : ” Manajemen audit disebut juga sebagai operasional audit, function audit, system audit, adalah suatu
pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen untuk
mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomi.”
Berdasarkan definisi di atas audit operasional merupakan penelaahan terhadap metode dan prosedur operasional suatu organisasi untuk menilai
efektivitas dan efisiensinya. Pada intinya penyelenggaraan semua kegiatan operasional dimaksudkan untuk menjamin bahwa dukungan yang diberikan kepada
semua bidang-bidang fungsional dalam perusahaan, seperti produksi, pemasaran,
Universitas Sumatera Utara
34 penjualan, promosi dan pengembangan produk, baik yang lama maupun yang baru
benar-benar efektif, karena itu banyak sekali segi-segi operasional yang menjadi sasaran audit.
Dalam pelaksanaan audit kegiatan oprasional bukan hanya rumit, melainkan juga ada kalanya sangat bersifat teknis. Pemeriksaan operasional atau operational
audit saat ini semakin mendapat perhatian manajemen, sebagai bagian dari audit internal. Pada dasarnya pemeriksaaan opersional dilaksanakan pada berbagai
tingkatan manajemen Level Of Management, dan objek yang dinilai adalah aktifitas operasional, kebijakan, dan daya guna usaha. Oleh karena itu, para pelaksana audit
kegiatan manajemen pada umumnya dan khususnya harus mengetahui fungsi manajemen yang diterapkan dalam perusahaan. Tidak hanya itu, pengetahuan yang
bersifat teknis yang diperlukan oleh berbagai bidang fungsional yang harus didukung oleh kegiatan operasional sedikit banyaknya juga harus diketahui.
Keterlibatan auditor internal diperluas sehingga meliputi keseluruhan sektor dan kegiatan yang menyangkut eksistensi dan kontinuitas perusahaan. Untuk lebih
jelasnya dikutip definisi operational audit seperti yang dikeluarkan oleh Federal Officers institute in Canada sebagai berikut :
“ operational audit is a systematic independent appraisal activity within an organization to a review of the entire departemental operations as a service to
management. The overall objective of operational auditing is to assist all the level of management in the effective discharge of their responsibilities by furnishing them
with the abjective analyses, appraisals, recommendation and pertinent comments concerning the activities review ”
Dari defenisi di atas dapat kita ketahui bahwa operational audit membantu semua tingkatan manajemen dengan analisa yang objektif, penilaian, pendapat, yang
Universitas Sumatera Utara
35 berhubungan dengan aktifitas operasional yang diperiksa. Kemudian berangkat dari
cara berfikir yang strategik, dapat dikatakan bahwa kegiatan operasional dimaksudkan untuk mendukung terselenggaranya berbagai kegiatan operasional yang
menjadi tanggung jawab berbagai bidang fungsional dalam perusahaan. Dengan dukungan yang dapat diandalkan, berbagai satuan bisnis dan bidang fungsional dalam
perusahaan akan mampu mencapai tujuan dan targetnya sesuai dengan standar kinerja yang telah ditetapkan dan dengan tingkat efisiensi serta efektifitas yang semaksimal
mungkin. Ini tercermin pada keberhasilan perusahaan sebagai keseluruhan dalam lima
bentuk utama yaitu : perolehan laba yang wajar, ketangguhan mempertahankan eksistensi, kemampuan bersaing secara sehat yang terlihat dalam penguasaan pangsa
pasar yang lebih luas, kemampuan tumbuh dan berkembang dalam kondisi lingkungan yang sering berubah dengan sangat cepat, serta, melakukan penyesuaian
yang tepat menghadapi masa depan yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian.
E.3.2. Independensi dan Kompetensi Auditor Operasional
Dua kualitas yang paling penting dari seorang auditor operasional adalah, independensi dan kompetensi. Kepada siapa laporan-laporan auditor ditujukan adalah
penting untuk memastikan bahwa penyelidikan dan rekomendasi yang dibuat tidak menyimpangbias Agoes, Sukrisno 2004:60. Seperti yang dikemukakan
sebelumnya, independensi auditor internal dipertinggi dengan memberikan laporan kepada dewan direksi atau direksi utama. Demikian pula, auditor-auditor pemerintah
hendaknya melaporkan kepada suatu tingkat di atas bagian operasional.
Universitas Sumatera Utara
36 Tanggung jawab auditor operasional juga dapat mempengaruhi independensi
mereka. Auditor tidak bertanggung jawab dalam melaksanakan fungsi-fungsi operasi dalam sebuah perusahaan atau untuk memperbaiki kekurangan bila ditemukan operasi
yang tidak efektif atau tidak efisien. Para auditor diperbolehkan memberi rekomendasi terhadap perubahan-perubahan dalam operasi, tetapi personil operasi
harus mempunyai wewenang untuk menerima atau menolak rekomendasi- rekomendasi itu. Jika auditor mempunyai wewenang untuk mewajibkan implementasi
rekomendasi mereka, auditor tersebut sesungguhnya mempunyai tangggungjawab mengaudit pekerjaannya sendiri pada pelaksanaan audit berikutnya.
The Institute of Auditor internals menganggap independensi auditor internal merupakan hal yang rawan. Persyaratan khusus untuk independensi telah ditetapkan
dalam Statement of Responsibilities of Internal Auditing, sebagai berikut : auditor internal harus bersikap independen terhadap aktifitas yang mereka audit, auditor
internal adalah independen artinya mereka dapat melaksanakan pekerjaan mereka secara bebas dan obyektif, ndependensi memungkinkan auditor internal
menyampaikan pertimbangan yang tidak memihak dan tidak menyimpang yang esensial bagi pelaksanaan audit yang layak.
E. 4 Hubungan Efektifitas Auditor Internal dengan Pemeriksaan Laporan
Menurut Konrath 2002:207, jika efektifitas auditor internal suatu perusahaan lemah, maka kemungkinan terjadinya kesalahan, ketidakakuratan ataupun kecurangan
terhadap laporan dalam suatu perusahaan akan menjadi sangat besar dan begitu juga sebaliknya. Bagi auditor internal, hal tersebut dapat menimbulkan resiko yang sangat
besar, dalam arti resiko untuk memberikan opini atau pendapat harus sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
37 kenyataan. Perlunya perhatian khusus dari auditor internal agar berhati-hati dalam
melakukan pemeriksaan laporan dan mengumpulkan bukti-bukti pendukung, terkait dengan efektifitas auditor terhadap laporan yang diperiksanya.
E. 5 Kajian Terdahulu