30 pemikiran penyusun laporan. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu diupayakan
pengembangan kemampuan pegawai adininistrasi berkaitan dengan penulisan laporan manajerial.
E.2.3. Fungsi Laporan
Laporan memiliki berbagai fungsi yang saling berkaitan satu sama lain. Adapun beberapa manfaat tersebut Locker, 2000 antara lain:
1. Sebagai sarana komunikasi vertikal.
Salah satu sarana komunikasi antara atasan dengan bawahan adalah laporan. Melalui laporan, pihak bawahan dapat menginformasikan berbagai kegiatan dan
masukan berupa ide atau gagasan terhadap suatu permasalahan. Sedangkan pihak pimpinan dapat memperoleh berbagai data dan informasi yang kemudian diolah,
dikembangkan, dan digunakan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan serta perencanaan lebih lanjut. Selain itu, pimpinan juga dapat memberikan penilaian
terhadap permasalahan dan kinerja bawahan. Dengan demikian, laporan menciptakan komunikasi antara atasan dengan bawahan maupun sebaliknya.
2. Sebagai alat pertanggungjawaban
Laporan merupakan manifestasi dan bentuk komunikasi vertikal dan atas ke bawah. Sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap wewenang yang telah diberikan
oleh atasan, laporan merupakan alat yang paling tepat untuk mempertanggungjawabkan kepercayaan dan wewenang yang telah diterimanya.
3. Memberikan informasi penting
Laporan harus berisi informasi aktual dan pemikiran-pemikiran yang rasional, argumentatif, serta objektif sebagai tanggapan terhadap fenomena aktual tersebut.
Universitas Sumatera Utara
31 Oleh karena itu, suatu laporan dapat digunakan sebagai sumber informasi yang
penting dalam pengambilan keputusan manajerial.
4. Sebagai bahan untuk pengambilan keputusan
Laporan merupakan suatu susunan dan kajian informasi yang dituangkan secara lengkap, jelas, komprehensif, benar, objektif, dan sistematis. Tujuan akhir
dibuat suatu laporan adalah supaya orang yang menerima laporan dapat membuat keputusan secara tepat. Sebagian besar waktu yang tersedia pada seorang manajer
adalah untuk melakukan pengambilan keputusan, Oleh karena itu sangat penting untuk mempelajari proses pengambilan keputusan secara rinci. Sehubungan dengan
hal itu, laporan dapat digunakan sebagai sumber pertimbangan untuk pengambilan kebijakan atau keputusan bagi unit kerja dan organis secara keseluruhan. Oleh karena
itu, suatu laporan hams disusun sebagaimana disyaratkan di atas, karena apabila dalam laporan disajikan data yang tidak objektif, maka keputusan yang diambil
mungkin menyimpang dan tidak tepat. Dalam penyusunan laporan harus dihindarkan praktek “ABS” Asal Bapak Senang, karena hal ini justru akan menghasilkan
keputusan yang tidak tepat dan lambat laun akan menghancurkan organisasi. Dan berbagai manfaat yang disajikan di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan memiliki
beberapa fungsi; komunikasi, pertanggungjawaban, infonmasi, pengawasan, dan
pengambilan keputusan. E.2.4.
Laporan Operasional
Laporan opersional adalah laporan yang menggambarkan keadaan sekarang dari suatu kegiatan operasi yang didapat dari kegiatan sehari-hari yang terjadi dalam
Universitas Sumatera Utara
32 perusahaan sekaligus sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pimpinan di suatu
perusahaan Tangkilisan S Nogi Hassel 2005:180. Laporan operasional bertujuan untuk memaparkan kebijaksanaaan
perusahaan, pedoman standar kerja telah dipatuhi oleh para pelaksana demi untuk meyakinkan apakah para pelaksana telah mengambil keputusan yang tepat. Indikator
laporan operasional, yaitu : komunikatif yaitu suatu bentuk interaksi baik berupa laporan verbal ataupun non verbal yang terjadi antar suatu bagian dengan bagian
lainnya ataupun dalam bagian itu sendiri yang terjadi dalam suatu perusahaan, akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertangungjawaban
organisasi perusahaan yang meliputi pengelolaan laporan operasional perusahaan secara efektif, transparansi diartikan sebagai keterbukaan informasi terhadap laporan,
baik dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan.
Mengingat definisi ini sangat normatif maka perlu ada penjelasan operasionalnya di setiap perusahaan. Misalnya, adanya kekhawatiran perusahaan
bahwa jika ia terlalu terbuka, maka strateginya dapat diketahui pesaing sehingga membahayakan kelangsungan usahanya.
Meskipun tujuan utama laporan operasional adalah untuk mendukung kegiatan operasional, tapi beberapa laporan juga digunakan untuk mendukung
perencanaan. Karenanya, kekhawatiran di atas sebetulnya tidak perlu muncul jika perusahaan daerah pasar petisah mampu menjabarkan kriteria informasi material
secara spesifik. Perusahaan harus mampu menyediakan informasi yang cukup, akurat, dan tepat waktu kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan
Universitas Sumatera Utara
33 perusahaan tersebut. Setiap perusahaan, diharapkan pula dapat mempublikasikan
informasi operasional dan keuangan serta informasi lainnya yang material dan berdampak signifikan pada kinerja perusahaan secara akurat dan tepat waktu,
sehingga dapat diakses secara mudah pada saat diperlukan oleh siapa saja.
E.3 Audit Operasional E.3.3.
Pengertian Audit Operasional
Pengertian Audit Operasional berdasarkan publikasi Institute of Internal Auditors IIA yang dikutip oleh Amin Widjaja Tunggal 2000;4 adalah sebagai
barikut : ”Operational Auditing adalah suatu proses yang sistematis dari penilaian efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi operasi suatu organisasi yang dibawah
pengendalian manajemen dan melaporkan kepada orang yang tepat hasil dari penilaian beserta rekomendasi untuk perbaikan.” Sementara itu pengertian audit
operasional menurut Sukrisno Agoes 2000;175 menyatakan bahwa : ” Manajemen audit disebut juga sebagai operasional audit, function audit, system audit, adalah suatu
pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen untuk
mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomi.”
Berdasarkan definisi di atas audit operasional merupakan penelaahan terhadap metode dan prosedur operasional suatu organisasi untuk menilai
efektivitas dan efisiensinya. Pada intinya penyelenggaraan semua kegiatan operasional dimaksudkan untuk menjamin bahwa dukungan yang diberikan kepada
semua bidang-bidang fungsional dalam perusahaan, seperti produksi, pemasaran,
Universitas Sumatera Utara
34 penjualan, promosi dan pengembangan produk, baik yang lama maupun yang baru
benar-benar efektif, karena itu banyak sekali segi-segi operasional yang menjadi sasaran audit.
Dalam pelaksanaan audit kegiatan oprasional bukan hanya rumit, melainkan juga ada kalanya sangat bersifat teknis. Pemeriksaan operasional atau operational
audit saat ini semakin mendapat perhatian manajemen, sebagai bagian dari audit internal. Pada dasarnya pemeriksaaan opersional dilaksanakan pada berbagai
tingkatan manajemen Level Of Management, dan objek yang dinilai adalah aktifitas operasional, kebijakan, dan daya guna usaha. Oleh karena itu, para pelaksana audit
kegiatan manajemen pada umumnya dan khususnya harus mengetahui fungsi manajemen yang diterapkan dalam perusahaan. Tidak hanya itu, pengetahuan yang
bersifat teknis yang diperlukan oleh berbagai bidang fungsional yang harus didukung oleh kegiatan operasional sedikit banyaknya juga harus diketahui.
Keterlibatan auditor internal diperluas sehingga meliputi keseluruhan sektor dan kegiatan yang menyangkut eksistensi dan kontinuitas perusahaan. Untuk lebih
jelasnya dikutip definisi operational audit seperti yang dikeluarkan oleh Federal Officers institute in Canada sebagai berikut :
“ operational audit is a systematic independent appraisal activity within an organization to a review of the entire departemental operations as a service to
management. The overall objective of operational auditing is to assist all the level of management in the effective discharge of their responsibilities by furnishing them
with the abjective analyses, appraisals, recommendation and pertinent comments concerning the activities review ”
Dari defenisi di atas dapat kita ketahui bahwa operational audit membantu semua tingkatan manajemen dengan analisa yang objektif, penilaian, pendapat, yang
Universitas Sumatera Utara
35 berhubungan dengan aktifitas operasional yang diperiksa. Kemudian berangkat dari
cara berfikir yang strategik, dapat dikatakan bahwa kegiatan operasional dimaksudkan untuk mendukung terselenggaranya berbagai kegiatan operasional yang
menjadi tanggung jawab berbagai bidang fungsional dalam perusahaan. Dengan dukungan yang dapat diandalkan, berbagai satuan bisnis dan bidang fungsional dalam
perusahaan akan mampu mencapai tujuan dan targetnya sesuai dengan standar kinerja yang telah ditetapkan dan dengan tingkat efisiensi serta efektifitas yang semaksimal
mungkin. Ini tercermin pada keberhasilan perusahaan sebagai keseluruhan dalam lima
bentuk utama yaitu : perolehan laba yang wajar, ketangguhan mempertahankan eksistensi, kemampuan bersaing secara sehat yang terlihat dalam penguasaan pangsa
pasar yang lebih luas, kemampuan tumbuh dan berkembang dalam kondisi lingkungan yang sering berubah dengan sangat cepat, serta, melakukan penyesuaian
yang tepat menghadapi masa depan yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian.
E.3.2. Independensi dan Kompetensi Auditor Operasional
Dua kualitas yang paling penting dari seorang auditor operasional adalah, independensi dan kompetensi. Kepada siapa laporan-laporan auditor ditujukan adalah
penting untuk memastikan bahwa penyelidikan dan rekomendasi yang dibuat tidak menyimpangbias Agoes, Sukrisno 2004:60. Seperti yang dikemukakan
sebelumnya, independensi auditor internal dipertinggi dengan memberikan laporan kepada dewan direksi atau direksi utama. Demikian pula, auditor-auditor pemerintah
hendaknya melaporkan kepada suatu tingkat di atas bagian operasional.
Universitas Sumatera Utara
36 Tanggung jawab auditor operasional juga dapat mempengaruhi independensi
mereka. Auditor tidak bertanggung jawab dalam melaksanakan fungsi-fungsi operasi dalam sebuah perusahaan atau untuk memperbaiki kekurangan bila ditemukan operasi
yang tidak efektif atau tidak efisien. Para auditor diperbolehkan memberi rekomendasi terhadap perubahan-perubahan dalam operasi, tetapi personil operasi
harus mempunyai wewenang untuk menerima atau menolak rekomendasi- rekomendasi itu. Jika auditor mempunyai wewenang untuk mewajibkan implementasi
rekomendasi mereka, auditor tersebut sesungguhnya mempunyai tangggungjawab mengaudit pekerjaannya sendiri pada pelaksanaan audit berikutnya.
The Institute of Auditor internals menganggap independensi auditor internal merupakan hal yang rawan. Persyaratan khusus untuk independensi telah ditetapkan
dalam Statement of Responsibilities of Internal Auditing, sebagai berikut : auditor internal harus bersikap independen terhadap aktifitas yang mereka audit, auditor
internal adalah independen artinya mereka dapat melaksanakan pekerjaan mereka secara bebas dan obyektif, ndependensi memungkinkan auditor internal
menyampaikan pertimbangan yang tidak memihak dan tidak menyimpang yang esensial bagi pelaksanaan audit yang layak.
E. 4 Hubungan Efektifitas Auditor Internal dengan Pemeriksaan Laporan