Stasiun 4 : Alat dan Bahan Intensitas Cahaya Suhu Penetrasi Cahaya Total Dissolved Solid TDS

e. Stasiun 4 :

Merupakan dermaga tempat berlabuh kapal – kapal. Secara geografis terletak pada 1 18’12,8” LU 99 00’48,4” BT Gambar 3.8. Gambar 3. 8. Lokasi Penelitian Stasiun 4 Dermaga Kapal dan Keramba Ikan f. Stasiun 5 : Secara geografis terletak pada 1 18’8,1” LU 99 1’30,5” BT Gambar 3. 9. Gambar 3.9. Lokasi Penelitian Stasiun 5 Universitas Sumatera Utara

3.3. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan untuk pengambilan sampel di lokasi penelitian adalah botol terang, botol gelap, botol alkohol, tool box, cool box, keping secchi, luxmeter, dan plankton net. Alat yang digunakan saat analisis sampel adalah kuvet, erlenmeyer, buret, mikroskop, gelas objek, spektrofotometer, pipet tetes, pipet serologi, alu, lumping, kain kasa, dan tabung sentrifus. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sampel air sebagai bahan utama. Beberapa bahan pendukung untuk analisis parameter kimia adalah asam sulfat pekat, natrium thiosulfat, HCl, aseton, MnSO 4 , KOH-KI, H2SO4,amilum dan larutan lugol 1. 3.4. Pengamatan di Lapangan 3.4.1 Pengambilan Sampel Pengambilan sampel air dilakukan dengan menggunakan ember ukuran 5 liter untuk kedalaman 0 m , pengambilan sampel air untuk kedalaman 2 m dilakukan dengan menggunakan Tabung Lamnot dengan ulangan masing-masing kedalaman sebanyak dua kali. Pada pengambilan sampel air diupayakan tidak terjadi goncangan pada permukaan air, hal ini bertujuan supaya tidak terjadi percampuran air permukaan dengan air dikedalaman 2 m tersebut.

3.4.2 Produktivitas Primer

Untuk pengukuran produktivitas primer dilakukan dengan menggunakan reagen-reagen kimia sesuai dengan metode winkler dan disesuaikan dengan rumus produktivitas primer. Pengukuran nilai produktivitas primer dilakukan dengan menggunakan botol Winkler gelap dan terang. Sampel air yang diambil, terlebih dahulu diukur DO nya DO awal sebelum direndam. Kemudian sampel dimasukkan kedalam 2 botol Winkler gelap dan 2 botol winkler terang dengan volume yang sama sebagai ulangan untuk masing-masing stasiun pengamatan. Kemudian direndam Universitas Sumatera Utara dalam kedalaman yang berbeda yakni 0 m permukaan, dan 2 m selama 6 jam secara bersamaan. Penentuan kedalaman didasarkan pada batas penetrasi cahaya dimana setelah dilakukan survey pada lokasi penelitian diperoleh batas penetrasi cahaya sebesar 2 m. Botol-botol Winkler gelap dan terang yang telah diinkubasi selama 6 jam diangkat dan dihitung nilai oksigen terlarutnya dengan menggunakan metode Winkler dan dihitung nilai produktivitasnya.

3.4.3 Pengukuran Konsentrasi Klorofil a

Sampel air diambil dari setiap kedalaman masing-masing sebanyak 1000 ml, kemudian diukur dengan metode spektrometri di Laboratorium Kimia Pusat Penelitian Lingkungan Universitas Sumatera Utara, Medan. Bagan kerja terlampir Lampiran F

3.4.4 Pengukuran Parameter Fisik Kimia Perairan

Faktor fisik dan kimia perairan yang diukur mencakup:

a. Intensitas Cahaya

Pengukuran intensitas cahaya dilakukan dengan menggunakan Lux meter. Lux meter tersebut diletakkan kearah datangnya cahaya matahari dan ditunggu sampai nilai intesitas cahaya tersebut tertera pada lux meter Suin, 2002.

b. Suhu

Pengukuran suhu air dilakukan dengan menggunakan termometer air raksa berskala 0- 50 ºC, termometer tersebut dimasukkan ke dalam badan perairan selama ± 10 cm dan dibiarkan selama 3 menit. Setelah itu termometer tersebut diangkat dan Universitas Sumatera Utara untuk menghindari perubahan temperatur maka nilai temperatur tersebut harus langsung dilihat Barus, 2004.

c. Penetrasi Cahaya

Untuk pengukuran penetrasi cahaya menggunakan keping sechii. Keping sechii dimasukkan kedalam danau, sampai keping sechii tersebut tidak kelihatan, kemudian diukur panjang talinya.

d. Total Dissolved Solid TDS

Total Dissolved Solid TDS diukur dengan metode spektrometri di Laboratorium Kimia Pusat Penelitian Lingkungan Universitas Sumatera Utara, Medan.

e. Total Suspended Solid TSS