glukosa dan sebagainya. Bahan organik dapat berasal dari pembusukan tumbuhan dan hewan yang mati atau hasil buangan limbah dari domestik dan industri.
j. Chemical Oxygen Demand COD
Dari hasil pengukuran yang dilakukan diperoleh nilai COD Chemical Oxygen Demand berkisar antara 3.1552-5.5216mgl. Secara keseluruhan nilai COD yang di
dapat dari kelima stasiun tergolong rendah dan masih berada dalam ambang batas baku mutu air minum kelas I PP No.82 tahun 2001.
Menurut Kristanto 2002, untuk mengetahui jumlah bahan organik di dalam air dapat dilakukan suatu uji berdasarkan reaksi kimia dari suatu bahan oksidan,
misalnya Kalium Dikromat, untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat dalam air. Banyaknya bahan organik yang tidak mengalami penguraian biologis
secara cepat berdasarkan pengujian BOD
5
, tetapi senyawa organik tersebut juga menurunkan kualitas air. Bahan-bahan yang stabil terhadap reaksi biologi dan
mikroorganisme dapat ikut teroksidasi dalam uji COD.
h. Nitrat
Berdasarkan hasil pengukuran terhadap nilai nitrat pada masing-masing stasiun penelitian maka diperoleh rata-rata nilai nitrat berkisar antara 0.0319 -0.0544
mgl. Secara keseluruhan nilai nitrat yang di dapat dari kelima stasiun masih berada dalam ambang batas baku mutu air minum kelas I PP No.82 tahun 2001.
Menurut Barus 2004, nitrat merupakan produk akhir dari proses penguraian protein dan nitrit. Nitrat merupakan zat nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan
termasuk algae dan fitoplankton untuk dapat tumbuh dan berkembang, sementara nitrit merupakan senyawa toksik yang dapat mematikan organisme air. Odum, 1971
zat-zat hara anorganik utama yang diperlukan fitoplankton untuk tumbuh dan berkembang biak adalah nitrogen dan fosfor. Nitrogen dalam perairan tawar biasanya
Universitas Sumatera Utara
ditemukan sedikit dalam bentuk molekul N
2
terlarut, amonia, NH
4 +
nitrogen, nitrit NO
2 -
, nitrat NO
3 -
dan sejumlah besar persenyawaan organik.
i. Fosfat
Berdasarkan hasil pengukuran terhadap nilai fosfat pada masing-masing stasiun penelitian maka diperoleh rata-rata nilai fosfat berkisar antara 0.0897-0.2125
mgl. Secara keseluruhan nilai fosfat yang di dapat dari kelima stasiun masih berada dalam ambang batas baku mutu air minum kelas I PP No.82 tahun 2001.
Fosfat dalam perairan berasal dari sisa-sisa organisme dan pupuk yang masuk dalam perairan. Menurut Wetzel, 1977, bahwa fitoplankton dapat menggunakan
unsur fosfor dalam bentuk fosfat yang sangat penting bagi pertumbuhannya. Fosfor dalam bentuk ikatan fosfat dipakai fitoplankton untuk menjaga keseimbangan
kesuburan perairan. Jollenweider, 1968 dalam Wetzel, 1975 menyatakan bahwa kandungan
orthofosfat dalam air merupakan karakteristik kesuburan perairan tersebut. Perairan yang mengandung orthofosfat antara 0,003-0,010 mgL merupakan perairan yang
oligotrofik, 0,01-0,03 mgL adalah mesotrofik dan 0,03-0,1 mgL adalah eutrofik. Sedangkan perairan yang mengandung nitrat dengan kisaran 0-1 mgL termasuk
perairan oligotropik, 1-5 mgL adalah mesotrofik dan 5-50 mgl adalah eutrofik.
4.4 Analisis Korelasi