Total Dissolved Solid TDS Total Suspended Solid TSS pH Air

c. Intensitas Cahaya

Nilai rata-rata intensitas cahaya yang diperoleh dari hasil penelitian berkisar antara 1375 – 1991 lux. Menurut Erlina, 2007 menyatakan bahwa intensitas cahaya dipengaruhi oleh faktor kedalaman dan cuaca yaitu adanya awan. Awan yang melintas mengakibatkan isolation pemanasan lautan atau daratan oleh sinar matahari berkurang karena awan menyerap dan menyebarkan sinar-sinar yang datang. Antara penetrasi cahaya dan intensitas cahaya saling mempengaruhi. Semakin maksimal intensitas cahaya, maka semakin tinggi penetrasi cahaya. Jumlah radiasi yang mencapai permukaan perairan sangat dipengaruhi oleh awan, ketinggian dari permukaan air laut, letak geografis dan musiman Tarumingkeng, 2001.

d. Total Dissolved Solid TDS

Dari pengukuran yang telah dilakukan, besarnya nilai padatan terlarut di Danau Siais berkisar 142 – 163 mgl, dimana padatan terlarut tertinggi berada di stasiun 4. Nilai padatan terlarut pada kelima stasiun masih berada dalam ambang batas baku mutu air kelas I PP No.82 tahun 2001. Menurut Hutter, 1990 dalam Barus, 2004 menyatakan pada perairan yang konsentrasi mineralnya sedikit mempunyai harga total dissolved solid berkisar antara 50 – 400 mgl, sementara pada perairan yang kaya akan mineral mempunyai harga total dissolved solid pada kisaran antara 500 – 2000 mgl.

e. Total Suspended Solid TSS

Jumlah padatan tersuspensi pada perairan berpengaruh terhadap penetrasi cahaya. Semakin tinggi padatan terlarut berarti akan semakin menghambat penetrasi cahaya ke dalam perairan. Hal ini secara langsung akan berakibat terhadap penurunan aktivitas dari fotosintesis oleh organisme berhijau daun yang terdapat pada perairan. Dari pengukuran yang telah dilakukan, besarnya nilai padatan tersuspensi berkisar Universitas Sumatera Utara antara 32-34 mgl. Nilai padatan tersuspensi dari kelima stasiun masih berada dalam ambang batas baku mutu air kelas I PP No.82 tahun 2001. Wofsy, 1983 dalam Cloern, 1987 menyatakan cahaya dapat menjadi faktor pembatas bagi fotosintesis ketika konsentrasi partikel tersuspensi melebihi 50 mgl. Nybakken, 1987 menyatakan bahwa pengaruh ekologi utama dari kekeruhan adalah penurunan penetrasi cahaya secara mencolok. Selanjutnya hal ini akan menurunkan fotosintesis fitoplankton dan tumbuhan bentik, yang mengakibatkan turunnya produktivitas.

d. pH Air

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap nilai pH pada masing-masing stasiun penelitian, pH berkisar antara 5,7-7,4. Nilai rata-rata pH tertinggi terdapat pada stasiun 5 yakni 7,4, sedangkan nilai terendah diperoleh pada stasiun 2 dengan nilai 5,7 dan sudah berada di bawah baku mutu air kelas I. Menurut Barus 2004, organisme air dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai pH netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basah lemah. pH mempunyai peranan penting dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan di air, sehingga pH dalam suatu perairan dapat dipakai sebagai petunjuk untuk menyatakan baik buruknya suatu perairan sebagai lingkungan hidup. Banerjea 1971, menyatakan bahwa nilai pH yang berkisar antara 6,5-8,5 menunjukkan tingkat kesuburan perairan tersebut berkisar antara cukup produktif sampai produktif. Menurut Sutrisno, 1991, bahwa kebanyakan mikroorganisme seperti fitoplankton tumbuh baik pada pH 6,0-8,0.

h. Oksigen Terlarut DO = Dissolved Oxygen