Konsentrasi Klorofil a Fitoplankton

Menurut Campbell et al., 2004, produktivitas primer bersih adalah ukuran yang penting, karena produktivitas primer menunjukkan simpanan energi kimia yang tersedia bagi konsumen dalam suatu ekosistem. Antara 50 dan 90 dari produktivitas primer kotor pada sebagian besar produsen primer tersisa sebagai produktivitas primer bersih setelah kebutuhan energinya terpenuhi.

b. Konsentrasi Klorofil a

Dari hasil pengukuran terhadap nilai konsentrasi klorofil a diketahui bahwa nilai rata-rat konsentrasi klorofil a dari setiap stasiun penelitian berkisar antara 1,60 - 5,03 mgm 3 . Nilai konsentrasi klorofil a tertinggi terdapat pada stasiun 3 dengan nilai 5,0305 mgm 3 . Klorofil a merupakan salah satu parameter yang sangat menentukan produktivitas primer di perairan. Sebaran dan tinggi rendahnya konsentrasi klorofil terkait dengan kondisi klingkungan suatu perairan. Beberapa parameter fisik kimia yang mengontrol dan mempenbgaruhi sebaran klorofil a. Tingginya nailai klorofil a tergantung pada jenis fitoplankton. Menurut Nybakken, 1992, kandungan klorofil berbeda menurut spesies fitoplankton, dan bahkan berbeda pada individu-individu dari spesies yang sama, karena kandungan klorofil bergantung pada kondisi individu. Tingginya konsentrasi klorofil a pada stasiun 3 dapat disebabkan jenis fitoplankton pada stasiun ini memiliki konsentrasi klorofil a yang paling banyak, walaupun kelimpahan fitoplankton pada stasiun ini lebih rendah dibandingkan dengan stasiun lain. Parsons et al., 1984 meyatakan bahwa klorofil-a adalah salah satu pigmen fotosintesis yang paling penting bagi tumbuhan yang ada di perairan khususnya fitoplankton. Dari pigmen fotosintesis, klorofil-a merupakan pigmen yang paling umum terdapat pada fitoplankton. Universitas Sumatera Utara

c. Fitoplankton

Fitoplankton adalah organisme yang hidup melayang di perairan dan merupakan organisme dominan yang menyediakan oksigen di perairan melaui fotosintesis. Nilai rata-rata kelimpahan fitoplankton berkisar antara 4714,29 - 23612,2 indl, yang terdiri dari 42 genus dan 8 kelas yaitu Ascomycetes, Bacillariophyceae, Chlorophyceae Chrysophyceae, Cyanophyceae, Dinophyceae Mastigophora, dan Xanthophyceae. Nilai tertinggi terdapat pada stasiun 1 sebesar 23612,2 indl. Millero dan Sohn 1992 menyatakan bahwa pertumbuhan semua jenis fitoplankton tergantung pada konsentrasi fosfat, bila konsentrasi di bawah 0,0186 mgl maka perkembangan sel fitoplankton menjadi terhambat. Untuk pertumbuhan optimum fitoplankton, konsentrasi fosfat yang di butuhkan berkisar 0,27-5,51 mgl. Kennish, 1990 menyatakan bahwa diatom kelas Bacillariophyceae, dinoflagellata kelas Dinophyceae, cocolithopor kelas Prymnesiophyceae, silicoflagellata kelas Chrysophyceae, dan blue-green algae kelas Cyanophyceae adalah taksa utama dari produser planktonik di laut. Di estuari atau lagun, terdapat susunan taksonomi yang lain dan yang juga penting bagi lingkungan setempat, misalnya alga hijau kelas Chlorophyceae, fitoflagellata coklat kelas Haptophyceae, dan euglena kelas Euglenophyceae. Fluktuasi kondisi lingkungan estuari menyebabkan fitoplankton membelah dengan laju yang bervariasi, akibatnya produktivitas primer berbeda dari satu wilayah geografi dengan wilayah geografi lainnya, serta berbeda menurut musim di wilayah geografi yang sama. Menurut Nybakken, 1998, fitoplankton merupakan dasar dari rantai makanan, sehingga keberadaan akan menentukan keberadaan seluruh biota air. Fitoplankton disuatu perairan tinggi, maka perairan tersebut cenderung mempunyai produktivitas primer yang tinggi pula. Menurut Barus, 2004 fitoplankton merupakan kelompok yang memegang peranan sangat penting dalam ekosistem air, karena kelompok ini dengan adanya kandungan klorofil mampu melakukan fotosintesis. Dalam ekosistem air hasil dari Universitas Sumatera Utara fotosntesis yang dilakukan oleh fitoplankton bersama dengan tumbuhan air lainnya disebut sebagai produktivitas primer. Fitoplankton hidup terutama pada lapisan perairan yang mendapat cahaya matahari yang dibutuhkan untuk melakukan proses fotosintesis.

4.2 Analisis Variance dan Uji t