PERTANIAN PERTAMBANGAN PENGGALIAN INDUSTRI PENGOLAHAN LISTRIK, GAS AIR BERSIH BANGUNAN PERDAGANGAN, HOTEL RESTORAN PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN JASA JASA-JASA SERVICES

RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 9 konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai tahun dasar, dimana dalam perhitungan ini digunakan tahun 2000. Tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah ditentukan oleh basis ekonomi yang menjadi unggulan atau andalan daerah yang dapat digambarkan dari struktur perekonomian daerah bersangkutan. Bila struktur perekonomian daerah berbasiskan pada sektor industri dan jasa nilai tambahnya tinggi maka ekonominya akan lebih cepat tumbuh dan mendorong pertumbuhan sektor lainnya melalui efek bergandanya Multiplier Effect. Oleh karena itu sebelum menggambarkan indikator pertumbuhan ekonomi kota Payakumbuh terlebih dahulu dijelaskan kondisi struktur perekonomian Payakumbuh berdasarkan data PDRB tahun 2012-2013 sebagaimana Tabel 2.14. Tabel 2.14 Struktur PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012 dan Tahun 2013 Kota Payakumbuh Jutaan-Rupiah No. PERINCIAN 2012 2013 1 2 3 4 5 6

1. PERTANIAN

241.282,57 9,97 281.437,83 9,99 a. Tanaman Pangan Hortikultura 155.303,02 6,42 180.635,77 6,42 b. Perkebunan 7.140,86 0,30 7.925,06 0,28 c. Peternakan 61.684,85 2,55 73.440,11 2,61 d. Kehutanan X X e. Perikanan 17.153,85 0,71 19.436,89 0,69

2. PERTAMBANGAN PENGGALIAN

11.919,14 0,49 12.777,10 0,45 a. Migas dan Gas Bumi X X b. Non Migas X X c. Penggalian 11.919,14 0,49 12.777,10 0,45

3. INDUSTRI PENGOLAHAN

181.224,76 7,49 208.335,85 7,40 a. Industri Migas X X b. Industri Tanpa Migas 181.224,76 7,49 208.335,85 7,40

4. LISTRIK, GAS AIR BERSIH

40.521,41 1,67 45.354,78 1,61 a. Listrik 27.811,45 1,15 31.522,88 1,12 b. G a s X X c. Air Bersih 12.709,96 0,53 13.831,91 0,49

5. BANGUNAN

225.073,62 9,30 258.528,81 9,18

6. PERDAGANGAN, HOTEL RESTORAN

488.876,59 20,20 582.441,97 20,68 a. Perdagangan Besar dan Eceran 465.244,29 19,22 554.410,64 19,69 b. H o t e l 1.737,35 0,07 2100,95 0,07 c. Restoran 21.894,95 0,90 25.930,38 0,92

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI

481.587,95 19,90 555.637,07 19,73 a. Angkutan 411.654,54 17,01 471.808,65 16,75 1. Kereta Api X X 2. Jalan Raya Darat 401.869,60 16,61 461.182,21 16,38 3. Angkutan Laut, Sungai, Danau Penyebrangan X X 4. Angkutan Udara X X 5. Jasa Penunjang Angkutan 9.784,93 0,40 10.626,44 0,38 b. Komunikasi 69.933,42 2,89 83.828,42 2,98 RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 10 No. PERINCIAN 2012 2013 1 2 3 4 5 6

8. KEUANGAN, PERSEWAAN JASA

PERUSAHAAN 220.359,05 9,11 260.364,23 9,25 a. Bank 110.924,90 4,58 133.957,49 4,76 b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank Jasa Penunjang Keuangan 13.129,72 0,54 14.803,90 0,53 c. Sewa Bangunan 94.071,57 3,89 109.131,21 3,88 d. Jasa Perusahaan 2.232,86 0,09 2.471,63 0,09

9. JASA-JASA SERVICES

529.240,25 21,87 611.216,22 21,70 a. Pemerintahan Umum Pertahanan 350.250,80 14,47 404.680,90 14,37 b. Swasta 178.989,45 7,40 206.535,31 7,33 1. Sosial Kemasyarakatan 52.558,38 2,17 60.557,75 2,15 2. Hiburan dan Rekreasi 6.566,69 0,27 7.402,52 0,26 3. Perorangan dan Rumah tangga 119.864,38 4,95 138.575,04 4,92 P D R B 2.420.085,35 100,00 2.816.093,86 100,00 Sumber: PDRB Kota Payakumbuh 2013 Data sementara Dari Tabel 2.14, terlihat bahwa sampai tahun 2013 struktur PDRB kota Payakumbuh masih didominasi oleh empat sektor utama, yaitu sektor jasa-jasa sebesar Rp. 611.216.220,000- 21,70, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan kontribusi sebesar Rp.582.441.970.000,- 20,68 , sektor Pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp. 555.637.070.000,- 19,73, dan sektor pertanian dengan kontribusi sebesar Rp. 281.437,83 9,99. Terjadi perubahan dibandingkan tahun 2012 dimana lapangan usaha pengangkutan dan komunikasi peranannya berkurang sebesar 0,17, lapangan usaha jasa-jasa berkurang 0,17 dan kenaikan terjadi pada sektor usaha perdagangan, hotel dan restoran dan sektor dan sektor pertanian masing-masing sebesar 0,48 dan 0,02 pada tahun 2013. Sementara kontribusi lapangan usaha lainnya masih relatif rendah dibandingkan dengan empat lapangan usaha di atas dibawah 10 . Kondisi ini sekaligus juga mengindikasikan bahwa kebijakan pemulihan ekonomi yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah dapat berjalan dan berhasil dengan baik. Prestasi ekonomi ini juga tidak terlepas dari dukungan kondisi sosial, politik dan keamanan yang semakin kondusif di Kota Payakumbuh. Selanjutnya pada Tabel 2.14 juga terlihat perkembangan kontribusi lapangan usaha selama 2 dua tahun terakhir, tampak bahwa lapangan usaha yang mengalami peningkatan yaitu adalah lapangan pertanian, dan lapangan usaha keuangan, persewaaan dan jasa perusahaan sedangkan lapangan usaha lainnya cenderung menurun. Kemudian jika dilihat dari peranan sub lapangan usaha maka kontribusi sub sektor perdagangan besar dan eceran yang paling besar terhadap perekonomian kota Payakumbuh dengan kontribusi sebesar 19,69 terhadap PDRB tahun 2013 meningkat dari tahun 2012 dengan kontribusi sebesar 19,22. Selanjutnya nomor dua dan seterusnya berturut-turut diikuti oleh sub sektor angkutan sebesar 16,75 menurun dari tahun 2012 sebesar 17,01; sub sektor jasa pemerintahan umum sebesar 14,37 menurun dari tahun 2012 sebesar 14,47 ; sub sektor bangunan 9,18 menurun dari tahun 2012 sebesar 9,30; sub sektor industry tanpa migas dengan kontribusi 7,40 menurun dari tahun 2012 sebesar 7,49, sub sektor jasa swasta dengan kontribusi sebesar 7,33; sub sektor tanaman pangan sebesar 6,41 dan sub sektor lainnya dengan kontribusi dibawah 5. Pada lapangan usaha jasa-jasa yang peranannya cukup tinggi dalam pembentukan PDRB tahun 2013 21,70 , sebenarnya lebih banyak dihasilkan dari kontribusi sektor pemerintahan dalam melayani kebutuhan publik seperti : jasa-jasa pelayanan administrasi pemerintahan, jasa pendidikan, jasa rumah sakit, dan jasa pelayanan masyarakat lainnya. RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 11 Kontribusi jasa pemerintahan umum dan pertahanan terhadap PDRB kota Payakumbuh pada tahun 2012 adalah sebesar Rp. 350.250.800.000,- 14,47 meningkat menjadi Rp. 404.680.900.000,-tapi persentase menurun menjadi 14,37 pada tahun 2013. Sedangkan peranan sektor swasta masih belum cukup berarti 7,33 tahun 2013 terutama dari jasa hiburan dan rekreasi yang masih cukup rendah, dan ini mengindikasikan belum berkembangnya kepariwisataan di kota Payakumbuh. Untuk itu pada masa mendatang upaya pengembangan jasa kepariwisataan di kota Payakumbuh diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti kepada perekonomian daerah. Jika dilihat dari kondisi geografis, Payakumbuh merupakan kota penghubung antara propinsi Sumatera Barat dan propinsi Riau. Dengan posisi tersebut maka dapat dikatakan bahwa lapangan usaha pengangkutan dan komunikasi mempunyai potensi yang cukup besar terhadap PDRB kota Payakumbuh dengan kontribusi sebesar 19,73 pada tahun 2013. Kontribusi lapangan usaha pengangkutan diberikan oleh Jasa pelayanan angkutan darat, diperoleh dari jasa pemindahan penumpang dan barang baik kendaraan bermotor maupun tidak bermotor, serta jasa penunjang seperti pergudangan, parkir, keagenan dan terminal. Sementara dari jasa komunikasi kontribusinya masih relatif kecil, seperti jasa pos wesel, surat dan paket pos, telekomunikasi telegram, telpon dan telex serta jasa penunjang warnet dan ponsel. Peranan lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran sebesar 20,68 dari PDRB tahun 2013 juga mempunyai peranan yang cukup tinggi karena makin meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat kota dan masyarakat di daerah hinterland yang didukung oleh letak kota Payakumbuh yang berada di tengah-tengah kabupaten Lima Puluh Kota. Jenis usaha yang memegang peranan cukup besar adalah pedagang besar dan eceran 19,69 pada tahun 2013, sedangkan kontribusi jasa hotel dan restoran 0,07 dan 0,92 pada tahun 2013 belum begitu memberikan peranan yang berarti pada perekonomian kota Payakumbuh. Lapangan usaha pertanian juga memberikan peranan yang cukup baik dalam perekonomian yaitu sebesar 9,99 dari PDRB tahun 2013. Pertanian yang ada di kota Payakumbuh umumnya masih bersifat pertanian rakyat dan berskala kecil sehingga lapangan usaha ini belum berkembang menjadi suatu pertanian yang modern, namun dalam penyerapan tenaga kerja lapangan usaha ini memberikan kontribusi yang cukup besar dibandingkan dengan lapangan usaha lainnya. Dilihat dari jenis usaha, maka tanaman pangan dan hortikultura peranan 6,41 dari PDRB tahun 2013 adalah usaha yang mempunyai peranan cukup tinggi dibandingkan dengan peternakan 2,61, perkebunan 0,28 , dan perikanan 0,69. Cukup tingginya peranan usaha ini karena lahan pertanian masih cukup tersedia. Namun ke depan, dengan semakin berkurangnya lahan pertanian diharapkan lapangan usaha ini mampu digantikan peranannya oleh lapangan usaha industri pengolahan yang menggunakan bahan baku dari produk pertanian sehingga selain untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian juga tenaga kerja yang tidak terserap oleh lapangan usaha pertanian khususnya, dan lapangan usaha lainnya dapat diserap oleh lapangan usaha industri. Lapangan usaha industri peranannya terhadap PDRB Tahun 2013 sebesar 7,40 belum memperlihatkan peranan yang cukup dominan dalam PDRB kota Payakumbuh, disebabkan oleh berbagai masalah antara lain: skala usaha umumnya masih berskala mikro, kecil dan home industri,kemudian kendala klasik yang dialami UMKM yaitu:masih kurangnya modal usaha, rendahnya kemampuan sumber daya manusia, lemahnya jaringan pemasaran dan masih lemahnya kelembagaan. Namun dalam jangka menengah dan panjang, lapangan usaha ini diharapkan akan menjadi andalan dalam penyerapan tenaga kerja. Dengan makin berkembangnya pembangunan di wilayah timur Sumatera, terutama sekali Provinsi Riau diharapkan akan semakin membuka peluang bagi masyarakat kota Payakumbuh untuk memasarkan produk-produknya sebagai akibat meningkatnya permintaan pada daerah tersebut. Kemudian secara kelompok sektoral, selama lima tahun terakhir 2009-2013 perekonomian kota Payakumbuh masih didominasi oleh sektor tersier dengan kontribusi rata-rata 71,36 dari nilai PDRB yang mencakup aktivitas jasa-jasa secara umum meliputi lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran; lapangan usaha pengangkutan dan komunikasi; lapangan usaha keuangan, sewa dan jasa perusahaan; dan lapangan RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 12 usaha jasa-jasa, kemudian diikuti oleh kelompok sektor sekunder dengan kontribusi rata- rata sebesar 18,13 dari nilai PDRB meliputi lapangan usaha industri; dan lapangan usaha listrik, gas dan air minum, dan lapangan usaha bangunan; dan kelompok sektor primer dengan kontribusi rata-rata sebesar 10,50 dari PDRB mencakup Lapangan usaha pertanian dan lapangan usaha pertambangan dan penggalian. Tabel 2.15 Distribusi Kelompok Sektoral PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh No Kelompok Sektoral Distribusi 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata 1 Primer 10,60 10,55 10,47 10,46 10,44 10,50 2 Sekunder 17,56 17,88 18,57 18,46 18,19 18,13 3 Tersier 71,84 71,57 70,96 71,07 71,36 71,36 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100.00 100,00 Sumber: PDRB Kota Payakumbuh 2013 data sementara Dari Tabel 2.15 dapat dilihat bahwa selama empat tahun terakhir sektor sekunder mengalami peningkatan dari 17,88 pada tahun 2010 menjadi 18,57 pada tahun 2011 setelah itu mengalami penurunan kembali yaitu 18,46 pada tahun 2012 dan tahun 2013 kembali mengalami penurunan menjadi 18,19. Kemudian sektor primer justru mengalami penurunan peranan terhadap PDRB, masing-masing sektor primer turun dari 10,55 tahun 2010 menjadi 10,47 pada tahun 2011, tahun 2012 sebesar 10,46 dan tahun 2013 sebesar 10,44 dimana penurunannya tidak signifikan. dan sektor tersier turun dari 71,57 tahun 2010 menjadi 70,96 pada tahun 2011, setelaah itu terjadi kenaikan pada tahun 2012 dan tahun 2013 yaitu 71,07 dan 71,36. Hal ini terjadi karena sektor ekonomi di kota Payakumbuh masih banyak berskala UMKM dan non formal sehingga rentan untuk beralih usaha ke sektor lainnya. Jika dilihat dari indikator pertumbuhan ekonomi, maka perekonomian kota Payakumbuh mampu berkembang dengan baik, meskipun akibat krisis ekonomi global di tahun 1998 juga turut dirasakan dampaknya, dimana perekonomian kota Payakumbuh pernah mengalami penurunan hingga mencapai -4,32 pada tahun 1998. Sejalan dengan membaiknya perekonomian nasional, maka sejak tahun 2002, pertumbuhan ekonomi kota Payakumbuh terus naik dengan peningkatan yang relatif stabil hingga mencapai 6,42 pada tahun 2008. Namun memasuki tahun 2009 kinerja perekonomian kota Payakumbuh mengalami kontraksi dan perlambatan pertumbuhan akibat dunia kembali dilanda krisis ekonomi yang diawali oleh krisis keuangan di Amerika serikta sejak pertengahan tahun 2008. Dampak dari kondisi tersebut, memperlambat pertumbuhanekonomi kota Payakumbuh pada tahun 2009 dengan capaian sebesar 5,80 , turun sebesar 0,62 dari pertumbuhan tahun 2008.Selanjutnya pada tahun 2010 ekonomi kota Payakumbuh tumbuh sebesar 6,38 , lebih baik dari pertumbuhan tahun 2009 tapi masih di bawah pertumbuhan tahun 2008. Yang mencapai 6,42 .Kemudian pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Payakumbuh terus naik mencapai 6,79 , namun masih di bawah target pertumbuhan sesuai asumsi makro ekonomi pada APBD kota Payakumbuh tahun 2011 sebesar 6,82. Pada tahun 2012 baru bisa dicapai pertumbuhan sebesar 6,82 yang mana telah melampaui target RPJMD sebesar 6,81. Pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi Kota Payakumbuh sebesar 6,72 lebih kecil dari tahun 2012. Tabel 2.16 memperlihatkan perkembangan pertumbuhan ekonomi Kota Payakumbuh menggunakan data Produk Domestik Regional Bruto PDRB dari tahun 2001 sampai tahun 2013 atas dasar harga konstan dan harga berlaku. Dari Tabel tersebut terlihat bahwa berdasarkan PDRB harga konstan pada tahun 2013, lapangan usaha yang pertumbuhannya paling tinggi adalah lapangan usaha keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 9,20; diikuti oleh lapangan usaha perdagangan, hotel, dan restoran RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 13 mencapai 8,45; lapangan usaha bangunan tumbuh sebesar 7,30;dan lapangan usaha industri pengolahan tumbuh sebesar 6,86 serta diikuti oleh lapangan usaha lainnya. Sementara berdasarkan PDRB harga berlaku, lapangan usaha yang paling tinggi pertumbuhannya adalah perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 19,14; diikuti oleh keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar 18,15; pertanian sebesar 16,64; jasa-jasa sebesar 15,49, angkutan dan komunikasi sebesar 15,38, bangunan sebesar 14,86; industri pengolahan sebesar 13,04 dan diikuti oleh lapangan usaha lainnya. Tabel 2.16 Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku ADHB dan Atas Dasar Harga Konstan ADHK Tahun 2011 s.d. Tahun 2013 Kota Payakumbuh No. Lapangan usaha Pertumbuhan 2011 2012 2013 ADHB ADHK ADHB ADHK ADHB ADHK

1. Pertanian