RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 14
No Sektor Lapangan usaha
2009 2010
2011 2012
2013 Rata
rata
2. Pertambangan penggalian
4,28 5,61
5,48 4,71
2,73 4,56
a. Penggalian 4,28
5,61 5,48
4,71 2,72
4,56
3. Industri
6,97 5,98
5,95 6,52
6,86 6,46
a. Industri Tanpa Migas 6,97
7,18 5,95
6,52 6,86
6,70
4. Listrik, Gas Air Minum
7,89 4,65
7,11 6,12
4,73 6,10
a. Listrik 10,16
10,61 6,42
7,06 6,21
8,09 b. Air Bersih
3,27 1,73
8,92 3,72
0,82 3,69
5. Bangunan
6,17 8,53
8,35 7,13
7,39 7,51
6. Perdagangan, hotel dan restoran
6,88 7,41
7,85 8,71
8,45 7,86
a. Perdagangan Besar dan Eceran
6,96 7,50
7,82 8,66
8,35 7,86
b. Hotel 5,55
5,94 8,54
8,11 10,11
7,65 c. Restoran
5,41 5,76
8,55 9,91
10,40 8,01
7. Angkutan dan Komunikasi
4,95 4,88
5,16 4,29
3,95 4,65
a. Angkutan 3,60
3,50 3,66
2,79 2,77
3,26 b. Komunikasi
14,35 13,61
13,76 12,19
9,64 12,69
8. Keuangan, Persewaan Jasa
Perusahaan
8,43 9,47
9,00 8,76
9,20 8,97
a. Bank 11,49
12,20 11,18
11,09 11,60
11,51 b. Lembaga Keu. Tanpa Bank
5,39 6,39
6,22 6,46
5,48 5,99
c. Sewa Bangunan 5,72
7,00 6,98
6,34 6,81
6,57 d. Jasa Perusahaan
7,27 5,86
5,11 6,99
5,89 6,22
9. Jasa
– Jasa 5,00
5,38 6,46
7,06 7,04
6,19 a. Pemerintahan Umum dan
Pertahanan 5,49
5,72 7,11
7,78 7,24
6,67 b. Swasta
4,07 4,72
5,17 5,63
6,63 5,24
Pertumbuhan PDRB 6,42
5,80 6,38
6,79 6,72
6,42
Sumber : PDRB Kota Payakumbuh Tahun 2013 data sementara
Dari Tabel 2.17 juga terlihat bahwa rata-rata laju pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi selama lima tahun terakhir adalah sub sektor komunikasi sebesar 12,69, diikuti
oleh sub sektor bank sebesar 11,51 dan sub sektor listrik sebesar 8,09. Dengan memperhatikan pertumbuhan sektor lapangan usaha di atas menunjukkan
bahwa Payakumbuh sedang giatnya melaksanakan pembangunan ekonomi yang berbasiskan UMKM, dicerminkan oleh tingginya pertumbuhan lapangan usaha dalam
kelompok sektor jasa-jasa sektor tersier terutama jasa perbankan dan lembaga keuangan, jasa sewa bangunan, jasa perseorangan dan rumah tangga, jasa angkutan
serta jasa perdagangan dan restoran. Kemudian juga terjadi peningkatan pertumbuhan lapangan usaha kelompok industri sektor sekunder seperti lapangan usaha bangunan, air
bersih dan industri pengolahan.
Dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional dan Sumatera Barat, pertumbuhan ekonomi kota Payakumbuh lebih baik sebagaimana terlihat pada Tabel 2.18.
RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 15
Tabel 2.18 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Kota Payakumbuh
dengan Propinsi Sumatera Barat dan Nasional tahun 2009 s.d. 2013 Tahun
Laju Pertumbuhan Kota Payakumbuh
Propinsi Sumatera Barat Nasional
2009 5,80
4,16 4,50
2010 6,38
5,93 6,10
2011 6,79
6,22 6,50
2012 6,82
6,35 6,23
2013 6,72
6,20 5,70
Sumber : BPS Kota Payakumbuh Tahun 2013 data sementara
Dari Tabel 2.18 tampak bahwa laju pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat dan Nasional masih berada dibawah laju pertumbuhan ekonomi kota Payakumbuh pada kurun
waktu tersebut. Ekonomi kota Payakumbuh tumbuh sebesar 5,80 pada tahun 2009 naik menjadi menjadi 6,38 pada tahun 2010. Demikian halnya dengan ekonomi Sumatera
Barat dan nasional yang juga tumbuh sebesar 4,16 dan 4,5 pada tahun 2009, mengalami peningkatan pada tahun 2010 hingga tumbuh sebesar 5,93 dan 6,1 . Pada
tahun 2011 laju pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah terus meningkat dari tahun 2010 sejalan dengan semakin membaiknya kondisi perekonomian global dan nasional
serta perekonomian Sumatera Barat pasca gempa bumi diakhir tahun 2009 yang lalu. Laju pertumbuhan ekonomi kota Payakumbuh pada tahun 2013 mencapai 6,42; Propinsi
Sumatera Barat mencapai 6,20 dan nasional mencapai 5,70. Dibanding tahun 2012 laju pertumbuhan ekonomi Kota Payakumbuh mengalami penurunan sebesar 0,4,
penurunan pertumbuhan ekonomi Kota Payakumbuh dan Provinsi Sumatera Barat sangat dipengaruhi oleh terjadinya penurunan pertumbuhan ekonomi secara nasioanl, yang
disebabkan karena faktor eksternal yang mempengaruhi perekonomian Indonesia itu berupa ketidakpastian perekonomian global. Isu penghentian penggelontoran stimulus
perekonomian AS oleh bank sentral AS, Federal Reserve, karena sejumlah indikator perekonomian menunjukkan perbaikan. Banyak negara yang goyah atas kebijakan bank
sentral AS itu. Indonesia menjadi salah satunya.
Kondisi internal yang buruk yaitu berupa melemahnya ekspor Indonesia, yang selama ini didominasi ekspor sumber daya alam, dan meningkatnya impor yang didominasi jasa
dan barang modal, telah menyebabkan terjadinya defisit transaksi berjalan, defisit ini akhirnya membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melorot.
Untuk Provinsi Sumatera Barat, terjadinya penurunan pertumbuhan ekonomi disebabkan antara lain karena kenaikan harga BBM sehingga konsumsi rumah tangga
melemah akibat tingkat inflasi yang cukup tinggi, disamping juga aktivitas perdagangan melambat, dan juga disebabkan karena kurangnya pasokan pangan, struktur pasar yang
kurang sehat, dan jalur transportasi angkutan yang sangat panjang. Sejalan dengan hal tersebut, kondisi ini juga berpengaruh terhadap laju pertumbuhan ekonomi Kota
Payakumbuh
2 Laju Inflasi
Sejalan dengan terjadinya penurunan laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 maka tingkat inflasi secara nasional juga mengalami peningkatan, dimana tingkat inflasi
mencapai 8,38 pada tahun 2013, naik dari tahun 2012 yang mana laju inflasi hanya 4,30 . Penyebab terjadinya kenaikan inflasi adalah pertama karena kenaikan tingkat harga
barang impor karena semakin melemahnya nilai rupiah; kedua karena adanya kenaikan tingkat upah tenaga kerja yang tidak diimbangi oleh peningkatan produktifitasnya.
Kenaikan upah tenaga kerja menyebabkan biaya produksi meningkat sehingga memicu kenaikan harga jual di dalam negeri. Terlebih lagi jika tidak diimbangi oleh peningkatan
produktifitas dengan peningkatan jumlah produksi. Jika kelangkaan produksi danatau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi terjadi kenaikan harga juga tidak bisa dielakkan;
dan ketiga karena adanya kenaikan harga BBM yang dewasa ini sudah mencapai seperlima dari pengeluaran pemerintah pusat.
RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 16
Tingkat inflasi kota Payakumbuh pada tahun 2009 yang dihitung menggunakan angka inflasi ibu kota propinsi Sumatera Barat Kota Padang adalah sebesar 2,05 lebih
rendah dari inflasi tahun 2008 sebesar 11,02 dan nasional sebesar 2,78 , juga lebih rendah dari target inflasi yang tertuang di dalam RKPD tahun 2009 10 dan RPJMD
2008-2012 tahun ke dua sebesar 6,6 .
Pada tahun 2010 tingkat inflasi kota Payakumbuh mengalami peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan tahun 2009 mencapai 7,84, namun pada tahun 2011 tingkat inflasi
kota Payakumbuh mengalami penurunan menjadi 5,37 dan pada tahun 2012 turun lagi menjadi 4,16. Seiring dengan kenaikan inflasi nasional pada tahun 2013 terjadi kenaikan
inflasi yang cukup besar di Kota Payakumbuh jika dibandingkan tahun 2012 yaitu sebesar 10,87. Secara keseluruhan capaian indikator laju inflasi dapat dilihat pada Tabel 2.19
Tabel 2.19 Nilai Inflasi Rata-Rata Tahun 2009 s.d. 2013
Kota Payakumbuh Uraian
2009 2010
2011 2012
2013 Rata-rata Pertumbuhan
Inflasi 2,05
7,84 5,37
4,16 10,87
6,06
Sumber : PDRB Kota Payakumbuh Tahun 2013 Data Sementara
3 PDRB per kapita
Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi ini adalah perkembangan pendapatan per kapita per tahun yang diukur dengan data PDRB per
kapita. Pada tahun 2009 PDRB per kapita masyarakat Kota Payakumbuh atas dasar harga berlaku mencapai Rp.14.417.218,- Angka ini terus meningkat setiap tahun sejalan dengan
peningkatan laju pertumbuhan ekonomi, hingga mencapai Rp. 23.151.662,- pada tahun 2013. Secara keseluruhan perkembangan PDRB perkapita kota Payakumbuh selama lima
tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 2.20.
Tabel 2.20 PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan
2000=100 Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh o
Tahun PDRB juta rupiah
Jumlah penduduk
PDRB per kapita rupiah ADHB
ADHK ADHB
ADHK
1. 2009
1.655.832 819.397
106.911 14.417.218
7.134.431 2.
2010 1.885.987
871.662 117.876
16.114.180 7.447.618
3. 2011
2.157.360 930.856
120.051 18.123.709
7.820.284 4.
2012 2.423.142
994.371 122.450
20.202.614 8.290.433
5. 2013
2.816.094 1.061.214
124.694 23.151.622
8.724.441 Sumber : PDRB Kota Payakumbuh Tahun 2013
data sementara Berdasarkan Tabel 2.20 terlihat bahwa PDRB per kapita kota Payakumbuh setiap
tahunnya terus meningkat baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan, dimana pertumbuhan menurut harga berlaku jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan
pertumbuhan menurut harga konstan. Hal ini disebabkan harga konstan menggunakan harga pada tahun 2000 yang tentunya untuk menghilangkan pengaruh inflasi guna
mendapatkan angka riil.
4 Tingkat Pengangguran dan Kemiskinan
Sejalan dengan prioritas pembangunan nasional dan propinsi Sumatera Barat, Pemerintah Kota Payakumbuh juga menempatkan program pengurangan angka
kemiskinan dan pengangguran pada prioritas ketiga dari sembilan prioritas yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Kota Payakumbuh
Tahun 2012 - 2017.
RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 17
Kebijakan pembangunan
untuk pengurangan
angka kemiskinan
dan pengangguran antara lain adalah sebagai berikut :
1. Dilaksanakannya pemberdayaan masyarakat miskin dengan fokus mengatasi faktor utama yang mempengaruhi keberadaan orang miskin, kurangnya keterampilan dan
pendidikan, kurangnya akses modal, kurangnya pemberdayaan, dan kurangnya fasilitas fisik penunjang, termasuk kurangnya akses terhadap pekerjaan.
2. Dilaksanakan upaya perlindungan sosial untuk kelompok rumah tangga miskin, berupa jaminan pendidikan untuk anak-anak miskin, jaminan pembiayaan kesehatan, serta
jaminan tempat tinggal dan pekerjaan 3. Pendataan dan penataan sektor informal yang banyak menjadi lapangan usaha bagi
pencari kerja dan sering memunculkan pengangguran tersembunyi di kawasan perkotaan.
Dengan menerapkan kebijakan diatas, upaya penanggulangan kemiskinan di Kota Payakumbuh dalam beberapa tahun terakhir sudah memperlihatkan indikasi keberhasilan.
Perkembangan data kemiskinan Kota Payakumbuh dapat dilihat pada Tabel 2.21.
Tabel 2.21 Perkembangan Data Kemiskinan
Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh No
Uraian Satuan
Tahun 2009
2010 2011
2012 2013
1 2
3 4
Jumlah penduduk Jumlah Penduduk Miskin
Jumlah KK Miskin Tingkat Kemiskinan
Jiwa Jiwa
KK 106.911
11.742 3.142
10,98 117.876
12.400 2.638
10,58 120.051
12.113 2.180
10,09 122.450
10.800 2.160
9,00 124.694
10.574 2.115
8,48 Sumber : BPS Kota Payakumbuh 2013
Data Sementara Dapat dijelaskan bahwa berdasarkan hasil validasi data yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Kota Payakumbuh tahun 2009, dengan jumlah penduduk 106.911 jiwa terdapat 3.142 KK Miskin atau 11.742 jiwa, tingkat kemiskinan mencapai 10,98.
Kemudian pada tahun 2010, berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010 SP 2010 terjadi proses koreksi terhadap angka rata-rata laju pertumbuhan penduduk setiap
sepuluh tahun. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk sampai dengan tahun 2000 adalah 0,77. Sementara hasil sensus penduduk tahun 2010, rata-rata laju pertumbuhan
penduduk sampai dengan tahun 2010 adalah 1,79. Pengkoreksian ini jberpengaruh terhadap penghitungan jumlah penduduk miskin sehingga jumlah penduduk miskin pada
tahun 2010 menjadi 12.400 jiwa dengan jumlah kepala keluarga miskin 2.638 KK dan tingkat kemiskinan menjadi 10,58.
Dengan keberlanjutan program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan disertai akselerasi perbaikan ekonomi nasional, global, dan iklim investasi serta iklim
usaha yang semakin baik di Kota Payakumbuh, BPS melalui Susenas 2011 mempublikasikan bahwa tingkat kemiskinan Kota Payakumbuh adalah 10,09, pada
tahun 2012 dengan jumlah penduduk 122.450 jiwa, tingkat kemiskinan Kota Payakumbuh turun menjadi 9,0, dan tahun 2013 tingkat kemiskinan Kota Payakumbuh diperkirakan
sebesar 8,48.
Tingkat pengangguran terbuka di Kota Payakumbuh tahun 2012 mengalami penurunan dari tahun 2011 yaitu dari 6,78 pada tahun 2011 menjadi 6,77 pada
tahun 2012, dan diperkirakan pada tahun 2013 turun menjadi 6,72.
RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 18
Tabel 2.22 Tingkat Pengangguran Terbuka Penduduk yang Berumur 15 Tahun ke Atas
Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh
No Tahun
Tingkat Pengangguran 1
2009 8,28
2 2010
6,50 3
2011 6,78
4 2012
6,77 5
2013 6,72
Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Payakumbuh Tahun 2013 Data Sementara
Angka pengangguran terbuka di Kota Payakumbuh tahun 2013 diproyeksikan sebesar 6,72 , ini berarti bahwa dalam 100 orang pencari kerja yang tergolong angkatan kerja
terdapat sekitar 6 - 7 orang yang sedang mencari kerjamempersiapkan usaha atau tidak mencari kerja karena putus asa. Dengan adanya pengurangan angka pengangguran
mengindikasikan keberhasilan program ketenagakerjaan dari tahun ke tahun, dengan membaiknya kondisi ekonomi dibandingkan pada tahun 2011, maka diharapkan
perekonomian kota Payakumbuh dapat menciptakan kesempatan kerja dan peluang usaha yang lebih besar, sehingga angka pengangguran pada tahun 2014 dapat ditekan lebih
rendah.
2.1.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial