RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 69
2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah
Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada
persaingan dengan provinsi lainnya yang berdekatan, domestik dan internasional. Aspek daya saing daerah terdiri dari kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim
berinvestasi dan sumber daya manusia.
2.1.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka kepada
persaingan dengan provinsi lain. Bagian ini menggambarkan kemampuan ekonomi Payakumbuh menggunakan indikator pengeluaran konsumsi rumahtangga per kapita, seperti
pada Tabel 2.107.
Tabel 2. 107. Angka Konsumsi Rumah Tangga Tahun 2009 s.d. 2013
Kota Payakumbuh Jutaan Rupiah No
Uraian 2009
2010 2011
2012 2013
1. Total Pengeluaran Rumah
Tangga 15.704,38
17.361,42 20.715,89
22.787,48 24.548,86
2. Jumlah Rumah Tangga
25.302 28.163
28.807 29.388
30.281 3.
Rasio 1:2 0,62
0,62 0,72
0,78 0,81
Sumber :BPS Kota Payakumbuh 2013 Data sementara
Pada tahun 2013 diperkirakan terjadinya peningkatan konsumsi rumahtangga dari menjadi Rp. 24.548,86 juta dengan jumlah rumah tangga sebanyak 30.281 RT dari tahun 2012
Terjadinya kenaikan tersebut antara lain disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk Kota Payakumbuh yang mengakibatkan meningkatnya konsumsi barang dan jasa. Selain itu
membaiknya kondisi ekonomi masyarakat Kota Payakumbuh, serta perkembangan ilmu dan teknologi mempengaruhi perubahan selera dan perilaku konsumsi masyarakat Kota
Payakumbuh.
2.1.4.2 Fokus Fasilitas WilayahInfrastruktur
1 Penataan Ruang
a Ketaatan Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Rasio realisasi rencana tata ruang wilayah dibandingkan dengan rencana peruntukan
rencana tata ruang wilayah dari tahun 2009 sampai dengan 2013 cenderung meningkat, hal ini disebabkan karena tingginya ketaatan masyarakat terhadap regulasi
penataan ruang dan meningkatnya pengawasan peruntukan lahan oleh Dinas Tata Ruang dan Kebersihan, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.108 .
Tabel 2.108 Rasio Ketaatan Terhadap RTRW Tahun 2009 s.d. 2013
Kota Payakumbuh
NO Uraian
2009 2010
2011 2012
2013 1.
Realisasi RTRW ha 568,52
596,89 645,19
651,79 752
2. Rencana Peruntukan RTRW
ha 8.043
8.043 8.043
8.043 8.043
3. Rasio 12
0,071 0,074
0,080 0,081
0,093 Sumber :
Dinas Tata Ruang dan Kebersihan Kota Payakumbuh, 2014
Salah satu ketaatan terhadap RTRW adalah semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk mengurus IMB sebelum mendirikan bangunan. Hal ini ditandai dengan
RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 70
meningkatnya jumlah bangunan yang memiliki IMB baik bangunan privat maupun bangunan publik.
b Luas Wilayah Produktif Luas wilayah produktif dilihat dari jumlah luas wilayah produktif dibandingkan dengan
jumlah keseluruhan wilayah budidaya. Luas wilayah produktif jika dibandingkan dengan luas seluruh wilayah budidaya dari tahun 2009 sampai dengan 2013 tidak mengalami
perubahan dengan rasio rata-rata sebesar 0,94 seperti pada Tabel 2.109.
Tabel 2.109 Rasio Luas Wilayah Produktif Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh
NO Uraian
2009 2010
2011 2012
2013 1.
Luas Wilayah produktif 4.641
4.740 4.740 4.740 4.740 2.
Luas Seluruh Wil. Budidaya 4.940
4.940 5.041 5.041 5.041 3.
Rasio 1:2 0,94
0,96 0,94
0,94 0,94
Sumber : Dinas Tata Ruang dan Kebersihan Kota Payakumbuh, 2014 c Luas Wilayah Industri
Rasio luas wilayah industri dilihat dari perbandingan luas seluruh wilayah industri dibandingkan dengan luas wilayah budi daya dapat dilihat pada Tabel 2.110.
Tabel 2.110 Rasio Luas Wilayah Industri Tahun 2010 s.d. 2013 Kota Payakumbuh
NO Uraian
2010 2011
2012 2013
1. Luas Wilayah industri
0,385 1,598
1,598 0,91
2. Luas Seluruh Wil. Budidaya
4.940 5.041
5.041 5.041
3. Rasio 1:2
0,0077 0,03
0,03 0,01
Sumber : Dinas Tata Ruang dan Kebersihan Kota Payakumbuh, 2014 2
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian
a Jenis dan jumlah bank dan cabang Pada tahun 2013, di kota Payakumbuh telah berkembang perbankan baik bank
pemerintah, bank swasta, bank pemerintah daerah maupun BPR. Bank Pemerintah yang memiliki cabang di kota Payakumbuh ada sebanyak 4 empat
bank yaitu Bank Sentral PT. Bank BNI 46, Bank BRI dengan 2 dua buah BRI Unit Desa yaitu Unit Desa Ibuh dan Unit Desa Koto Nan IV, serta Bank Mandiri.
Sedangkan bank swasta yang beroperasi di kota Payakumbuh adalah PT. Bank Danamon dengan satu unit Danamon Simpan Pinjam, Bank Muamalat, Bank Bukopin
Syariah, Bank Tabungan Pensiunan Negara BTPN dan Bank Mandiri Syariah.
Sementara itu bank yang merupakan bank pemerintah daerah adalah PT. Bank Pembangunan Daerah yang terdiri 2 dua unit yaitu Bank Nagari Sumatera Barat
Cabang Payakumbuh dan PT. BPD Cabang Sumbar Syariah Disamping itu, BPR yang beroperasi dan ikut menunjang perekonomian masyarakat
yang berkembang di Payakumbuh ada 6 enam BPR yaitu BPR Rangkiang Denai, BPR Harau, BPR Syariah Al-Makmur, BPR Syariah Andalas, BPR Ampek Angkek
Canduang dan BPR Gema Ampek Koto Sejahtera.
b Jenis, kelas dan jumlah penginapanhotel Pada tahun 2013 di kota Payakumbuh terdapat 12 dua belas unit hotelwisma yang
masih termasuk kategori hotel melati. Adapun kapasitas setiap hotelwisma tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.111.
RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 71
Tabel 2.111 Kapasitas Hotel dan Wisma Tahun 2013 di Kota Payakumbuh
No. Nama HotelWisma
Kamar Tempat Tidur
Tenaga Kerja
1 Kolivera
14 31
3 2
Kolivera Baru 15
26 7
3 Kolivera III
5 12
2 4
Bundo Kanduang 33
66 10
5 Flamboyan
9 20
4 6
Sari I 19
42 6
7 Sari II
15 22
3 8
Mangkuto 36
59 20
9 Ngalo de Villa
25 46
14 10
Pondok Bambu 15
17 3
11 Hotel SMK 3
17 10
12 Graha Hotel
15 18
6
Jumlah 218
369 78
Sumber : Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Payakumbuh, 2013
2.1.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi