Jumlah jaringan irigasi 123.356 153.839,2 Luas lahan budidaya ha 4.841 Rasio 25,48

RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 33 Tabel 2.51 Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan KondisiMenurut Kecamatan Tahun 2013 Kota Payakumbuh NO Kecamatan Kondisi Baik Km Kondisi Rusak Sedang Km Kondisi Rusak Ringan Km Kondisi Rusak Berat Km Jalan secara keseluruhan Km 1 Payakumbuh Barat 46 ,97 23,16 9,65 7,57 87,33 2 Payakumbuh Timur 36,01 19,26 5,01 2,74 63,02 3 Payakumbuh Utara 26,50 19,38 8,57 0,94 55,39 4 Payakumbuh Selatan 11,96 5,82 5,19 3,72 26,71 5 Latina 16,10 4,52 2,23 6,14 28,99 Jumlah 137,54 72,14 30,65 21,11 261,44 Sumber : Dinas PU Kota Payakumbuh, 2014 b Rasio jaringan irigasi Rasio jaringan irigasi ini dapat dilihat dari panjang saluran irigasi m dibandingkan dengan luas lahan budidaya pertanian hektar. Rasio jaringan irigasi di Kota Payakumbuh selama tahun 2009 s.d. 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.52 Tabel 2.52 Rasio Jaringan Irigasi Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh NO Jaringan Irigasi Panjang Jaringan 2009 2010 2011 2012 2013 1. Jaringan primer m 46.636,7 58.919,7 50.356,7 50.356 55.303 2. Jaringan Sekunder m 50.619,5 48.504,5 55.718 55.772 55.772 3. Jaringan Tersier m 26.100 46.415 45.100 45.100 45.100

4. Jumlah jaringan irigasi 123.356 153.839,2

151.175 151.228 156.175

5. Luas lahan budidaya ha 4.841

4.226,3 5.211 5.211 5.211

6. Rasio 25,48

36,40 29,01 29,02 29,97 Sumber : Dinas PU Kota Payakumbuh, 2014 Berdasarkan Tabel 2.52 terlihat bahwa rasio jaringan irigasi memiliki angka yang fluktuatif, hal ini disebabkan karena adanya alih fungsi lahan akibat pengembangan pembangunan permukiman dan bencana alam. Untuk mengetahui kondisi jaringan irigasi per kecamatan pada tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.53 Tabel 2.53 Rasio Jaringan Irigasi Menurut Kecamatan Tahun 2013 Kota Payakumbuh No Kecamatan Panjang Jaringan Irigasi Total Panjang Jaringan Irigasi Luas lahan budidaya Rasio Primer Sekunder Tersier 1 Payakumbuh Barat 5.217 10.574 8.450 24.151 954 25,30 2 Payakumbuh Timur 14.446 8.968 - 23.414 747 31,34 3 Payakumbuh Utara 5.609 11.288,50 14.015 30.913 1.264 24,45 4 Payakumbuh Selatan 30.076 22.751,50 16.335 69.163 1.844 37,51 5 Latina 45 2.190 6.300 8.535 402 21,23 Jumlah 55.303 55.772 45.100 156.175 5.211 29,97 Sumber : Dinas PU Kota Payakumbuh, 2014 Efisiensi dan Efektivitas Pengelolaan Jaringan Irigasi merupakan tolok ukur keberhasilan dalam pengelolaan jaringan irigasi, untuk Kota Payakumbuh efisiensi dan efektifitasnya pada tahun 2013 dapat dilihat dalam Tabel 2.54 dan efisiensi dan efektifitas per kecamatan pada Tabel 2.55. RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 34 Tabel 2.54 Efisiensi dan Efektivitas Pengelolaan Jaringan Irigasi Tahun 2013 Kota Payakumbuh No Pasokan Irigasi Jumlah Satuan 1. Pasok Irigasi per Area 5,85 LtrdtkHa 2. Pasok Irigasi Relatif 4,35 LtrdtkHa 3. Pasok Air Relatif 4,35 LtrdtkHa 4. Indek Luas Areal 3,95 5. Rancangan Luas Areal 5.211 Ha Sumber : Dinas PU Kota Payakumbuh, 2014 Tabel 2.55 Efisiensi dan Efektifitas Pengelolaan Jaringan Irigasi Menurut Kecamatan Tahun 2013 Kota Payakumbuh Sumber : Dinas PU Kota Payakumbuh, 2014 c Rasio tempat ibadah per satuan penduduk Rasio tempat ibadah per satuan penduduk dapat dilihat dari jumlah tempat ibadah dibandingkan dengan jumlah penduduk. Rasio tempat ibadah angkanya naik turun karena adanya pertumbuhan jumlah penduduk, seperti yang terdapat pada Tabel 2.56. Tabel 2.56 Rasio Tempat Ibadah Persatuan Penduduk Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh NO Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 1. Jumlah Tempat Ibadah 337 337 369 389 389 2. Jumlah Penduduk 106.911 117.876 119.986 122.450 124.694 3. Rasio 0,32 0,29 0,31 0,32 0,31 Sumber :Payakumbuh dalam Angka 2013 data sementara d Persentase rumah tinggal bersanitasi Persentase rumah tinggal bersanitasi dapat dilihat dari jumlah rumah tinggal berakses sanitasi dibandingkan dengan jumlah rumah tinggal. Persentase rumah tinggal bersanitasi tahun 2009 s.d. 2013 di Kota Payakumbuh dapat dilihat pada Tabel 2.57 No Kecamatan Luas Rancangan Ha Luas Lahan Terairi Ha Kebutuhan Air Tanaman Ha Pasok Air Irigasi lt dtk Pasok Air Irigasi Total lt dtk Total Pasok Air lt dtk PIA lt dtkha PIR lt dtkha PAR lt dtkha IA 1 Payakumbuh Barat 954 763,20 1.144,80 915,84 915,8 915,8 1,2 0,8 0,8 80,00 2 Payakumbuh Timur 747 560,25 896,40 672,30 672,3 672,3 1,2 0,75 0,75 75,00 3 Payakumbuh Utara 1.264 1.011,20 1.516,80 1.213,44 1.213,4 1.213,4 1,2 0,8 0,8 80,00 4 Payakumbuh Selatan 1.844 1.475,20 1.548,96 1.548,96 1.548,96 1.548,96 1,05 1 1 80,00 5 Latina 402 321,60 385,92 385,92 385,9 385,9 1,2 1 1 80,00 Jumlah 5.211 4.131,45 5.492,88 4.736,46 4.736,5 4.736,5 5,85 4,35 4,35 79,00 RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 35 Tabel 2.57 Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh NO Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 1. Jumlah rumah tinggal berakses sanitasi 19.371 19.436 19.501 21.444 21.831 2. Jumlah rumah tinggal 22.966 23.234 23.699 25.305 26.403 3. Persentase 84,35 83,65 82,29 84,62 82,68 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh, 2014 e Rasio Permukiman Layak Huni Rasio permukiman layak huni dapat dilihat dari luas permukiman layak huni hektar dibandingkan luas wilayah permukiman hektar. Rasionya cenderung meningkat, hal ini disebabkan oleh bertambahnya luas permukiman dibandingkan luas permukiman layak huni, seperti dalam Tabel 2.58 Tabel 2.58 Rasio Permukiman Layak Huni Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh NO Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 1. Luas Permukiman Layak Huni 2.006 2.034 2.092 2.092 2.092 2. Jumlah luas permukiman 3.217 3.320 3.325 3.328 3.328 3. Rasio 0,62 0,61 0,62 0,63 0,63 Sumber : Dinas PU Kota Payakumbuh, 2014 f Rasio rumah layak huni Rasio rumah layak huni dapat dilihat dari jumlah rumah layak huni unit dibandingkan jumlah penduduk jiwa. Pada periode 2009 s.d. 2013 terjadi peningkatan rumah layak huni yang cukup signifikan, namun peningkatan rasionya tidak terlalu tinggi karena diiringi oleh pertumbuhan jumlah penduduk. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.59. Tabel 2.59 Rasio Rumah Layak Huni Tahun 2009 -2013 Kota Payakumbuh NO Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 1. Jumlah Rumah Layak Huni 19.140 19.936 20.586 24.870 25.791 2. Jumlah Penduduk 106.911 117.876 120.051 122.450 124.694 3. Rasio 0,17 0,17 0,17 0,20 0,21 Sumber : Dinas PU Kota Payakumbuh, 2014 g Panjang jalan dilalui roda 4 Rasio panjang jalan yang dilalui roda empat dilihat dari perbandingan panjang jalan dengan jumlah penduduk. Panjang jalan yang dilalui roda empat di Kota Payakumbuh periode 2010-2013 pada umumnya meningkat, namun rasio panjang jalan yang dilalui roda empat dibandingkan dengan jumlah penduduk selama periode tersebut sama. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah penduduk yang meningkat setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.60. RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 36 Tabel 2.60 Rasio Panjang Jalan Dilalui Roda Empat Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh NO Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 1. Jumlah panjang jalan 237,29 219,66 261,44 261,44 261,44 2. Jumlah Penduduk 106.911 117.876 120.051 122.450 124.694 3. Rasio 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 Sumber : Dinas PU Kota Payakumbuh, 2014 h Panjang jalan kota dalam kondisi baik Persentase panjang jalan kota dalam kondisi baik Kota Payakumbuh tahun 2009 2013 dapat dilihat dalam Tabel 2.61 Tabel 2.61 Persentase Panjang Jalan Kota dalam Kondisi Baik Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh NO Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 1. Panjang jalan kota dalam Kondisi baik 155,10 115,73 137,77 135,98 136,9 2. Panjang jalan seluruhnya 237,29 219,66 261,44 261,44 261,44 3. Persentase 65,36 52,68 52,69 52,01 52,36 Sumber : Dinas PU Kota Payakumbuh, 2014 i Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainasesaluran pembuangan Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase di Kota Payakumbuh dari tahun 2009 sampai 2013 terjadi peningkatan setiap tahunnya. Namun persentase panjang jalan yang memiliki trotoar berfluktuasi, hal ini disebabkan oleh adanya pengalihan status jalan seperti yang terdapat pada Tabel 2.62 Tabel 2.62 Persentase Panjang Jalan yang Memiliki Trotoar dan Drainase Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh NO Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 1. Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase 68,30 70,38 72,16 72,16 72,36 2. Panjang jalan seluruhnya 237,29 219,66 261,44 261,44 261,44 3. Persentase 28,78 32,04 27,60 27,60 27,68 Sumber : Dinas PU Kota Payakumbuh, 2014 j Drainase dalam kondisi baikpembuangan aliran air tidak tersumbat Persentase drainase dalam kondisi baik di Kota Payakumbuh terus meningkat. Hal ini disebabkan karena pemerintah Kota Payakumbuh dalam meningkatkan kualitas drainase tidak hanya didanai dari APBD Kota juga banyak memperoleh sumber dana dari APBN. Persentase drainase dalam kondisi baik tersebut tertera dalam Tabel 2.63 Tabel 2.63 Persentase Drainase dalam Kondisi Baik Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh NO Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 1. Panjang drainase dalam Kondisi baik 56,50 61,48 66,54 69.94 74,94 2. Panjang drainase seluruhnya 58,30 63,30 68,36 71,38 76,78 3. Persentase 96,91 97,12 97,34 97,98 97,60 Sumber : Dinas PU Kota Payakumbuh, 2014 RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 37 k Pembangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan kota Persentase dapat dilihat dari jumlah lokasi pembangunan turap diwilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor dibandingkan dengan jumlah seluruh wilayah rawan longsor. Jumlah turap yang dibangun terus bertambah karena tingginya jumlah lokasi rawan lonsor. Pembangunan turap ini tidak hanya didanai oleh APBD Kota juga banyak memperoleh sumber dana dari APBN. Jumlah turap yang dibangun selama tahun 2009-2013 dapat dilihat pada Tabel 2.64. Tabel 2.64 Jumlah Turap yang Dibangun Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh NO Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 1. Jumlah lokasi turap yang dibangun 12 24 31 31 39 2. Jumlah lokasi rawan longsor 48 48 48 48 42 3. Persentase 25 50 64,48 64,48 92,86 Sumber : Dinas PU Kota Payakumbuh, 2014 4. Urusan Perumahan a. Cakupan Pelayanan Air Minum Cakupan pelayanan air minum terus meningkat dari tahun ketahun seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan penambahan jaringan pelayanan. Hal ini sejalan dengan peningkatan jaringan PDAM dan adanya Program Pamsimas. Peningkatan akses air minum dapat dilihat pada Tabel 2.65 Tabel 2.65 Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses Air Minum dan Jumlah Penduduk Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh NO Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 1. Jumlah penduduk yang mendapatkan akses air minum 96.219 102.681 112.906 115.103 117.837 2. Jumlah penduduk 106.911 117.876 119.986 122.450 124.694 3. Persentase 89,99 87,10 94,09 94,00 94,50 Sumber : Dinas Kesehatan 2014 b. Rumah tangga pengguna listrik Perkiraan kebutuhan beban tenaga listrik Kota Payakumbuh tahun 2009 s.d. 2013 dapat dilihat dalam Tabel 2.66. Tabel 2.66 Prakiraan Kebutuhan Beban Tenaga ListrikTahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh NO Uraian Satuan 2009 2010 2011 2012 2013 1. Kebutuhan GWH - rumah tangga GWH 179,005 179,006 179,007 179,010 179,015 - Komersial GWH 17,45 17,46 17,46 17,46 17,49 - Public GWH 8,72 8,73 8,73 8,74 8,76 - Industri GWH 13,09 13,09 13,09 13,09 13,10 2. Susut Losses TD 6,05 6,05 6,05 6,05 6,06 3. Susut Pemakaian 0,08 0,09 0,09 0,09 0,10 RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 38 NO Uraian Satuan 2009 2010 2011 2012 2013 Sendiri 4. Total Susut Losses 6,12 6,13 6,14 6,14 6,15 5. Faktor Beban 53 54 54 54 55 6. Produksi GWH 245,51 245,52 245,69 245,69 245,70 7. Beban Puncak MW 19,7 19,7 19,8 19,8 19,9 8. Kapasitas Terpasang Existing MW 4,5 4,5 4,6 4,6 4,7 9. Cummulated Commited Projects MW 10. TOTAL KAPASITAS SISTEM MW 30 30 30 30 31 11. DAYA YANG DIBUTUHKAN MW Sumber : PT. PLN Cabang Kota Payakumbuh, 2013 data sementara Rumah tangga pengguna listrik meningkat dari tahun ketahun seiiring dengan meningkatnya luas daerah terbangun. Pada tahun 2010 berjumlah 20.415 rumah tangga dan tahun 2011 meningkat menjadi 20.912 rumah tangga dan terus meningkat pada tahun 2012 dan tahun 2013, 27.632 rumah tangga. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 2.67 Tabel 2.67 Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 1. RT dengan daya 450 watt 8.990 8.820 8.162 8.643 8.643 2. RT dengan daya 900 watt 9.281 10.034 10.358 15.302 15.310 3. RT dengan daya 1.300 watt 1.109 1.405 2.136 2.643 2.650 4. RT dengan daya 2.200 watt 127 139 236 634 638 5. RT dengan daya 2.200 watt 16 17 20 410 412 6. Total Jumlah Rumah Tangga menggunakan listrik 19.532 20.415 20.912 27.632 27.653 7. Jumlah Rumah Tangga 25.302 28.163 28.667 29.388 29.408 8. Persentase Rumah Tangga yang menggunakan listrik 67 77,20 72,79 72,95 94,02 94,03 Sumber : PT. PLN Cabang Kota Payakumbuh, 2013 data sementara 5. Urusan Penataan Ruang a Rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPLHGB Jenis pemanfaatan ruang yang diarahkan dalam ruang terbuka hijau yang diarahkan pengembangannya di Kota Payakumbuh terdiri dari :  RTH taman kota, terdapat pada kawasan ngalau  RTH taman kota pada kawasan eks perkantoran Bupati Lima puluh Kota.  RTH jalur hijau Sempadan Sungai TPAS Kawasan Padang Karambia dan Kapalo Koto, jalan kereta api dan jalur sutet  RTH tempat pemakaman umum  RTH jalur hijau jalan  RTH ruang pejalan kaki Rasio ruang terbuka hijau diukur dari perbandingan luas ruang terbuka hijau dengan luas wilayah ber HPLHGB. Rasio ruang terbuka hijau di Kota Payakumbuh untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.68. RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 39 Tabel 2.68 Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 1. Luas Ruang Terbuka Hijau 203,85 480,28 702,29 702,29 719,21 2. Luas wilayah ber HPLHGB 17,42 17,42 17,42 17,42 16,95 3. Luas wilayah 8.043 8.043 8.043 8.043 8.043 4. Rasio Ruang Terbuka Hijau 1:2 11,7 27,57 40,31 40,31 42,43 5. Persentase ruang terbuka hijau 1:3 2,53 5,97 8,73 8,73 8,94 Sumber : Dinas Tata Ruang dan Kebersihan Kota Payakumbuh, 2014 Untuk mengetahui rasio ruang terbuka hijau per kecamatan pada tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.69 Tabel 2.69 Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah Menurut Kecamatan Tahun 2013 Kota Payakumbuh No Kecamatan Luas Wilayah Luas wilayah ber HPLHGB Luas Ruang Terbuka Hijau Rasio Ruang Terbuka Hijau 1 2 3 4 5 6=54 1 Payakumbuh Barat 1.908 3,14 478,45 152,37 2 Payakumbuh Timur 2.273 0,67 93,28 139,22 3 Payakumbuh Utara 1.453 0,02 49,39 2.469,5 4 Payakumbuh Selatan 1.467 13,12 50,20 3,83 5 Latina 942 0,01 48,43 4.843 Jumlah 8.043 16,95 719,21 42.43 Sumber : Dinas Tata Ruang dan Kebersihan Kota Payakumbuh, 2014 b Rasio bangunan ber IMB per satuan bangunan Jumlah bangunan ber-IMB dibandingkan dengan jumlah bangunan terjadi peningkatan dari tahun ketahun, baik untuk bangunan yang sudah ada maupun yang baru dibangun. Hal ini karena adanya peningkatan kinerja dalam pembinaan, pengawasan, dan pengendalian IMB. Dengan meningkatnya jumlah bangunan yang memiliki IMB sehingga menjadi prioritas untuk peningkatan kinerja pengawasan dan perizinan di Dinas Tata Ruang dan Kebersihan. Untuk mengetahui rasio bangunan ber-IMB dapat dilihat dalam Tabel 2.70. Tabel 2.70 Rasio Bangunan ber-IMB per Satuan BangunanTahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 1. Jumlah Bangunan ber-IMB 1.502 2.130 2.774 3.434 4.372 2. Jumlah Bangunan 23.234 23.502 25.305 25.965 26.923 3. Rasio bangunan ber-IMB 1:2 0,065 0,091 0,110 0,132 0,16 Sumber : Dinas Tata Ruang dan Kebersihan Kota Payakumbuh, 2014 6. Urusan Perencanaan Pembangunan Perencanaan merupakan suatu proses menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Sedangkan pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia. RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 40 Penyusunan perencanaan pembangunan melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah daerah dalam jangka waktu tertentu Oleh sebab itu, penyusunan perencanaan pembangunan daerah harus memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut : a. merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional; b. dilakukan pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan masing-masing; c. mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan daerah; dan d. dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki masing-masing daerah, sesuai dinamika perkembangan daerah dan nasional Undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan setiap daerah harus menyusun dokumen perencanaan pembangunan daerah yang terdiri dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah.. a Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD RPJPD, adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 dua puluh tahun yang memuat visi, misi, dan arah pembangunan Daerah yang mengacu pada RPJP Nasional. Pemerintah Kota Payakumbuh telah menyusun RPJPD Kota Payakumbuh tahun 2005 – 2025 dan telah ditetapkan melalui peraturan daerah kota Payakumbuh No 07 Tahun 2012. b Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Rencana Pembangunan Jangka Menengah adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 lima tahun dan merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional. RPJMD memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Memenuhi ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, RPJMD Kota Payakumbuh tahun 2012 – 2017 telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Payakumbuh nomor 4 tahun 2013. c Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Rencana Pembangunan Tahunan Daerah, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD, adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 1 satu tahun, dan merupakan penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu pada RKP. RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, setiap tahun Pemerintah Kota Payakumbuh menyusun RKPD yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota Payakumbuh. d Penjabaran program RPJMD kedalam RKPD Sesuai dengan Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, RKPD merupakan perencanaan tahunan yang mengacu kepada RPJMD. Oleh karena itu setiap tahunnya perlu dievaluasi seberapa banyak program RPJMD yang diakomodir dan direalisir dalam RKPD. RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 41 7. Urusan Perhubungan a. Jumlah arus penumpang angkutan umum Ini dilihat dari jumlah arus penumpang angkutan umum yang masukkeluar daerah Kota Payakumbuh selama 1 tahun. Jenis angkutan umum yang digunakan adalah bis. Pada tahun 2009 sebanyak 590.226 orang dan tahun 2010 sebanyak 655.789 orang, sedangkan tahun 2011 terjadi peningkatan sebesar 52.724 orang atau berjumlah 642.950 orang. Pada tahun 2012 dan 2013 kembali terjadi peningkatan masing- masing menjadi 643.076 orang dan 650.608 orang b. Rasio izin trayek Dilihat dari jumlah izin trayek yang dikeluarkan dibandingkan dengan jumlah penduduk. Tahun 2009 jumlah izin trayek yang dikeluarkan sebanyak 258 dibandingkan dengan jumlah penduduk 106.911 jiwa atau sebesar 0,24. Tahun 2010 jumlah izin trayek yang dikeluarkan sebanyak 258 dibandingkan dengan jumlah penduduk 117.876 jiwa atau sebesar 0,22.Sedangkan tahun 2011 jumlah izin trayek yang dikeluarkan sebanyak 258 dibandingkan dengan jumlah penduduk 120.051 jiwa atau hanya sebesar 0,21, sedangkan tahun 2012 jumlah izin trayek yang dikeluarkan sebanyak 258 dibandingkan dengan jumlah penduduk 122.450 jiwa atau hanya sebesar 0,21. Tahun 2013 jumlah izin trayek yang dikeluarkan sama dengan tahun sebelumnya dengan rasio 0,20. c. Jumlah uji kir angkutan umum Jumlah uji kir angkutan umum merupakan pengujian setiap angkutan umum yang diimpor baik yang dibuat dan atau dirakit didalam negeri yang akan dioperasikan di jalan agar memenuhi persyaratan teknis dan layak jalan. Pada tahun 2009 jumlah uji kir angkutan umum sebanyak 378 kendaraan. Pada tahun 2010 jumlah uji kir angkutan umum sebanyak 351 kendaraan, sedangkan tahun 2011 jumlah uji kir angkutan umum sebanyak 331 kendaraan, sedangkan tahun 2012 jumlah kir angkutan umum naik menjadi 378 kendaraan. Tahun 2013 jumlah kir angkutan umum 331. Kir angkutan umum ini terdiri dari mobil penumpang umum dan bus. Jumlah kir berfluktuasi karena yang melakukan kir tidak hanya angkutan umum yang ada di Kota Payakumbuh tapi juga angkutan umum daerah lain yang melakukan kir di Dinas Perhubungan Kota Payakumbuh. d. Jumlah terminal bis Di Kota Payakumbuh terdapat 3 buah terminal yang terdiri dari satu terminal bis antar kota antar propinsi dan 2 terminal angkutan kotapedesaan e. Angkutan Darat Dapat dilihat dari jumlah angkutan darat dibandingkan dengan jumlah penumpang angkutan darat. Angkutan darat yang dimaksudkan disini adalah semua jenis angkutan umum yang terdiri dari mobil penumpang umum, mobil bus dan mobil barang. Tahun 2009 jumlah angkutan darat sebanyak 2.832 unit dibandingkan dengan jumlah penumpang 590.789 orang dengan rasio 0,479. Tahun 2010 jumlah angkutan darat sama dengan tahun 2009 dibandingkan dengan jumlah penumpang 655.789 orang dengan rasio 0,432, sedangkan tahun 2011 jumlah angkutan darat sebanyak meningkat menjadi 3.007 unit dibandingkan dengan jumlah penumpang 642.950 orang dengan rasio 0,468. Untuk tahun 2012 jumlah angkutan darat berkurang menjadi 2.973 unit dibandingkan dengan jumlah penumpang 643.076 orang dengan rasio 0,462. Tahun 2013 jumlah angkutan darat kembali berkurang menjadi 2.875 unit dibandingkan jumlah penumpang 650.608 dengan rasio 0,442. 8. Urusan Lingkungan Hidup a. Persentase penanganan sampah. Volume sampah yang dihasilkan belum seluruhnya dapat ditangani oleh Pemerintah Kota Payakumbuh. Hal ini disebabkan karena armada sampah yang ada kurang RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 42 memadai sehingga belum semua kelurahan yang terlayani. Untuk mengetahui jumlah sampah yang ditangani dapat dilihat dalam Tabel 2.71 Tabel 2.71 Jumlah Volume Sampah dan Produksi SampahTahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh NO Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 1. Jumlah sampah yang ditangani ton 22.514 23.964 27.042 30.613 34.179 2. Jumlah volume produksi sampah ton 34.815 34.996 38.120 39.437 40.224 Persentase 64,66 70,58 70,93 77,6 84,97 Sumber : Dinas Tata Ruang dan Kebersihan Kota Payakumbuh, 2014 Untuk mengetahui jumlah volume sampah yang tertangani per kecamatan pada tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.72. Tabel 2.72 Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah Menurut Kecamatan Tahun 2013 Kota Payakumbuh NO Kecamatan Jumlah sampah yang ditangani Jumlah volume produksi sampah Persentase 1 2 3 4 5 1 Payakumbuh Barat 97,45 m³hari 105,93 m³hari 92 2 Payakumbuh Timur 50,97 m³hari 56,62 m³hari 90,02 3 Payakumbuh Utara 54,27 m³hari 65,9 m³hari 82,36 4 Payakumbuh Selatan 23,19 m³hari 26,67 m³hari 86,97 5 Latina 8,22 m³hari 20,39 m³hari 40,31 Jumlah 234,10 m³hari 275,51 m³hari Sumber : Dinas Tata Ruang dan Kebersihan Kota Payakumbuh, 2013 b. Persentase penduduk berakses air minum Seiring peningkatan jumlah penduduk Kota Payakumbuh, cakupan pelayanan air minum juga meningkat dari tahun ketahun. Pada tahun 2009 jumlah penduduk yang mendapatkan akses air minum adalah sebesar 96.219 jiwa atau sebesar 89,99. Tahun 2010 mencapai 102.618 jiwa atau sebesar 87,10. Penurunan persentase ini disebabkan hasil sensus penduduk. Tahun 2011 terdapat 112.906 jiwa atau sebesar 94,09. Untuk tahun 2012 terdapat 115.103 jiwa atau 94, sedangkan tahun 2013 terdapat 117.837 jiwa atau 94,50. c. Pencemaran status mutu air Pencemaran status mutu air dilihat dari jumlah kawasan permukiman atau industri dan sumber mata air yang dipantau mutu airnya dibandingkan dengan jumlah kawasan pemukiman atau industri dan sumber-sumber mata air. Pada tahun 2009 pencemaran status mutu air sebesar 22 dan pada tahun 2010 sebesar 25. Sedangkan tahun 2011 pencemaran status mutu air sebesar 27. Untuk tahun 2012 pencemaran mutu air sebesar 28. Ini dilihat dari sungai Batang Agam dan Batang Lampasi. Sedangkan data status mutu air tahun 2013 belumj tersedia, karena data ini dikeluarkan oleh Bapedalda Propinsi Sumatera Barat. d. Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air dilihat dari jumlah penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air, dibandingkan dengan jumlah seluruh wilayah rawan longsor dan sumber mata air. Pada tahun 2009 cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata air sebesar 10 dan pada tahun 2010 sebesar 20. Sedangkan tahun 2011 meningkat menjadi 27, tahun 2012 diproyeksikan meningkat menjadi 32 dan tahun 2013 menjadi 34. RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 43 e. Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal Cakupan ini dilihat dari jumlah perusahan wajib AMDAL yang telah diawasi dibandingkan dengan jumlah seluruh perusahaan wajib AMDAL. Pada tahun 2009 dan 2010 cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL sebesar 100 karena di Kota Payakumbuh hanya ada satu dokumen AMDAL yaitu sutet PLN. Sedangkan tahun 2011 juga ada satu dokumen AMDAL, yaitu pembangunan kantor Balaikota, yang analisanya telah dilaksanakan mulai tahun 2010. Untuk tahun 2012 tidak ada analisa Amdal yang dilaksanakan, analisa pengawasan lingkungan yang dikeluarkan adalah dalam bentuk SPPL Surat Pengelolaan dan Pemanfaatan Lingkungan Hidup dan UKLUPL yang pada tahun 2012 sebanyak 33 SPPL dan 16 UKLUPL, sedangkan tahun 2013 sebanyak 35 SPPL dan 20 UKLUPL. f. Tempat pembuangan sampah TPS per satuan penduduk Wadah yang digunakan untuk tempat pembuangan sampah TPS terbuat dari tembok dan logam atau material lain seperti kayu dan fiber. Dilihat dari jumlah daya tampung TPS M3 dibandingkan dengan jumlah penduduk. Pada tahun 2009 tempat pembuangan sampah sebesar 1,23 per satuan penduduk. Tahun 2010 sampai tahun 2013 terjadi penurunan disebabkan penambahan daya tampung TPS lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Untuk melihat rasio TPS per satuan penduduk dapat dilihat pada Tabel 2.73 Tabel 2.73 Rasio Tempat Pembuangan Sampah TPS per Satuan Penduduk Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh NO Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 1. Jumlah tempat pembuangan sampah-TPS unit 175 180 180 182 194 2. Jumlah Daya Tampung TPS ton 131,25 135 135 139 151 3. Jumlah penduduk 106.911 117.876 120.051 122.450 124.694 4. Rasio 1,23 1,14 1,12 1,13 1,21 Sumber : Dinas Tata Ruang dan Kebersihan Kota Payakumbuh, 2014 g. Penegakan hukum lingkungan Penegakan hukum lingkungan dilihat dari jumlah kasus lingkungan yang diselesaikan Pemerintah Daerah dibandingkan dengan jumlah kasus lingkungan yang ada. Pada tahun 2009 penegakan hukum lingkungan sebesar 25 dan pada tahun 2010 sebesar 40. Tahun 2011 tidak ada kasus dan tahun 2012 ada 6 kasus penegakan hukum lingkungan. Sedangkan pada tahun 2013 ada 8 kasus dengan 7 kasus yang terselesaikan 87,5. 9. Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil Dalam pelaksanaan program peningkatan administrasi kependudukan yang baik dan terkonsep mempunyai peranan yang sangat strategis bagi perkembangan pembangunan kependudukan dimasa datang. Database yang lengkap dan akurat akan sangat membantu tugas-tugas pemerintahan dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan teknis di bidang pencatatan sipil daerah yang meliputi pendaftaranpencatatan kependudukan dan pelayanan umum. Kegiatan pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil pada tahun 2009 sampai dengan 2013 membawa dampak meningkatnya penerbitan dokumen kependudukan dan akta-akta catatan sipil seperti terlihat dalam Tabel 2.74. RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 44 Tabel 2.74 Penerbitan Dokumen dan Akta pada tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh No Uraian 2009 Lembar 2010 Lembar 2011 Lembar 2012 Lembar 2013 Lembar 1. Kartu Tanda Penduduk KTP 4.773 13.086 5.743 23.785 80.903 2. Akta Kelahiran 4.739 7.391 9.200 5.677 4.531 3. Akta Kematian 2 4 5 9 15 4. Akta Perkawinan 20 29 28 25 990 5 Akta Perceraian - - 2 3 1 6 Akta Pengakuan dan Pengangkatan Adopsi Anak 3 1 3 2 - 7 Akta Ganti Nama 5 1 6 9 5 8 Jumlah Kartu Keluarga yang diterbitkan 2.212 5.000 3.030 12.000 11.338 Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Payakumbuh 2014 10. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak a Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah Pada Tahun 2013 pekerja perempuan di lembaga pemerintah Kota Payakumbuh sebanyak 2.642 orang dan jumlah pekerja perempuan secara keseluruhan adalah sebanyak 22.338 Orang. Jadi jumlah persentase partisipasi angkatan kerja perempuan di lembaga pemerintah adalah sebesar 11,83 b Partisipasi perempuan di lembaga swasta Pada Tahun 2013 pekerja perempuan di lembaga swasta di Kota Payakumbuh adalah sebanyak 19.696 orang dan jumlah pekerja perempuan total adalah sebanyak 22.338 orang, maka jumlah persentase partisipasi perempuan di lembaga swasta adalah sebesar 88,17. c Partisipasi angkatan kerja perempuan Pada Tahun 2013 Partisipasi angkatan kerja perempuan berjumlah 22.338 orang, sementara jumlah angkatan kerja perempuan berjumlah 24.668 orang, maka jumlah persentase partisipasi angkatan kerja perempuan adalah sebesar 90,55 11. Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera a Rata-rata jumlah anak per keluarga Rata-rata Jumlah Anak per keluarga untuk Kota Payakumbuh pada tahun 2013 berkisar ± 2,63 anak per keluarga. b Rasio akseptor KB Perbandingan jumlah akseptor KB peserta KB aktif dibandingkan dengan jumlah Pasangan Usia Subur PUS untuk Kota Payakumbuh pada tahun 2012 adalah jumlah PUS 20.674 pasang sedangkan jumlah peserta KB 15.631 akseptor dengan persentase 73,17 . Pada Tahun 2013 terjadi peningkatan dimana jumlah PUS 21.519 pasang dengan jumlah peserta KB 16.664 akseptor 77,40. c Cakupan peserta KB aktif Pelaksanaan Peserta KB aktif menurut kategorinya dapat dibagi dua yaitu jalur Pemerintah dan Swasta. Untuk Kota Payakumbuh pada tahun 2013 jumlah akseptor KB sebanyak 15.631 akseptor. Dari angka tersebut jumlah pasangan yang dilayani jalur swasta yaitu sebanyak 9.747 akseptor sedangkan sisanya 5.884 akseptor dilayani di klinik – klinik KB Pemerintah secara gratis. Program Keluarga Berencana mampu menekan laju pertumbuhan penduduk secara signifikan. Pemerintah Kota Payakumbuh melaksanakan program Keluarga Berencana RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 45 dan pendataan Pasangan Usia Subur PUS setiap tahun. Berikut dapat dilihat pencapaian peserta KB Baru untuk Kota Payakumbuh pada tahun 2009 s.d. 2013, seperti Tabel 2.75. Tabel 2.75 Pencapaian Peserta KB Baru Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh No Mix Kontrasepsi 2009 2010 2011 2012 2013 PPM Pencapaian PPM Pencapaian PPM Pencapaian PPM Pencapaian PPM Pencapaian 1 I U D 290 506 480 724 743 620 720 707 651 641 2 M O P 5 4 5 5 5 12 22 22 18 32 3 M O W 30 17 26 47 34 105 103 98 45 150 4 I M P 450 235 260 260 328 250 381 283 252 325 5 SUNTIK 850 1.634 1.239 1.568 1.386 1.686 1.196 1.526 1.258 1.706 6 P I L 675 179 666 351 325 329 269 363 380 421 7 KONDOM 500 222 429 504 458 478 595 653 55 370 Jumlah 2.800 2.797 3.105 3.459 3.279 3.480 3.286 3.652 3.159 3.645 Pencapaian 99,89 111,4 106,13 111,14 115,38 Sumber : BPMP KB Kota Payakumbuh Tahun 2014 Ket : PPM Perkiraan Permintaan Masyarakat 12. Urusan Sosial Kota Payakumbuh pada tahun 2014 masih menghadapi berbagai permasalahan sosial seperti, tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran. sampai tahun 2013 penanganan masalah kesejahteraan sosial masih dilakukan secara parsial oleh SKPD teknis sesuai dengan tupoksinya masing-masing. Dengan adanya kerjasama antara Kementerian Sosial RI dengan Pemerintah Kota Payakumbuh maka kota Payakumbuh dijadikan salah satu daerah percontohan penanganan masalah kesejahteraan sosial. Lembaga pengelolanya dinamakan dengan UPT-KAN unit Pelayan Terpadu Kesejahteraan Anak Nagari yang telah diresmikan oleh Menteri sosial pada tanggal 17 Desember 2013. Seluruh programkegiatan penanganan masalah kesejahteraan sosial dilakukan dalam satu atap. Sehingga diharapkan masyarakat penyandang masalah kesejahteraan sosial yang belum terlayanitersentuh oleh programkegiatan penangulangan kemiskinan dapat terlayani dengan baik secara terpadu oleh satu lembaga saja. Diharapkan kedepan kegiatan UPT-KAN ini akan terus meningkat. Untuk mendukung pembangunan kesejahteraan sosial yang telah dilaksanakan melalui program-program kesejahteraan sosial sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial yang mencakup 4 empat kriteria : a Rehabilitasi Sosial; b Jaminan Sosial; c Pemberdayaan Sosial; d Perlindungan Sosial. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS yang terdapat di Kota Payakumbuh diantaranya adalah kemiskinan, ketunaan, penyandang cacat, lanjut usia, anak terlantar, anak jalanan, dan anak nakal. Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS Kota Payakumbuh Tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.76. Tabel 2.76 Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS Tahun 2013 No Uraian Jumlah 1. Anak Terlantar 36 2. Anak Jalanan 8 3. Penyandang Cacat 254 4. Anak Nakal 17 Total 355 Sumber : Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Payakumbuh 2014 RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 46 Salah satu program nasional yang diberikan untuk masyarakat miskin adalah Pemberian beras miskin raskin. Di Kota Payakumbuh jumlah penduduk yang memperoleh raskin pada tahun 2013 sebanyak 6.383 KK, yang diberikan setiap bulan ditambah raskin ke 13 sebanyak 15 kgKK. Untuk lebih jelasnya data KK Miskin per kecamatan yang memperoleh raskin, dapat dilihat seperti pada Tabel 2.77. Tabel 2.77 Data Keluarga Miskin Yang Memporoleh Beras Miskin Tahun 2013 Kota Payakumbuh No Kecamatan RTS Pagu RaskinBulan 1. Payakumbuh Utara 1.600 24.000 2. Payakumbuh Barat 2.250 33.750 3. Payakumbuh Timur 1.097 16.455 4. Payakumbuh Selatan 568 8.520 5. Lamposi Tigo Nagori 868 13.020 Jumlah 6.383 95.745 Sumber : Dinas Sosial Tenaga Kerja Kota Payakumbuh 2014 13. Urusan Ketenagakerjaan Angka kesempatan kerja dapat dihitung dari jumlah penduduk yang bekerja dibanding dengan angkatan kerja dalam satu wilayah. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk maka jumlah angkatan kerja juga ikut meningkat. Lebih rinci perkembangan penduduk Kota Payakumbuh usia 15 tahun ke atas yang berkerja selama 5 tahun dapat dilihat pada Tabel 2.78. Tabel 2.78 Penduduk Usia 15 Tahun ke atas yang bekerja dirinci menurut Jenis Kelamin dan lapangan usaha tahun 2009-2013 Kota Payakumbuh N o Jenis Kegiatan Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk 1. Pertanian Agriculture 5.094 2.908 4.826 2.547 7.439 3.911 7.369 3.991 2.168 3.710 2. Industri 1.775 2.033 2.190 2.693 2.348 2.179 2.394 2.223 2.644 2.270 3. Perdagangan, Rumah Makan hotel 8.901 7.950 10.642 8.208 9.128 7.591 9.305 7.747 8.156 7.353 4. Jasa Kemasyarakatan 4.708 6.385 7.507 7.141 5.547 5.546 5.654 5.660 7.682 5.731 5. Lainnya 5.247 1.057 6.435 1.319 7.498 469 7.644 479 1.007 289 Jumlah 25.725 20.333 31.600 21.908 32.014 19.696 32.366 20.100 21.657 19.353 Sumber : Payakumbuh Dalam Angka Tahun 2013 data sementara Ket : Pr Perempuan Lk Laki-Laki Rasio pertambahan jumlah angkatan kerja dengan penduduk yang bekerja dari Tahun 2009 s.d. 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.79. Tabel 2.79 Rasio Penduduk Bekerja selama tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh No Uraian Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 1. Angkatan Kerja orang 50.216 57.222 55,468 56.569 58.386 2. Penduduk Yang Bekerja orang 46.058 53.508 51.710 52.736 54.443 3. Rasio 91,72 93,51 93,22 93,22 93,25 Sumber : Payakumbuh Dalam Angka Tahun 2013 data sementara RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 47 Masalah tenaga kerja perlu menjadi perhatian dan mesti dicarikan penyelesaiannya, seperti : a Semakin bertambahnya jumlah angkatan kerja setiap tahunnya dari lulusan Sekolah Menengah dan Perguruan Tinggi merupakan angkatan kerja produktif yang tidak tersalurkan secara maksimal, disebabkan sangat terbatasnya kesempatan kerja yang berdampak kepada tingginya angka pengangguran. b Sulitnya mendapatkan jenis pelatihan yang dibutuhkan untuk pasar kerja pada periode tertentu. c Lembaga pendidikan dan keterampilan belum ada menjamin lulusannya untuk ditempatkan pada lapangan kerja yang tersedia. 14. Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Koperasi di Kota Payakumbuh tahun ke tahunnya dari tahun 2009 hingga 2013 terus menunjukan kuantitas dan kualitas yang terus meningkat. Peningkatan Koperasi aktif dikarenakan meningkatnya koperasi tidak aktif menjadi aktif dan badan usaha baru. Hal ini diartikan sebagai komitmen pemerintah dalam memberdayakan koperasi dan memasyarakatkan koperasi di tengah masyarakat. Terjadi peningkatan kualitas koperasi, memberi makna bahwa efektif cara pembinaan terhadap koperasi dan timbul minat berkoperasi di tengah masyarakat. Tabel 2.80 Perkembangan Koperasi Tahun 2012 – 2013 Kota Payakumbuh inerja Koperasi 2009 2010 2011 2012 2013 unit unit unit unit unit Koperasi aktif 104 72,22 110 76,39 117 79,05 118 79,19 120 80,00 Koperasi tidak aktif 40 27,78 33 23,61 31 20,95 31 20,81 30 20,00 Jumlah 144 100,00 143 100,00 148 100,00 149 100,00 150 100,00 Sumber : Dinas Koperasi,UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Payakumbuh, 2014 Dinas Koperasi, UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kota Payakumbuh berkomitmen untuk terus mengutamakan kualitas tertimbang kuantitas koperasi. Perkembangan usaha mikro di Kota Payakumbuh sangat berfluktuatif. Fluktuatif diartikan kehidupan usaha tidak berlangsung lama musiman. Penjelasannnya adalah terjadi penurunan usaha, juga terjadi muncul usaha baru, dan itu berlangsung dalam satu tahun hitungan statistika. Perkembangan jumlah UMKM yang bergerak diberbagai bidang usaha sampai akhir tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.81. Tabel 2.81 Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Tahun 2009 s.d. 2013 Jenis usaha 2009 2010 2011 2012 2013 Usaha Mikro Kecil Unit 12.592 13.222 13.883 14.160 14.529 Usaha Kecil Unit 4.458 4.680 4.914 4.963 5.075 Usaha Menengah-Besar Unit 199 200 200 200 202 Total UMKM 17.249 18.102 18.997 19.323 19.806 Sumber : Dinas Koperasi,UMKM, Perindustrian dan PerdaganganKota Payakumbuh, 2014 Dari Tabel diatas dapat dilihat perkembangan atau dinamika Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan besar di Kota Payakumbuh selama lima tahun periode 2009 s.d. 2013. Perkembangan usaha mikro kecil dan Usaha kecil periode 2009 s.d. 2013 sangatlah dinamis dan kecenderungan meningkat. Sedangkan pada usaha menengah dan besar tidak mengalami perubahan yang signifikan hanya terjadi penambahan 3 tiga unit usaha dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Perubahan yang terjadi lebih disebabkan karena mekanisme pasar seperti persaingan, kehadiran produk sejenis dan daya beli masyarakat. RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 48 15. Urusan Kebudayaan a Penyelenggaraan festival seni dan budaya Penyelenggaraan festival seni dan budaya yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah sebanyak 15 hingga 16 kali setiap tahun,seperti festival pop minang, saluang dendang, festival tari tradisionil, festival tari kreasi, festival qasidah rebana, festival nasyid, lomba puisi, lomba melukis, lomba busana muslim, lomba uni uda duta Payakumbuh, pacu terbang itik, pacu jawi, selaju sampan, lomba burung berkicau, lomba pawai alegoris dan Payakumbuh Award Music Festival sebagai promosi seni daerah. Untuk mendukukung pelestarian seni dan budaya, Pemerintah menilai sekolah, Gedung Olah Raga dan pengadaan peralatan musik sebagai sarana penting pendukung seni dan budaya. Harapan untuk masa yang akan datang, secara khusus seperti gedung kesenian diupayakan terwujud nantinya b Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan Di Kota Payakumbuh jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan dibandingkan dengan total benda, situs dan cagar budaya yang dimiliki sampai tahun 2013 sebesar 100 Seni Budaya yang ada dan berkembang di Kota Payakumbuh terdiri dari:  Kesenian tradisional seperti saluang, dendang, rabab, dikia, dabuih, talempong sikatuntung, sanggar tari, randai.  Kesenian moderen seperti musikorgen tunggal, band, teater. Sedangkan untuk budaya sejarah ditandai dengan adanya mesjid gadang, rumah gadang, perkampungan tradisional Minangkabau dan atraksi wisata antara lain pacu itik, pacu jawi dan selaju sampan tradisionil yang diselenggarakan oleh kelompok masyarakat penggemar atraksi tersebut serta pacu kuda yang dari dulu sampai sekarang merupakan kalender resmi pemerintah kota payakumbuh untuk penyelenggaraannya. Tabel 2.82 Indikator Kinerja Urusan kebudayaan Tahun 2009 – 2013 Kota Payakumbuh No Indikator Satuan Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 1. Jumlah Pameran Expo per tahun Kali 5 6 5 6 6 2. Jumlah Penyelenggaraan Festival seni dan Budaya Kali 15 15 15 16 16 3. Jumlah Sarana penyelenggaraan Seni dan Budaya Buah 3 3 3 3 3 4. Jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya yg dilestarikan Unit 18 18 18 18 18 5. Total benda, situs dan kawasan yg dimiliki Unit 18 18 18 18 18 Sumber : Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kota Payakumbuh 2014 Berbagai upaya yang telah dilakukan selama 5 lima tahun terakhir untuk melestarikan budaya daerah telah menunjukkan hasil yang cukup baik, seperti :  PameranExpo dalam rangka memperkenalkan Payakumbuh melalui seni budaya yang diselenggarakan pemerintah daerah terus diadakan setiap tahun dengan rata-rata sebanyak 6 kali pertahun.  Penyelenggaraan festival seni dan budaya yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah sebanyak 15 hingga 16 kali setiap tahun, akan terus digali dan diciptakan, guna melestarikan seni dan budaya serta memenuhi kebutuhan hiburan untuk masyarakat  Sarana penyelenggaraan seni dan budaya dengan rata-rata sebanyak 3 buah pertahun. RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 49  Peningkatan benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan sebanyak 18 lokasi. Jika dilihat ratio jumlah group kesenian terhadap 10.000 jumlah penduduk memang masih relatif kecil. Hal ini menunjukkan bahwa masih kurangnya respon masyarakat terhadap kesenian tradisional. Upaya pengembangan kesenian tradisional diharapkan akan mampu memberikan dampak kesejahteraan bagi para pelaku seni. Demikian pula dengan perkembangan sarana prasarana gedung kesenian yang tidak menunjukkan perkembangan yang berarti dari tahun ketahun. Untuk melihat perkembangan seni dan budaya di Kota Payakumbuh, dapat dilihat pada Tabel 2.83. Tabel 2.83 Perkembangan Seni Dan Budaya tahun 2012 dan 2013 Kota Payakumbuh No Jenis Spesifikasi Jumlah Ket 2012 2013 1 Kesenian Tradisional Randai 5 5 Kota Payakumbuh Sanggar Tari 6 6 Kota Payakumbuh Saluang Dendang 5 6 Kota Payakumbuh Talempong Sikatuntuang 2 2 Padang alai Rabab 1 1 Kota Payakumbuh Dikia 1 1 Talang Dabuih 2 2 Kota Payakumbuh Komunitas Seni 2 2 Kota Payakumbuh Gamat 2 2 Kota Payakumbuh 2 Kesenian Modern Musik Orgen Tunggal 12 14 Kota Payakumbuh Band 6 6 Kota Payakumbuh Teater 3 3 Kota Payakumbuh 3 Atraksi Wisata Pacu Itik 9 9 Kota Payakumbuh Pacu Jawi 9 9 Kota Payakumbuh Pacu Kuda Tradisional 1 1 Kubu Gadang Selaju Sampan Tradisional 1 2 Batang Agam 4 Budaya Masjid Gadang 1 1 Bl Nan Duo Rumah Gadang Regent 1 1 Bl Nan Duo Perkampungan Tradisional Minang Kabau 1 1 Bl Kaliki S u m b e r : Dinas Pariwisata, Pemuda Dan Olahraga Kota Payakumbuh 2014 Pembangunan kebudayaan diarahkan untuk memperkuat karakter dan jati diri bangsa, membentuk manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memperkukuh jiwa persatuan dan kesatuan bangsa, serta melestarikan budaya nusantara dan daerah. Untuk melakukan hal tersebut tidak hanya tugas pemerintah dan pemerintah daerah saja tapi termasuk tugas kita bersama dengan elemen masyarakat. Di Kota Payakumbuh penyelenggaraan urusan budaya secara kelembagaan dikelola oleh Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah raga, namun dalam prakteknya budaya daerah juga dipelajari di setiap sekolah dan dalam penyelenggaran berbagai even seni dan budaya, Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga selalu berkerjasama dengan Dinas Pendidikan. Di Kota Payakumbuh cukup banyak berdiri Kesenian Tradisional, yang akan menjaga dan melestarikan budaya daerah di bidang seni. Berdasarkan data terakhir, ada 9 sembilan jenis kesenian tradisional yang tetap eksis berkembang di Kota Payakumbuh, yaitu : randai, salung dendang, talempong sikantuntuang dan lain-lain. Jumlah group seni tradisional ini pada tahun 2013 sebanyak 27 dua puluh tujuh group yang tersebar di setiap Kecamatan. RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 50 Untuk membina group seni ini pemerintah daerah setiap tahun terus memfasilitasi dan memberi bantuan kepada group seni yang aktif, diantaranya dalam bentuk bantuan sarana peralatan seni, mengadakan lomba atau seleksi group seni ditingkat daerah, pengiriman group seni mengikuti lomba di tingkat propinsi dan nasional. 16. Urusan Pemuda dan Olah Raga Pembinaan kepemudaan dan olah raga sejak terbentuknya Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga telah menunjukan peningkatan. Pembinaan kepemudaan yang telah dilakukan adalah membina kelembagaan Karang Taruna dan Pengurus OSIS tingkat SMA dan SMK Negeri di Kota Payakumbuh, pemilihan dan pengiriman pemuda pelopor tingkat daerah dan nasional sejak tahun 2009. Di bidang olah raga, pembinaan dilakukan pada cabang olah raga prestasi melalui induk organisasi olah raga, yaitu KONI dan masing-masing Pengurus Cabang Olah Raga. Selain pembinaan atlit melalui KONI dan masing-masing Pencab, juga dilakukan fasilitasi terhadap penyelenggaraan Pekan Olah Raga Propinsi Porprov dan memberikan bonus bagi atlit yang berprestasi baik ditingkat daerah maupun nasional. Selain itu pembinaan dan pemasyarakatan olah raga di tengah masyarakat juga terus ditingkatkan dengan memberikan bantuan sarana olah raga maupun hadiah pada penyelenggara pertandingan di tingkat masyarakat baik tingkat kelurahan, kecamatan maupun tingkat kota. Untuk peningkatan prasarana olah raga telah dilakukan pembangunan lapangan Tenis In Door dan lapangan Basket di kawasan Gelanggang Olah Raga M. Yamin Kubu Gadang Payakumbuh, dan pemeliharaan sarana dan prasarana olah raga yang ada seperti GOR M. Yamin, lapangan tenis, kolam renang dan lapangan basket. Selain itu semangat berolah raga ditengah masyarakat dalam rangka peningkatan kesegaran jasmani cukup pesat peningkatannya yang ditandai oleh berkembangnya jumlah prasarana olah raga yang dibangun oleh masyarakat baik secara pribadi maupun swadaya, seperti lapangan Volly Ball, lapangan bulutangkis, lapangan futsal, Hall bulutangkis dan Hall Futsal yang secara keseluruhan sampai tahun 2013 sudah berjumlah 82 unit. Capaian kinerja urusan kepemudaan dan olah raga di Kota Payakumbuh selama 5 lima tahun terakhir adalah sebagai berikut :  Jumlah Gelangang Balai Remaja tetap sebanyak 2 Unit dari tahun 2009 sampai tahun 2013;  Jumlah Lapangan Olah Raga bertambah dari 80 unit pada tahun 2009 menjadi 82 unit pada tahun 2013. Secara keseluruhan capaian kinerja urusan Kepemudaan dan Olah raga adalah sebagaimana terlihat pada Tabel 2.84 berikut : Tabel 2.84 Indikator kinerja Urusan kepemudaan dan Olah Raga Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh No. Indikator Satuan Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 1. Jumlah Gelanggang Balai Remaja Unit 2 2 2 2 2 2. Jumlah Lapangan Olah Raga Unit 80 82 82 82 82 Sumber : Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kota Payakumbuh 2014 17. Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Pada tahun 2013 untuk urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri dilaksanakan pada dua SKPD terkait, yaitu : Badan Kesatuan Bangsa dan Penanggulangan Bencana Daerah dan Kantor Satuan Polisi Pamong Praja. Adapun dalam pelaksanaan pelayanan terhadap masyarakat meliputi : RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 51 A. Pembinaan Wawasan Kebangsaan a Peningkatan Toleransi dan kerukunan dalam kehidupan beragama berupa penyelenggaraan rapat-rapat dan Sosialisasi Forum Kerukunan Umat Beragama dan Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat dan fasilitasi kegiatan serupa diringkat propinsi dan nasional. Sosialisasi dilaksanakan dilakukan sebanyak 140 orang bagi pengurus mesjid, tokoh agama dan pengurus FKUB se kota Payakumbuh, tukar informasi Tim Pakem dan FKUB Kota Payakumbub ke Kota Manado Propinsi Sulawesi Utara dan provinsi Riau. Sosialisasi Surat Keputusan bersama 3 menteri dan Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 17 Tahun 20111 tentang Larangan Ahmadiyah di Indonesia juga diikuti oleh Tim Pakem Kota payakumbuh yang dilaksanakan Forum Kerukunan Umat Beragama Propinsi Sumatera Barat; b Meningkatkan rasa solidaritas dan ikatan sosial dikalangan masyarakat berupa koordinasi, komunikasi dan kerjasama antara instansi vertical, tokoh masyarakat, organisasi masyarakat dan LSM yang ada dikota Payakumbuh untuk menciptakan kondisi yang kondusif ditengah-tengah masyarakat dalam bentuk sosialisasi, verifikasi dan survey lapangan sehingga dapat mencegah diintegrasi dan menjaga stabilitas politoik dan keamanana serta ketertiban; c Meningkatkan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai luhur budaya bangsa berupa sosialisasi peningkatan kesadaran nilai luhur bangsa kepada pengurus karang taruna sebanyak 152 orang, tokoh masyarakat sebanyak 152 orang, dan pengurus osis SMPSMA se Kota Payakumbuh sebanyak 123 orang; d Terjalinnya kemitraan antara 25 Partai Politik dengan Pemerintah Kota melalui Koodinasi forum-forum diskusi politik. B. Pendidikan Politik Masyarakat a Pendidikan politik masyarakat yang dilaksanakan oleh Badan Kesatuan bangsa dan Penanggulangan bencana daerah pada Tahun 2013 adalah berupa pelaksanaan Sosialisasi dan diskusi politik yang diikuti oleh 110 orang peserta dari pengurus partai politik dan ketua LPM se Kota Payakumbuh; b Peningkatan pengendalian kesatuan bangsa melalui monitoring evaluasi dan pelaporan untuk memantau perkembangan ideology, politik, sosial dan budaya keamanan dan ketertiban serta tanggap bencana juga dilaksanakan oleh Badan Kesbang Pol dan bencana daerah yang dialkukan secara berkala dan isidentil berdasarkan isu krusial yang terjadi dimasyarakat Kota Payakumbuh. C. Pengendalian Ketertiban dan Kenyamanan Lingkungan a Pengendalian Ketertiban dan kenyamanan lingkungan yang dilaksanakan oleh Badan Kesbang dan Bencana daerah berupa koordinasikomunikasi serta menjalin hubungan yang harmonis sessama unsure pimpinan daerah dalam rangka peningkatan keamanan dan kenyamanan daerah kota Payakumbuh berupa rapat- rapat rutin dan isidentil menurut situasi dan kondisi daerah; b Selain itu pengendalian ketertiban dan kenyamanan juga dilakukan oleh Kantor Satpol PP berupa fasilitasi Tim Tujuh dalam bentuk operasional lapangan pemberantasan penyakit masyarakat, penrtiban PKL, anak punk dan pengamanan kegiatan penting lainnya untuk menjaga kemanan dan kenyamanan kota Payakumbuh. D. Pemeliharaan Kantribmas dan Pencegahan Tindak Kriminal a Peningkatan kerjasama dengan aparat keamanan dalam teknik pencegahan kejahatan dilaksanakan pada Tahun 2013 berupa pertemuan rutin dan isidentil setipa bulan sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 16 Tahun 20111 tentang Perubahan atas Peraturan Metri Dalam negri Nomor 11 Tahun 2006 tentang Komunitas Intelijen Daerah KOMINDA, sehingga tercipta kerjasama yang strategis antara Pemerintah daerah dengan aparat keamnan dalam pencegahan kejahatan dan Kota Payakumbuh dirasa aman, sehat untuk investasi. Sedangkan peningkatan kerjasama dengan aparat keamanan dalam teknik pencegahan RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 52 kejahatan di SKPD satpol pp dilaksanakan berupa pemeliharaan ketentraman dan ketertiban untuk penindakan yustisi penjagaan tempat-tempat penting; b Kerjasama pengembangan kemampuan aparat polisi pamong praja dengan TNIPOLRI dan kejaksaan telah dilaksanakan berupa penyelenggaraan pelatihan pengendalian masyarakat bagi 69 orang personil Satuan Polisi Pamong Praja Kota Payakumbuh bekerjasaa dengan TNIPOLRI. 18. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Keberhasilan mewujudkan proses pembangunan kelembagaan politik demokrasi pada jalur dan arah yang benar selama rentang waktu 5 lima tahun yakni dari tahun 2012 - 2017, menuntut tanggung jawab yang tidak ringan pada tahun – tahun mendatang, yakni: a Tanggung jawab memelihara proses pembangunan kelembagaan politik demokrasi yang ada agar tetap pada jalur dan arah yang benar sesuai amanat Konstitusi; b Meningkatkan kualitas praktek –praktek kelembagaan, agar makin mampu memenuhi harapan perbaikan dan perubahan yang terjadi di masyarakat, lebih jauh lagi wacana yang cukup mendasar adalah harapan bagi perlunya penajaman pola kerjasama antara eksekutif dan legislatif, sehingga memperbesar kapastian politis dan memperkecil potensi kesalah pahaman yang berimplikasi negatif bagi kinerja kedua lembaga penting tersebut pada setiap persoalan yang timbul. Perlunya mekanisme kontrol politis dari lembaga legislatif seringkali belum mendapatkan keseimbangan dengan harapan bagi peningkatan efektifitas lembaga eksekutif, serta berbagai dimensi perumusan dan penerapan kebijakan kelembagaan lainnya Penyelesaian berbagai persoalan kelembagaan demokrasi yang ada, serta mempertahankan dan meningkatkan kinerja kelembagaan yang sudah mantap akan membantu menghasilkan dan melaksanakan kebijakan publik yang tepat yang diperlukan untuk menyelesaikan berbagai persoalan masyarakat yang dihadapi. Hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD merupakan hubungan kerja yang kedudukannya setara dan bersifat kemitraan. Kedudukan yang setara bermakna bahwa diantara Pemerintah Daerah dan DPRD adalah sama –sama mitra kerja dalam membuat kebijakan daerah untuk melaksanakan otonomi daerah sesuai fungsi masing –masing sehingga antara kedua lembaga itu membangun suatu hubungan kerja yang sifatnya saling mendukung bukan sebagai lawan atau pesaing. Kinerja tahun 2009 dan 2010 yang telah dihasilkan oleh DPRD a Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk Polisi Pamong Praja adalah Aparat Pemerintah Daerah yang melaksanakan tugas Kepala Daerah dalam memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum, menjalankan peraturan daerah dan keputusan daerah. Rasio jumlah polisi pamong praja menggambarkan kapasitas Pemerintah Daerah dalam memelihara dan menjalankan ketentraman dan ketertiban umum. Tabel 2.85 Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh No Uraian Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 1. Jumlah Petugas Pol PP 39 66 72 69 88 2. Jumlah Penduduk 106.911 117.876 120.051 122,450 124.694 3. Rasio Jumlah Petugas Pol PP 10.000 Penduduk 3,65 5,59 5,99 5,63 7,05 Sumber : Kantor Satpol PP Kota Payakumbuh 2014 data sementara Semakin tinggi rasio jumlah Pamong Praja, maka akan semakin besar ketersediaan Polisi Pamong Praja daerah dalam memberikan pelayanan penyelenggaraan pemerintahan daerah. RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 53 b Jumlah Linmas per 10.000 penduduk Linmas memiliki peran penting dalam ketertiban masyarakat secara luas. Petugas Linmas bertanggung jawab dalam memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat dengan jalan mengupayakan lingkungan yang kondusif dan demokratif sehingga tercipta kehidupan strata sosial yang intensif. Ratio jumlah Linmas per 10.000 peduduk tahun 2009 s.d. 2013 kota Payakumbuh sebagaimana tertera pada Tabel 2.86. Tabel 2.86 Rasio Jumlah Linmas per 10.000 Penduduk Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh No. Uraian Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 1. Jumlah Linmas 680 712 712 712 712 2. Jumlah Penduduk 106.911 117.876 120.051 122,450 124.694 3. Rasio Jumlah Linmas per 10.000 Peduduk 76,04 60,40 59,30 58,14 57,09 Sumber : Kesbangpol Linmas Kota Payakumbuh 2014 Data sementara Perekrutan tenaga Linmas di kota Payakumbuh dilaksanakan dalam rangka pengamanan pemilu untuk menjaga keamanan dan ketertiban selama berlangsungnya pesta demokrasi, yakni Pemilihan Presiden, Pemilihan Gubernur, Pemilihan Kepala Daerah. Tenaga Linmas ini meliputi unsur kelurahan, kecamatan dan tingkat kota. c Penegakan Peraturan Daerah Perda Peraturan Daerah merupakan sebuah instrumen kebijakan daerah yang sifatnya formal, melalui perda inilah dapat diindikasikan adanya insentif maupun disinsentif sebuah kebijakan di daerah terhadap terhadap aktifitas perekonomian. Perda yang mendukung iklim usaha yaitu perda terkait dengan perizinan, perda terkait dengan lalu lintas barang dan jasa. Jumlah Perda yang diterapkan di kota Payakumbuh guna peningkatan penerimaan daerah dan membuat suasana yang kondusif bagi iklim investasi adalah sebagaimana tertera pada Tabel 2.87. Tabel 2.87 Jumlah Perda Yang Mendukung Iklim Usaha No Jenis Pajak Retribusi Uraian Perda Keputusan Walikota Payakumbuh dan Lembaran Daerah 1. Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan Perda Nomor 14 Tahun 2013 Lembaran Daerah Nomor 14 Tahun 2013 2. Retribusi Perizinan Tertentu Perda Nomor 21 Tahun 2011 Lembaran Daerah Nomor 31 Tahun 2011 3. Retribusi Jasa Usaha Perda Nomor 20 Tahun 2011 Lembaran Daerah Nomor 30 Tahun 2011 4. Retribusi Jasa Umum Perda Nomor 19 Tahun 2011 Lembaran Daerah Nomor 29 Tahun 2011 5. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Perda Nomor 14 Tahun 2011 Lembaran Daerah Nomor 24 Tahun 2011 6. Pajak Hotel Perda Nomor 13 Tahun 2011 Lembaran Daerah nomor 23 Tahun 2011 7. Pajak Hiburan Perda Nomor 12 Tahun 2011 Lembaran Daerah Nomor 22 Tahun 2011 8. Pajak Parkir Perda Nomor 11 Tahun 2011 Lembaran Daerah Nomor 21 Tahun 2011 RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 54 No Jenis Pajak Retribusi Uraian Perda Keputusan Walikota Payakumbuh dan Lembaran Daerah 9. Pajak Penerangan Jalan Perda Nomor 10 Tahun 2011 Lembaran Daerah Nomor 20 Tahun 2011 10. Pajak Restoran Perda Nomor 09 Tahun 2011 Lembaran Daerah Nomor 19 Tahun 2011 11. Pajak Reklame Perda Nomor 08 Tahun 2011 Lembaran Daerah Nomor 18Tahun 2011 12. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Perda Nomor 07 Tahun 2011 Lembaran Daerah Nomor 17 Tahun 2011 13. Pajak Air Tanah Perda Nomor 06 Tahun 2011 Lembaran Daerah Nomor 16 Tahun 2011 14. Penetapan Kawasan Pasar Kota Payakumbuh Perda Nomor 10 Tahun 2010 Lembaran Daerah Nomor 10 Tahun 2010 15. Pedagang Kaki Lima danatau Pedagang Malam Perda Nomor 09 Tahun 2010 Lembaran Daerah Nomor 09 Tahun 2010 16. Penanaman Modal Perda Nomor 08 Tahun 2010 Lembaran Daerah Nomor 08 Tahun 2010 17. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor Perda Nomor 07 Tahun 2010 Lembaran Daerah Nomor 07 Tahun 2010 18. Retribusi Pelayanan Kesehatan Perda Nomor 01 Tahun 2010 Lembaran Daerah Nomor 01 Tahun 2010 Sumber : Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Payakumbuh 2014 19. Urusan Ketahanan Pangan Secara umum kondisi ketahanan pangan di Kota Payakumbuh 2009 s.d. 2013 cenderung semakin baik dan kondusif, dan kualitas konsumsi pangan masyarakat berdasarkan Pola Pangan Harapan PPH pada tahun 2009 s.d. 2013 mengalami kenaikan menjadi 88,4. Urusan Ketahanan pangan merupakan suatu sistem yang terdiri atas subsistem ketersediaan, distribusi dan konsumsi, berikut ini diuraikan kondisi ketahanan pangan Kota Payakumbuh dilihat dari masing-masing subsistem. a Subsistem Ketersediaan dan Kerawanan pangan Ketersediaan pangan di kota Payakumbuh secara makro menunjukkan surplus terutama untuk kelompok padi-padian, sayuran, buah-buahan dan ikan, sedangkan untuk kelompok pangan lainnya masih terjadi kekurangan. Secara kedaerahan Kota Payakumbuh telah menjadi swasembada pangan, bahkan membuka peluang untuk dijual ke luar daerah dan luar provinsi. Gambaran ketersediaan bahan pangan untuk dikonsumsi dapat ditunjukkan dari hasil Neraca Bahan Makanan NBM. Berdasarkan hasil analisis NBM dalam 4 empat tahun terakhir, rata-rata kuantitas ketersediaan pangan perkapita per hari relatif stabil. b Subsistem Distribusi, Harga dan Cadangan Pangan Distribusi pangan berfungsi mewujudkan sistem distribusi pangan yang efektif dan efisien sebagai persyaratan untuk menjamin agar seluruh rumah tangga dapat memproleh pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup sepanjang waktu dengan harga yang terjangkau. Bervariasinya kemampuan produksi pangan antar wilayah dan antar musim menuntut kecermatan dalam mengelola sistem distribusi pangan, sehingga pangan tersedia sepanjang waktu diseluruh wilayah. Kinerja subsistem distribusi dipengaruhi oleh kondisi prasarana dan sarana kelembagaan dan peraturan perundang-undangan. Kelembagaan pemasaran bahan pangan belum berperan optimal sebagai penyangga kestabilan distribusi dan harga pangan, hal ini berpotensi menyebabkan penurunan harga secara signifikan di sentra produksi pada saat panen dan sebaliknya RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 55 meningkatkan harga secara tajam pada musim paceklik. Selain itu masih terdapat kelembagaan pemasaran yang dikuasai oleh kelompok tertentu, sehingga tidak memberikan sistem yang adil diantara pelakunya. Selanjutnya informasi harga pangan sangat diperlukan oleh produsen yaitu untuk melihat kapan memproduksi bahan pangan tersebut melalui pengaturan pola tanam, melihat peluang pasar yang ada, dan memperhatikan gejolak harga yang terjadi, sedangkan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan antisipasi terjadinya gejolak harga pada saat-saat tertentu. Dengan demikian diperlukan penataan jaringan informasi harga pangan tersebut, sehingga informasi harga sampai ke tangan produsen dan pemerintah tepat waktu. Dalam rangka menstabilkan harga gabah yang layak di tingkat petani, maka Kota Payakumbuh sejak tahun 2011 mengembangkan lembaga distribusi pangan masyarakat LPPDM melalui pendekatan Gabungan Kelompok Tani Gapoktan dalam bentuk bansos serta pendampingan oleh penyuluh pendamping dengan 3 tahapan yakni tahap penumbuhan, tahap pengembangan dan tahap mandiri. Tabel 2.88 Data Gapoktan Penerima Dana P-LDPM Tahun 2011 s.d. 2013 Gapoktan KelKec Dana Bansos Rp Ket 2011 2012 2013 Koba Jaya Koto Baru Kec. Pyk Timur 150.000.000,- 75.000.000, - - APBN 20.000.000,- - - APBD Kota Payakumbuh dana pendamping Sumber : Kantor Ketahanan Pangan, 2014 Secara rutin Kota Payakumbuh melalui Kantor Ketahanan Pangan melakukan pemantauan terhadap perkembangan harga pangan pokok terutama berasgabah, dimana pada tahun 2009 s.d. 2013 menunjukkan bahwa perkembangan Harga Gabah Kering Panen GKP di tingkat petani selalu berada diatas HPP, seperti pada Tabel 2.89. Tabel 2.89 Perkembangan Harga GKP di Tingkat PetaniTahun 2009 s.d. 2013 Tahun HPP GKP RpKg Harga GKP Petani Ratio Harga dengan HPP 2009 2.640,- 2.900,- 109,9 2010 2.950,- 3.500,- 118,6 2011 3.150,- 4.000,- 126,91 2012 3.300,- 4.300,- 130,3 2013 3.300,- 4.500,- 136,36 Sumber : Kantor Ketahanan Pangan, 2014 Cadangan pangan sesuai PP No. 682002 terdiri dari cadangan pangan pemerintah dan cadangan pangan masyarakat. Program cadangan ini baru sebagian dilaksanakan di Kota Payakumbuh. Untuk tahun selanjutnya program cadangan pangan ini merupakan program utama untuk dikembangkan terutama pengembangan lumbung pangan masyarakat fisik DAK. c Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Perkembangan konsumsi energi dan protein selama 5 lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 2.90. RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 56 Tabel 2.90 Perkembangan Konsumsi Energi dan Protein Penduduk per Kapita Perhari dan skor PPH Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh Uraian Perkembangan Konsumsi Kapitahari Pertumbuhan 2009 2010 2011 2012 2013 Energi kklkaphr 2.071 2.094 2.101 2.107 2.134 0,75 Protein grkaphr 51,3 51,7 54 56 63,8 5,60 Skor PPH 82,1 83,7 85,4 87 88,4 1,87 Sumber : Buku Neraca Bahan Makanan NBM Kota Payakumbuh, 2014 Secara umum kualitas Keragaman dan Keseimbangan konsumsi pangan masyarakat Payakumbuh ditunjukkan dengan skor Pola Pangan Harapan PPH terus mengalami peningkatan dengan skor 82,1 tahun 2009 menjadi 88,40 pada tahun 2013. Dalam rangka penanganan keamanan pangan, Kota Payakumbuh telah menfokuskan pada penanganan keamanan pangan segar melalui : 1. Sosialisasi, promosi dan apresiasi tentang pangan segar 2. Pengawasan keamanan pangan segar di pasar 3. Pengawasan Pangan Jajanan Anak Sekolah PJAS 20. Urusan Penanaman Modal Sesuai dengan peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2008, capaian program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka menyelenggarakan urusan penanaman modal selama tahun 2009 s.d. 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.91. Tabel 2.91 Pencapaian Indikator Kinerja Kunci-Urusan Penanaman Modal Tahun 2009 s.d. 2013 Kota Payakumbuh No. Indikator Satuan Capaian Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013 1 Realisasi penanaman modal dalam negeri Milyar Rp 453,0 493,0 5 526,08 137,85 207 2 KenaikanPenurunan Nilai Realisasi PMDN - 8,84 6,70 5,00 42,00 3 Perda yang mendukung iklim usaha Perda 3 7 7 4 4 4 Rata-rata lama proses perizinan Hari 8 5 5 5 14 Sumber: Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Payakumbuh 2014 Ket : waktu maksimal proses perizinan bisa lebih cepat tergantung kelengkapan berkas pesyaratan pemohon Penyelenggaraan urusan penanaman modal di Kota Payakumbuh mulai dikelola oleh SKPD khusus yaitu sejak terbentuknya Kantor Penanaman Modal dan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu pada tahun 2009. Dan pada tahun 2012 kedua kantor ini telah bergabung menjadi Badan Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Dengan Pelayanan kedua SKPD tersebut iklim investasi di Kota Payakumbuh mengalami peningkatan. Untuk mendukung iklim usaha di Kota Payakumbuh telah ditetapkan beberapa regulasi berupa Peraturan Walikota Perwako sepanjang tahun 2009 s.d. 2013. Sejak tahun 2009 nilai investasi di Kota Payakumbuh tercatat sebesar Rp.453 Milyar, kemudian meningkat menjadi Rp.493,05 milyar pada tahun 2010, tahun 2011 menjadi Rp 526,08 milyar, pada tahun 2012 terjadi penurunan investasi menjadi 137,85 Milyar dan di tahun 2013 mulai naik lagi menjadi 207 milyar. 21. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pembangunan pada dasarnya ditujukan untuk peningkatan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat. Berbagai kebijakan dan program pembangunan melalui berbagai pendekatan telah dilakukan agar dapat mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat. Pada Tahun 2008 di Kota Payakumbuh terjadi pemekaran wilayah kecamatan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 12 dan 13 RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 57 tahun 2008, sehingga Kota Payakumbuh memiliki 5 Kecamatan dengan 76 Kelurahan, yaitu : a Kecamatan Payakumbuh Barat dengan 22 Kelurahan; b Kecamatan Payakumbuh Timur dengan 14 Kelurahan; c Kecamatan Payakumbuh Utara dengan 25 Kelurahan; d Kecamatan Payakumbuh Selatan dengan 9 Kelurahan; e Kecamatan Lamposi Tigo Nagori dengan 6 Kelurahan. Hal ini benar- benar terlihat peranan organisasi masyarakat seperti LPM yang ada di Kota Payakumbuh. Masing-masing kelurahan memiliki satu organisasi LPM yang berjumlah 76 LPM, LPM tersebut aktif dan sangat berperan dalam menunjang pembangunan. Selain itu di setiap kelurahan juga ditunjang oleh ibu-ibu yang mengadakan kegiatan yang tergabung dalam kelompok PKK Kelurahan yang jumlahnya 76 kelompok. 22. Urusan Statistik Urusan statistik berkaitan dengan penyediaan data dan informasi tentang kemajuan dan perkembangan daerah baik dalam bentuk angka dan grafik pertumbuhan. Dalam menyelenggarakan urusan statistik, Pemerintah kota Payakumbuh setiap tahun telah menyusun dan menerbitkan buku : a Buku Payakumbuh Dalam Angka; b Buku PDRB menurut lapangan usaha dan PDRB menurut penggunaan. 23. Urusan Kearsipan Di lingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh, urusan kearsipan diselenggarakan oleh kantor Arsip dan Perpustakaan. Pengelolaan kearsipan bertujuan untuk tracking suratarsip serta memudahkan pencarian, pedokumentasian data secara baik, tepat dan akurat serta menjaga data tersimpan dengan baik. Perkembangan kerasipan Tahun 2009 sd 2013 di Kota Payakumbuh dapat dilihat pada Tabel 2.92. Tabel 2.92 Perkembangan kerasipan Tahun 2009 s.d. 2013 di Kota Payakumbuh No. Uraian Satuan 2009 2010 2011 2012 2013 1. SKPD yang telah menerapkan arsip secara baku SKPD 13 26 26 26 26 2. Jumlah SKPD SKPD 29 30 30 29 30 3. Penerapan pengelolaan arsip secara baku 44,83 86,67 86,67 89,66 86,67 4. Kegiatan peningkatan SDM pengelola kearsipan Kegiatan 1 1 - - - Sumber: Kantor Arsip dan Perpustakaan Kota Payakumbuh 2013 Dari Tabel 2.92 dapat digambarkan bahwa sudah terjadi peningkatan dari tahun ke tahun terhadap pengelolaan arsip yang dilakukan oleh setiap SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh. Hal ini menandakan adanya keseriusan dari pemerintah daerah untuk melakukan pengelolaan arsip secara tertib, walaupun dilihat dari sumber daya yang mengelola kearsipan di masing-masing SKPD masih terbatas. Yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dari SDM yang mengelola arsip di setiap SKPD, karena dari Tabel di atas pada tahun 2009 dan 2010 hanya 1 kegiatan yang dilakukan untuk peningkatan SDM pengelola kearsipan, sedangkan pada Tahun 2011 sampai 2013 tidak ada kegiatan tersebut. RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 58 24. Urusan Komunikasi dan Informatika Urusan komunikasi dan informatika di kota Payakumbuh diselenggarakan oleh 2 dua Satuan Kerja Pemerintah Daerah SKPD yaitu Sekretariat Daerah dan Dinas Perhubungan dan Komunikasi. a. Jumlah surat kabar nasionallokal Salah satu kewenangan urusan komunikasi dan informatika adalah koordinasi dan fasilitasi pengembangan kemitraan media skala kabupatenkota. Dalam menyelenggarakan urusan ini, Pemerintah Kota Payakumbuh telah bekerjasama dengan surat kabar nasional dan lokal serta radioTV lokal dan nasional. Perkembangan jumlah dan jenis surat kabar yang masuk ke Kota Payakumbuh tahun 2010 sd 2013 dapat dalam Tabel 2.93. Tabel 2.93 Jumlah Dan Jenis Surat Kabar yang Masuk ke Kota Payakumbuh No Uraian 2010 2011 2012 2013 1 Jumlah jenis surat kabar terbitan nasional 4 2 2 3 2 Jumlah jenis surat kabar terbitan lokal 18 22 29 29 3 Total jenis surat kabar 1+2 22 24 31 32 Sumber: Bagian Humas Setdako Payakumbuh 2014 b. Jumlah penyiaran radioTV lokal Untuk penyebarluasan informasi dan meningkatkan wawasan dan pengetahuan masyarakat, di kota Payakumbuh telah dapat diterima beberapa siaran radio nasional, lokal begitupun dengan TV lokal dan nasional, sebagaimana terlihat pada Tabel 2.94. Tabel 2.94 Jumlah Penyiaran Radio dan TV di Kota Payakumbuh No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 1 Jumlah penyiaran radio lokal 8 6 6 6 6 2 Jumlah penyiaran radio nasional 2 2 2 - 1 3 Jumlah penyiaran TV lokal 1 1 1 1 1 4 Jumlah penyiaran TV nasional 11 11 11 11 22 5 Total penyiaran radioTV lokal 1+2+3+4 22 20 20 18 30 Sumber: Bagian Humas Setdako Payakumbuh 2014 c. Website Milik Pemerintah Daerah. Dalam upaya menyebarluaskan informasi mengenai potensi dan penyelenggaraan pemerintahan, Pemerintah Kota Payakumbuh telah membuat web site kota Payakumbuh yang dapat diakses oleh masyarakat luas. Web site ini juga bertujuan sebagai media promosi kota Payakumbuh kepada dunia luar karena menampilkan berbagai potensi dan keragaman budaya daerah yang diharapkan mampu menarik minat investor dan wisatawan untuk berkunjung ke Payakumbuh. Masyarakat dapat mengakses melalui alamat web site www.payakumbuhkota.go.id. d. Rasio ketersediaan wartelwarnet. Rasio ketersediaan wartelwarnet yang diukur dari jumlah wartelwarnet per 1.000 penduduk, menunjukkan angka yang menurun dari tahun 2010 – 2013. Penurunan ini antara lain disebabkan meningkatnya pemakaian speedy dan telepon seluler di tengah masyarakat, seperti tergambar pada Tabel 2.95. RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 59 Tabel 2.95 Jumlah Wartel Warnet di Kota Payakumbuh No. Indikator Satuan Capaian Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013 1 Jumlah wartelwarnet Unit 128 298 194 74 74 Sumber : Dinas Perhubungan dan Infokom 2013 25. Urusan Perpustakaan Perpustakaan merupakan salah satu sarana pembelajaran yang dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa. Perpustakaan mempunyai peranan penting sebagai jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan yang sekaligus menjadi tempat rekreasi yang menyenangkan dan menyegarkan. Perpustakaan memberi kontribusi penting bagi terbukanya informasi tentang ilmu pengetahuan. Untuk memperbaiki kondisi tersebut, perpustakaan harus menjadi sarana aktifinteraktif dan menjadi tempat dihasilkannya berbagai hal baru. Untuk mewujudkan kondisi perpustakaan sesuai dengan fungsi dan peranannya, maka perpustakaan harus diubah sistem operasionalnya dari perpustakaan manual tradisional menjadi perpustakaan yang berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi perpustakaan digital. Dengan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi diharapkan setiap perpustakaan secara bertahap dapat mengejar ketertinggalannya dari perpustakaan-perpustakaan yang lebih maju dan lebih modern serta dapat mengoptimalkan fungsi perpustakaan bagi masyarakat. Selain hal tersebut diperlukan suatu manajemen pengelolaan yang sesuai dengan standar dalam mengelola perpustakaan. Salah satu kewenangan pemerintah daerah dalam menyelenggarakan urusan perpustakaan adalah pembinaan teknis semua jenis perpustakaan di wilayah kabupatenkota. Sehubungan dengan itu, maka ruang lingkup urusan perpustakaan yang dikelola oleh pemerintah daerah adalah : a Pengelolaan perpustakaan sesuai standar; b Pengembangan SDM; c Pengembangan sarana dan prasarana sesuai standar; d Kerjasama dan jaringan perpustakaan; e Pengembangan minat baca. Perkembangan perpustakaan di kota Payakumbuh pada tahun 2009 s.d. 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.96. Tabel 2.96 Perkembangan Perpustakaan Tahun 2009 s.d. 2013 No Uraian Satuan 2009 2010 2011 2012 2013 1 Koleksi judul buku yang tersedia di perpustakaan daerah Judul 5.250 6.500 7.411 8.084 8.353 Jumlah Koleksi judul buku yang tersedia di perpustakaan daerah Buku 9.627 13.432 14.328 15.485 15.974 Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah 54,53 48,39 51,72 52,2 52.29 2 Kunjungan perpustakaan Orang 4.488 9.768 11.880 13.200 19.401 Orang dalam populasi yang harus dilayani Orang 40.000 50.000 50.000 50.000 50.000 Pengunjung perpustakaan 11,22 19,54 23,76 26,4 38.80 3 Jumlah perpustakaan Unit 16 23 23 27 39 Sumber: Kantor Arsip dan Perpustakaan Kota Payakumbuh 2014 Dari Tabel 2.96 terlihat bahwa judul koleksi buku yang ada pada perpustakaan dibandingkan dengan jumlah buku, persentasenya masih rendah yaitu dibawah 55. Hal ini berarti masih terbatasnya judul koleksi buku yang ada diperpustakaan. Kemudian dari jumlah perpustakaan yang ada ternyata masih jauh dari target populasi yang harus dilayani. RKPD Kota Payakumbuh Tahun 2015 II - 60 Sementara itu jumlah pengunjung perpustakaan tahun 2010 sd 2012 masih di bawah 30, dan tahun 2013 sebesar 38,8, artinya secara umum masih kurangnya minat masyarakat untuk datang ke perpustakaan disamping kesadaran masyarakat untuk membaca juga belum membudaya di tengah-tengah masyarakat.

2.1.3.2. Fokus Layanan Urusan Pilihan