P
e n d i d i k a n
P
a n c a s i l a
95
kemerdekaan atau membiarkan supaya negara yang terjajah itu menjadi merdeka.
Atas dasar uraian tersebut di atas, bagian pertama Pembukaan UUD 1945 dapat disimpulkan sebagai berikut :
1 Tiap-tiap bangsa sebagai kesatuan golongan manusia yang
merupakan diri dan berdiri pribadi, mempunyai hak kodrat dan hak moril untuk berdiri pribadi atau hidup merdeka.
2 Jika ada bangsa yang tidak merdeka, berarti bertentangan
dengan kodrat hakekat manusia. Karena itu ada wajib kodrat dan wajib moril bagi penjajah untuk menjadikan merdeka
atau membiarkan
menjadi merdeka
kepada yang
bersangkutan.
b. Alinea Kedua
Alinea kedua Pembukaan UUD 1945 mengandung pernyataan tentang berhasilnya perjuangan pergerakan kemerdekaan Rakyat
Indonesia. Ada dua hal yang perlu mendapat perhatian, yaitu : 1
Bahwa penjajah tidak memenuhi kewajiban kodrat dan kewajiban moril.
2. Negara yang dicita-citakan. Pertama, setelah ternyata pihak penjajah Belanda tidak
memenuhi kewajiban kodrat dan kewajiban morilnya tersebut, terpaksa bangsa Indonesia berjuang menentukan nasibnya sendiri atas
kekuatan sendiri supaya merdeka. Dalam hal ini dinyatakan telah berhasil.
Kedua, berhasilnya perjuangan bangsa Indonesia, perlu dipelihara dengan sungguh-sungguh dengan diberi sifat-sifat tertentu,
karena menyusun negara atas kekuatan sendiri adalah suatu kewibawaan bagi bangsa Indonesia. Adapun sifat-sifat itu adalah
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
96 P
e n d i d i k a n
P
a n c a s i l a
Merdeka artinya bangsa Indonesia itu bebas atau tidak terikat oleh siapapun dan bebas melakukan sesuatu. Bersatu, mengandung tiga
kemungkinan arti : 1
Bahwa bangsa Indonesia harus merupakan satu negara negara kesatuan bukan Negara Federasi.
2 Bahwa negara mengatasi segala faham golongan, mengatasi
segala faham perseorangan mengikuti aliran pengertian Negara Persatuan atau integralistis sebagaimana dikatakan
oleh Supomo. Jadi bukan negara individualisme dan klassestaat. Negara Republik Indonesia menggunakan dasar
kekeluargaan, gotong royong, tolong menolong atau keadilan sosial.
3 Bahwa seluruh Bangsa Indonesia termasuk di dalam lingkungan
daerah negara. Tidak ada sebagian bangsa Indonesia yang berada di luarnya. Tidak ada negara di dalam negara kesatuan
RI.
Berdaulat, artinya berkuasa dan kekuasaan negara Indonesia itu nampak baik keluar maupun ke dalam. Adil, artinya memberikan
sebagai wajibnya segala sesuatu yang menjadi hak orang lain dan hak diri sendiri.
Makmur, adalah sautu keadaan yang di dalamnya seseorang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya baik jasmaniah maupun
kebutuhan rokhaniah, sesuai atau layak bagi kemanusiaan. Makmur ini hendaknya ditafsirkan atas dasar sifat bersatu dan adil, sehingga
seluruh bangsa dan setiap orang Indonesia dalam nisbah yang adil dapat mencapai keadaan sejahtera atas dasar keadilan sosial, layak
bagi kemanudiaan. Adil disini berarti juga bahwa setiap orang akan menerima bagian sesuai dengan darma baktinya masing-masing.
Isi alinea kedua Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, dapat disimpulkan sebagai berikut : Bahwa Bangsa Indonesia dari dalam
terpaksa berjuang untuk merealisir hak kodrat dan hak morilnya akan
P
e n d i d i k a n
P
a n c a s i l a
97
kemerdekaan, atas kekuatan sendiri, berhasil membentuk Negara Indonesia yang dicita-citakan, mempunyai sifat-sifat tertentu sebagai
berikut :
a. Negara sungguh bebas baik di dalam negeri sendiri maupun
terhadap negara-negara lain, berdiri pribadi dengan menguasai seluruh dirinya sendiri.
b. Negara berdasarkan persatuan, baik dalam bentuknya maupun
dalam keutuhan bangsa, yaitu meliputi seluruh bangsa dalam batas-batas daerah negara, didukung oleh seluruh rakyat dan
memelihara kepentingan seluruh rakyat dalam pertalian kekeluargaan atau kerjasama, gotong royong, dengan
berdasarkan atas sifat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial keduanya-duanya.
c. Negara berpedoman dan melaksanakan keadilan dalam seluruh
lingkungan dan tugas negara baik di dalam negara maupun terhadap dunia luar.
d. Negara menjadi tempat hidup bagi seluruh rakyat, yaitu bahwa
tiap-tiap orang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, baik yang ketubuhan maupun yang kerokhanian, layak bagi
kemanusiaan.
c. Alinea Ketiga