58 P
e n d i d i k a n
P
a n c a s i l a
BAB IV
PANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI
Oleh: Rukiyati
A. Pengertian Nilai
Manusia dalam kehidupannya selalu berkaitan dengan nilai. Manusia senantiasa dinilai dan menilai.Cabang filsafat yang
membicarakan nilai disebut dengan aksiologi filsafat nilai. Istilah nilai dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang artinya,
“keberhargaan” worth atau kebaikan goodness. Di samping itu juga menunjuk kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu
dalam menilai atau melakukan penilaian.
Nilai pada hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek. Jadi, bukan objek itu sendiri yang dinamakan nilai.
Suatu itu mengandung nilai artinya ada sifat atau kualitas yang melekat pada sesuatu itu. Misalnya, pemandangan itu indah, perbuatan
itu bermoral. Indah dan susila adalah sifat atau suatu yang melekat pada pemandangan atau tindakan. Dengan demikian nilai itu
sebenarnya suatu kenyataan yang tersembunyi di balik kenyataan-
Kompetensi Dasar:
1. Menjelaskan pengertian nilai, norma dan sanksi
2. Menjelaskan Pancasila sebagai sistem nilai
3. Menjelaskan makna masing-masing sila
4. Menganalisis nilai-nilai Pancasila yang teraktualisasi dalam
kehidupan masyarakat Indonesia sekarang
P
e n d i d i k a n
P
a n c a s i l a
59
kenyataan lainnya. Adanya nilai itu karena ada kenyatan-kenyataan lain sebagai pembawa nilai.
Menilai berarti menimbang, artinya suatu kegiatan manusia untuk menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain, kemudian untuk
selanjutnya diambil keputusan. Keputusan itu merupakan keputusan nilai yang dapat menyatakan bahwa sesuatu itu berguna, benar atau
salah, baik atau buruk, indah atau jelek, suci atau berdosa.
Nilai mengandung cita-cita, harapan-harapan, dambaan dan keharusan. Berbicara mengenai nilai berarti kita berbicara tentang hal
yang ideal, das “Sollen”, bukan das “Sein”. Nilai berkaitan dengan bidang normatif bukan kognitif, atau berada dalam tataran dunia ideal
bukan dunia yang real. Meskipun demikian di atara keduanya saling berhubungan atau berkaitan dengan erat. Artinya, bahwa “das “Sollen”
itu harus menjelma menjadi das “Sein”, yang ideal harus menjadi real, yang normatif harus direalisasikan dalam perbuatan sehari-hari yang
merupakan fakta. Nilai bagi manusia dipakai dan diperlukan untuk menjadi landasanm alasan, motivasi dalam segala sikap, tingkahlaku
dan perbuatannya. Hal itu terlepas dari kenyataan bahwa ada orang yang dengan sengaja dan sadar melakukan hal-hal yang bertentangan
dengan kesadaran akan nilai yang diketahuinya dan diyakini.
B. Macam-Macam Nilai