Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi 17 Agustus

108 P e n d i d i k a n P a n c a s i l a Dasar yang tertulis UUD maupun Hukum Dasar yang tidak tertulis ”. c. Dalam ketentuan pada bagian keempat dari Pembukaan akan adanya UUD, disebutkan “ suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, tidak dengan kata penunjuk yang tertentu, sehingga tidak ada hubungan dua bagian dalam satu peraturan.

6. Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi 17 Agustus

1945 Di muka telah disebutkan bahwa Proklamasi pada pokoknya memuat dua hal, yaitu a. Pernyataan kemederkaan Bangsa Indonesia. b. Tindakan-tindakan yang segera harus diambildiselenggarakan. Berpegang pada isi pengertian tersebut dan dengan memperhatikan keseluruhan isi pengertian yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, khususnya bagian ketiga, maka dapat ditentukan letak dan sifat hubungan antara Pembukaan dengan Proklamasi. a. Disebutkannya kembali pernyataan kemerdekaan dalam bagian ketiga, menunjukkan bahwa antara Proklamasi dan Pembukaan merupakan suatu rangkaian kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. b. Ditetapkannya Pembukaan pada tanggal 18 Agustus 1945 bersama- sama ditetapkannya UUD, Presiden dan Wakil Presiden merupakan realisasi bagian kedua Proklamasi. c. Pembukaan pada hakekatnya merupakan pernyataan yang lebih rinci dengan memuat pokok-pokok pikiran adanya cita-cita luhur yang menjadi semangat pendorong ditegakkannya kemerdekaan, dalam bentuk Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Dengan demikian sifat hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi adalah : P e n d i d i k a n P a n c a s i l a 109 Pertama : Memberikan penjelasan terhadap dilaksanakannya Proklamasi 17 Agustus 1945, yaitu menegakkan hak kodrat dan hak moril setiap bangsa akan kemerdekaan, dan demi inilah bangsa Indonesia berjuang terus menerus sampai akhirnya dapat mengantarkan bangsa Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaannya bagian ketiga dan keempat Pembukaan UUD 1945 Kedua : Memberikan pertanggungjawaban atau penegasan terhadap dilaksanakannya Proklamasi 17 Agustus 1945, yaitu bahwa perjuangan gigih menegakkan hak kordrat dan hak moril akan kemerdekaan adalah sebagai gugatan dihadapan muka bumi terhadap adanya penjajahan atas bangsa Indonesia yang tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Bahwa perjuangan itu telah diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga berhasil memproklamasikan kemerdekaannya bagian pertama, kedua dan ketiga Pembukaan UUD 1945. Ketiga : Memberikan pertanggungjawaban terhadap dilaksana-kannya Proklamasi 17 Agustus 1945, yaitu bahwa kemerdekaan Bangsa Indonesia yang diperoleh, disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ke-Tuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradap, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia bagian keempat Pembukaan UUD 1945. Penyusunan UUD ini adalah untuk dasar-dasar pembentukan Pemerintah Negara Indonesia dalam mencapai tujuan-tujuan negara, yaitu : a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia b. Memajukan kesejahteraan umum 110 P e n d i d i k a n P a n c a s i l a c. Mencerdaskan kehidupan bangsa d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Khusus memperhatikan isi pengertian baigan kedua Proklamasi yang merupakan tindakan-tindakan segera yang harus diselenggara- kan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a. Bagian pertama Proklamasi memperoleh penjelasan, penegasan dan pertanggungjawaban pada bagian pertama sampai dengan keempat Pembukaan UUD 1945. b. Bagian kedua Proklamasi memperoleh penjelasan dan penegasan pada bagian keempat Pembukaan, yaitu mengenai : tujuan negara, disusunnya UUD Negara, bentuk negara, dan asas kerokhanian filsafat negara. Dengan penjelasan seperti tersebut di atas, maka sifat hubungan antara Proklamasi dengan Pembukaan UUD 1945 yang tidak hanya menjelaskan, menegaskan akan tetapi juga mempertanggung- jawabkan Proklamasi, maka hubungan tersebut adalah bersifat fungsionil, korelatif dan monistis-organis yang berarti bahwa antara Proklamasi dengan Pembukaan UUD 1945 merupakan kesatuan yang bulat dan apa yang terkandung dalam Pembukaan adalah merupakan amanat Proklamasi 17 Agustus 1945. Berdasarkan uraian tersebut, nampaklah bahwa dalam perspektif yuridis, Pancasila mempunyai kedudukan yang kuat, tetap dalam kelangsungan negara Proklamasi 17 Agustus 1945. Secara material Pancasila tertanam dalam hati sanubari bangsa Indonesia. Tidak berlebihan jika Pancasila adalah merupakan visi bagi bangsa dan negara Indonesia, karena ia merupakan kristalisasi dan perumusan nilai-nilai dasar bangsa Indonesia. P e n d i d i k a n P a n c a s i l a 111

B. Dinamika Undang-Undang Dasar 1945 1.

Isi Materi UUD 1945 Undang-Undang Dasar 1945 merupakan hukum dasar tertulis negara R.I yang bersifat mengikat seluruh warga negara dan penduduk Indonesia, serta seluruh praktek penyelenggaraan negara. Di samping hukum dasar tertulis, dikenal dan diakui pula adanya Konvensi. Konvensi ialah hukum dasar tidak tertulis yang merupakan kebiasaan- kebiasaan yang dilakukan dalam praktek penyelenggaraan negara yang tidak bertentangan dengan hukum dasar tertulis. Sebelum diamandemen, ssi materi UUD 1945 merupakan penjelmaan empat pokok pikiran yang terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945, sebagai pancaran dari Pancasila. Naskah Undang-Undang Dasar yang ditetapkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 itu terdiri atas tiga bagian: a. Pembukaan UUD 1945; b. Batang Tubuh UUD 1945 terdiri atas 16 bab berisi 37 pasal, Aturan Peralihan dan Aturan Tambahan; c. Penjelasan UUD 1945. Batang Tubuh dan Penjelasan sebagai isi materi UUD 1945 dikelompokkan menjadi empat hal, yaitu: a. Pengaturan tentang Sistem Pemerintahan Negara b. Ketentuan fungsi dan kedudukan Lembaga Negara c. Hubungan antara negara dengan warga negara d. Ketentuan-ketentuan lain sebagai pelengkap. Setelah reformasi terjadilah perubahan-perubahan besar dalam sistem ketatanegaraan R.I, tidak terkecuali perubahan Undang-Undang Dasar 1945. Secara singkat dapat dinyatakan bahwa sejak tahun 1999 sampai tahun 2002 UUD 1945 telah mengalami empat kali perubahan pasal-pasalnya, baik berupa penambahan anak pasal baru maupun perbaikan dalam susunan redaksinya.