P
e n d i d i k a n
P
a n c a s i l a
107
5. Terpisahnya Pembukaan UUD 1945 dengan Batang Tubuh UUD
1945
Pembukaan UUD 1945 terpisah dengan Batang Tubuh UUD 1945 dan kedudukannya serta hakekatnya lebih tinggi derajatnya daripada
Batang Tubuh UUD 1945, dapat dijelaskan sebagai berikut : a.
Dalam rapat PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, yang menentukan Pembukaan:
Ketua Ir. Sukarno, setelah menyatakan : “dengan ini sahlah Pembukaan UUD Negara Indonesia “, lalu menyambung
“sekarang tuan-tuan, saya bicarakan UUD.” Sesudah itu Prof. Mr. Dr. Supomo yang diminta oleh Ketua
untuk memberikan penjelasan, mulai dengan kata- kata “
Pikiran tentang Undang-Undang Dasar, tentang susunan negara ialah begini ………………………. “
Kemudian ketua Ir. Sukarno pada permulaan pembicaraan menyatakan : “ bahwa Undang-Undang Dasar yang kita buat
sekarang ini, adalah Undang-Undang Das ar Sementara.” Hal
sifat sementara tidak terdapat dalam pembicaraan mengenai pembukaan. Maka dapat disimpulkan Pembukaan
UUD 1945 mempunyai kedudukan tetap, dan memang yang dapat merubah meniadakannya hanya Pembentuk Negara,
sedangkan waktu itu tentu tidak masuk dalam pikiran akan adanya Pembentuk negara yang baru.
b. Dalam berita negara Republik Indonesia tahun II No.7
Himpunan Kusnodiprojo, “Pembukaan ditempatkan di atas
kepada Undang-Undang Dasar, sedangkan dalam penjelasannya dipisahkan sebagai “dasar” Undang-Undang Dasar yang meliputi
suasana kebatinan
dari Undang-Undang
Dasar Negara
Indonesia. Pokok-pokok ini mewujudkan cita-cita hukum Rechtsidea yang menguasai Hukum Dasar Negara, baik Hukum
108 P
e n d i d i k a n
P
a n c a s i l a
Dasar yang tertulis UUD maupun Hukum Dasar yang tidak tertulis
”. c.
Dalam ketentuan pada bagian keempat dari Pembukaan akan adanya UUD, disebutkan “ suatu Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia, tidak dengan kata penunjuk yang tertentu, sehingga tidak ada hubungan dua bagian dalam satu peraturan.
6. Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi 17 Agustus