131
Sumber: Hasil Analisis, 2005
GAMBAR 4.38 HUBUNGAN RTRW PROVINSI SUMATERA UTARA DAN KABUPATEN
SERDANG BEDAGAI TERHADAP ARAH PENGEMBANGAN PELAYANAN KOTA TEBING TINGGI
4.6 Prospek Pengembangan Kota Tebing Tinggi
Berdasaran hasil analisis pola aliran, faktor-faktor berpengaruh, kebijakan pemerintah kota dan penunjang kegiatan koleksi dan distribusi komoditas di Kota Tebing
Tinggi dan wilayah belakangnya, maka Kota Tebing Tinggi memiliki prospek
dikembangkan sebagai berikut: lihat Gambar 4.39 dan Gambar 4.40
1. Kota Tebing Tinggi memiliki peran sebagai pusat pelayanan, sedangkan wilayah
belakangnya berperan sebagai sub wilayah pelayanan. Sebagai pusat pelayanan, Kota
132 Tebing Tinggi memiliki prasarana dan sarana penunjang kegiatan koleksi dan
distribusi komoditas yang cukup tersedia dalam kondisi baik. Bagi Pengembangan kota sebagai pusat pelayanan dapat dipertimbangkan untuk memperluas orientasi
pasar, menjamin supply bahan baku, mempertahankan potensi pasar, pelibatan swasta dan masyarakat dalam pengelolaan penunjang koleksi dan distribusi dan
mempermudah birokrasi. Kegiatan koleksi dan distribusi tidak hanya terpusat di pusat kota, tetapi perlu juga dikembangkan ke luar kota di masing-masing kecamatan.
Pembangunan sub terminal perlu dilakukan untuk menampung kenderaan angkutan pedesaan dari wilayah belakang, seperti darimenuju Kota Dolok Masihul, Kota
Bandar Khalipah, Kota Sipispis dan Pematangsiantar Kecamatan Tebing Tinggi. 2.
Melakukan kerjasama dengan Kabupaten Serdang Bedagai dalam pengembangan wilayah, misalnya Kota Tebing Tinggi tidak lagi mengembangkan industri hulu,
tetapi berangsur-angsur diarahkan ke Kabupaten Serdang Bedagai, selanjutnya Kota Tebing Tinggi menyediaan permukiman dan pelayanan sosial lainnya bagi tenaga
kerja industri. 3.
Mengembangkan industri olahan, sehingga bahan baku memiliki value added atau diversifikasi komoditas dan daya saing. Pengembangan agro industri baik untuk
dikembangkankan mengingat wilayah hinterland sendiri merupakan daerah pertanian potensial.
4. Lebih mengarahkan kepada pengembangan fasilitas-fasilitas umum, sehingga dengan
kelengkapan fasilitas yang ada akan memberikan daya tarik kuat bagi pelanggan. Pertanian diarahkan kepada pengembangan secara intensifikasi.
5. Melakukan spesialisasi fasilitas perkotaan, seperti insentif pada fasilitas kesehatan,
pendidikan dan pengembangan perumahan serta spesialisasi komoditas dagangan.
133
Dari pola sebagaimana gambar 4.40 akan mampu meningkatkan ekspor,
akhirnya akan berdampak positif bagi perkembangan Kota Tebing Tinggi yang dapat dilihat dari peningkatan I investasi, G pengeluaran pemerintah dan C barang-barang
konsumsi serta meminimalkan M impor. Bagaimana caranya komoditas lainnya dikembangkan, sehingga memiliki orientasi pasar ekspor cukup baik, sebagaiamana
gambar 4.41. Komoditas yang memiliki siklus seperti halnya komoditas tepung tapioka
baik dikembangkan, sehingga memberikan prospek bagi pengembangan Kota Tebing Tinggi.
Sumber: Hasil Analisis, 2005
GAMBAR 4.39 PROSPEK PENGEMBANGAN KOTA TEBING TINGGI I
134
Sumber: Hasil Analisis. 2005
GAMBAR 4.40 PROSPEK PENGEMBANGAN KOTA TEBING TINGGI II
Dilihat dari seluruh komoditas produksi, baik primer, sekunder maupun terier di Kota Tebing Tinggi, hanya komoditas tepung tapioka yang memiliki siklus sebagaimana
gambar 4.41, dimana akhirnya terjadi penambahan kapitaldana I dari luar
menyebabkan peningkatan kemampuan masyarakat berkonsumsi C, selanjutnya akan meningkatkan kemampuan Pemerintah kota G, karena meningkatnya PAD.
135
Sumber: Hasil Analisis, 2005
GAMBAR 4.41 SIKLUS SISTEM PRODUKSI BAGI PENGEMBANGAN KOMODITAS YANG
MEMBERIKAN NILAI TAMBAH Contoh: Komoditas Ubi Kayu dan Turunannya
4.7 Arah Kebijakan Pengembangan