129
4.5 Analisis Kebijakan Publik Pemerintah Kota Tebing Tinggi
Dalam konstalasi regional, konsepsi perwilayahan dan arah pembangunan, Kota Tebing Tinggi berada pada wilayah pembangunan III, yaitu pantai timur bagian utara
dengan pusat pembangunan Kota Medan. WP III meliputi Kota Binjai, Kabupaten Langkat, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai, Kota Medan dan Kota
Tebing Tinggi. Konsepsi pengembangan wilayah diarahkan pada perkebunan besar, pertanian pangan, perikanan, perdagangan, perindustrian dan pertambangan. Dalam
arahan pengembangan tata ruang, yaitu Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Provinsi Sumatera Utara, disebutkan bahwa Kota Tebing Tinggi termasuk salah satu kota yang
mendapatkan prioritas untuk dikembangkan dan termasuk dalam kawasan cepat berkembang atau kawasan yang pertumbuhannya pesat. Daerah-daerah yang termasuk
dalam kawasan tersebut adalah: Kawasan Medan Metro, Kawasan Pangkal Berandan, Kawasan Lubuk Pakam, Kawasan Tebing Tinggi, Kawasan Pematangsiantar, Kawasan
Kisaran, Kawasan Tarutung dan Kawasan Kabanjahe-Berastagi. Kota Tebing Tinggi dan Pematangsiantar merupakan satu kawasan pengembangan dengan cakupan meliputi Kota
Pematangsiantar, Kota Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun.
Dalam konteks pengembangan Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2004,
membagi 4 empat wilayah pengembangan parsial. Wilayah pengembangan parsial D
merupakan wilayah Kabupaten Serdang Bedagai, dimana saat ini kabupaten belum membuat RTRW Kabupaten dan masih mengacu kepada RTRW Kabupaten Deli
Serdang. Pada WPP D tersebut disebutkan, bahwa di WPP D tidak memiliki pusat nodal karena orientasi pengembangan diarahkan ke pusat pelayanan Kota Tebing
Tinggi, meliputi Kecamatan Tebing Tinggi, Kecamatan Bandar Khalipah, Kecamatan Dolok Merawan dan Kecamatan Sipispis.
130 Berdasarkan kebijakan regional tersebut, baik dalam konstelasi Provinsi Sumatera
Utara maupun Kabupaten Serdang Bedagai, maka Kota Tebing Tinggi berperan sebagai pusat koleksi dan distribusi komoditas bagi pengembangan jasa pelayanan. Terdapat
hubungan bersinergi antara RTRW Provinsi Sumatera Utara dan RTRW Kabupaten Serdang BedagaiDeli Serdang dalam memposisikan peran masing-masing wilayah
terhadap Kota Tebing Tinggi. Kondisi tersebut memberikan dampak yang baik bagi Kota Tebing Tinggi dalam menentukan arah kebijakan pengembangan kota. Dengan demikian,
berdasarkan arahan tata ruang, peran Kota Tebing Tinggi diarahkan sebagai PKW Pusat
Kegiatan Wilayah atau regional. lihat Gambar 4.38
Kebijakan mikro dalam pengembangan peran Kota Tebing Tinggi sebagai pusat koleksi dan distribusi, misalnya dalam bentuk kerjasama regional antar wilayah
berdampingan belum pernah dilakukan. Kerjasama regional antara Kota Tebing Tinggi dengan Kabupaten Deli Serdang ataupun Kabupaten Serdang Bedagai bersifat langsung
akan memberikan perkuatan pada aspek pengembangan sosial ekonomi dalam proses kegiatan koleksi dan distribusi.
Dalam RTRW Kota Tebing Tinggi ditentukan peran utama Kota Tebing Tinggi, yaitu:
1. sebagai pusat pemerintahan kota;
2. sebagai pusat kegiatan perdagangan dan jasa ekonomi, yaitu sebagai pusat koleksi
dan distribusi pelayanan bagi wilayah pinggiran atau hinterland dan Kota Tebing Tinggi sendiri;
3. sebagai pusat kegiatan pengelolaan hasil pertanian dan perkebunan rakyat;
4. sebagai pusat kegiatan penduduk dan sosial budaya.
131
Sumber: Hasil Analisis, 2005
GAMBAR 4.38 HUBUNGAN RTRW PROVINSI SUMATERA UTARA DAN KABUPATEN
SERDANG BEDAGAI TERHADAP ARAH PENGEMBANGAN PELAYANAN KOTA TEBING TINGGI
4.6 Prospek Pengembangan Kota Tebing Tinggi