37
TABEL II.2 LANJUTAN
8 Basis dan Non
Basis Sektor Robinson
Tarigan
5 Basis sektor adalah sektor yang bersifat
exogenous tidak tergantung pada kekuatan intern atau permintaan lokal
5
Non basis sektor adalah sektor yang tergantung pada permintaan lokal dan
merupakan sektor guna memenuhi kebutuhan konsumsi lokal service
. 5
Membantu
dalam menentukan sektor basis
dan non basis produk atau komoditas di Kota Tebing
Tinggi
7. Pengertian pasar
berdasarkan Ginanjar,
Chambell, Stanton, Philip
Kottler dan Kepmen
Perindustrian No.23MPPKEP
I1998. Wilayah pasar
berdasarkan Daljoeni,
Christaller. Hirarki pasar
berdasarkan Nining J.Soesilo
5 Pasar adalah tempat terjadinya aktivitas
perdagangan, dimana terjadi proses supply dan demand, ketemunya antara penjual dan pembeli
dalam melakukan transaksi atas komoditasjasa. 5
Wilayah pasar market area berdasarkan pada range dan threshold .
5 Hirarki pasar berdasarkan tingkat pelayanan,
spesifikasi, fasilitas, populasi pelayanan, skala radius pelayanan, perkiraan kepadatan dan
status pasar. 5
Memberikan batasan atau ruang lingkup kajian
pasar, berdasarkan wilayah pelayanan pasar.
Sumber : Hasil Sintesa Kajian Teori, 2005
2.5 Variabel Penelitian
Variabel penelitian, penjelasan, parameter dan indikatornya dapat dilihat pada
Tabel II.3. TABEL II.3
VARIABEL PENELITIAN
Variabel penelitian
Parameter Penjelasan Indikator
POLA ALIRAN
KOLEKSI DAN
DISTRIBUSI KOMODITAS
Sistem Perwilayahan
Terbentuknya wilayah, wilayah merupakan ruang, berdimensi tiga, mengidentifikasi lokasi Glasson
1974, kesatuan geografis, menggambarkan sifat-sifat administratif, sosial budaya dan ekonomi S.Pamudji
1984, dapat dikelompokkan berdasarkan keseragaman homogenity Glasson 1974 dan fungsional dan
dibatasi oleh aspek administratif PP No.471997
5 Jarak antar wilayah
dan sub wilayah pelayanan
5 Pola konsumsi
masyarakat terhadap komoditas produksi
5 Jumlah penduduk
Economic scale
Skala ekonomi, dilihat dari range, yaitu jangkaun pemasaran, dimana konsumen mengkonsumsi
komoditas tertentu pada kondisi BEP, biasanya dipengaruhi oleh ongkos transportasi dan
threshold, yaitu jangkauan pemasaran, dimana produsen pada kondisi BEP, dapat bertahan
berproduksi, biasanya dipengaruhi oleh ongkos transportasi, daya tahan komoditas, keterbatasan
jumlah angkut, aksesibilitas dan adanya kompetitor lain.
5 Pola konsumsi
komoditas komoditas
5 Asal dan tujuan OD
komoditas komoditas
38
TABEL II.3 LANJUTAN
Pengembangan wilayah
Peningkatan kesejahteraan atau kualitas hidup, dilihat dari sisi sosial ekonomi dan ekologis
5 Populasi penduduk
5 Kesempatan kerja
5 Tingkat pendapatan
5 Nilai tambah industri
5 Investasi
5 Jumlah tabungan
Keunggulan komparatif,
absolut dan kompetitif
Keunggulan komparatif adalah kegiatan ekonomi menurut perbandingan lebih
mengguntungkan dalam pengembangan wilayah, komoditas produksi dimungkinkan
untuk dikembangkan. Keunggulan absolut adalah keunggulan
komparatif yang dikembangkan sehingga memiliki spesialisasi dibandingkan dengan
wilayah lain, tidak dimiliki oleh wilayah lain atau tidak ada kompetitor.
Keunggulan kompetitif adalah keunggulan yang memiliki daya saing.
5 Sumber daya alam
5 Penyediaan tenaga kerja
5 Cadangan modal
5 Struktur kekuasaan yang
berlaku kebijakan publik 5
Kedekatan material dan pasar
5 Besarnya konsumsi
masyarakat terhadap komoditas komoditas
Basis dan Non Basis
Sektor basis adalah lapangan usahan yang exogenous tidak tergantung pada kekuatan
intern permintaan lokal. Sektor non basis adalah sektor service atau
pelayanan, yang memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal
5 Asal dan tujuan
produksikomoditas 5
Intensitas proses koleksi dan distribusi
5 Karakteristik pembeli
5 Karakteristik penjual
Sistem Produksi
Keterkaitan pada mekanisme produksi yang terdiri dari input, proses dan out put. Pada
sistem produksi akan teridentifikasi struktur wilayah pelayanan.
5 Bahan baku material
5 Proses produksi
5 Aliran komoditas
5 Populasi dan karakteristik
penduduk 5
Modal 5
Karakteristik struktur ekonomi
5 Pusat koleksi dan distribusi
Penunjang Sistem
Produksi Daya dukung sistem produksi, apabila sistem
produksi dilihat dari sisi demand, maka penunjang sistem produksi dilihat sebagai
supply 5
Karakteristik transportasi prasarana dan sarana
5 Karakteristik utilitas
listrik dan telekomunikasi 5
Karakteristik fasilitas pelayanan rumah sakit,
sekolah, pasar, jasa perbankan asuransi,
pertokoan
ARAH PENGEM
BANGAN KOTA
TEBING TINGGI
Kebijakan Mengenai kebijakan publik yang berhubungan
dengan peraturan, arahan dan pengelolaan kegiatan koleksi dan distribusi komoditas
5 Kumpulan Perda dan MoU.
5 Pemetaan kebijakan
eksisting
Pola Aliran
Koleksi dan Distribusi
Komoditas Pola aliran koleksi dan distribusi komoditas
akan membentuk struktur wilayah pelayanan. 5
Pemetaan pola aliran komoditas yang
membentuk struktur wilayah pelayanan
Sumber : Hasil Sintesa Kajian Teori, 2005
39
BAB III POTENSI DAN PERMASALAHAN POLA ALIRAN KOLEKSI DAN
DISTRIBUSI KOMODITAS DI KOTA TEBING TINGGI DAN WILAYAH PELAYANANNYA
3.1 Kondisi UmumWilayah
Kota Tebing Tinggi yang berjarak sekitar 80 km dari Kota Medan Ibukota Provinsi Sumatera Utara serta terletak pada jalur lintas utama Sumatera, yaitu
menghubungkan Lintas Timur dan Lintas Tengah Sumatera Utara melalui Lintas Diagonal pada ruas jalan Tebing Tinggi–Pematangsiantar–Parapat–Balige–Siborong
borong Gambar 3.1.
Sumber: Data diolah dari Bappeda Kota Tebing Tinggi, 2005
GAMBAR 3.1 KONSTELASI REGIONAL PADA JALUR LINTAS BARAT
DAN TIMUR SUMATERA