135
Sumber: Hasil Analisis, 2005
GAMBAR 4.41 SIKLUS SISTEM PRODUKSI BAGI PENGEMBANGAN KOMODITAS YANG
MEMBERIKAN NILAI TAMBAH Contoh: Komoditas Ubi Kayu dan Turunannya
4.7 Arah Kebijakan Pengembangan
Berdasarkan prospek pengembangan Kota Tebing Tinggi, maka arah kebijakan pengembangan kota, sebagai berikut:
1. Melihat Kota Tebing Tinggi dalam konstelasi regional, baik posisi Kota Tebing
Tinggi terhadap Kabupaten Serdang Bedagai maupun Provinsi Sumatera Utara, maka arah kebijakan pengembangan Kota Tebing Tinggi telah sesuai dengan peran dan
fungsi Kota Tebing Tinggi sendiri, sebagaimana ditentukan dalam Rencana Tata
136 Ruang Wilayah Kota Tebing Tinggi, yaitu sebagai kota pengembangan perdagangan
dan jasa. 2.
Berdasarkan RTRW Provinsi Sumatera Utara, peran Kota Tebing Tinggi sebagai pusat pelayanan terhadap sebahagian wilayah Kabupaten Serdang Bedagai dan
Kabupaten Simalungun. RTRW Kabupaten Serdang BedagaiDeli Serdang memberikan peran Kota Tebing Tinggi sebagai pusat koleksi dan distribusi atau pusat
pelayananan untuk wilayah Kecamatan Tebing Tinggi, Kecamatan Dolok Masihul, Kecamatan Dolok Merawan dan Kecamatan Sispispis dan sebahagian Kecamatan Sei
Rampah. Wilayah tersebut merupakan wilayah pinggiran atau belakang Kota Tebing Tinggi.
3. Pada tataran internal, maka Pemerintah Kota harus melibatkan masyarakat dan
swasta, sehingga beban pengelolaan pasar menjadi berkurang. Perlu dilakukan peninjauan Perda No.14 Tahun 1998, karena belum memberikan beban yang lebih
proporsional antara pedagang dengan pengelola pasar, dalam hal ini Pemerintah Kota, dengan tidak proporsionalnya beban tersebut, maka beban pembiayaan dan
peningkatan pelayanan pasar oleh Pemerintah Kota kurang optimal. 4.
Pemerintah menyadari bahwa hampir seluruh komoditas yang diperdagangkan di pasar berasal dari luar Kota Tebing Tinggi. Untuk itu pemerintah kota harus
memberikan kebijakan yang akan mempermudah pergerakan arus barang pada pusat- pusat koleksi dan distribusi komoditas.
5. Kebijakan yang positif dilakukan Pemerintah Kota Tebing Tinggi adalah dengan
dikeluarkannya Keputusan Walikota No. 0271561 Tahun 2005 yang memberikan kompensasi pergerakan kenderaan yang mengangkut barang-barang konsumsi 9
sembilan bahan makanan pokok ke pusat-pusat koleksi dan distribusi komoditas.
137 6.
Sebagaimana Gambar 4.42, maka di setiap pintu masuk ke Kota Tebing Tinggi dari
dan ke wilayah belakang dibangun sub terminal, yaitu arah Kecamatan Sipispis, Kecamatan Bandar Khalipah Paya Pasir, Kecamatan Tebing Tinggi Pabatu,
Kecamatan Dolok Masihul. Demikian juga persebaran pasar ke wilayah pinggiran, sehingga wilayah pinggiran menjadi berkembang dan kosentrasi warga di pusat kota
menjadi berkurang. 7.
Berdasarkan pola aliran koleksi dan distribusi, komoditas tepung tapioka merupakan komoditas dengan struktur komoditas yang baik, dimana bahan baku dari Kota
Tebing Tinggi dan wilayah belakang, proses produksi di Kota Tebing Tinggi dan memiliki potensi pasar cukup baik serta orientasi pasar internallokal, wilayah
belakang sub regional, regional dan ekspor ke luar negeri. Sebaiknya Kota Tebing Tinggi perlu mengembangkan komoditas lain seperti halnya komoditas tepung
tapioka, karena ekspor akan memberikan pemasukan kapital dari luar, sehingga meningkatkan kemampuan konsumsi masyarakat dan akhirnya memberikan dampak
positif dalam pengembangan Kota Tebing Tinggi. lihat Gambar 4.43
138
Sumber: Hasil Analisis, 2005
GAMBAR 4.42 ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOTA TEBING TINGGI I
139
Sumber: Hasil Analisis, 2005
GAMBAR 4.43 ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOTA TEBING TINGGI II
4.8 Relevansi Teori dan Hasil Temuan Studi