PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM
3.5. PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM
Badan Layanan Umum (BLU) merupakan instansi pemerintah yang menyelenggarakan pelayanan publik dan memiliki karakter khusus dalam penyediaan barang dan jasa kepada masyarakat tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dalam pelaksanaan kegiatan berdasar prinsip efisiensi dan produktivitas. BLU bertujuan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, serta penerapan praktek bisnis yang sehat. Satuan kerja (Instansi Pemerintah) menjadi BLU ketika menerapkan pola pengelolaan keuangan BLU (PPK-BLU) yaitu pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan penerapan praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
3.5.1. Profil dan Jenis Layanan Satuan Kerja Badan Layanan Umum
Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam atau kemudian disebut BP Batam merupakan BLU satu-satunya di Provinsi Kepulauan Riau. BP Batam resmi menjadi satuan kerja yang menerapkan PPK-BLU berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2011 tanggal 4 Februari 2011.
Tabel III-9 Profil Satuan Kerja BLU di Provinsi Kepulauan Riau 2015 (dalam miliaran Rupiah)
Jenis BLU / Nama BLU Nilai Aset* Pagu BLU Pagu RM Pagu PHLN Total Pagu
Pengelola Kawasan / BP Batam
*Nilai aset per semester I 2015 Sumber: Monev PA Perbendaharaan dan LK BP Batam
Dalam operasionalnya, BP Batam diberikan fleksibilitas lebih dibandingkan BLU lainnya, dimana seluruh PNBP dapat digunakan secara langsung. Berdasarkan DIPA 2015, BP Batam menjadi satuan kerja pada wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau dan wilayah pembayaran KPPN Batam. BP Batam merupakan BLU dengan jenis layanan pengelola kawasan, bersifat non-sruktural/non-eselon, bertindak sebagai regulator kawasan sekaligus sebagai operator.
BP Batam memiliki delapan jenis layanan penghasil PNBP yaitu:
a. Pelabuhan Laut; wilayah kerja sepanjang pantai Pulau Batam-Rempang-Galang dengan sembilan pelabuhan laut terdiri dari pelabuhan umum, terminal internasional, terminal domestik dan beberapa pelabuhan khusus.
Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau
c. Pengelolaan Air Baku dan Limbah; Pengelolaan air baku melayani 175.470 satuan sambungan dengan fasilitas Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) berkapasitas
33 liter/detik. Transfer Depo Limbah Industri (TDLI) dibangun 1997, ditingkatkan menjadi Kawasan Pengelola Limbah Industri (KPLI) B3 pada 2007 sehingga dapat mengolah limbah industri. Untuk limbah yang belum dapat diolah, ditampung sementara sebelum dikirim ke instalasi pengolahan di Cileungsi.
d. Rumah Sakit Otoritas Batam; adalah Rumah Sakit (RS) kelas B plus non pendidikan. RSOB merupakan RS rujukan untuk Kota Batam dan Provinsi Kepulauan Riau dengan 17 pelayanan spesialis serta dilengkapi dengan sarana untuk pengelolaan limbah/incinerator.
e. Pengelolaan Lahan; Berdasarkan Keppres No.41 Tahun 1973 ditindaklanjuti dengan Kepmendagri No.43 Tahun 1977 dan Kepmen Agraria/Kepala BPN No.9-VIII Tahun 1993, maka hak pemanfaatan, penggunaan, dan perijinan lahan seluruh areal tanah yang terletak di Pulau Batam dan lima pulau di sekitarnya diberikan kepada Ketua Otorita Batam/Kepala BP Batam. Ijin penggunaan lahan diberikan untuk 30 tahun pertama, kemudian dapat diperpanjang selama 20 tahun, serta dapat diperbaharui selama 30 tahun. Sehingga total waktu untuk penggunaan tanah menjadi 80 tahun.
f. Balai Pengelolaan Agribisnis; Sesuai Keputusan Ketua Otorita Batam No. 03/KPTS/KA/I/2003 dan persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Balai Pengelolaan Agribisnis melaksanakan tugas pengelolaan dan pengusahaan industri pertanian terpadu. Dalam prakteknya, lingkup kegiatan yang dilaksanakan dan dapat dikerjasamakan (KSO) dengan investor meliputi pengembangan dan pelatihan di bidang Pertanian, Perikanan, dan Peternakan. Sarana dan prasarana yang dimiliki Balai Pengelolaan Agribisnis BP Batam untuk mendukung kegiatan tersebut meliputi lahan pertanian di Kawasan Industri Pertanian Terpadu Sei-Temiang (KIPTS) seluas 60-80 Ha, instalasi peternakan di Sei- Temiang, pusat hatchery di Tanjung Riau, pusat pengembangan budidaya dengan sistem jaring apung di Pulau Galang, dan pusat diklat di Tanjung Riau.
g. IT Center; Dikembangkan sebagai bagian dari proyek e-Government yang dimulai Desember 2007. IT Center BP Batam memberikan pelayanan teknologi informasi seperti hosting dan menyediakan pelatihan bersertifikat tentang teknologi informasi.
Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II
3.5.2. Perkembangan Pengelolaan Aset dan Pagu Dana Badan Layanan Umum
Badan layanan umum memperoleh imbalan dari masyarakat dalam proporsi signifikan sehubungan dengan layanan yang diberikan, dan juga memperoleh dana APBN. BLU diberikan keleluasaan dalam mengelola sumber daya untuk meningkatkan pelayanan yang diberikan. Dengan PPK-BLU, fleksibilitas diberikan dalam rangka pelaksanaan anggaran, termasuk pengelolaan pendapatan dan belanja, pengelolaan kas, dan pengadaan barang/jasa.
Tabel III-10 Perkembangan Pengelolaan Aset dan Pagu Dana Satuan Kerja Badan Layanan Umum di
Provinsi Kepulauan Riau (dalam miliaran Rupiah)
2015 Satuan Kerja Aset
Pagu BLU Pagu RM
Aset*
Pagu BLU Pagu RM
BP Batam 26.912,88
*Nilai aset per semester I 2015 Sumber: Monev PA Perbendaharaan dan LK BP Batam
Pada tahun 2015 BP Batam mengalami perkembangan aset namun alokasi dana (PNBP dan APBN) menurun sebesar 7,23%. Penurunan alokasi tersebut sebagai konsekuensi adanya penurunan alokasi belanja modal BP Batam pada tahun 2015 yang salah satu penyebabnya adalah penyerapan belanja modal yang kurang baik di tahun 2014. Aset BP Batam tahun 2015 mencapai Rp.26.960,39 miliar meningkat 0,18% dibandingkan tahun sebelumnya. Alokasi dana pada tahun 2015 mencapai Rp.1.247,28 miliar sedangkan penyerapannya mencapai Rp.1.015,48 miliar atau 81,42%.
3.5.3. Kemandirian Badan Layanan Umum
BLU ditujukan untuk menumbuhkan jiwa wiraswasta pada pemerintah (enterprising the government). Oleh karenanya entitas BLU didorong untuk mandiri yang dapat dilihat dari rasio jumlah alokasi rupiah murni (RM) atau dana yang berasal dari selain PNBP, pinjaman dan hibah terhadap alokasi BLU.
Tabel III-11 Kemandirian Satker BLU di Provinsi Kepulauan Riau (dalam miliaran Rupiah)
2015 Satuan Kerja Pagu BLU
Pagu RM
% Pagu BLU
Pagu RM %
BP Batam
Sumber: Monev PA Perbendaharaan
Terlepas dari penurunan total pagu belanja maupun masing-masing pagu yang bersumber dari PNBP dan pagu yang bersumber dari RM, Jumlah alokasi sumber dana
Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau
3.5.4. Profil dan Jenis Layanan Satker PNBP
Di Provinsi Kepulauan Riau terdapat 77 satuan kerja PNBP dengan total alokasi dana PNBP tahun 2015 mencapai Rp.158,32 miliar atau meningkat 18,04%. Dari 77 satuan kerja tersebut terdapat 30 satuan kerja PNBP dengan alokasi diatas Rp.1 miliar dengan total pagu PNBP sebesar Rp.139,26 miliar (87,96%dari total pagu PNBP).
Tabel III-12 Profil Satuan Kerja PNBP di Provinsi Kepulauan Riau 2015 (dalam miliaran Rupiah)
Satuan Kerja
Layanan
Pagu Pagu Porsi PNBP
RM PNBP
18,24 126,18 12,63% Universitas Maritim Raja Ali Haji
Politeknik Negeri Batam
Pendidikan
15,32 132,26 10,38% KSO Pelabuhan Pulau Sambu
Pendidikan
12,52 2,56 83,00% Kantor Pertanahan Kota Batam
Ekonomi
11,96 3,60 76,86% Kantor Imigrasi Batam
Lingkungan Hidup
10,22 16,75 37,89% Kantor Pelabuhan Batam
Ketertiban dan Keamanan
6,70 7,89 45,94% Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Batam
Ekonomi
6,47 4,10 61,22% KSO Pelabuhan Tanjung Balai Karimun
Ekonomi
5,34 50,06 9,65% Unit Penyelenggara Pelabuhan Tarempa
Ekonomi
4,17 268,20 1,53% Polresta Barelang
Ekonomi
3,69 69,82 5,03% Dit Lantas Polda Kepri
Ketertiban dan Keamanan
3,59 7,01 33,84% Politeknik Kesehatan Tanjung Pinang
Ketertiban dan Keamanan
3,28 6,36 34,00% Rosarpras Polda Kepri
Pendidikan
3,15 28,90 9,83% Kantor Pertanahan Kota Tanjung Pinang
Ketertiban dan Keamanan
3,03 2,84 51,59% Kantor Imigrasi Tanjung Pinang
Lingkungan Hidup
2,94 4,85 37,75% Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Batam
Ketertiban dan Keamanan
2,73 9,57 22,19% Kantor Kementerian Agama Kota Batam
Kesehatan
2,60 53,01 4,67% Unit Penyelenggara Pelabuhan Tanjung Uban
Agama
2,56 13,44 16,00% Balai Pengelolaan Das Kepulauan Riau
Ekonomi
2,45 12,03 16,90% Kantor Imigrasi Tanjung Balai Karimun
Lingkungan Hidup
2,33 3,43 40,48% Kantor Kesyahbandaran Dan Otoritas Pelabuhan Kijang
Ketertiban dan Keamanan
2,29 14,03 14,01% Kantor Wilayah Kementerian Hukum Dan HAM Kepri
Ekonomi
2,23 15,57 12,53% Polres Tanjung Pinang
Ketertiban dan Keamanan
2,18 38,75 5,32% Polres Karimun
Ketertiban dan Keamanan
1,95 32,57 5,66% Rumah Detensi Imigrasi Pusat Di Tanjung Pinang
Ketertiban dan Keamanan
1,53 4,75 24,34% Polres Bintan
Ketertiban dan Keamanan
1,26 24,81 4,84% Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Kepulauan
Ketertiban dan Keamanan
1,18 9,07 11,50% Riau Kantor Imigrasi Tanjung Uban
Ekonomi
1,16 3,11 27,18% Unit Penyelenggara Pelabuhan Tanjung Batu Kundur
Ketertiban dan Keamanan
1,15 4,07 21,98% Polres Natuna
Ekonomi
1,05 24,79 4,06% Sumber: Monev PA Perbendaharaan
Ketertiban dan Keamanan
Sebesar 92,04% alokasi pada satuan kerja PNBP di Provinsi Kepulauan Riau masih berasal dari RM. Satuan kerja dengan dana PNBP terbesar adalah Politeknik Negeri Batam yang mencapai Rp.18,24 miliar, sedangkan alokasi RM terbesar satuan kerja PNBP adalah Bandar Udara Dabo Singkep dengan pagu Rp.268,32 miliar.
3.5.5. Potensi Satker PNBP Menjadi Satker BLU
Di Provinsi Kepulauan Riau terdapat 6 satuan kerja yang berpotensi menerapkan PPK-BLU dimana 3 satuan kerja bergerak di bidang layanan pendidikan dan 3 satuan kerja lainnya bergerak di bidang layanan ekonomi sub-bidang transportasi.
Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II
3 satuan kerja yang bergerak di bidang layanan ekonomi sub-bidang tersebut merupakan kantor-kantor pelabuhan dengan kriteria memiliki porsi pagu PNBP di atas 20%. Pengkategorian kantor pelabuhan sebagai satker yang berpotensi menjadi BLU juga sesuai dengan usulan Kementerian Perhubungan di tahun 2015.
Tabel III-13 Satuan Kerja PNBP yang Berpotensi menjadi BLU (dalam miliaran Rupiah)
Pagu 2015 Satuan Kerja
PNBP RM
PNBP
PNBP
Politeknik Negeri Batam
18,24 126,18 12,63% Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)
15,41 31,25 33,03%
15,32 132,26 10,38% Politeknik Kesehatan Tanjungpinang
12,04 36,71 24,70%
3,28 6,36 34,00% Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pulau Sambu
3,19
5,13 38,34%
12,52 2,56 83,00% Kantor Pelabuhan Batam
1,45
1,79 44,75%
6,70 7,89 45,94% Unit Penyelenggara Pelabuhan Tanjung Batu Kundur
6,43
8,03 44,47%
1,15 4,07 21,98% Sumber: Monev PA Perbendaharaan
1,77
2,68 39,77%
Porsi PNBP pada satuan kerja berpotensi yang memiliki layanan pendidikan menurun drastis di TA 2015 karena dampak pengalokasian belanja modal yang besar untuk peningkatan pelayanan pendidikan. Di sisi lain, ketiga kantor pelabuhan yang berpotensi untuk menjadi BLU memiliki porsi PNBP yang cukup tinggi, bahkan untuk KSOP Pulau Sambu, porsi tersebut mencapai 83%.