PENGARUH PERKEMBANGAN EKONOMI REGIONAL TERHADAP FISKAL

6.2. PENGARUH PERKEMBANGAN EKONOMI REGIONAL TERHADAP FISKAL

Pengaruh perkembangan ekonomi regional terhadap fiskal di Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat dari perubahan indikator makroekonomi dan pembangunan terhadap penerimaan baik penerimaan perpajakan pusat maupun pajak daerah dan retribusi daerah dalam pendapatan asli daerah. Indikator makroekonomi dan pembangunan mencerminkan kondisi perekonomian dan demografis masyarakat yang dapat mempengaruhi kebijakan fiskal pemerintah daerah. Indikator makroekonomi dilihat berdasarkan pertumbuhan ekonomi sedangkan Indikator pembangunan dilihat berdasarkan perkembangan tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran di Provinsi Kepulauan Riau. Kenaikan PDRB mencerminkan kenaikan pendapatan masyarakat yang akan meningkatkan kemampuan daya beli, investasi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga perubahan tersebut akan meningkatkan potensi penerimaan. Dalam kurun waktu 2011 hingga 2015, perekonomian Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan pertumbuhan yang selalu diatas nasional meskipun perlambatan perekonomian di tahun 2015 berdampak lebih besar di Provinsi Kepulauan Riau.

Pada tahun 2011, Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan (PDRB ADHK) Provinsi Kepulauan Riau sebesar Rp.118,96 triliun meningkat menjadi Rp.155,16 triliun pada tahun 2015 dengan laju pertumbuhan 6,02% (yoy) dari tahun 2014. Sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) pada tahun 2011 sebesar Rp.126,91 triliun meningkat menjadi Rp.203,28 triliun pada 2015. Indikator pembangunan yang salah satunya dicerminkan oleh tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran masing-masing sebesar 5,78% dan 6,20%. PDRB ADHK dominan disusun oleh sektor industri pengolahan (38,81%), sektor konstruksi (17,32%), dan sektor pertambangan dan penggalian (14,80%) dengan porsi ketiganya mencapai lebih dari dua pertiga PDRB di Provinsi Kepulauan Riau.

Tabel VI-2 Indikator Ekonomi dan Kebijakan Fiskal Daerah di Provinsi Kepulauan Riau

2014 2015 Indikator Makro & Pembangunan Pertumbuhan Ekonomi (yoy)

PDRB ADHK 2010 (Rp.triliun)

Share PDRB: Industri Pengolahan

Share PDRB: Konstruksi

Share PDRB: Pertambangan & Penggalian

Tingkat Pengangguran

Kebijakan Fiskal Daerah Penerimaan Pajak Daerah (Rp.miliar)

1.036,21 1.150,66 1.327,22 2.078,14 1.267.67

Penerimaan Retribusi Daerah(Rp. miliar)

Penerimaan Perpajakan Pusat (Rp. miliar)

n/a

n/a 5.856,81 6.039,56 6.141,22

Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Riau, DJPK, Pemda. (data diolah)

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau

81

Peran industri pengolahan hingga 2015 sangat signifikan dalam menopang PDRB walaupun kontribusinya menunjukkan penurunan di tahun 2015. Demikian pula halnya dengan sektor konstruksi dan sektor pertambangan dan penggalian. Berdasarkan Analisis Sektor Unggulan 2015 dari BPS Provinsi Kepulauan Riau, sektor industri pengolahan dan sektor pertambangan dan penggalian yang pada tahun sebelumnya merupakan sektor unggulan menunjukkan performa yang menurun sehingga hanya tinggal sektor konstruksi yang merupakan sektor unggulan. Namun demikian, pengamatan lebih detail menunjukkan bahwa 3 sub sektor industri pengolahan yakni sub sektor industri logam dasar, sub sektor industri barang dari logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik, dan sub sektor industri alat angkutan masih termasuk dalam kategori unggulan. Selain itu, terdapat 4 sub sektor lain yakni sub sektor ketenagalistrikan, sub sektor perdagangan mobil, sepeda motor dan reparasinya, sub sektor angkutan laut dan sub sektor penyediaan akomodasi yang merupakan sub sektor kategori unggulan. Dikaitkan dengan analisis SWOT kondisi Provinsi Kepulauan Riau, 1 sektor unggulan dan 5 sub sektor unggulan (selain sub sektor industri logam dasar dan sub sektor perdagangan mobil) tersebut layak untuk dikembangkan di Provinsi Kepulauan Riau.

Ketidakstabilan perekonomian global yang sangat mempengaruhi volume perdagangan di Provinsi Kepulauan Riau menyebabkan sektor industri pengolahan yang sebagian besar berorientasi ekspor mengalami perlambatan sebagaimana dicerminkan oleh penurunan porsi sebesar 89 basis poin. Sementara itu, penurunan harga komoditas dunia, khususnya minyak dan gas, menjadi penyebab utama penurunan kinerja sektor pertambangan di Provinsi Kepulauan Riau yang sebagian besar dibentuk produksi minyak dan gas, sehingga porsinya menurun 75 basis poin.

Dalam kurun waktu 2011-2015, tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran terbuka selalu mengalami penurunan. Tingkat kemiskinan selalu mengalami penurunan tiap tahunnya dengan penurunan terakhir di tahun 2015 sebesar 0,62%. Di sisi lain, tingkat pengangguran yang mengalami peningkatan pada periode tahun 2012-2014 menutup tahun 2015 dengan penurunan sebesar sebesar 0,49%.

Dalam sisi kebijakan fiskal daerah, penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah mengalami peningkatan dalam kurun waktu 2011 hingga 2015. Dalam periode

5 tahun penerimaan pajak dan retribusi daerahtelah meningkat 19,10%. Namun demikian, dibandingkan dengan tahun 2014 hal tersebut menunjukkan penurunan yang signifikan. Adapun penyebab utamanya adalah Pemkot Batam yang belum mencatat seluruh penerimaannya secara komprehensif. Sementara itu, dari kebijakan fiskal pemerintah pusat, penerimaan perpajakan di Provinsi Kepulauan Riau dalam kurun waktu 2013 hingga 2015 meningkat sebesar 4,86%.

Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II

Berdasarkan tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa kenaikan dalam indikator ekonomi yakni pertumbuhan ekonomi yang meningkat didukung dengan pertumbuhan PDRB terutama dari sektor industri pengolahan, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, dan sektor konstruksi. Ditambah dengan perbaikan dalam indikator pembangunan yang dicerminkan oleh penurunan tingkat kemiskinan dan penurunan tingkat pengangguran terbuka, pertumbuhan ekonomi tersebut akan mengembangkan fiskal pemerintah baik pusat maupun daerah di Provinsi Kepulauan Riau melalui sisi penerimaan baik pendapatan daerah maupun pendapatan pemerintah pusat.

Gambar VI-2 Kondisi Ekonomi dan Fiskal di Provinsi Kepulauan Riau

Ekonomi dan Pembangunan: Ekonomi dan Pembangunan:

PDRB meningkat Rp.147,17 triliun PDRB meningkat Rp.155,16 triliun  Sektor dominan Industri pengolahan,

 Sektor dominan Industri pengolahan, Konstruksi, dan Pertambangan dan

Konstruksi, dan Pertambangan dan Penggalian

Penggalian

 Kemiskinan 6,40%  Kemiskinan menurun menjadi 5,78%  Pengangguran 6,69%

 Pengangguran menurun menjadi 6,20%

Belanja Pemerintah: Menurun  Belanja APBN+APBD Rp.15,44 triliun

Belanja Pemerintah:

 Belanja APBN+APBD Rp.15,05 triliun  Fungsi: 35,20% Pelayanan Umum,

 Fungsi: 33,23% Pelayanan Umum, 18,21% Ekonomi;

24,01% Ekonomi;

 Jenis Belanja: 36,16% Belanja barang,  Jenis Belanja: 36,57% Belanja barang, 26,83% Belanja pegawai

26,48% Belanja pegawai.

Penerimaan:

Penerimaan: Menurun

Pendapatan Daerah Rp.8,69 triliun Pendapatan Daerah Rp.7,31 triliun Pendapatan Pemerintah Pusat Rp.7,16 triliun

Pendapatan Pemerintah Pusat Rp.7,49 triliun

Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Riau, Pemda di Kepulauan Riau, (data diolah). Penerimaan pemerintah daerah di Provinsi Kepulauan Riau pada 2015 menurun dibandingkan tahun 2014 sebagai akibat penurunan harga minyak dan gas yang menjadi andalan DBH Provinsi Kepulauan Riau. Di sisi lain, Pendapatan pemerintah pusat meningkat didorong oleh peningkatan penerimaan perpajakan seiring dengan bertumbuhnya perekonomian. Pendapatan tersebut digunakan untuk membiayai belanja pemerintah baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat di wilayah Provinsi Kepulauan Riau yang setelah dikonsolidasikan mengalami penurunan di Tahun 2015 karena pemerintah daerah mengantisipasi penurunan penerimaan dengan

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau

Perubahan fiskal pemerintah di atas berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Perkembangan indikator-indikator tersebut memiliki dampak positif terhadap perekonomian 2015. Pada 2015 PDRB meningkat dengan dukungan oleh sektor dan lapangan usaha yang sama dengan tahun sebelumnya dan terjadi perbaikan tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran.

Dokumen yang terkait

Kajian Karakteristik Fisik, Kimia dan Mikrobiologis Edible Film dari Tiga Jenis Pati (Kimpul, Ubi Jalar Putih dan Singkong) dengan Penambahan Filtrat Kunyit (Curcuma longa Linn.) Sebagai Penghambat Bakteri Salmonella.

16 119 21

Pemanfaatan Media Peta Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Dengan Pokok Bahasan Mengenal Peta Provinsi (Ptk Pada Siswa Kelas Iv Mis Al-Husna Kota Tangerang)

1 36 118

Kajian administrasi, farmasetik dan klinis resep pasien rawat jalan di Rumkital Dr. Mintohardjo pada bulan Januari 2015

19 169 0

Strategi Komunikasi Bigreds Regional Bandung Melalui Kegiatan "Off Season" Dalam Mempererat Solidaritas Antar Pendukung Liverpool Football Club Di Kota Bandung

1 29 135

Prosedur Verifikasi Internal Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

2 110 1

Sistem Informasi Pengolahan Data Pinjaman Pada Koperasi Serba Usaha Bersama di Ciroyom Provinsi Jawa Barat

4 39 117

Kajian Visualisasi Motif Batik priangan Berdasarkan Estetika Sunda Pada kelom Geulis Sagitria Tasikmalaya

10 104 59

Kajian pemilihan warna dan kualitas karya pada ilustrasi manual penyandang buta warna total : (studi kasus : ilustrasi manual berwarna karya Rukmnunal Hakim)

1 36 86

Prosedur pengelolaan Anggaran Belanja Langsung Pada Dinas tenaga kerja Dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat

1 7 58

Sistem informasi cuti tahunan pegawai berbasis website di Divisi Regional III PT.Telkom Jl.Supratman No.66 Bandung : laporan hasil praktek kerja lapangan

2 28 106