Kelemahan (Weaknesses) Provinsi Kepulauan Riau

5.2.2. Kelemahan (Weaknesses) Provinsi Kepulauan Riau

Provinsi Kepulauan Riau berkarakteristik kepulauan memerlukan sarana konektivitas untuk menghubungkan antar pulau tersebut. Dengan kondisi demikian, pembangunan tidak hanya memperhatikan daratan, tetapi juga harus berorientasi pada kelautan. Oleh karena itu, pembangunan harus dalam konteks satu kesatuan pulau yang saling terhubung (interconnectivity) satu sama lain. Pembangunan dimulai dari darat kemudian kelautan sebagai satu kesatuan pulau per pulau yang saling terintegrasi dengan pulau-pulau di sekitarnya, sehingga antar pulau, terutama pulau-pulau utama dengan kawasan pulau-pulau yang ada di sekitarnya menjadi satu kesatuan ekonomi.

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau

Lemahnya konektivitas menimbulkan ekonomi biaya tinggi, dan melemahkan daya saing sehingga menghambat pembangunan dan pengentasan kemiskinan

Gambar V-6 Konektivitas Antarwilayah Provinsi Kepulauan Riau

Kab.Natuna

Internasional -Pelabuhan Domestik -Bandara Domestik -Jalan 92,10 km

Kab.Kep.Anambas

-Pelabuhan Domestik -Bandara Domestik

Kota Batam

-Jalan 45 km

Kab.Karimun

-Pelabuhan Internasional -Bandara Internasional

-Pelabuhan Internasional Daerah -Bandara Domestik

-Jalan 215,81 km

Kalimantan -Jalan 254 km

Daerah

Kab.Bintan

Jawa

-Pelabuhan Domestik

Kota Tanjungpinang

-Bandara Domestik

-Pelabuhan Internasional

-Jalan 173,48 km

-Bandara Domestik

-Jalan 83,84 km

Kab.Lingga

Daerah -Pelabuhan Domestik -Bandara Domestik

Sumatera

Penerbangan --- -Jalan 1089 km ----- Pelayaran

Sumber: BPS Prov.Kepri, Dinas PU Prov.Kepri, Kemenhub, Wonderful Kepri, Pemda, (diolah)

Konektivitas di Provinsi Kepulauan Riau sendiri sebenarnya sudah cukup baik untuk dapat mendorong pembangunan ekonomi. Daerah-daerah terdepan dan perbatasan telah terhubung dengan pusat-pusat pertumbuhan. Penghubung utama di Provinsi Kepulauan Riau yakni pelabuhan udara dan pelabuhan laut yang didukung oleh fasilitas jalan raya. Kota Tanjungpinang sebagai ibukota Provinsi dan Kota Batam sebagai pusat bisnis (Free Trade Zone) merupakan pusat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau. Dengan semua daerah terkoneksi dengan pusat ekonomi maka percepatan pembangunan ekonomi dapat terlaksana di semua daerah di Provinsi Kepulauan Riau. Konektivitas di Provinsi Kepulauan Riau sesuai dengan tiga prinsip konektivitas Bappenas dengan menjadi satu kawasan ekonomi sehingga pertumbuhan ekonomi meluas dan inklusif. Namun, kondisi inheren dari wilayah Provinsi Kepulauan Riau dimana daratannya tersegregasi menjadi ribuan pulau menciptakan kebutuhan pembiayaan yang lebih besar untuk membangun infrastruktur penghubung yang cukup memadai. Hal tersebut menjadi kelemahan interkoneksi wilayah di Provinsi Kepulauan Riau, khususnya dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II

Berkaitan dengan karakteristik kepulauan dan interkonektivitas itu pula, sub sektor transportasi laut dan industri angkutan laut yang seharusnya menjadi dominan di Provinsi Kepulauan Riau belum memaksimalkan peranannya. Sub sektor transportasi laut di Provinsi Kepulauan Riau memang bertumbuh lebih baik dibandingkan nasional dengan RPs1,06. Akan tetapi, hal tersebut tidak mencerminkan potensi yang sewajarnya mengingat meskipun Indonesia dan Provinsi Kepulauan Riau sama-sama bercirikan kepulauan, proporsi wilayah lautan di Provinsi Kepulauan Riau masih jauh lebih tinggi. Sementara, industri angkutan laut masih bergantung pada pasokan impor untuk komponen pembuatan kapal. Hal tersebut menjadi kelemahan karena daya jual dari kapal produksi Provinsi Kepulauan Riau menjadi rentan terhadap fluktuasi harga komponen di luar negeri.

Gambar V-7 Pohon Industri Kapal

a. Hijau: Sudah ada industri & sudah kuat b. Kuning: Sudah ada industri namun belum kuat c. Merah: Belum ada industri

Sumber: Kementerian Perindustrian

Alasan yang sama berlaku untuk kelemahan pada industri barang kebutuhan dasar di Provinsi Kepulauan Riau sehingga bahan-bahan makanan dan bahan konstruksi banyak didatangkan dari provinsi lain atau luar negeri. Hal tersebut telah menyebabkan inflasi di Provinsi Kepulauan Riau beberapa kali melambung tinggi di atas tingkat inflasi nasional pada beberapa tahun yang lalu.

Masih berkaitan dengan lemahnya industri barang kebutuhan dasar di Provinsi Kepulauan Riau, hal tersebut sebagian disebabkan oleh kelemahan dari terbatasnya wilayah daratan yang dimiliki Provinsi Kepulauan Riau. Keterbatasan wilayah daratan menciptakan tantangan dalam membangun daerah yang memproduksi agrikultur atau bahan bangunan karena pada umumnya membutuhkan lahan yang luas.

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau

Dokumen yang terkait

Kajian Karakteristik Fisik, Kimia dan Mikrobiologis Edible Film dari Tiga Jenis Pati (Kimpul, Ubi Jalar Putih dan Singkong) dengan Penambahan Filtrat Kunyit (Curcuma longa Linn.) Sebagai Penghambat Bakteri Salmonella.

16 119 21

Pemanfaatan Media Peta Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Dengan Pokok Bahasan Mengenal Peta Provinsi (Ptk Pada Siswa Kelas Iv Mis Al-Husna Kota Tangerang)

1 36 118

Kajian administrasi, farmasetik dan klinis resep pasien rawat jalan di Rumkital Dr. Mintohardjo pada bulan Januari 2015

19 169 0

Strategi Komunikasi Bigreds Regional Bandung Melalui Kegiatan "Off Season" Dalam Mempererat Solidaritas Antar Pendukung Liverpool Football Club Di Kota Bandung

1 29 135

Prosedur Verifikasi Internal Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

2 110 1

Sistem Informasi Pengolahan Data Pinjaman Pada Koperasi Serba Usaha Bersama di Ciroyom Provinsi Jawa Barat

4 39 117

Kajian Visualisasi Motif Batik priangan Berdasarkan Estetika Sunda Pada kelom Geulis Sagitria Tasikmalaya

10 104 59

Kajian pemilihan warna dan kualitas karya pada ilustrasi manual penyandang buta warna total : (studi kasus : ilustrasi manual berwarna karya Rukmnunal Hakim)

1 36 86

Prosedur pengelolaan Anggaran Belanja Langsung Pada Dinas tenaga kerja Dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat

1 7 58

Sistem informasi cuti tahunan pegawai berbasis website di Divisi Regional III PT.Telkom Jl.Supratman No.66 Bandung : laporan hasil praktek kerja lapangan

2 28 106