16
mengalami perubahan dan dapat menjadi predikat disebut yoogen yang terdiri dari dooshi, keiyoodhi, dan keiyoodooshi. Sedangkan yang tidak memiliki bentuk
perubahan terdapat kata-kata yang dapat menjadi subjek yang biasa disebut taigen yang mencakup satu kelas yaitu meishi.
Dalam kelompok jiritsugo yang tidak dapat mengalami perubahan ada juga kata-kata yang tidak dapat menjadi subjek tetapi dapat menerangkan yoogen yaitu
fukushi, menerangkan taigen yaitu rentaishi, kata-kata yang tidak menjadi kata keterangan tapi berfungsi untuk menyambungkan dua kalimat atau dua bagian
kalimat yaitu setsuzokushi dan yang tidak berfungsi sebagai penyambung disebut kandooshi. Dalam fuzokugo juga ada kelas kata yang dapat mengalami
perubahan yang disebut dengan jodooshi sedangkan yang tidak mengalami perubahan disebut joshi.
1. Dooshi verb
Menurut Nomura 1992:158 dalam sudjianto, dooshi adalah salah satu kelas dalam bahasa jepang yang dipakai untuk menyatakan aktivitas, keberadaan atau
keadaan sesuatu. Dooshi dapat mengalami perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Dooshi termasuk jiritsugo dapat membentuk sebuah bunsetsu
walaupun tanpa bantuan kelas kata lain, dan dapat menjadi predikat bahkan dengan sendirinya dapat memiliki potensi untuk menjadi sebuah kalimat. Selain
itu juga dooshi dapat menjadi keterangan kelas kata lain pada sebuah kalimat, dalam bentuk kamus selalu diakhiri vocal u dan memiliki bentuk perintah.
17
a. Jenis-Jenis Dooshi menurut Shimizu, 2000:45 dalam Sudjianto : 1. Jidooshi adalah kelompok dooshi yang tidak berarti mempengaruhi pihak lain.
Contohnya : iku pergi, kuru datang, okiru bangun, neru tidur dan sebagainya.
2. Tadooshi adalah kelompok dooshi yang menyatakan arti mempengaruhi pihak lain. Contohnya : okosu membangunkan, nekasu menidurkan, ikeru dapat pergi
dan sebagainya. 3. Shodoshi merupakan kelompok dooshi yang memasukan pertimbangan
permbicara, maka tidak dapat diubah kedalam bentuk pasif dan kausatif. Selain itu, tidak memiliki bentuk perintah dan ungkapan kemauan. Contohnya : mieru
terlihat, kikoeru terdengar, iru, niau sesuai, ikeru dapat pergi, kikeru dan sebagainya.
Selain itu, Tarada Takanao 1984:80-85 menambahkan fukugo dooshi, haseigo tohsite no dooshi dan hojo dooshi sebagai jenis-jenis dooshi.
- fukugo dooshi adalah dooshi yang terbentuk dari gabungan dua buah kata atau lebih dan gabungan kata tersebut secara keseluruhan dianggap sebagai satu kata.
Contoh : hanashiau ‘berunding’ dooshi + dooshi - haseigo toshite no dooshi adalah dooshi yang terbentuk dari kelas kata lain
dengan cara menambahkan sufiks. Kata-kata tersebut secara keseluruhan dianggap sebagai satu kata. Contoh : samugaru merasa kedinginan, asebamu berkeringat
- hojo dooshi adalah dooshi yang menjadi bunsetsu tambahan. Contohnya : aru, iru dan morau.
18
b. Bentuk Konjungsi Verb menurut Masao, 1989:150 dalam Sudjianto : 1. Mizenkei, menyatakan bahwa aktivitas atau tindakannnya belum dilakukan atau
belum terjadi sampai sekarang. Bentuk ini diikuti u,yoo, nai, seru, saseru, reru atau rareru.
2. Ren’yookei, menyatakan kemajuan atau kelanjutan suatu aktivitas. Bentuk ini diikuti masu, ta, da, tai, te, atau nagara. Bentuk ini juga dapat diikuti yoogen yang
lain seperti pada kata yomihajimeru mulai membaca. 3. Shuushikei, yaitu bentuk dasar verb yang dipakai pada waktu mengakhiri ujaran.
Bentuk ini juga dapat diikuti kata ka atau kara. 4. Rentaikei, yaitu bentuk yang diikuti taigen seperi toki, koto, hito, mono, dan
sebagainya. Tapi dapat diikuti juga dengan yooda, bakari, kurai, gurai, no. 5. Kateikei, menyatakan makna pengandaian, merupakan bentuk yang diikuti ba.
6. Meireikei, menyatakan makna perintah.
2. I-Keiyooshi adjective – i