Masalah: Apakah ular-ular yang ada sekarang ini sebagai

Masalah: Apakah ular-ular yang ada sekarang ini sebagai

jelmaan dari jin? Pendapat asy-Syaikh al-Albani:

Dari Ibnu Abbas ra, bahwa Nabi saw bersabda: "Ular-ular adalah jelmaan dari jin sebagaimana kera dan babi jelmaan dari bani

Israil." 136 Ketahuilah, bahwa hadits ini tidak bermaksud, bahwa ular-ular

yang ada sekarang ini adalah jin yang menjelma. Tetapi yang dimaksud, bahwa sebagian dari bangsa jin pernah dirubah menjadi ular, sebagaimana sebagian kaum Yahudi pernah dirubah menjadi kera dan babi, tetapi hal ini tidak turun temurun, sebagaimana dalam hadits shahih: "Sesungguhnya Allah tidaklah menjadikan pengubahan tersebut turun temurun dan terus menerus, sebab kera dan babi telah ada sebelumnya."

ash-Shahihah(IV/440)

136 Lihat ash-Shahihah No. 1824

270 — Ensiklopedi Fatwa Syekh Al-bani

Masalah: Apakah bumi itu bulat? Pendapat asy-Syaikh al-Albani:

Kemudian, secara tekstual hadits 137 ini menurut saya adalah hadits mungkar. Sebab bumi adalah bulat secara pasti sebagaimana yang

dibuktikan fakta ilmiyah. Dan hal ini tidak bertentangan dengan dalil-dalil syar'iyah. Berbeda dengan orang yang berusaha berkilah dalam masalah ini: kalau bumi bulat, maka di mana kanan bumi dan kiri bumi? Keduanya adalah masalah nisbi persis seperti masalah timur dan barat.

ash-Shahihah (IV/158-159)

Masalah: Hikmah larangan berjalan menggunakan satu

sandal. Pendapat asy-Syaikh al-Albani:

Yang benar dari pendapat-pendapat ini adalah sebagaimana yang diungkapkan Ibnu al-Arabiy: 'Hal seperti itu adalah cara jalannya syetan.'

ash-Shahihah (1/617)

Masalah: Hukum orang yang makan harta orang lain

tanpa seizinnya dalam kondisi darurat. Pendapat asy-Syaikh al-Albani:

Dari Umair, budak Abi al-Lahm , ia berkata: 'Saya dan tuan saya mau hijrah, ketika sudah hampir sampai Madinah, ia berkata; 'Orang-orang mulai masuk ke Madinah dan mereka meninggalkanku di belakang mereka.' Umair mengatakan :'Maka saya merasa sangat lapar sekali.' Ia berkata: 'Maka saya melewati beberapa orang yang keluar dari Madinah.' Mereka berkata kepada saya : 'Bila kamu masuk Madinah, niscaya kamu akan mendapatkan kurma dari kebun-kebun madinah.' Lalu saya

Hadits: "Dua bumi yang pertama adalah rusak, lalu diberikan arah kanan dan kirinya". Lihat: adh-Dhaifah No. 1659

Pasal Kesepuluh . . . — 271 Pasal Kesepuluh . . . — 271

pemilik kebun tadi dan membebaskanku.' 138 Hadits ini merupakan dalil atas dibolehkannya memakan harta

orang lain tanpa seijinnya disaat darurat dengan kewajiban menggantinya. Pendapat inilah yang disimpulkan oleh Baihaqi. asy-Syaukani berkata (VIII/128) :'Dalam hadits ini mengandung dalil, bahwa pencuri harus mengganti nilai dari apa yang dicuri yang tidak sampai pada kewajiban had. Dan kebutuhan tidak membolehkan mengambil harta orang lain walaupun dimungkinkan bisa mengambil manfaat darinya atau membiarkannya walaupun sangat memerlukan barang tersebut. Dari sinilah Rasululah saw mengambil salah satu dari baju Umair dan memberikannya kepada pemilik kurma.

ash-Shahihah (VI/161/Bagian Pertama)

Masalah: Haramnya khamr dan menjualnya. Pendapat asy-Syaikh al-Albani:

"Sesungguhnya Allah telah mengharamkan khamr. Barangsiapa yang telah mendapati ayat ini dan ia masih memiliki khamr, maka

jangan ia minum dan jangan dijual." 139 Dalam hadits ini ada faedah yang sangat penting; yaitu isyarat

bahwa khamer adalah suci walaupun haram. Kalau tidak demikan, para sahabat tidak mungkin menuangkanya di jalan-jalan mereka. Niscaya mereka akan menuangkannya jauh-jauh, sebagaimana halnya dalam menangani barang-barang najis. Hal ini sebagaimana yang diisyaratkan Rasulullah saw : "Jauhilah oleh kalian dua hal yang terlaknat." Para sahabat bertanya: 'Apa itu dua hal yang terlaknat?'. Beliau bersabda: "Orang yang buang air besar

Lihat ash-Shahihah No. 348 272 — Ensiklopedi Fatwa Syekh Al-bani Lihat ash-Shahihah No. 348 272 — Ensiklopedi Fatwa Syekh Al-bani

ash-Shahiliah(V/460)

Masalah: Had peminum khamer. Pendapat asy-Syaikh al-Albani:

Dari Mu'awiyah bin Abi Shofyan ra , ia berkata: Rasulullah saw bersabda: "Apabila mereka minum khamr maka cambuklah mereka, jika meraka minum khamr lagi maka cambuklah mereka, jika meraka minum khamr lagi maka cambuklah mereka, dan jika mereka minum

khamr yang keempat kalinya maka bunuhlah mereka." 140 Ada yang berpendapat; bahwa hadits ini mansukh (dihapus) Tetapi pendapat

ini tidak berdasarkan dalil. Hukum ini masih berlaku dan tidak dihapus sebagaimana yang diteliti oleh al-Alamah Ahmad Syakir dalam kitab Musnadnya (9-49-92) Tetapi kami berpendapat, bahwa hal ini dilakukan sebagai peringatan. Jika imam memandang perlu dibunuh, maka dibunuh. Namun jika imam memandang tidak perlu dibunuh maka tidak dibunuh. Hal ini berbeda dengan hukuman cambuk yang harus dilaksanakan setiap kali ia meminum khamr. Pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Qayyim.

ash-Shahihah (III/348)

140 Lihatash-ShahihahNo. 1360

Pasal Kesepuluh . . . — 273