BAB : MAKANAN

BAB : MAKANAN

Masalah : Hukum bangkai laut Pendapat Syaikh al-Albani :

Dari Abu Hurairah ra ia berkata :'Telah datang seorang laki-laki kepada Rasulullah saw, kemudian ia berkata : 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang melakukan perjalanan dilaut dan kami membawa sedikit air, apabila kami gunakan untuk berwudhu, maka kami akan kehausan. Apakah kami harus menggunakan air itu untuk bewudhu?' Kemudian Rasulullah saw bersabda :"Air laut

itu suci mensucikan dan halal bangkainya." 141 Dalam hadits ini terdapat faedah yang penting yaitu kehalalan

semua binatang yang hidupnya di laut walaupun hanya mengapung di atas air.

Sangat baik sekali apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar ketika ditanya dan ia menjawab, bahwasanya Rasulullah saw bersabda : "Sesungguhnya air (laut) itu suci mensucikan dan halal bangkainya." HR. ad-Daruquthni (538)

141 Ash-Shahihah480

Dan hadits yang melarang memakan hewan yang hidup di atas air yang bergelombang adalah tidak sah.

as-Shahihah (1/788)

Masalah : Keharaman daging himar ahli (keledai peliharaan,

edt.) dan keharaman setiap hewan yang mempunyai taring dari

binatang buas. Pendapat Syaikh al-Albani :

Dari Abu Tsa'labah al-Khasyani ra ia berkata: 'Saya telah bersama Nabi saw, kemudian saya bertanya:' Wahai Rasulullah, katakanlah kepadaku apa yang halal bagiku dan apa yang haram bagiku?' Rasulullah bersabda : "Janganlah kamu memakan himar ahli (keledai peliharaan, edt.) dan semua hewan yang mempunyai taring dari binatang

buas." 142 Dan ada syahid (penguat) untuk hadits ini yaitu hadits yang

diriwayatkan Abu Hurairah ra dengan lafadz : "Semua binatang yang mempunyai taring dari binatang buas (hukum) memakannya adalah haram."

Hadits ini menjelaskan tentang keharaman memakan himar ahli dan semua binatang yang mempunyai taring dari binatang buas, bukan hanya makruh saja, dan menguatkan hadits ini juga bahwa Abu Tsa'labah ra bertanya kepada Nabi saw tentang apa yang halal dan apa yang haram. Kemudian Rasulullah saw menjawab : 'Janganlah kamu makan' ini merupakan nash, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya larangan itu menunjukkan pada keharaman.

ash-Shahihah (1/778)

Masalah : Bolehnya makan daging kuda. Pendapat Syaikh al-Albani :

Dari Jabir ra : 'Nabi saw melarang pada hari ditaklukkannya Khaibar daging himar ahli dan membolehkan daging kuda.' 143

Dari Asma' binti Abu Bakar ra berkata : 'Kami

Lihat ash-Shahihah No. 475/476

Lihat ash-Shahihah No. 359 278 — Ensiklopedi Fatwa Syekh Al-bani Lihat ash-Shahihah No. 359 278 — Ensiklopedi Fatwa Syekh Al-bani

Dalam Hadits ini menunjukkan dibolehkannya memakan daging kuda. Ini merupakan pendapat empat imam madzab kecuali Abu Hanifah yang berpendapat pengharamannya. Pendapat Abu Hanifah ini berbeda dengan pendapat dua sahabatnya, dimana mereka sepakat dengan jumhur. Pendapat inilah yang benar berdasarkan hadits yang shahih ini. Imam Abu Ja'far ath-Thahawi juga memilih pendapat ini.

ash-Shahihah (1/634)

Masalah : Makruhnya memakan biawak bagi orang

yang jijik terhadapnya Pendapat Syaikh al-Albani :

Dari Abdurahman bin Syuhal ra meriwayatkan secara marfu' 'Rasulullah saw melarang untuk memakan biawak'

Dan kesimpulannya adalah sesungguhnya hadits ini menjelaskan tentang kemakruhan bukan keharaman. Dan ini bagi orang yang jijik terhadapnya. Ini juga merupakan pendapatnya ath-Thahawi Wallahua'lam.

ash-Shahihah(V/506)

Masalah : Disyariatkannya bertanya kepada orang yang tidak takut terhadap barang-barang yang haram (tentang

hartanya) Pendapat Syaikh al-Albani :

Dari Abu Hurairah ra ia berkata : Rasulullah saw bersabda: "Ketika kalian masuk ke (tempat) saudara kalian yang muslim, kemudian ia menyuguhkan makanannya maka makanlah- dan jangan bertanya tentang makanan itu, dan apabila ia menyuguhkan minumannya maka

Lihat ash-Shahihah No. 2390

Lihat ash-Shahihah No. 2390 Pasal Kesebalas — 271 Lihat ash-Shahihah No. 2390 Pasal Kesebalas — 271

bahwa harta saudaranya yang muslim ini halal dan ia termasuk orang yang takut terhadap hal-hal yang haram. Apabila tidak demikian, dibolehkan bertanya bahkan wajib untuk bertanya (tentang makanannya) sebagaimana keadaan sebagian orang-orang Islam yang bertempat tinggal di negara kafir, maka bagi mereka dan orang-orang yang seperti mereka wajib bertanya. Misalnya tentang daging mereka apakah dibunuh atau disembelih.

ash-Shahihah (1/204)

Masalah : Hukum buruan anjingnya orang Majusi dan burung

(buruan) nya ketika yang melepas atau mengurus orang Islam. Pendapat Syaikh al-Albani :

Imam Malik telah menjelaskan permasalahan ini dengan penjelasan yang baik. Beliau berkata dalam 'Muwattha" (II/41): 'Satu permasalahan yang sudah menjadi kesepakatan kami, bahwasanya ketika seorang muslim melepas anjing (buruan)nya orang Majusi yang digunakan untuk berburu atau untuk membunuh, apabila anjing itu sudah terlatih maka hukum memakan buruannya halal walaupun ia tidak menyembelihnya, sebagaimana orang Islam menyembelih dengan pisaunya orang Majusi atau memanah dengan panahnya atau dengan tombaknya, dan ia bisa membunuh dengannya, maka halal buruannya dan tidak apa-apa memakannya. Dan apabila orang Majusi melepas anjing (buruan)nya orang Islam untuk berburu dan ia memperoleh buruan maka tidak boleh memakan buruan itu kecuali disembelih, dan itu seperti panah dan tombaknya orang Islam yang diambil oleh orang Majusi, kemudian digunakan untuk memanah buruan dan bisa membunuhnya dan sebagaimana juga pisaunya orang Islam digunakan oleh orang Majusi untuk menyembelih maka tidak halal memakan dari itu semua

adh-Dhaifah (1/22)

280 — Ensiklopedi Fatwa Syekh Al-bani

Masalah : Bacaan apa yang dicontohkan ketika hendak

makan? Pendapat Syaikh al-Albani :

Dari Umar bin Tsa'labah ra ia berkata :'Ketika saya masih anak- anak dalam asuhan Rasulullah saw tanganku memilih-milih (makanan) yang ada dalam piring. Kemudian Rasulullah saw bersabda :"Hai nak, jika kamu makan ucapkan Bismillah dan makanlah dengan

tangan kananmu dan makanlah yang terdekat denganmu. 146 Dalam hadits di atas menunjukkan, bahwa sunnahnya tasmiyah

dalam makan hanya dengan 'Bismillah' saja. Dan tidak ada yang lebih baik dari sunnah Nabi saw dan sebaik-

baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad saw. Jika tidak ada riwayat yang pasti mengenai tasmiyah (mengucap nama Allah) ketika makan kecuali hanya 'Bismillah' maka tidak boleh menambahkannya, (dengan perkiraan) menambah itu lebih utama daripada hanya "Bismillah", karena sesungguhnya perkataan yang demikian berbeda dengan hadits yang kami tunjukkan. "Dan sebaik- baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad saw."

ash-Shahihah (1/611-612)

Masalah : Hukum makan dengan memakai sendok atau

garpu Pendapat Syaikh al-Albani :

Dan dari hal yang mengherankan, bahwasanya (ada) sebagian dari mereka yang merasa jijik makan dengan menggunakan sendok atau garpu dengan menyangka hal itu bertentangan dengan sunnah. Padahal sesungguhnya itu semua hanya kebiasaan saja bukan ibadah seperti mengendarai mobil, kapal terbang dan sebagainya dari transportasi modern.

adh-Dhaifah (III/347)

146 Lihat ash-Shahihah No. 627

Pasal Kesebelas — 281

Masalah : Menjilati jari jemari dan mengusap piring dengan jari jemari merupakan adab makan yang wajib.

Pendapat Syaikh al-Albani : Dari Jabir bin Abdullah ra ia berkata: Rasulullah saw bersabda : "Jika

salah satu dari kalian makan jangan mengusap tangannya hingga ia menjilatinya atau menjilatkannya dan jangan mengangka tpiring hingga ia menjilatinya atau menjilatkannya. Karena sesungguhnya barakah terdapat di dalam makanan yang terakhir." 147

Di dalam hadits di atas menunjukkan adab yang sangat baik dari adab- adab makan yang wajib yaitu menjilati jari jemari dan mengusap piring dengan jari jemari dan sungguh ini sudah hilang dari kebanyakan orang Islam pada saat ini. Bahkan mereka sangat terpengaruh dengan adat makannya "orang-orang kafir Eropa yang menggunakan cara makan dengan berpijak pada materi dan mereka tidak mengakui yang telah menciptakan nikmat tersebut. Sebagai orang Islam perlu berhati-hati untuk tidak mengikuti mereka sehingga, tidak masuk golongan mereka. Karena Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa yang ia menyerupai suatu kaum maka ia termasuk mereka." Maka jangan menggunakan tissu makan untuk mengusap mulutmu dan jari jemarimu ketika sedang makan.

Adapun yang wajib adalah melaksanakan perintah Nabi saw dan mencegah supaya tidak hilang dan jadilah orang mukmin yang memerintahkan apa yang diperintah oleh Nabi saw dan mencegah apa yang dicegah oleh Nabi saw dan jangan menghiraukan orang yang mengejek yaitu orang yang menghalangi dari jalan Allah baik mereka merasa atau tidak.

ash-Shahihah (1/675-676)

147 Lihat ash-Shahihah No. 344

282 — Ensiklopedi Fatwa Syekh Al-bani