MASALAH HUKUM-HUKUM MASJID DAN SIFAT SHOLAT BAB : HUKUM-HUKUM MASJID

MASALAH HUKUM-HUKUM MASJID DAN SIFAT SHOLAT BAB : HUKUM-HUKUM MASJID

Masalah : Disyariatkan mengusapkan sepatu atau sandal ke tanah sebelum masuk ke dalam masjid.

Pendapat Syaikh al-Albani: Bila ingin masuk ke dalam masjid dengan memakai sandal atau

sepatu, wajib mengusapkan sandal atau sepatu ke tanah berdasarkan sabda Rasulullah saw: "Apabila salah satu dari kalian mendatangi masjid maka hendaklah ia melihat sepatunya, jika ia mendapati kotoran atau najis maka Itendaklah ia usapkan ke tanah dan sholatlah menggunakan sandal atau sepatunya." HR. Abu Daud dengan sanad yang shahih.

ats-Tsamaru al-Mustathab (II/600)

Masalah : Disunnahkan masuk masjid mengucapkan

"Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Agung dengan wajahNya yang mulia dan kekuasaanNya yang abadi dari syetan yang terkutuk."

Pendapat Syaikh al-Albani : Disunnahkan ketika hendak masuk masjid mengucapkan doa ini

berdasarkan sabda Rasulullah saw :"Bila ia mengucapkan doa tersebut, maka syetan berkata : Engkau terjaga dariku satu hari penuh." HR. Abu Daud (1/76).

ats-Tsamaru al-Mustathab (11/603)

Masalah : Hukum doa masuk masjid Pendapat Syaikh al-Albani :

Doa ini adalah suatu kewajiban, berdasarkan perintah Rasulullah saw :"jika salah satu dari kalian masuk masjid, hendaklah ia bersholawat kepada Nabi, kemudian berdoa

(YaAllah, bukakanlah pintu-pintu rahmat-Mu untuk kami)', dan jika keluar hendaklah ia bershalawat kepada Nabi dan berdoa

ﻢﻴﺟﺮﻟﺍ ﻥﺎﻄﻴﺴﻟﺍ ﻦﻣ ﱐﺮﺟﺃ ﻢﻬﻠﻟﺍ " (Ya Allah, lindungilah aku dari godaan syetan yang terkutuk)"HR Ibnu Majjah (1/260) dan Hakim (1/227).

ats-Tsamaru al-Mustathab (11/619)

Masalah : Hukum dua rakaat tahiyatul masjid

Pendapat Syaikh al-Albani : Hendaklah ia sholat dua rakaat sebelum duduk sebagaimana sabda

Rasulullah saw :"Jika salah satu di antara kalian masuk masjid maka hendaklah sholat dua rakaat sebelum ia duduk." Dalam sebuah riwayat: "Janganlah ia duduk sebelum sholat dua rakaat." Dalam riwayat yang lain :"Setelah itu hendaklah ia duduk kalau

menghendakinya atau pergi untuk melaksanakan keperluannya." 43 Hadits ini sebagai suatu dalil yang jelas atas kewajiban sholat dua

rakaat tahiyyatul masjid. Sebab dalam riwayat yang pertama , merupakan perintah untuk melaksanakan sholat dua rakaat, sedangkan perintah menunjukkan suatu kewajiban. Adapun dua riwayatyang lain adalah larangan duduk sebelum sholat tahiyatul

43 HR. Bukhari (1/426) dan Muslim(II/155)

102 — Ensiklopedi Fatwa Syekh Al-bani 102 — Ensiklopedi Fatwa Syekh Al-bani

Masalah : Disyariatkan sholat dua rakaat di masjid bagi

yang baru datang dari perjalanan Pendapat Syaikh al-Albani :

Disunnahkan sholat dua rakaat di masjid bagi yang baru datang dari perjalanan berdasarkan sabda Rasulullah saw : "Kami pernah bersama Rasulullah dalam sebuah perjalanan. Ketika kami sampai di Madinah, Rasulullah berkata kepada kami: "Tunjukkan aku masjid." Lalu beliau sholat dua rakaat di masjid itu. Jabir berkata : Lalu aku masuk masjid dan sholat dua rakaat." HR. ath-Thayalisi hal. 239.

ats-Tsamaru al-Mustathab (II/628)

Masalah : Hukum keluar dari masjid setelah adzan dan

sebelum sholat Pendapat Syaikh al-Albani :

Tidak boleh keluar dari masjid setelah dikumandangkan adzan dan sebelum sholat. Telah diriwayatkan, bahwa seseorang telah keluar dari masjid setelah dikumandangkan adzan sholat ashar, maka Abu Hurairah berkata : "Orang ini telah bermaksiat kepada Abu Qasim (Rasulullah saw)" HR. Muslim (II/124). Hadits ini menunjukkan diharamkannya keluar dari masjid setelah dikumandangkan adzan dan sebelum didirikan sholat, kecuali untuk berwudhu, buang hajat, atau sesuatu yang mengharuskannya untuk keluar sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibnu Hazm (III/147).

ats-Tsamaru al-Mustathab (II/641)

Masalah : Hukum menyela-nyela jari (untuk menunggu sholat) di dalam masjid

Pendapat Syaikh al-Albani : Dimakruhkan menyela-nyela jari (untuk menungu sholat) di dalam

Pasal Ketiga : hukum-hukum masjid dan sifat sholat — 103 Pasal Ketiga : hukum-hukum masjid dan sifat sholat — 103

Masalah : Hukum orang yang makan bawang putih atau

bawang merah kemudian pergi ke masjid Pendapat Syaikh al-Albani :

Diharamkan orang yang makan bawang putih atau bawang merah lalu pergi ke masjid sebab mengeluarkan bau yang tidak enak, berdasarkan sabda Rasulullah saw ketika perang Khaibar: "Barang siapa makan dari pohon yang berbau busuk ini, maka janganlah mendekati masjid kami." Dalam sebuah riwayat :"]anganlah mendekati kami dan jangan pula sholat bersama kami." HR. Muslim (II/79) dan Ahmad (III/374).

ats-Tsamaru al-Mustathab (II/652)

Masalah : Hukum orang yang membiasakan diri di salah satu tempat di dalam masjid, ia tidak sholat kecuali di tempat

tersebut Pendapat Syaikh al-Albani :

Hal ini diharamkan, berdasarkan sabda Rasulullah saw bahwa : Rasulullah melarang sholat seperti patukan burung gagak, sujud seperti mendekamnya binatang buas, atau seseorang yang membiasakan diri di salah satu tempat di masjid seperti

44 penambatannya unta." 45

ats-Tsamaru al-Mustathab (II/672)

44 HR.Abu Daud (1/138) dan Nasaai (1/167) 45 Ibnu Hazm mengatakan : hikmahnya adalah menyeret orang ke arah supaya dikenal, riya', sum'ah, atau terpaku dengan adat kebiasaan, dan syahwat. Kesemuanya adalah hal yang

mengharamkan, dan seorang hamba harus berusaha untuk menjauhinya sebisa mungkin. 104 — Ensiklopedi Fatwa Syekh Al-bani

Masalah : Hukum membuat halaqah sebelum sholat

jum'at Pendapat Syaikh al-Albani :

Imam Syaukani menyatakan dalam kitab 'Nailul Authar' (2/134): 'Jumhur ulama mengartikan larangan ini adalah makruh. Hal ini karena dimungkinkan dapat memutus shaf dan disisi lain mereka dianjurkan untuk segera menghadiri sholat Jum'at dan menyempurnakan shaf satu demi satu'. Ath-Thahawi mengatakan: 'Membuat halaqah yang terlarang sebelum sholat adalah apabila menyeluruh disetiap sudut masjid atau sebagian besar dari masjid, hal ini adalah makruh, namun jika kondisinya tidak demikian, maka tidak mengapa.'

ats-Tsamaru al-Mustathab (II/679)

Masalah : Berbincang-bincang di masjid berkaitan dengan

masalah keduniaan Pendapat Syaikh al-Albani :

Hal ini tidak diperbolehkan berdasarkan hadits Ibnu Mas'ud : "Akan ada sekelompok orang di akhir zaman nanti, membicarakan sesuatu di dalam masjid hal-hal yang tidak diinginkan Allah." HR. Ibnu Hibban dalam shahihnya dan diungkapkan oleh al-Mundziri dalam kitab 'at-Targhib' (1/124)

ats-Tsamaru al-Mustathab (II/679-680)

Masalah : Hukum membaca syair di dalam masjid Pendapat Syaikh al-Albani :

Al-Qurthubi mengatakan dalam tafsirnya (XII/271): 'Hendaknya dilihat bentuk syairnya. Jika syairnya mengandung pujian kepada Allah dan Rasul-Nya atau mengajak kembali kepada Allah dan Rasul-Nya, mengajak kepada kebaikan, peringatan, zuhud di dunia maka syair ini adalah termasuk sesuatu yang baik diungkapkan di masjid. Dan selain itu tidak diperbolehkan'.

ats-Tsamaru al-Mustathab (11/657)

Pasal ketiga: hukum masjid dan sifat sholat — 105

Masalah : Apa yang seharusnya diucapkan ketika

mendengar seseorang mengumumkan berita kehilangan Pendapat Syaikh al-Albani :

Wajib bagi yang mendengarnya untuk mengucapkan : "Semoga Allah tidak mengembalikannya kepadamu. Masjid tidaklah dibangun untuk itu." HR. Muslim (II/82) dan Ibnu Majah (1/258)

ats-Tsamaru al-Mustathab (II/689)

Masalah : Hukum mengumumkan kehilangan dimasjid Pendapat Syaikh al-Albani :

Diharamkan mengumumkan kehilangan di masjid dengan syarat yaitu dengan suara keras. Pendapat ini dinyatakan oleh Ibnu Hazm (IV/246) dan Shan'ani dalam kitab 'Subul as-Salam' (1/217) dan insyaallah pendapat inilah yang benar, sebab tekstual hadits

menunjukkan larangan tersebut. 46 ats-Tsamaru al-Mustathab (II/686)

Masalah : Hukum jual beli di dalam masjid Pendapat Syaikh al-Albani :

Yang benar adalah diharamkannya jual beli di dalam masjid. Pendapat ini sesuai dengan larangan Nabi saw tentang jual beli di dalam masjid dan anjuran beliau untuk mendoakan si penjual atau si pembeli : "Semoga Allah tidak memberi keuntungan dalam jual belimu." Dan Rasulullah saw telah memerintahkan mengamalkan

hal ini. 47

46 Hadits "Rasulullah melarang jual beli dimasjid, melantunkan syair di dalamnya, mengumumkan kehilangan, dan memotong rambut sebelum sholat Jumat". HR. AbuDaud (1/170) danNasai (1/

117). 47 "Apabila kalian melihat orangyang menjual atau membeli di masjid, maka ucapkanlah:

"Semoga Allah tidak memberikan laba dalamjual belimu". HR. Tirmidzi (1/248) dan Ad-Darimiy (1/326)

— Ensiklopedi Fatwa Syekh Al-bani

Masalah : Hukum lewat di dalam masjid Pendapat Syaikh al-Albani :

Dibolehkan lewat di dalam masjid karena suatu keperluan atau tidak terlalu sering, dalam arti tidak mengarah kepada larangan

Rasulullah saw menjadikan masjid sebagai jalan. 48 ats-Tsamaru al-Mustathab (II/727)

Masalah : Syariat wanita mendatangi masjid

Pendapat Syaikh al-Albani : Wanita boleh mendatangi masjid dengan dua syarat:

1. Tidak menggunakan wangi-wangian dan tidak tabaruj, berdasarkan sabda Rasulullah saw :"]ika seorang wanita mendatangi masjid, maka janganlah memakai wangi-wangian."

2. Haruslah minta ijin suaminya dan bagi suami harus mengijinkannya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw: "]anganlah kalian larang isteri-isteri kalianjika minta ijin pergi ke masjid, tetapi sholat mereka dirumah itu lebih baik bagi mereka."

Masalah : Hukum meludah kearah kiblat Pendapat Syaikh al-Albani :

Secara mutlak diharamkan meludah kearah kiblat baik di dalam masjid atau di luar masjid, baik orang yang sedang sholat atau di luar sholat. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh ash- Shan'ani dalam kitab 'Subul as-Salam' (1/230). Imam Nawawi menguatkan, bahwa larangan ini bagi orang yang sedang sholat atau di luar sholat, di dalam masjid atau di luar masjid. Pendapat inilah yang benar berdasarkan hadits yang menunjukkan larangan- larangan tersebut.

48 "Jangan kalian jadikan masjid kecuali untuk dzikir dan sholat". Dari riwayat Ibnu Umar, diriwayatkan oleh Ath-Thabrani.

Pasal ketiga: hukum masjid dan sifat sholat — 107

Masalah : Hukum orang musyrik masuk ke masjid Pendapat Syaikh al-Albani :

Dibolehkan orang musyrik masuk ke dalam semua masjid kecuali Haram Makkah baik Masjidil Haram atau yang lainnya. Maka orang kafir tidak boleh masuk sama sekali ke dalam Haram Makkah. Pendapat ini merupakan pendapat Syafi' dan Abu Sulaiman yang diungkapkan oleh Ibnu Hazm (IV/43).

108 — Ensiklopedi Fatwa Syekh Al-bani