Masalah : Apa yang dilakukan bagi orang yang

Masalah : Apa yang dilakukan bagi orang yang

ketinggalan sholat jum'at Pendapat Syaikh al-Albani :

Sholat jum'at adalah salah satu sholat yang telah diwajibkan Allah kepada hambaNya. Jika seseorang ketinggalan sholat jum'at karena udzur, maka harus ada dalil yang mewajibkannya untuk melaksanakan sholat Dhuhur. Dalam hadits Ibnu Mas'ud dinyatakan :"Barangsiapa ketinggalan dua rakaat (sholat jum'at) maka hendaklah

ia sholat empat rakaat (sholat dhuhur)" 71 Hadits rni menunjukkan orang yang kehilangan sholat jum'at maka

harus sholat dhuhur. al-Ajwibah an-Naafi'ah hal. 82-83

71 HR. Ibnu Abi Syaibah (1/126) dan Ath-Thabraniy dalam kitab 'al-Kabir' (III/38/2) 142 — Ensiklopedi Fatwa Syekh Al-bani

Masalah : Hukum sholat jum'at di hari raya Pendapat Syaikh al-Albani :

Rasulullah saw sholat 'led kemudian memberikan keringanan sholat jum'at. Rasulullah saw bersabda :"Barang siapa ingin sholat jum'at maka sholatlah." Hadits ini menunjukkan, bahwa sholat jum'at setelah sholat Ied menjadi keringanan bagi setiap orang. Apabila semua orang tidak melaksanakannya maka sesungguhnya mereka telah melaksanakan sunnah. Dan apabila sebagian kaum muslimin melaksanakannya, maka mereka berhak mendapatkan pahala, sebab sholat jum'at setelah sholat'Ied bukanlah kewajiban, tidak ada bedanya antara imam atau lainnya. Hadits ini telah dishahihkan oleh Ibnu al-Madany, dinyatakan hasan oleh an-Nawawi. Ibnu Jauzi mengatakan: 'Hadits ini adalah hadits yang paling shahih dalam bab ini.' Abu Daud, Nasa'i, dan Hakim meriwayatkan dari Wahab bin Kaisan, ia berkata : 'Telah berkumpul dua hari raya (Ied dan Jum'at) pada Masa Ibnu Zubair. Ibnu Zubair agak memperlambat keluar untuk melaksanakan sholat hingga hari agak tinggi. Kemudian keluar lalu berkhutbah. Dia memperpanjang khutbah, lalu turun dari mimbar kemudian sholat. Pada waktu itu orang-orang tidak melaksanakan sholat jum'at. Maka Ibnu Zubair menceritakan hal

tersebut kepada Ibnu Abbas ra • Ibnu Abbas mengatakan :'Mereka mendapatkan sunnah.' Rawi-rawi hadits ini adalah shahih.

Semua dalil yang kami paparkan di atas menunjukkan, bahwa sholat jum'at setelah sholat led adalah rukhshah (keringanan) bagi kaum muslimin. Ibnu Zubair tidak melaksanakannya pada masa kekhilafahannya sebagaimana yang disebutkan di atas, dan para sahabat tidak mengingkari hal itu.

al-Ajwibah an-Naafi'ah hal. 87-88

Masalah: Disyariatkan membaca ( Surat Qaf ) dalam setiap khutbah jum'at

Pendapat Syaikh al-Albani : "Aku tidak mendapatkan surat (Qaf ) kecuali dari lisan Rasulullah saw saat beliau membacanya setiap jum'at di atas mimbar

Pasal Keempat: Masalah sholat sunnah — 143 Pasal Keempat: Masalah sholat sunnah — 143

sebagiannya dalam setiap kuthbah jum'at. Rasulullah membiasakan membaca surat ini sebatas pilihannya, mengingat surat ini mengandung peringatan yang baik. Hadits ini juga merupakan dalil supaya mengulang-ulang peringatan dalam khutbah

al-Ajwibah an-Naafi 'ah hal. 102

Masalah : Hukum sholat tahiyatul masjid ditengah-tengah khutbah jum'at

Pendapat Syaikh al-Albani : Dari dalil-dalil yang ada dapat diambil faedah, bahwa secara umum

berbicara ketika khutbah sedang berlangsung adalah dilarang. Tetapi sholat tahiyatul masjid masuk kepada hal-hal yang dikecualikan dan dikhususkan dari larangan tersebut dengan apa yang terkandung di dalamnya berupa bacaan al-Qur'ah, tasbih, tasyahud, dan doa. Dan hadits-hadits yang mengkhususkan hal-hal ini adalah shahih keberadaanya. Maka tidak mengapa bagi yang masuk masjid untuk melaksanakan sholat tahiyatul masjid, walaupun khutbah tengah berlangsung sebagi usaha melaksanakan sunnah muakkad ini, dan sebagai bentuk pengamalan atas dalil-dalil yang menunjukkan hal ini. Rasulullah saw telah memerintahkan Sulaik al-Ghothfaaniy untuk melaksanakan sholat tahiyatul masjid, ketika ia masuk masjid di tengah-tengah khutbah, lalu duduk dan belum melaksanakan sholat tahiyatul masjid. Hal ini menunjukkan, bahwa sholat tahiyatul masjid adalah amalan yang disyariatkan sekaligus ditekankan, bahkan suatu kewajiban.

Adapun di antara hadits yang mengkhususkan sholat tahiyatul masjid adalah hadits: "Apabila salah satu di antara kalian datang ke masjid pada hari jumat, sedangkan khotib tengah berkhutbah, maka hendaklah ia sholat dua rakaat". Hadits ini adalah hadits shahih yang mengandung poin yang diperselisihkan.

al-Ajwibah an-Naafi'ah hal.104-105

144 — Ensiklopedi Fatwa Syekh Al-bani

Masalah: Apakah ada sholat Qobliyah Jum'ah? Pendapat Syaikh al-Albani :

Tidak satupun hadits yang shahih yang meriwayatkan bahwa Rasulullah saw pernah sholat Qobliyah Jum'ah. Bahkan ada riwayat yang lebih parah dari yang lain. Adapun hadits yang mengisyaratkan tidak adanya sholat sunnah Qobliyah Jum'ah adalah sabda Rasulullah saw : "Apabila salah satu dari kalian sholat jum'at,

maka hendaklah ia sholat empat rakaat sesudahnya." 72 Jikalau sebelum sholat Jum'at terdapat sholat sunnah qabliyah, niscaya akan

disebutkan di hadits ini berkaitan dengan sholat sunnah ba'diyah, karena tempat qobliyah lebih berhak untuk disebutkan.

al-Ajwibah an-Naafi'ah hal. 46,63-65