Koperasi tahan terhadap Krisis Ekonomi

2. Koperasi tahan terhadap Krisis Ekonomi

Krisis ekonomi yang berdampak pada semakin tidak terjangkaunya kebutuhan pokok masyarakat juga memaksa beberapa lembaga keuangan gulung tikar dengan cara tutup dengan sendirinya, pailit putusan Pengadilan Niaga atau karena dilikuidasi. Namun tidak semua lembaga keuangan tidak mampu berthan, yang membanggakan adalah tentang daya tahan koperasi dalam menghadapi krisis tahun 1997-1999. Koperasi yang terkelola dengan baik, rata-rata memiliki daya tahan yang lebih baik daripada lembaga keuangan yang lain dalam menghadapai krisis ekonomi ketika itu. Krisis ekonomi dapat disebabkan oleh salah satu atau kombinasi dari beberapa tipe krisis seperti krisis perbankan, krisis nilai tukar, krisis utangluar negeri, krisis neraca pembayaran, krisis finansial, krisis moneter, stock market crash, bubble economy, dan hyperinflation. Krisis ekonomi dapat menyebabkan reaksi ekonomi yang pada akhirnya akanmenyebabkan stagnasi, resesi, depresi, pengangguran,

kerugian, kelaparan, kematian. 5

Dalam keinginan untuk melaksanakan reformasi dengan cara sebaik-baiknya tadi, saya menilai bahwa dengan tidak dapat diwujudkannya Komite Reformasi, maka pe- rubahan susunan Kabinet Pembangunan VII menjadi tidak diperlukan lagi. Dengan memperhatikan keadaan di atas, saya berpendapat sangat sulit bagi saya untuk dapat menjalankan tugas pemerintahan negara dan pembangunan dengan baik. Oleh karena itu, dengan memperhatikan ketentuan Pasal 8 UUD 1945 dan secara sungguh-sungguh memperhatikan pandangan pimpinan DPR dan pimpinan fraksi-fraksi yang ada di dalamnya, saya memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden RI terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini pada hari Kamis, 21 Mei 1998. Pernyataan saya berhenti dari jabatan sebagai Presiden RI saya sampaikan di hadapan saudara-saudara pimpinan DPR dan juga adalah pimpinan MPR pada kesempatan silatur- ahmi. Sesuai Pasal 8 UUD 1945, maka Wakil Presiden RI, Prof. Dr. Ing. BJ Habibie yang akan melanjutkan sisa waktu jabatan Presiden/Mandataris MPR 1998-2003. Atas bantuan dan dukungan rakyat selama saya memimpin negara dan bangsa Indonesia ini saya ucapkan terima kasih dan minta maaf bila ada kesalahan dan kekurangan-kekurangannya semoga bangsa Indonesia tetap jaya dengan Pancasila dan UUD 1945. Mulai hari ini pula Kabinet Pembangunan VII demisioner dan kepada para menteri saya ucapkan terima kasih. Oleh karena keadaan tidak memungkinkan untuk menyelenggara- kan pengucapan sumpah di hadapan DPR, maka untuk menghindari kekosongan pimpinan dalam menyelenggarakan pemerintahan negara, kiranya saudara wakil presiden sekarang juga akan melaksanakan sumpah jabatan presiden di hadapan Mahkamah Agung RI.

5 Ascarya (2011). “How to Eradicate Inflation underDual Monetary System: The Case of Indonesia”. paper has presented in 8thInternational Conference on Tawhidi Methodology Applied to MicroenterpriseDevelopment. IEF-Trisakti. Jakarta 7-8 January 2011. - See more at: http://jurnalekis.blogspot.com/2011/11/mengapa-bank-syariah-relatif-lebih. html#sthash.09nmoLYl.dpuf

Hukum Koperasi Dalam Potret Sejarah di Indonesia 181

Usaha-usaha dengan melibatkan modal besar ketika itu tidak sanggup menghadapi krisis. Harga bahan baku impor yang menjadi bahan pokok utama perusahaan padat modal meningkat secara drastis, biaya cicilan utang meningkat seiring dengan naiknya nilai dollar terhadap rupiah. Sektor perbankan yang digadang-gadang sebagai penyelamat justru berjatuhan. Agak berbeda kondisinya dengan koperasi. Setidaknya ada tiga (3) alasan yang membuat koperasi mampu bertahan dari hantaman krisis ekonomi ketika itu, antara lain :

a. Koperasi adalah Kumpulan Anggota

Mengenai daya tahan koperasi terhadap tantangan ekonomi sebenarnya sudah diingatkan oleh bapak Koperasi, Moh. Hatta pada tahun 1970-an. Bung Hatta mengkritik eksistensi koperasi- koperasi Indonesia yang lebih nampak berkembang sebagai kumpulan pengurus, bukan kumpulan anggota. Bahkan KUD pada tahun-tahun itu hanya sebagai penyalur fasilitas pemerintah kepada masyarakat desa. Kritikan dari Bung Hatta ini dijawab oleh pemerintah dengan melakukan berbagai pembenahan. Sambil terus beroperasi, koperasi-koperasi mulai merapikan keanggotaan, khususnya KUD. KUD mendaftar anggota dari para petani yangg kehidupan kesehariannya sangat bergantung pada asset KUD, mulai dari yang memanfaatkan gudang dan lantai jemur gabah, mesin penggiling gabah, memanfaatkan pinjaman KUD untuk pembelian bibit atau membeli pupuk. Oleh karena itu ketika hantaman krisis ekonomi tahun 1997 koperasi yang memiliki daya tahan pada umumnya adalah mereka yang keanggotaannya sudah disusun dan dirapikan. Beberapa KUD terhantam oleh krisis karena tidak memaksimalkan potensi anggota, namun KUD yang memaksimalkan potensi anggota pada kenyataannya dapat bertahan.

Karakteristik koperasi sebagai lembaga keuangan yang merupakan kumpulan anggota ini berbeda dengan lembaga keuangan yang lain, sebagai contoh bank. Eksistensi perbankan merupakan kumpulan modal, sehingga ketika modal tersebut dioperasikan dalam bentuk usaha dan kemudian macet dengan berbagai sebab dan alasan (sebagai contoh karena kredit macet), maka macetlah usaha inti perbankan. Namun berbeda dengan koperasi, resiko kredit macet sedini mungkin dicegah karena karakteristik koperasi adalah milik anggota, dari dan untuk

182 Hukum Koperasi

Dalam Potret Sejarah di Indonesia Dalam Potret Sejarah di Indonesia

b. Usaha Riil

Selain masalah keanggotaan, perbedaan koperasi dengan lembaga keuangan yang lain adalah kedekatan koperasi dengan sektor usaha riil masyarakat. Konsekuensi koperasi sebagai kumpulan anggota adalah anggota dalam koperasi itu sendiri yang menghidupi koperasi begitu pula sebaliknya. Artinya koperai berada di tengah-tengah usaha maupun kepentingan anggota, oleh karena itu koperasi memiliki tanggung jawab untuk memajukan usaha anggota. Disinilah peran koperasi langsung bersentuhan dengan sektor riil. Koperasi menjadi badan usaha yang mengerti betul kebutuhan dan kepentingan anggota. Sektor-sektor riil yang menjadi usaha koperasi dalam memberikan kebutuhan anggota tersebut antara lain, adalah menyediakan kredit dalam skala kecil, menengah dan riil, kegiatan pemasaran atau pertokoan, jual beli dan lain-lain.

c. Fleksibilitas Aturan

Berbeda dengan aturan perbankan maupun lembaga keuangan yang lain, standar aturan koperasi relatif lebih fleksibel. Namun

demikian fleksibilitas aturan ini harus tetap dikaitkan dan diasumsikan dengan moral pengurus atau pengelola koperasi yang baik. Karena sebagai lembaga intermediasi keuangan aturan yang longgar tetap berpotensi munculnya moral hazard dari pengelola koperasi.

Pada dasarnya inti dari daya tahan terhadap krisis ini adalah bahwa usaha riil (khususnya usaha kecil) sangat anti dengan kekakuan aturan perbankan. Celah ini dimanfaatkan oleh koperasi dengan memperbanyak anggota dari usaha- usaha yang tidak well known/well educated tentang perbankan. Sehingga mereka relatif menjauhi perbankan, padahal usaha kecil tersebut riil dan memiliki potensi kredit lancar. Koperasi, khususnya koperasi kredit telah diketahui kemampuannya dalam melakukan intermediasi keuangan, khususnya menyediakan dana bagi kredit usaha kecil yang relatif tabu dengan dan ketidakpastian dari daya tarik bunga bank. Peran Koperasi Simpan Pinjam dalam menyediaan dana yang relatif mudah bagi

Hukum Koperasi Dalam Potret Sejarah di Indonesia 183 Hukum Koperasi Dalam Potret Sejarah di Indonesia 183

keberadaan koperasi yang lebih bisa menjangkau masyarakat riil, khususnya di pedesaan adalah juga menjadi keuntungan

tersendiri.