Pembangunan Koperasi pada Dasa Warsa Pertama Orde Baru

2. Pembangunan Koperasi pada Dasa Warsa Pertama Orde Baru

Sebagai bagian dari dasar penataan norma positif mengenai pembangunan koperasi di Indonesia. Orde baru mengawali pembangunan koperasi dengan menetapkan UU No. 12 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian. Selanjutnya secara simultan gerakan koperasi mengadakan konsolidasi dengan mulai membenahi diri. Produk-prodk koperasi zaman Orde lama mulai ditinggalkan karena tidak sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi secara universal. Sesuai dengan hakikat koperasi sebagai organisasi ekonomi mandiri, pembinaan yang dilakukan pemerintah lebih diarahkan untuk mengefektifkan lembaga seperti pemberian bimbingan, fasilitas, serta membina tumbuhnya pengawasan secara demokratis oleh anggotanya dan menetapkan peran pemerintah sesuai dengan ketentuan UU yang berlaku.

Pada tahun 1969, Pemerintah dengan Kabinet Pembangunan I, 17 menetapkan Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). Pembinaan koperasi dalam Repelita I bertujuan untuk meng- usahakan agar kehidupan koperasi kembali kepada landasan dan dasar koperasi. Untuk itu kebijaksanaan yang telah ditempuh adalah melaksanakan pembinaan organisasi koperasi dan pembinaan usahanya. Kegiatan yang dilaksanakan berbentuk pendidikan dan latihan keterampilan bagi para anggota pengu- rus dan badan pemeriksa koperasi, serta penyuluhan dan pene- rangan bagi para anggota koperasi dan masyarakat luas dengan harapan agar mereka berminat untuk menjadi anggota koperasi. Pelaksanaan kegiatan tersebut dijalankan dengan satu program pokok, yaitu Program Pendidikan Perkoperasian.

Selanjutnya pada tahun 1969-1970, koperasi telah siap memasuki tahap-tahap pembangunan lima tahun pertama. Melalui Repelita pertama, berbagai kebijakan tentang koperasi yang dikerjakan oleh pemerintah diantaranya Pemerintah telah mendirikan:

a. Pusat Pelatihan Penataran Koperasi (Puslatpenkop) di Jakarta.

b. Balai Latihan Perkoperasian (Balatkop) di setiap Provinsi, sebagai tempat pendidikan dan latihan keterampilan bagi para

17 ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 183 tahun 1968, tentang Pembubaran kabinet Ampera II dan Pembentukan kabinet Pembangunan, pada tanggal 6 Juni Tahun 1968

120 Hukum Koperasi

Dalam Potret Sejarah di Indonesia Dalam Potret Sejarah di Indonesia

c. Lembaga Jaminan Kredit Koperasi (LJKK) didirikan di Jakarta, dengan kegiatan di tiap-tiap provinsi dalam membantu permodalan koperasi dengan cara menjadi penanggung koperasi- koperasi atas pinjaman yang diperoleh koperasi-koperasi tersebut dari Bank Pemerintah.

Selain mengenai 3 (tiga) program yang telah dijalankan oleh pemerintah tersebut, program lain yang dijalankan adalah penguatan KUD yang dimulai pada tahun 1967 sebagai tahap percobaan sebagaimana telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya. Titik tekan penguatan KUD adalah penyatuan (amalgamasi) dari koperasi- koperasi kecil yang demikian banyaknya pada akhir tahun 1967, menjadi koperasi-koperasi yang dapat bekerja dalam scope yang lebih besar.

Berdasarkan alur rekam jejak pembangunan koperasi pada masa dasa warsa pertama Orde Baru, berikut kesejarahannya disajikan secara sistematis:

a. Lahirnya UU No. 12 tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian

Melalui persetujuan DPR GR, Pejabat Presiden Republik Indonesia, Soeharto, tanggal 18 Desember 1967 menandatangani

UU Koperasi yang baru menggantikan UU No 14 tahun 1965 tentang Perkoperasian, yakni UU No 12 tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian. UU ini memberikan rasa dan gairah baru. Menurut Undang-undang Nomor 12 tahun 1967 tentang pokok-pokok perkoperasian,”Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan”

Pembahasan mengenai UU ini sudah dijelaskan pada sub bab pembahasan sebelumnya. Beberapa kebijakan penting pasca lahirnya UU ini adalah kembali bergabungnya koperasi indonesia ke dalam ICA, sehingga prinsip-prinsip universal koperasi yang berlaku di dunia juga kita adopsi. Selain itu dalam

Hukum Koperasi Dalam Potret Sejarah di Indonesia 121 Hukum Koperasi Dalam Potret Sejarah di Indonesia 121

Beberapa hal penting yang terkandung di dalam UU No 12 tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian antara lain :

1) Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi serta pembagian SHU diatur menurut jasa masing-masing anggota.

2) Adanya pembatasan bunga atas modal serta bersifat terbuka

3) Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya

4) Swadaya, swakarta dan swasembada sebagai pencerminan prinsip dasar percaya pada diri sendiri

5) Sifat keanggotaan sukarela dan terbuka untuk setiap warga negara Indonesia

b. Pemerintah mendirikan PUSDIKOP di Jakarta disusul berdirinya BALATKOP di tiap-tiap Propinsi (1967)

PUSDIKOP adalah Pusat Pendidikan koperasi, didirikan untuk pertama kali di Jakarta yang difungsikan sebagai sarana untuk mendidik pegiat dan pejuang koperasi yang berasal dari pengurus koperasi maupun masyarakat. Sedangkan BALATKOP adalah Balai Latihan Koperasi, pada tahun 1967 mulai dibentuk BALATKOP ditiap-tiap propinsi. BALATKOP merupakan badan yang mengadakan penelitian mengenai pelaksanaan kebijakan dan peraturan perkoperasian, dan penelitian tentang kelayakan pemakaian suatu program dalam pelatihan dan pengembangan perkoperasian. BALATKOP merupakan tempat pelatihan dan pendidikan perkoperasian di masing-masing daerah yang lebih khusus ditujukan kepada pelaksana manajemen koperasi, seperti: pengurus, pengawas, dan karyawan.

P e m b e n t u k a n P U S D I K O P m a u p u n B A L AT K O P dilatarbelakangi oleh perubahan paradigma pembangunan dan gerakan koperasi dari Orde Lama kepada Orde Baru. Selain itu lahirnya UU No 12 tahun 1967 tentang pokok-pokok koperasi perlu disosialisasikan terus menerus. Harapannya peserta

122 Hukum Koperasi

Dalam Potret Sejarah di Indonesia Dalam Potret Sejarah di Indonesia

c. Lahirnya BUUD/KUD (1967)

Cikal bakal KUD adalah berawal dari Koperta (Koperasi Pertanian) yang didirikan oleh pemerintah Orde Lama pada tahun 1963. Pada tahun 1967 dikembangan BUUD (Badan Usaha Unit Desa) sebagai tindak lanjut dari Koperta. Pembahasan ini telah dibahas pada sub bab sebelumnya. KUD m erupakan kesatuan usaha ekonomi terkecil dari kerangka pembangunan pedesaan yang telah didesain oleh pemerintah. KUD adalah wadah organisasi dan pengembangan bagi berbagai kegiatan usaha ekonomi di wilayah yang bersangkutan guna meningkatkan kesejahteraan anggotanya. KUD juga merupakan gabungan usaha bersama koperasi-koperasi pertanian atau koperasi-koperasi desa yang terdapat diwilayah unit desa. KUD dibentuk oleh warga desa dari suatu desa atau sekelompok desa-desa yang disebut unit desa, yang merupakan suatu kesatuan ekonomi masyarakat kecil. KUD merupakan koperasi yang mulai diandalkan oleh anggota dan masyarakat. Semenjak berkembangnya KUD, kepercayaan terhadap koperasi mulai tumbuh kembali.

Hukum Koperasi Dalam Potret Sejarah di Indonesia 123 Hukum Koperasi Dalam Potret Sejarah di Indonesia 123

Munas Gerkopin II diadakan di Jakarta pada tanggal 11-14 November 1968, yang berhasil memutuskan beberapa hal antara

lain:

1) Menetapkan tugas Pokok gerkopin, yaitu :

a) Mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada koperasi, dengan jalan mengadakan intropeksi serta penyempurnaan dibidang organisasi, keanggotaan, kepengurusan dan kepegawaian.

b) Memperbaiki efesiensi di bidang usaha berdasarkan norma-norma ekonomi dan komersial yang serasi dan menunjang usaha dan anggota.

c) Menghilangkan mental ketergantungan dan mempertebal mental percaya diri pada diri pada diri sendiri dan kekuatan sendiri dalam setiap kegiatan koperasi.

d) Menggiatkan kembali pemupukan modal melewati sistem simpanan secara sesama dan terarah.

e) Memperbaiki manajemen serta meningkatkan manegerial skill pada koperasi sehingga dapat memanfaatkan kemajuan dibidang teknik dan teknologi yang merupakan sarat penting dalam pembangunan.

f) Menggiatkan pendidikanperkoperasian dan memperluas sistem penerangan baik untuk gerakan koperasi sendiri maupun umum.

g) Memperera kerjasama, antar-koperasi secara horizontal dan vertikal baik dengan koperasi di dalam negeri maupun dengan koperasi di luar negeri.

2) Mendorong pemerintah untuk segera mengeluarkan peraturan tentang Badan Hukum Gerakan Koperasi Indonesia. Akhirnya keluar Keputusan Mentranskop No. 64/Kpts/Mentranskop/69 tentang Perorganisasian dan Tata Cara Pemberian Pengesahan Badan Hukum terhadap Badan Kesatuan Gerakan Koperasi Indonesia.

e. Lahirnya DKI (Dewan Koperasi Indonesia) pada tahun 1970

Pada tanggal 23 Januari 1970, GERKOPIN berganti nama menjadi DKI (Dewan Koperasi Indonesia). Laksamana Pertama, R. Sardjoeno dari Inkopal, terpilih sebagai Ketua Umum periode

124 Hukum Koperasi

Dalam Potret Sejarah di Indonesia

1970-1973. 18 Kembali digunakannya DKI sebagai wadah gerakan koperasi dilandasi oleh semangat yang pernah dibangun oleh Mohammad Hatta, yakni ingin melaksanakan cita-cita nasional yaitu untuk menyusun perekonomian bangsa atas dasar asas kekeluargaan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 33 ayat (1) UUD 1945 melalui usaha koperasi. Adapun cara yang ditempuh DKI dalam usaha mencapai cita-cita tersebut adalah :

1) Menyebarkan, memelihara dan mempertahankan cita-cita koperasi.

2) Memperhatikan dan membantu pelaksanaan kepentingan perkumpulan koperasi dan

3) Membela hak hidup dan berkembang secara bebas bagi perkumpulan koperasi terhadap usaha-usaha yang merintanginya.

Sebagai upaya untuk mencapai cita-cita tersebut, maka berbagai upaya yang diusahakan DKI antara lain :

1) Meminta penjelasan atau pendapat, pertimbangan atau nasihat kepada pemerintah serta badan-badan yang diakuinya, mengenai masalah yang berkaitan dengan koperasi.

2) Memberikan penyuluhan kepada masyarakat dan media tentang segala persoalan yang berkaitan dengan gerakan koperasi ;

3) Menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan khusus mengenai koperasi;

4) Menerbitkan majalah tentang koperasi;

5) Mengadakan rapat-rapat dan koordinasi dengan instansi pemerintah terkait;

7) Menjalin dan menjaga hubungan baik dengan gerakan- gerakan koperasi internasional;

Masa jabatan 1974-1977, pengurus Dewan Koperasi Indonesia (DKI) yang diketuai/dipimpin oleh R.P. Suroso selaku ketua umum, R.C. Danoe Soegito selaku Wakil Ketua

18 Sedangkan pada Rapat Anggota DKI tahun 1974, terpilih R.P. Soeroso dari IKPN seb- agai Ketua Umum untuk masa tugas 1974-1977. Rapat anggota ini diadakan bersamaan

dengan usainya Munaskop IX. (Munaskop IX ini, dimaksudkan untuk menyeragamkan sebutan Rapat dan dihitung dari kongres pertama di Tasikmalaya.)

Hukum Koperasi Dalam Potret Sejarah di Indonesia 125

Umum, R.C. Danoe Soegito selaku sekjen berhasil mendapatkan pengesahan badan hukum bagi DKI. Badan hukum DKI disahkan oleh Direktorat Jenderal Koperasi dengan No. 001A/BDH. Dwk/77, tanggal 27 Desember 1977.

f. Lahirnya Bank BUKOPIN (1970)

PT Bank BUKOPIN didirikan dengan nama Bank Umum Koperasi Indonesia, disingkat BUKOPIN. Disahkan sebagai badan hukum berdasarkan surat keputusan Direktorat Jendral Koperasi No. 31/dirjen/kop70 tertanggal 10 Juli 1970 dan didaftar di dalam daftar umum Direktorat Jendral Koperasi

dengannnomor 8251 pada tanggal yang sama. BUKOPIN didirikan oleh 8 induk koperasi yaitu, Induk Koperasi Angkatan Darat (INKOPAD), Induk Koperasi Angkatan Laut (INKOPAL), Induk Koperasi Kepolisian Republik Indonesia (INKOPPOL), Induk Koperasi Veteran Republik Indonesia (INKOPRI), Induk KoperasiPegawai Negeri (IKPN), Gabungan Koperasi Bank Indonesia (GKBI).

BUKOPIN mulai melakukan usaha sebagai bank umum koperasi di indonesia sejak 16 Maret 1971 berdasarkan izin

Menteri Keuangan melalui Surat Keputusan No. 78/DDK/ II/3/1971 tertanggal 16 Maret 1971. Berdasarkan Anggaran dasarnya usaha BUKOPIN mencakup segala kegiatan Bank

Umum dengan tujuan utama ketika itu melayani kepentingan gerakan koperasi di sektor keuangan. Oleh karena itu pada awal pendiriannya BUKOPIN fokus pada sektor usaha kecil menengah dan koperasi (UKMK). Saat ini telah tumbuh dan berkembang menjadi bank yang masuk ke kelompok bank menengah di Indonesia dari sisi aset. Seiring dengan terbukanya kesempatan dan peningkatan kemampuan melayani kebutuhan masyarakat yang lebih luas, Bank BUKOPIN telah mengembangkan usahanya ke segmen komersial dan konsumer. Bahkan BUKOPIN saat ini termasuk salah satu bank umum swasta nasional devisa.

Saat ini BUKOPIN beroperasi dengan pelayanan secara konvensional maupun syariah, yang didukung oleh sistem pengelolaan dana yang optimal, kehandalan teknologi informasi, kompetensi sumber daya manusia dan praktek tata kelola perusahaan yang baik. Landasan ini memungkinkan Bank Bukopin melangkah maju dan menempatkannya sebagai suatu

126 Hukum Koperasi

Dalam Potret Sejarah di Indonesia Dalam Potret Sejarah di Indonesia

mampu membuat Bank BUKOPIN tetap tumbuh memberi hasil terbaik secara berkelanjutan. 19

LJKK didirikan pada tahun 1970 yang berfungsi untuk menjamin pinjaman-pinjaman koperasi dari bank-bank Pemerintah, secara selektif dan bertahap. Di samping itu LJKK juga berperan untuk ikut dalam partisipasi modal pada proyek kredit investasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam kebijakan tertentu, Pemerintah atas dasar pertimbangannya apabila dinilai bunga atas sesuatu kredit pada koperasi terlalu tinggi, LJKK memberikan subsidi bunga. Dalam memberikan jaminan atau bertindak sebagai penanggung dalam rangka kredit koperasi ini, LJKK terlebih dahulu meneliti dan menilai bonafiditas dan kesehatan/kelayakan secara organisasi koperasi tersebut. Bonafiditas koperasi menyangkut modal koperasi dan kapasitas/kemampuan usaha koperasi. Sedangkan mengenai

19 Dengan struktur permodalan yang semakin kokoh sebagai hasil pelaksanaan Initial Public Offering (IPO) pada bulan Juli 2006, Bank Bukopin terus mengembangkan program op- erasionalnya dengan menerapkan skala prioritas sesuai strategi jangka pendek yang telah disusun dengan matang. Penerapan strategi tersebut ditujukan untuk menjamin dipenuhinya layanan perbankan yang komprehensif kepada nasabah melalui jaringan yang terhubung secara nasional maupun internasional, produk yang beragam serta mutu pelayanan dengan standar yang tinggi. Keseluruhan kegiatan dan program yang dilaksanakan pada akhirnya berujung pada sasaran terciptanya citra Bank Bukopin sebagai lembaga perbankan yang terpercaya dengan struktur keuangan yang kokoh, sehat dan efisien. Keberhasilan mem- bangun kepercayaan tersebut akan mampu membuat Bank Bukopin tetap tumbuh memberi hasil terbaik secara berkelanjutan. Lihat di http://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Bukopin

Hukum Koperasi Dalam Potret Sejarah di Indonesia 127

Organisasi koperasi adalah mengenai tata organisasi, rekam jejak dan persepsi pihak ketiga mengenai koperasi yang bersangkutan.

Lembaga Jaminan Kredit Koperasi (LJKK) merupakan badan usaha milik pemerintah yang beerada di bawah Depertemen Koperasi dan Tenaga Kerja. Tugas utama LJKK adalah menjamin skim kredit yang disalurkan kepada koperasi. Sejarah mencatat bahwa sejak berdirinya LJKK telah banyak memberikan bantuan kepada koperasi dalam hal penjaminan sehingga citra koperasi di masyarakat menjadi baik. Keberadaan LJKK dirasa sangat perlu karena banyak UMKM yang tidak dapat mengakses perbankan, maka mereka melakukan pilihan dengan mengakses koperasi. Kesulitan UKM untuk mendapatkan sumber pembiayaan dari bank bukan semata-mata terbatasnya kapasitas agunan, namum juga karena pemahaman yang kurang mengenai perbankan. Selain itu juga jangkauan layanan perbankan yang masih berada di kota-kota besar, belum menjangkau di kawasan pinggiran bahkan pedesaan ketika itu.