Masa Awal; Raden Aria Wiriatmadja pada Tahun 1896

1. Masa Awal; Raden Aria Wiriatmadja pada Tahun 1896

Harus diakui, bahwa kelahiran koperasi di Indonesia pada awalnya adalah tidak disain secara struktural. Tetapi koperasi justru tumbuh secara alami. Gerakan koperasi pertama Indonesia itu lahir

dari inisatif Raden Aria Wiriatmadja pada tahun 1896. Dia adalah

40 Hukum Koperasi

Dalam Potret Sejarah di Indonesia Dalam Potret Sejarah di Indonesia

De Wolf van Westerrode belajar tentang koperasi yang ada di Jerman. Ketika ia cuti ke Eropa dipelajarinya cara kerja Wolksbank secara Raiffeisen (koperasi simpan-pinjam untuk kaum tani) dan Schulze-Delitzsch (koperasi simpan-pinjam untuk kaum buruh di kota) di Jerman. Setelah ia kembali dari cuti ia kemudian mengembangkan koperasi simpan-pinjam sebagaimana telah dirintis oleh R. Aria Wiriatmadja. De Wolf mendirikan koperasi kredit dengan sistem Raiffeisen (koperasi simpan pinjam untuk kaum tani), seperti koperasi di Jerman. Keinginan tersebut, oleh De Wolf juga disampaikan kepada kepada Pemerintah Hindia Belanda agar Pemerintah Hindia Belanda membentuk Bank Pertolongan, Tabungan dan Pertanian. Hal ini dilakukan untuk membantu petani yang menderita karena ulah tuan tanah, lintah darat dan para pengijon. De Wolf membuat lumbung-lumbung desa dan sekaligus menyarankan petani untuk menyimpan panennya disana, sebagai kompensasinya lumbung-lumbung tersebut dapat memberi pinjaman padi pada musim paceklik. Lalu lumbung desa itu dirubah menjadi Koperasi untuk para petani dengan sebutan ketika itu sebagai Koperasi Kredit Padi.

Namun demikian, usaha tersebut tidak sepenuhnya didukung oleh Pemerintah Hindia Belanda, justru Pemerintah Hindia Belanda memiliki pemikiran lain. Bank simpan pinjam tersebut tersebut tidak diubah menjadi koperasi seperti yang disarankan De Wolf, namun justru Pemerintah Hindia Belanda mendirikan bank-bank desa, lumbung desa baru, rumah gadai, bank desa dan kas sentral. Usaha Pemerintah Hindia Belanda ini menjadi cikal bakal berdirinya Algemene Volkscrediet Bank, yang dikenal dengan Rural Bank atau yang sekarang kita kenal dengan Bank Rakyat Indonesia. Keengganan Pemerintah Hindia Belanda dalam merespon ide De Wolf tersebut adalah semata karena alasan politik. Pemerintah Hindia Belanda khawatir bahwa jika didirkan koperasi maka akan dikapitasi oleh politikus pribumi untuk mengagitasi rakyat yang berujung pada peningkatan kekuatan dan perlawanan terhadap Pemerintah Hindia

Hukum Koperasi Dalam Potret Sejarah di Indonesia 41

Belanda. Secara politis tentu dapat membahayakan bagi Pemerintah Hindia Belanda. Selain alasan tersebut Pemerintah Hindia Belanda juga beralasan bahwa mengembangkan koperasi di Hindia Belanda belum ada regulasinya sehingga belum menjadi kewajiban yang harus dilaksanakan, di samping itu eksistensi koperasi sebagai badan usaha otonom ketika itu juga belum dikenal, termasuk oleh kalangan pejabat di Pemerintah Hindia Belanda itu sendiri. 1

Hadangan politik dan ekonomi terhadap gagasan Raden Aria Wiriatmadja cukup kuat, namun meskipun sangat terbatas, tetapi sebagai sebuah ide dan gagasan, maka banyak pakar yang mengatakan bahwa ini adalah embrio dan cikal bakal berdirinya koperasi. Cikal bakal yang dapat dilihat dari karya yang sempat dilakukan oleh Raden Aria Wiriatmadja adalah: 2

a. Mendirikan Bank Simpanan;

b. Dihidupkannya sistem Lumbung Desa untuk usaha penyimpanan padi rakyat pada musim panen, yang dikelola untuk menolong rakyat dengan cara memberikan pinjaman pada musim paceklik.

Sebagai sebuah ide maka karya Raden Aria Wiriatmadja pada tahun 1896 adalah tonggak awal pendirian koperasi, tapi belum

perwujudannya. Karena alasan di atas maka perkembangan koperasi pada zaman ini belum dapat dilihat. Banyak para pakar yang mengatakan bahwa sejatinya tumbuh dan bergeraknya koperasi di Indonesia bukan dimulai pada masa Raden Aria Wiriatmadja pada tahun 1896, tetapi tumbuh dan bergeraknya koperasi di Indonesia dimulai sejak zaman organisasi pergerakan atau kebangkitan, yakni pada masa Boedi Utomo, Syarikat Islam dan seterusnya.

1 Mengenai alasan-alasan tersebut, Nindyo Pramono berpebdapat bahwa tidak terwujud- kannya pembentukan koperasi pada waktu itu, disebabkan oleh beberapa hal antara lain:

1. Belum adanya instansi Pemerintah maupun badan non Pemerintah yang memberikan penerangan dan penyuluhan tentang koperasi. Pemerintah sendiri waktu itu bahkan menghalang-halangi karena mereka takut koperasi akan digunakan oleh kaum pejuang untuk tujuan yang dapat membahayakan Pemerintah Penjajah;

2. Ide koperasi hanya muncul dari segelintir orang dan tidak mendapat dukungan secara luas dari masyarakat; 3. Belum adanya undang-undang tentang perkoperasian. Lihat Nindyo Pramono. 1986. Beberapa Aspek Koperasi pada Umumnya dan Koperasi Indonesia Di Dalam Perkembangan. Yogyakarta. TPK Gunung Mulia. hlm. 51. 2 Sutantya Rahardja Hadikusuma. Op.Cit. hlm. 14 - 30.

42 Hukum Koperasi