SUB MODEL PENENTUAN PRODUK PROSPEKTIF
7.2 SUB MODEL PENENTUAN PRODUK PROSPEKTIF
Sub Model Penentuan Produk Prospektif merupakan model yang digunakan untuk menentukan produk olahan manggis yang memiliki potensi yang besar dan prospektif untuk dikembangkan. Kriteria yang digunakan dalam menentukan produk prospektif adalah sebagai berikut:
1) ketersediaan bahan baku menunjukan ketersediaan pasokan bahan baku dan bahan penunjang untuk produk agroindustri unggulan yang akan dikembangkan. Tidak berkembangnya agroindustri umumya disebabkan ketersediaan bahan baku yang tidak terjamin keberadaannya. Kriteria ini meliputi jenis, jumlah, spesifikasi, mutu, kemudahan pasokan dan harga.
2) potensi pasar menunjukan prospek dari produk olahan manggis yang diunggulkan. Semakin besar peluang serta semakin banyak permintaan produk olahan yang dipilih maka produk tersebut semakin potensial tersebut untuk dikembangkan.
3) penguasaan teknologi proses menunjukan penguasaan teknologi proses yang digunakan dalam mengembangkan produk olahan manggis. Teknologi yang dipakai harus dipahami dan dikuasai sepenuhnya sehingga akan memberikan hasil produk yang baik yang berkaitan dengan kualitas produk.
4) kebijakan pemerintah menunjukan kebijakan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang mendukung pengembangan agroindustri manggis.
5) nilai tambah produk mengacu kepada pertambahan nilai dan fungsi dari manggis setelah mengalami serangkaian proses. Semakin besar nilai tambah dari suatu produk olahan maka semakin besar pula penilaiannya.
Masing-masing kriteria tersebut diatas kemudian akan ditentukan bobotnya tergantung tingkat kepentingan dan pengaruhnya terhadap penentuan produk dengan menggunakan metode komparasi berpasangan (Pairwise Comparison) pada software Expert Choice 2000 dengan skala komparasi antara 1 sampai 9 atau kebalikannya. Pembobotan kriteria pemilihan dilakukan dengan mengambil pendapat pakar. Hasil pembobotan yang dihasilkan kemudian akan dikaliakan dengan faktor konversi. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk menentukan bobot standar yang sesuai dengan metode perbandingan ekponensial (MPE) yang digunakan dalam penentuan produk prospektif. Tabel 8 menunjukan hasil perhitungan dan bobot untuk setiap kriteria penentuan produk prospektif.
Tabel 8. Bobot krtiteria penentuan produk prospektif Bobot
No Kriteria
Bobot AHP
(Faktor konversi = 10)
1 Ketersediaan bahan baku
2 Potensi Pasar
3 Penguasaan teknologi proses
4 Kebijakan pemerintah
5 Nilai tambah produk
Setelah bobot dari masing-masing kriteria diketahui, selanjutnya akan dilakukan pemilihan terhadap produk olahan prospektif. Produk yang dipilih merupakan produk olahan dari komoditas manggis. Terdapat empat produk yang akan dinilai dalam model ini, diantaranya sirup, xanthone, puree, dan dodol. Produk-produk tersebut akan diberikan penilaian sesuai dengan parameter yang telah ditetapkan. Parameter penilaian untuk setiap kriteria akan disajikan pada tabel-tabel berikut ini.
Tabel 9. Kriteria ketersediaan bahan baku
Nilai Ketersediaan bahan baku sangat kurang
Kriteria
Ketersediaan bahan baku kurang
Ketersediaan bahan baku cukup banyak
Ketersediaan bahan baku banyak
Ketersediaan bahan baku sangat banyak
Tabel 10. Kriteria potensi pasar
Nilai Potensi pasar sangat kecil
Kriteria
Potensi pasar kecil
Potensi pasar cukup besar
Potensi pasar besar
Potensi pasar sangat besar
Tabel 11. Kriteria penguasaan teknologi proses
Nilai Penguasaan teknologi proses sangat buruk
Kriteria
Penguasaan teknologi proses buruk
Penguasaan teknologi proses cukup baik
Penguasaan teknologi proses baik
Penguasaan teknologi proses sangat baik
Tabel 12. Kriteria kebijakan pemerintah
Nilai Kebijakan pemerintah sangat buruk
Kriteria
Kebijakan pemerintah buruk
Kebijakan pemerintah cukup baik
Kebijakan pemerintah baik
Kebijakan pemerintah sangat baik
Tabel 13. Kriteria nilai tambah produk
Nilai Nilai tambah sangat kecil
Kriteria
Nilai tambah kecil
Nilai tambah cukup besar
Nilai tambah besar
Nilai tambah sangat besar
Penilaian alternatif produk prospektif dilakukan dengan mengambil pendapat dari pakar. Alternatif produk yang memiliki hasil nilai MPE terbesar merupakan produk prospektif yang terpilih. Hasil dari penilaian produk terhadap kriteria produk unggulan dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Hasil penilaian produk prospektif
Puree dodol Ketersediaan bahan baku
3 4 5 4 5 Potensi Pasar
2 4 5 2 4 Penguasaan teknologi proses
1 4 4 5 5 Kebijakan pemerintah
1 3 3 3 3 Nilai tambah produk
Berdasarkan data-data tersebut diatas, kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan metode MPE. Nilai perhitungan dan urutan prioritas produk prospektif dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Hasil penilaian produk dengan metode MPE
Prioritas
Alternatif terpilih
Nilai MPE
Hasil analisis menunjukkan alternatif produk yang paling prospektif dan potensial untuk dikembangkan adalah xanthone dengan nilai 782. Hasil tersebut cukup relevan mengingat xanthone merupakan produk yang memiliki nilai tambah yang besar baik dari segi proses maupun harga. Gambar 27 menunjukan tampilan sub model penentuan produk prospektif.
Gambar 27. Tampilan sub model penentuan produk prospektif.