SUB MODEL PENENTUAN LOKASI UNGGULAN

7.3 SUB MODEL PENENTUAN LOKASI UNGGULAN

Sub Model penentuan lokasi unggulan merupakan model yang digunakan untuk menganalisis serta menentukan lokasi yang paling sesuai untuk dijadikan lokasi pendirian agroindustri manggis di Kabupaten Bogor. Lokasi yang menjadi alternatif dalam penentuan lokasi unggulan ini adalah 34 kecamatan di Kabupaten Bogor. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dipilihnya Kabupaten bogor ialah letak Kabupaten Bogor yang cukup stategis untuk mendirikan sebuah industri karena memiliki akses pemasaran yang dekat ke ibukota dan berbagai daerah lainnya. Selain itu Kabupaten

Bogor juga didukung oleh agroekosistem yang cocok untuk budidaya komoditas manggis, dan merupakan salah satu sentra produksi manggis terbesar di Jawa Barat.

Dalam penentuan lokasi unggulan tersebut digunakan beberapa kriteria untuk mendapatkan lokasi yang paling sesuai. Kriteria yang digunakan dalam menentukan lokasi unggulan tersebut adalah kemudahan akses dengan bahan baku, ketersediaan infrastrktur yang baik, ketersediaan sarana utilitas, kemudahan akses dengan bahan penunjang, kemudahan akses pemasaran, ketersediaan tenaga kerja, dan kondisi sosial budaya. Masing-masing kriteria tersebut diatas kemudian akan ditentukan bobotnya tergantung tingkat kepentingan dan pengaruhnya terhadap penentuan lokasi unggulan. Penilaian akan menggunakan skala dari 1 sampai 9 dimana kriteria yang memiliki tingkat kepentingan paling tinggi akan diberi nilai 9 dan kriteria yang memiliki tingkat kepentingan paling rendah akan diberikan nilai

1. Pembobotan kriteria pemilihan dilakukan dengan mengambil pendapat beberapa orang pakar. Hasil pembobotan kriteria penentuan lokasi unggulan dapat dilihat pada Lampiran 3. Setelah bobot dari masing-masing kriteria diketahui, selanjutnya akan dilakukan pemilihan terhadap lokasi unggulan. Lokasi yang menjadi alternatif penilaian dalam penentuan lokasi unggulan adalah 34 kecamatan di Kabupaten Bogor. Penilaian yang dilakukan terhadap masing-masing lokasi didasarkan pada data kuantitatif yang didapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bogor dan penilaian kualitatif dari pendapat pakar. Data kuantitatif dari BPS selanjutnya akan menjadi input penilaian lokasi pada model penentuan lokasi unggulan ini berdasarkan parameter yang telah ditentukan. Data lokasi berdasarkan masing-masing kriteria yang dinilai dapat dilihat pada Lampiran 4-5. Kriteria dan parameter penilaian yang digunakan dalam menentukan lokasi unggulan adalah sebagai berikut:

1) Kemudahan akses bahan baku : penilaian dari variabel ini adalah jauh tidaknya sumber bahan baku dengan alternatif lokasi. Alternatif lokasi yang baik adalah lokasi yang memliki akses terdekat dan termudah dengan sumber bahan baku. Parameter penilaian untuk kriteria kemudahan akses bahan baku dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Parameter penilaian untuk kriteria kemudahan akses bahan baku

Jarak lokasi dengan bahan

Nilai

baku (km)

di bawah 16

di atas 45

2) Kondisi Infrastruktur : penilaian dari variabel ini adalah baik tidaknya kondisi infrastruktur pada suatu alternatif lokasi. Infrastuktur meliputi jalan dan sarana prasarana transportasi seperti jalan tol, terminal angkutan, stasiun dan sebagainya. Alternatif lokasi yang baik adalah yang memiliki lokasi infrastruktur yang memadai. Parameter penilaian untuk kriteria kondisi infrastruktur dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Parameter penilaian untuk kriteria kondisi infrasturktur

Kondisi Infrastruktur

Nilai

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Buruk

Sangat Buruk

3) Sarana Utilitas : penilaian dari variabel ini adalah baik tidaknya kondisi sarana utilitas pada suatu alternatif lokasi. Sarana utilitas yang dimaksud meliputi, fasilitas air, fasilitas listrik, jaringan komunikasi dan prasarana umum. Alternatif lokasi yang baik adalah yang memiliki kondisi sarana utilitas yang memadai. Parameter penilaian untuk kriteria ketersediaan sarana utilitas dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Parameter penilaian untuk kriteria ketersediaan sarana utilitas

Ketersediaan sarana utilitas Nilai

Semua parameter terpenuhi

Terdapat satu parameter tidak terpenuhi

Terdapat dua parameter tidak terpenuhi

Terdapat tiga parameter tidak terpenuhi

Terdapat empat parameter tidak terpenuhi

4) Kemudahan akses bahan penunjang : penilaian dari variabel ini adalah jauh tidaknya bahan penunjang yang mendukung berjalannya industri dengan alternatif lokasi. Alternatif lokasi yang baik adalah lokasi yang memliki akses terdekat dan termudah dengan sumber bahan penunjang. Parameter penilaian untuk kriteria kemudahan akses bahan penunjang dapat dilihat pada Tabel

Tabel 19. Parameter penilaian untuk kriteria kemudahan akses bahan penunjang

Jarak lokasi dengan bahan

Nilai

penunjang (km)

di bawah 16

di atas 45

5) Ketersediaan tenaga kerja : penilaian dari variabel ini adalah banyak tidaknya tenaga kerja yang tersedia pada suatu alternatif lokasi dan mahal tidaknya gaji tenaga kerja pada daerah tersebut. Alternatif lokasi yang baik adalah lokasi yang terdapat banyak tenaga kerja dan berbiaya minimum untuk gaji pekerjanya. Parameter penilaian untuk kriteria ketersediaan tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Parameter penilaian untuk kriteria ketersediaan tenaga kerja

Jumlah pencari kerja

Nilai

di atas 130.000

di bawah 80.000

6) Kondisi Sosial Budaya : penilaian dari variabel ini adalah kondusif tidaknya budaya dan kebiasaan masyarakat yang tinggal pada suatu alternatif lokasi. Misalnya tingkat kriminalitas dan jumlah kasus pidana maupun perdata. Alternatif lokasi yang baik adalah lokasi yang masyarakatnya mendukung berdirinya suatu industri baru dengan tingkat kriminalitas yang rendah. Parameter penilaian untuk kriteria kondisi sosial budaya dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Parameter penilaian untuk kriteria kondisi sosial budaya

Jumlah kasus kriminalitas

Nilai

kurang dari 200

lebih dari 800

7) Kemudahan akses pemasaran : penilaian dari variabel ini adalah mudah tidaknya akses pemasaran yang terbentuk pada suatu alternatif lokasi. Akses pemasaran yag baik dapat dilihat melalui mudah tidaknya akses keluar masuk produk dan barang dari dan ke alternatif lokasi tersebut. Alternatif lokasi yang baik adalah yang akses pemasaran yang terbentuk dengan baik dan akses keluar masuk produk dan barang mudah. Parameter penilaian untuk kriteria kemudahan akses pemasaran dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Parameter penilaian untuk kriteria kemudahan akses pemasaran

Akses pemasaran

Nilai

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Buruk

Sangat Buruk

Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi unggulan ialah metode perbandingan ekponensial (MPE). Alternatif lokasi sebanyak 34 kecamatan di Kabupaten Bogor tersebut akan dianalisis dengan menggunakan metode MPE. Hasil perhitungan MPE untuk seluruh kecamatan dapat dilihat pada Lampiran 6.

Tabel 23. Hasil peniaian lokasi dengan MPE

Prioritas

Alternatif Lokasi

Nilai MPE

1 Kecamatan Dramaga

2 Kecamatan Ciampea

3 Kecamatan Ciomas

4 Kecamatan Ciawi

5 Kecamatan Sukaraja

Hasil nilai perhitungan dan urutan prioritas produk prospektif menunjukan bahwa Kecamatan Dramaga berada urutan pertama lokasi unggulan kemudian disusul oleh Kecamatan Ciampea diurutan kedua dan Kecamatan Ciomas pada urutan ketiga. Dari data tersebut diketahui bahwa kebanyakan kecamatan unggulan terpilih merupakan kecamatan yang berada di sektor barat Kabupaten Bogor. Hal ini dapat disebabkan oleh banyaknya kecamatan penghasil manggis di daerah barat Kabupaten Bogor dan didukung oleh sarana prasarana yang memadai serta didukung oleh faktor-faktor lainnya yang berpengaruh dalam penentuan lokasi unggulan. Tampilan sub model penentuan lokasi unggulan dapat dilihat pada Gambar 28.

Gambar 28. Tampilan sub model penentuan lokasi unggulan