SUB MODEL ANALISA KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA

7.4 SUB MODEL ANALISA KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA

Sub model snalisa kelayakan finansial budidaya manggis digunakan untuk mengukur tingkat kelayakan budidaya manggis. Kriteria yang digunakan dalam menentukan kelayakan finansial tersebut ialah nilai NPV, IRR, PBP dan B/C ratio. Kelayakan finansial budidaya manggis ini dinilai pada budidaya dengan pola monokultur. Dalam penentuan kelayakan finansial ini digunakan beberapa asumsi.

Adapun asumsi-asumsi yang ditetapkan dalam menentukan kelayakan finansial budidaya ini antara lain:

1) umur proyek selama 20 tahun

2) luas lahan 1 hektar dengan jumlah tanaman sebanyak 125 pohon

3) mulai panen pada tahun ke-6, dengan rincian sebagai berikut: • Panen perdana tahun ke 6, Hasil rata-rata 30 buah/pohon • Panen tahun ke 7 Hasil rata-rata 200 buah/pohon • Panen tahun ke 8 Hasil rata-rata 800 buah/pohon • Panen tahun ke 9 Hasil rata-rata 900 buah/pohon • Panen tahun ke 10 Hasil rata-rata 1.500 buah/pohon • Panen tahun ke 11 Hasil rata-rata1.750 buah/pohon • Panen tahun ke 12 – 18 Hasil rata-rata 2.000 buah/pohon • Panen tahun ke 19 Hasil rata-rata 1.750 buah/pohon • Panen tahun ke 20 Hasil rata-rata 1.500 buah/pohon

4) Persentase keberhasilan 80 %

5) Harga jual Rp. 500/ buah dan akan mengalami kenaikan Rp.100/buah setiap 5 tahun.

6) Tingkat suku bunga yang digunakan ialah 6.75% Hasil asumsi-asumsi tersebut didapatkan dari data sekunder yang diperoleh serta wawancara dengan pakar budidaya manggis. Walaupun asumsi-asumsi telah ditetapkan, namun program ini memungkinkan pengguna untuk mengubah asumsi-asumsi tersebut sesuai dengan kondisi dan keinginan pengguna. Komponen biaya usaha budidaya manggis ini terdiri dari biaya investasi sebesar Rp. 412.527.500 dan biaya variabel sebesar Rp. 289.532.100. Rincian lengkap mengenai struktur biaya investasi dan biaya operasional usaha budidaya manggis dapat dilihat pada Lampiran 7-10.

Dalam penentuan kelayakan finansial perlu dilakukan pengujian terhadap tingkat sensitivitasnya. Pengujian dilakukan pada tiga kondisi berbeda. Skenario pertama adalah kondisi normal dengan menggunakan asumsi yang telah ditetapkan. Skenario kedua adalah kondisi dimana terjadi penurunan harga jual manggis sebesar 15% dan skenario ketiga adalah kondisi dimana terjadi kenaikan biaya operasional sebesar 10%. Hasil perhitungan sub model ini dapat dilihat pada Tabel

Tabel 24. Hasil perhitungan parameter kelayakan finansial usaha budidaya manggis dengan tiga

skenario.

Skenario III Parameter kelayakan

Skenario I

Skenario II

(Kondisi Normal)

(Harga Jual

(Biaya Operasional

Naik 20%) Keuntungan bersih per tahun

NPV (Rp)

PBP (Tahun)

12 tahun 5 bulan

13 tahun 2 bulan

13 tahun 10 bulan

B/C Ratio

Pada skenario satu yang merupakan kondisi normal, usaha budidaya manggis untuk masa proyek 20 tahun memiliki rata-rata keuntungan bersih per tahun sebesar Rp. 66.096.770, NPV sebesar Rp. 1.143.544.536, B/C Ratio sebesar 3,57, IRR sebesar 9,54% dengan PBP selama 12 tahun 5 bulan. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada kondisi normal usaha budidaya manggis layak untuk Pada skenario satu yang merupakan kondisi normal, usaha budidaya manggis untuk masa proyek 20 tahun memiliki rata-rata keuntungan bersih per tahun sebesar Rp. 66.096.770, NPV sebesar Rp. 1.143.544.536, B/C Ratio sebesar 3,57, IRR sebesar 9,54% dengan PBP selama 12 tahun 5 bulan. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada kondisi normal usaha budidaya manggis layak untuk

Untuk menguji tingkat sensitivitas usaha budidaya manggis terhadap perubahan nilai parameter kelayakan ini, maka dibuat skenario II dan skenario III. Dari hasil perhitungan pada skenario II dan skenario III diketahui bahwa usaha budidaya manggis layak dijalankan baik dengan skenario II dimana terjadi penurunan harga jual sebesar 15% maupun pada skenario II dimana terjadi kenaikan biaya operasional sebesar 20%. Namun demikian usaha budidaya manggis ini masih belum banyak diminati oleh investor yang ingin menanamkan investasinya di usaha budidaya manggis mengingat jangka waktu pengembalian modal atau Pay Back Period (PBP) msih tergolong lama yaitu sekitar 12- 13 tahun. Berdasarkan analisis sensitivitas, usaha budidaya manggis lebih sensitif terhadap perubahan harga dibandingkan terhadap kenaikan biaya operasional.