Transkrip Wawancara dengan Pak Johnson Sonaru, Kabid Jasa dan Sarana Pariwisata,

TRANSKRIP 3 Transkrip Wawancara dengan Pak Johnson Sonaru, Kabid Jasa dan Sarana Pariwisata,

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang (Audio Recording 2016-08-01 12-30-06)

Informan : jadi sebenarnya yang dimaksud dengan ijin itukan, ijin yang berkaitan dengan apa, anu obyek nya, obyek nya kan disitu di bu Lani bidang obyek.

Peneliti : syarat dan prosedur untuk sertifikat pariwisata dan ijin jasa pariwisata itu pak Informan : apa itu ? Peneliti : kan jadi katanya disana itu ada nelayan yang antarkan ke kletakan, ke bolu – bolu

segala macam, tapi itu ijin nya masih ijin penangkapan ikan, bukan ijin penyebrangan mengangkut orang. Apakah ada seperti itu atau gimana pak ?

Informan : mmm, gak ada, gak ada hubungannya dengan kita, itu kalo dia aspek kegiatan usaha yang seperti yang diceritakan itu dari dinas perikanan ya lah

Peneliti : oh gitu ? Informan : iyo gak ada sertifikasi, karena itu kan angkutan yang digunakan, pake kapal itu kan

di letter oleh dishub, kalo gak salah loh, jadi gak ada hubungannya dengan dinas pariwisata. Pariwisata gak bisa masuk , kecuali kalo mereka tempat bowele itu sebagai obyek, dia dikategorikan sebagai obyek, untuk TDUP nya obyek wisata bisa saja, bisa sebagai obyek loh, destinasi, nah TDUP nya melalui bidang obyek. Jadi itu, itu ada standar – standar nya, kalo dia berbicara, karena 2 hari yang lalu ketemu, ngobrol – ngobrol sama saya, kalo bicara mengenai guide, umpamanya masalah guide, baru ke saya, tapi kan saya akan datang kesana, apa, di daerah selatan untuk melakukan pelatihan ya itu.

Peneliti : boleh sedikit di ceritakan pak, istilahnya standar – standar guide itu buat sebuah daerah wisata

Informan : jadi gini, kalo guide itu orang kan sering salah kaprah, ngikut pelatihan satu hari dua hari itu sudah langsung dia mau jadi guide, itu kan gak bisa , itu proses nya panjang, lalu yang memberikan lisensi terhadap guide, lisensi nya loh, itu dari HPI, Himpunan Pariwisata Indonesia Jawa Timur, sama dinas pariwisata jawa timur itu yang memberikan lisensi, orang yang jadi guide itu pendidikannya tiga bulan, gituloh pahamya, tapi untuk sekedar pelatihan nya dia, sebagai pemandu, dia mengerti etika pelayanan, bahasa dan sebagainya itu bisa diadakan 2-3 hari. Nah yang 2-3 hari itu nanti aku adakan, adakan untuk seluruh malang selatan, tidak hanya bowele, itu nanti akan turun, saya sudah datangkan ekspertnya, terus kemudian mereka, mungkin Informan : jadi gini, kalo guide itu orang kan sering salah kaprah, ngikut pelatihan satu hari dua hari itu sudah langsung dia mau jadi guide, itu kan gak bisa , itu proses nya panjang, lalu yang memberikan lisensi terhadap guide, lisensi nya loh, itu dari HPI, Himpunan Pariwisata Indonesia Jawa Timur, sama dinas pariwisata jawa timur itu yang memberikan lisensi, orang yang jadi guide itu pendidikannya tiga bulan, gituloh pahamya, tapi untuk sekedar pelatihan nya dia, sebagai pemandu, dia mengerti etika pelayanan, bahasa dan sebagainya itu bisa diadakan 2-3 hari. Nah yang 2-3 hari itu nanti aku adakan, adakan untuk seluruh malang selatan, tidak hanya bowele, itu nanti akan turun, saya sudah datangkan ekspertnya, terus kemudian mereka, mungkin

Peneliti : oh sertifikat itu beda sama lisensi ya pak ? Informan : beda, lisensi itu kan sim nya, kalo orang mau mengemudi lisensi nya itu sim, nah itu.

Nah biasanya lisensi – lisensi itu diberikan oleh, di tes kan dia, di tes, di berikan oleh dinas pariwisata jawa timur melalui HPI, gitu. Saya sebenarnya mau programkan itu, tapi waktunya kan tiga bulan, nah untuk guide – guide lokal kepada mereka supaya sekedar bisa saja berbahasa melayani tamu, mungkin kita akan adakan pelatihan 2- 3 hari.

Peneliti : tapi hasil dari pelatihan itu pak dapat sertifikat ? Informan : ya kita akan keluarkan sertifikat. Peneliti : pernah ikut pelatihan ini Informan : pernah tapi bukan sim nya. Lisensi itu kan sim, tapi setidaknya dia sudah tau, dalam

waktu singkat itu pak Informan : kalo misalkan siapa – siapa yang ikut dari dinas pariwisata menentukan kah pak ? Informan : ya menentukan, kan banyak bukan saja bowele, kan di selatan itu kan banyak, jadi

kita pilih mana yang penting – penting yang diikutkan, bertempat tidak mungkin di bowele karena bowele itu kan jauh, ngambil yang ditengah – tengah nya, apakah ngadakan di turen kah atau di sitiharjo. Ataukah di mana. Saya beberapa kali juga ketemu mereka, memberikan bantuan pelampung, sering ketemu, sering, kegiatan saya yang disana. Kalo untuk muklis dan teman – temannya itu, sampe, baru tiga, hari, hari rabu kamis sama saya pak muklis.

Peneliti : berarti dinas pariwisata sudah pernah kasih bantuan – bantuan berupa pelampung seperti itu ya pak ?

Informan : iya tapi kan pelampungnya itu pemerataan, jadi tidak semua tidak hanya untuk bowele, tidak. Jadi di di berikan juga kepada pantai – pantai yang lain. Bowele itu dari sisi pengelolaan dia sudah bagus, Cuma nanti secara bertahap saya akan masuk ke pelatihan homestay nya, macam – macam, banyak program nanti untuk bowele

Penelti : kalo dari dinas ada gini pak, buku atau handbool untuk pengelola wisata disana tentang jasa yang akan mereka berikan adalah jasa yang seperti ini seperti ini, gitu pak. Misalkan dari segi jasa angkutannya, dari dinas pariwisata sudah ada ketentuan orang – orang yang bergerak di bidang jasa angkutan, itu harus adalah orang yang seperti ini, yang bergerak di bidang homestay adalah orang – orang yang seperti ini, yang dibidang guide adalah orang – orang yang seperti.

Informan : jadi gini, kalo usaha – usaha yang kamu sebutkan itu, kita gak bisa, itukan usaha pribadi, jadi usaha pribadi, apa yang harus kita mau atur, wong umpamanya kamu di bowele, Informan : jadi gini, kalo usaha – usaha yang kamu sebutkan itu, kita gak bisa, itukan usaha pribadi, jadi usaha pribadi, apa yang harus kita mau atur, wong umpamanya kamu di bowele,

Peneliti : jadi di homestay itu juga buat paket – paket wisata ? Informan : aa paket wisata pribadi, lebih bagus kalo secara komunitas, banyak orag, berapa kali

aku sudah kesana, jadi di turen terus di sitharjo, terus saya undang orang – orang dari goa cina, bowele baik saya maupun orang – orang dari kementrian,

Peneliti : kalo masalah tentang safety nya sifat ramah tamah itu ada dalam buku atau Cuma aturan lisan aja pak ?

Informan : ada itukan ada di dalam buku sapta pesona, nah itu yang dilakukan bidang obyek, melalui pembinaan desa wisata, biasanya kan yang kayak gitu sudah masuk di dalam desa wisata, ada punya buku – buku nya, kerena dia itu orang yang berusaha secara mandiri itu tinggal di desa wisata, sehingga dia taat patuh pada peraturan desa wisata, desa wisata itu sendiri bidang obyek

Peneliti : jadi kalo di bidang jasa sarana ini lebih mengarah ke pelatihan guide nya ya ? Informan : sdm nya, dan sebagainya, tapi berbicara konteks desa, bukan aku, di bidang obyek ,

karena di desa itu kan ada namanya obyek wisata, bowele masuk di dalamnya itu, dia juga melakukan pembinaan – pembinaan tentang sdm juga, sama. Jadi kalo kamu, mau cari data yang akurat, dari aku crosscheck kesana apa yang dilakukan, jadi kalo tentang bowele, itu kewenangannya bidang obyek.