Pelajaran dari Ikan

I. Pelajaran dari Ikan

Sekarang perhatikan ibrah dari ikan dan cara penciptaannya! Ikan diciptakan tanpa kaki karena ia tidak butuh berjalan sebab hidupnya di dalam air. la tidak diberi paru-paru karena fungsi paru-paru adalah untuk bernafas; dan ikan tidak memerlukannya karena ia hidup di dalam air. Sebagai ganti kaki, ia diberi sirip yang kuat untuk mendayung dari kedua sisinya, seperti orang yang naik perahu mengayuh dengan dayung pada pinggir perahunya. Kulit ikan dibungkus dengan sisik-sisik yang saling bertumpuk seperti tumpukan zirah (baju besi) untuk melindunginya dari penyakit dan cacat. Dan, dia dibantu dengan kekuatan indera penciuman, karena matanya lemah dan air menghalanginya, sehingga dia dapat mencium makanan dari jauh lalu mendekatinya.

Dalam sebuah buku tentang hewan disebutkan bahwa dari mulut sampai lubang telinga ikan terdapat lubang. Ikan memasukkan air ke dalam lubang-lubang itu dengan mulutnya dan melepaskannya melalui lubang telinga. Dengan begitu, ia mendapat kesegaran. Persis seperti hewan (darat) yang menghirup oksigen dengan hidungnya lalu melepaskannya lagi agar merasa segar—karena air bagi hewan yang hidup di air seperti udara bagi hewan darat.

Jadi, ada dua laut; salah satunya lebih lembut dari yang lain. Pertama adalah laut udara, tempat hewan darat berenang. Yang kedua adalah laut air, tempat hewan air berenang. Kalau masing-masing jenis hewan ini meninggalkan lautnya ke laut yang lain, ia akan mati. Sebagaimana hewan darat tidak dapat bernafas di air, hewan air juga tidak dapat bernafas di udara. Maha Suci Tuhan yang manusia tidak dapat menghitung ayat-ayat-Nya, dan tidak mengetahui detail satu ayat saja dari sekian ayat itu. Bahkan, apabila manusia dapat mengetahui satu sisi hikmah dari suatu ayat, ia tidak mengetahui sisi-sisi lain dari hikmahnya.

Mengapa ikan merupakan hewan yang paling banyak beranak? Anda lihat di dalam perut satu ekor ikan terdapat telur yang tak terhitung banyaknya. Hikmahnya: agar cukup untuk menjadi konsumsi berbagai macam hewan. Kebanyakan hewan makan ikan, termasuk hewan buas. Di hutan rimba, hewan-hewan buas menunggu di air yang jernih. Apabila tidak mendapat mangsa hewan darat, ia mengintai ikan dan menangkapnya. Karena hewan buas makan ikan, juga burung dan manusia serta ikan-ikan besar, maka Allah menjadikan ikan itu sedemikian banyaknya.

Kalau di laut manusia melihat berbagai macam hewan, permata, dan Iain-lain yang tidak terhitung kecuali oleh Allah SWT, dan manusia hanya tahu sedikit yang sama sekali tidak ada bandingannya dari yang tidak mereka ketahui, tentu manusia akan melihat keajaiban. Ia pasti akan menyadari betapa luas kekuasaan Allah SWT, serta betapa banyak tentara-Nya yang hanya Dia yang tahu.

Belalang adalah semburan salah satu ikan laut 106 . Ia menyemburkannya dari

lubang hidungnya. Dan, dia adalah salah satu tentara Allah SWT. Badannya lemah, Ibnu Majah meriwayatkan hadits dari Jabir dan Anas bin Malik bahwa apabila Nabi saw. berdoa atas-

432 Kunci Kebahagiaan 432 Kunci Kebahagiaan

Maka, tanyailah orang yang ingkar, siapa yang mengutus tentara yang lemah ini, yang tidak dapat menghalau hewan yang ingin memangsanya, sebagai batu ujian bagi pasukan yang punya kekuatan, berjumlah banyak, dan mengerti strategi, sehingga mereka tidak sanggup mengusirnya? Mereka hanya dapat pasrah memandangnya, menyantap makanan mereka, dan merusak tanaman mereka. Mereka tidak dapat mengusirnya atau menghalaunya dari tanaman itu. Ini termasuk hikmah Allah SWT. Dia mengunggulkan makhluk-Nya yang lemah atas makhluk yang kuat sehingga dapat membalas dendam dan menimpakan kepadanya apa yang dia takuti tanpa dapat menghalaunya atau menghindar. Allah SWT berfirman,

"Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi). Dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu." (al-Qashash: 5-6)

Demikianlah, istiqamah di jalan Allah dan iitsaar ridha-Nya dalam setiap keadaan dapat mengunggulkan orang yang lemah dan tertindas, sampai orang yang menindasnya tahu bahwa orang tersebut lebih berhak dan lebih dekat kepada Allah SWT dan rasul-Nya daripada dirinya. Akan tetapi, sejalan dengan hikmah Allah yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana, orang yang zalim makan dan bersenang-senang sebagai imbalan atas dosa-dosa orang yang dizalimi.

Jadi, dosa-dosa orang yang teraniaya adalah salah satu sebab rahmat untuk orang yang menganiayanya. Sebagaimana ditolaknya suatu permintaan, itu karena kebohongan dari yang meminta. Seandainya peminta tersebut jujur, tentu orang yang menolaknya tidak akan beruntung. Demikian pula pencuri dan penyamun. Perbuatan mereka adalah ganjaran atas hartawan yang tidak menunaikan kewajiban (hak-hak

belalang beliau mengucapkan, "Ya Allah, binasakanlah belalang yang besar dan yang kecil, rusakkan telurnya, musnahkan mereka sampai ke akar-akarnya, dan singkirkan mereka dari rezeki dan kehidupan kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa." Mendengar doa beliau, seseorang bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana Baginda mendoakan salah satu tentara Allah supaya dimusnahkan?" Beliau menjawab, "Sesungguhnya belalang adalah semburan ikan di laut."Hadits ini maudhu', kata Syeikh al-Albany dalam silsilah

hadits dha'if (1/144).

Keajaiban-keajaiban pada Tubuh Binatang

Allah) di dalam hartanya. Seandainya para hartawan menunaikan hak Allah dalam hartanya, tentu Allah akan melindungi hartanya.

Ini adalah tema yang besar dalam masalah hikmah Allah SWT. Orang yang merenungkannya akan mengetahui rahasia-rahasia takdir, penguasaan makhluk atas makhluk yang lain, dan rahasia keunggulan orang-orang yang durhaka dan berbuat dosa. Maha Suci Allah yang punya hikmah dan ayat yang luar biasa dalam segala hal. Sehingga, hewan-hewan yang mengganggu manusia, mengganggu rezeki dan badan mereka, hidup sebagai ganjaran atas perbuatan dosa mereka (manusia). Kalau tidak karena alasan ini, tentu Allah tidak menjadikan hewan-hewan tersebut mengganggu manusia. Mungkin pembahasan diskursif ini, bagi orang yang merenungkannya, lebih bermanfaat daripada beberapa pasal sebelumnya. Sebab, jika ia mau merenungi dan memikirkannya, maka ia akan dapat menarik banyak sekali manfaat darinya. Wallahul muwaffiq.

Dikisahkan, seorang peternak mencampur susu dengan air. Dia bermaksud menjualnya sebagai susu murni. Akan tetapi, Allah SWT mengirimkan banjir yang memusnahkan kambingnya. Ia heran. Dan pada saat tidur, ia bermimpi ada yang menanyainya, "Apakah kamu heran bagaimana banjir itu mengambil kambingmu? Banjir itu adalah tetesan-tetesan air yang kamu campurkan ke dalam susu. Tetesan- tetesan itu terkumpul dan menjadi air bah."

Kalau Anda bandingkan hikayat ini dengan peristiwa yang menimpa diri Anda atau Anda lihat pada diri orang lain, Anda akan tahu bahwa Allah SWT menegakkan

keadilan 108 , dan bahwa Dia menjaga setiap diri terhadap apa yang diperbuatnya , dan bahwa Dia tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarah 109 . Dalam dongeng

Israiliyat yang terkenal disebutkan, seorang lelaki mencampur arak (dengan air) dan menjualnya dengan harga arak murni. Ia mendapatkan keuntungan sekantong emas. Lalu ia bepergian dengan hasil itu. Ia berlayar di lautan dengan ditemani seekor kera miliknya. Saat ia tidur, kera itu mengambil kantong emas tersebut dan memanjat ke atas layar perahu. Ia membukanya dan kemudian melemparkan sebagian emas itu di air dan sebagiannya ke atas perahu. Seakan-akan ia ingin menyatakan 'harga air itu kembali ke air, dan Dia tidak menzalimi kamu'.

Perhatikan hikmahnya Allah SWT menahan hujan dan menguji hamba-hamba- Nya dengan paceklik jika mereka tidak mau membayar zakat dan menghalangi hak kaum miskin! Lihatlah, ketika mereka tidak memberi bahan makanan kepada kaum fakir, mereka dibalas oleh Allah dengan menahan turunnya hujan yang merupakan sebab tumbuhnya bahan makanan. Dia berfirman kepada mereka dengan lisanul haal, "Kalian menahan hak (kaum fakir), maka kalian tidak Aku beri hujan. Kenapa

107 Ali Imran: 18.

Ar-Ra'd: 33.

An-Nisaa': 40.

Kunci Kebahagiaan Kunci Kebahagiaan

Perhatikan hikmahnya Allah S WT menghalangi hidayah dan iman dari hati orang- orang yang memalingkan orang lain dari-Nya! Dia menghalangi mereka dari-Nya sebagaimana mereka menghalangi hamba-hamba-Nya. Ganjaran yang adil; menghalangi dibalas dengan menghalangi.

Lihatlah hikmahnya Allah S WT memusnahkan harta rentenir (pemakan riba) dan menimpakan bencana-bencana atas harta itu sebagaimana mereka menghabiskan harta orang lain dengan riba. Mereka dibalas dengan kemusnahan hartanya. Sering Anda lihat, orang yang makan riba pasti akhirnya menemui kebinasaan dan kemiskinan.

Perhatikan hikmah Allah SWT ketika menjadikan musuh menguasai hamba- hamba-Nya jika yang kuat telah berbuat aniaya terhadap yang lemah, dan yang terzalimi tidak diberikan haknya! Lihatlah bagaimana Allah menjadikan pemimpin- pemimpin yang zalim itu ditundukkan oleh musuh yang kemudian memperlakukan mereka, persis seperti perlakuan mereka terhadap rakyat mereka. Ini adalah sunatullah semenjak ada dunia sampai kiamat.

Dan, perhatikan hikmah Allah SWT menjadikan para raja dan pemimpin rakyat sesuai dengan amal-amal mereka, seakan-akan amal-amal mereka muncul dalam bentuk pemimpin-pemimpin dan raja-rajanya. Apabila rakyat istiqamah, maka akan istiqamah pula raja mereka. Apabila mereka adil, raja juga adil terhadap mereka. Apabila mereka zalim, para raja itu juga akan berbuat aniaya terhadap mereka. Apabila mereka melakukan tipu daya dan kecurangan, maka para pemimpin mereka juga seperti itu. Kemudian, jika mereka menahan hak-hak Allah SWT di tangan dan bakhil, maka para raja dan pemimpin itu juga tidak memberi hak mereka. Apabila rakyat mengambil apa yang bukan haknya dari orang yang lemah dalam muamalah, maka para raja itu juga akan mengambil apa yang bukan hak mereka dan menetapkan pajak dan riba atas mereka. Dan, setiap kali mereka memeras orang yang lemah, maka para raja akan mengambilnya lagi dengan paksa.

Jadi, para pemimpin muncul sesuai dengan amalan-amalan rakyatnya. Di antara hikmah ilahi adalah mengangkat pemimpin untuk orang-orang yang

sesat dan zalim dari kalangan orang-orang yang seperti mereka. Dan, mengingat generasi pertama (Islam) adalah masa yang terbaik, maka begitu pula para pemimpin pada masa itu adalah yang terbaik. Ketika para rakyat itu mulai menyimpang, maka para pemimpin mereka juga menyimpang. Jadi, sesuai dengan hikmah Allah SWT, tidak mungkin pada masa seperti sekarang ini kita memiliki pemimpin seperti Mu'awiyah dan Umar bin Abdul Aziz, apalagi seperti Abu Bakar dan Umar bin Khaththab. Para pemimpin kita sama dengan kadar (kebaikan dan keburukan) kita, dan para pemimpin sebelum kita sama dengan kadar mereka. Masing-masing sejalan dengan hikmah.

Orang yang punya kecerdasan, apabila merenungkan masalah ini, menemukan

hikmah ilahi berjalan seiring dengan Qadha' dan Qadar, baik yang tampak maupun

Keajaiban-keajaiban pada Tubuh Binatang

"Cahaya siang menyilaukan pandang kelelawar Karena itu ia pantas ditemani bagian malam yang gulita."

Perhatikan hikmah-Nya dalam hukuman terhadap umat-umat masa lampau dan

variasinya sesuai dengan variasi dosa dan kejahatan mereka, seperti firman-Nya,

"Dan (juga) kaum 'Aad dan Tsamud, dan sungguh telah nyata bagi kamu (kehancuran mereka) dari (puing-puing) tempat tinggal mereka. Dan setan menjadikan mereka memandang baik perbuatan-perbuatan mereka, lalu ia menghalang-halangi mereka dari jalan (Allah), sedangkan mereka adalah orang-orang yang berpandangan tajam. Dan (juga) Karun, Fir'aun, dan Haman. Sesungguhnya telah datang kepada mereka Musa dengan (membawa bukti-bukti) keterangan-keterangan yang nyata. Akan tetapi, mereka berlaku sombong di (muka) bumi, dan tiadalah mereka orang-orang yang luput (dari kehancuran itu). Masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya. Maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil, di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang menguntur, di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan. Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, tetapi

merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri." (al-Ankabuut: 38-40) Perhatikan hikmah Allah SWT mengubah sebagian umat menjadi bentuk yang

berbeda-beda sesuai dengan kejahatan mereka. Ketika hati telah berubah menjadi seperti hati dan tabiat hewan, hikmah menuntut bentuk raga mereka diubah menjadi bentuk binatang-binatang tersebut agar persamaannya menjadi lebih sempurna. Ini adalah hikmah yang luar biasa.

Lihat saja mereka yang dirubah menjadi kera dan babi; sifat-sifat binatang ini ada pada diri, akhlak, dan perbuatan mereka. Kemudian, jika Anda ingin tahu tandanya, lihatlah wajah dan perilaku hewan-hewan yang serupa dengan mereka. Anda lihat watak-watak binatang itu tampak pada diri mereka meski tertutup oleh rupa manusia. Perhatikanlah kera sebagai perwajahan para penipu dan kaum fasik yang tidak punya akal. Mereka adalah manusia yang paling lemah akal, paling besar tipu daya dan kefasikannya. Jika Anda tidak melihat kopian kera pada muka-muka mereka, maka Anda belum bisa digolongkan orang-orang yang bisa mengenali tandanya.

Sekarang tiliklah kopian babi dalam wajah dan perilaku mereka, terutama musuh-

musuh hamba Allah SWT yang terbaik setelah para rasul, yakni para sahabat

436 Kunci Kebahagiaan

Rasulullah SAW.. Kopian ini tampak jelas pada wajah-wajah kaum Rafidhah. Orang mukmin, baik buta huruf atau tidak, dapat membacanya. la menjadi tampak atau samar sesuai dengan derajat kotornya hati. Babi adalah hewan paling kotor dan punya tabiat paling hina. Di antara perilakunya yang khas, ia meninggalkan barang-barang yang baik, tidak memakannya. Bila seseorang selesai buang air besar, babi cepat menyantapnya.

Perhatikan kesesuaian sifat ini pada diri musuh-musuh para sahabat. Mereka memusuhi makhluk Allah SWT yang paling baik dan paling suci, dan berteman dengan semua musuh mereka dari kalangan Yahudi, Nasrani serta orang-orang musyrik. Pada setiap masa mereka memerangi orang-orang mukmin yang setia kepada para sahabat rasul dengan bantuan kaum musyrikin dan kafir, serta menyatakan bahwa mereka lebih baik dari para sahabat. Adakah persamaan yang lebih pas dan tepat untuk manusia seperti ini daripada persamaan dengan babi? Jika Anda tidak melihat kopian babi pada muka-muka mereka, maka Anda belum bisa digolongkan orang- orang yang bisa mengenali tandanya.

Adapun riwayat yang hampir mencapai derajat mutawatir yang menceritakan perubahan bentuk mereka pada saat mati menjadi babi terlalu banyak untuk disebut di sini. Dan, al-Hafizh Ibnu Abdul Wahid al-Maqdisy telah menyusunnya dalam satu buku.

Perhatikanlah hikmah Allah SWT menghukum umat-umat terdahulu dengan azab isti'shal (yang menghabisi mereka sampai ke akar-akarnya) karena umur mereka lebih panjang, kekuatan mereka lebih besar, dan mereka lebih membangkang kepada Allah SWT dan rasul-Nya. Karena usia manusia (zaman kini) makin pendek dan kekuatan melemah, maka azab isti'shal tidak diturunkan. Azab mereka ditimpakan melalui tangan orang-orang beriman. Jadi, hikmah pada kedua azab itu sesuai dengan tuntutan zamannya.

Perhatikanlah hikmah Allah SWT mengutus para rasul untuk setiap umat satu demi satu. Setiap kali seorang rasul meninggal, dia diganti oleh yang lain, karena umat manusia membutuhkan diutusnya para rasul dan nabi secara silih berganti. Itu karena akal mereka lemah dan tidak cukup dengan bekas syariat dari rasul terdahulu. Ketika kenabian sampai kepada Nabi Muhammad saw., Dia mengutusnya kepada umat yang paling sempurna akal dan ilmu pengetahuannya. Dia mengutusnya membawa syariat paling lengkap yang pernah muncul di muka bumi semenjak ada dunia sampai kiamat nanti.

Makanya, dengan rasul, syariat, dan akal yang sempurna, Allah SWT menjadikan mereka tidak memerlukan seorang Nabi yang diutus setelah beliau. Dia mengadakan dari kalangan umat beliau, para pewaris yang menjaga syariat-Nya. Dia mewakilkan syariat itu kepada mereka untuk disampaikan kepada rekan-rekan mereka, dan mereka tanamkan ke dalam hati generasi setelahnya. Dengan demikian, mereka tidak memerlukan seorang rasul, nabi, atau pembaru yang lain. Oleh sebab itu, Nabi saw., bersabda,

Keajaiban-keajaiban pada Tubuh Binatang

"Pada umat-umat sebelum kalian ada pembaru-pembaru. Kalau di umatku ada, maka dia adalah Umar."(HR Bukhari dan Muslim)

Di sini Rasulullah menyatakan adanya para pembaru di kalangan umat-umat terdahulu secara pasti, tapi beliau menggantungkan keberadaannya di umat beliau dengan syarat (pengandaian).

Ini bukan menandakan kekurangan umat ini jika dibanding dengan umat terdahulu. Bahkan sebaliknya, hal seperti ini menandakan kesempurnaan umat Muhammad saw.. Karena kesempurnaan umat ini, dan kesempuraan Nabi, serta syariatnya, maka mereka tidak memerlukan pembaharu. Bahkan kalaupun ada (pembaru), ia boleh diikuti, tapi bukan sebagai patokan. Karena, dengan syariat yang dibawa Nabi saw.., umat ini tidak memerlukan ilham atau pembaharuan. Sedang umat terdahulu, karena mereka membutuhkannya, diadakanlah para pembaru pada mereka.

Jangan menyangka disebutkannya nama 'Umar' dalam hadits di atas, menunjukkan dia lebih utama dari Abu Bakar. Sebaliknya, ini merupakan salah satu kelebihan Abu Bakar. Karena beliau telah banyak menenggak dari telaga kenabian, dan menyusu dari susu risalah, maka hal itu mencukupkannya sehingga tidak memerlukan ilham atau lainnya. Yang diterima Abu Bakar dari cahaya kenabian lebih sempurna daripada pembaruan yang diperoleh Umar.

Perhatikanlah hal ini baik-baik! Perhatikan pula hikmahnya yang luar biasa yang membuktikan bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Bijak dan Maha Tahu, bahwa rasul-Nya adalah makhluk-Nya yang paling sempurna dan paling lengkap syariatnya, dan bahwa umat beliau adalah umat yang paling sempurna.

Ini sekedar pembahasan tambahan, tapi tergolong paling bermanfaat dalam kitab ini. Kalau tidak takut terlalu panjang, tentu akan kami perluas pembahasannya dan kami perbanyak dalil dan contohnya. Allah SWT Yang Maha Mulia telah membukakan pintu (taufik-Nya) dan menunjukkan kepada kebenaran. Hanya kepada-Nya kita berharap karena karunia-Nya tiada tara. Dan, tiada kekuatan kecuali dengan bantuan Allah SWT Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.

438 Kunci Kebahagiaan

U ELAJAR DARI DIRI SENDIRI

Sekarang kembalilah merenungkan diri Anda sekali lagi! Siapa yang mengatur dengan amat jeli ketika Anda masih janin dalam perut ibu Anda, di tempat yang tidak ada tangan yang menjangkaumu, tidak ada mata yang melihatmu, dan kamu tidak berdaya untuk mendapat makanan sendiri atau untuk menolak penyakit. Siapa yang mengalirkan zat makanan kepadamu melalui darah ibumu seperti air menyuplai makanan kepada tumbuh-tumbuhan dan mengubah darah itu menjadi susu? Dia terus memberimu makanan dengannya di tempat yang paling sempit, dan tidak mungkin seseorang di sana mencari makan sendiri. Hingga, jika badanmu telah sempurna, kulitmu telah kuat untuk berinteraksi dengan udara, matamu telah kuat menerima sinar, tulang-tulangmu keras sehingga sanggup bersentuhan dengan benda-benda di bumi, maka ibumu merasakan sakitnya melahirkan yang memaksamu keluar ke dunia ujian. Rahim mendorongmu dari tempatmu seakan-akan ia tidak pernah mengandungmu sama sekali.

Alangkah bedanya antara penerimaan rahim ketika kamu masuk dalam bentuk setetes mani dan antara dorongan dan pelahirannya ini! Padahal, sebelumnya rahim gembira dengan mengandungmu, tapi sekarang melolong dan merintih kepada Tuhan karena bebanmu. Siapa yang membukakan pintu rahim untukmu sehingga kamu masuk, lalu menutupnya sampai kamu sempurna, kemudian membuka pintu itu lagi dan melebarkannya sehingga kamu keluar darinya dalam sekejap mata? Sempitnya tidak mencekikmu, sulitnya jalan yang kamu lalui di sana tidak menahanmu. Kalau kamu perhatikan masukmu melalui pintu itu dan keluarmu dari sana, tentu kamu merasa amat heran. Siapa yang mengilhaminya supaya menyempit pada saat kamu masih dalam keadaan setetes mani sehingga kamu tidak rusak di sana, dan mengilhaminya supaya melebar sehingga kamu keluar dengan selamat?

Kamu keluar sendirian, lemah, tanpa baju, perhiasan, dan harta. Saat itu kamu adalah makhluk Allah SWT yang paling miskin, lemah, dan paling memerlukan bantuan. Maka, Dia memindahkan susu yang dahulu kamu konsumsi di perut ibumu • ke dalam dua gudang (payudara) yang tergantung di dadanya. Ibumu membawakan makananmu di dadanya sebagaimana dia telah membawamu di perutnya. Allah SWT mengalirkan susu ke kedua payudara itu dengan amat lembut, melalui saluran-saluran yang telah disiapkan. Dia. terus mengawasi saluran-saluran itu sampai kedua puting itu penuh dan kamu selesai meminumnya. Ia adalah sumur yang airnya tidak habis dan sumbernya tidak tersumbat. Dia mengirimkannya kepadamu melalui jalan-jalan yang tidak diketahui oleh pengembara dan tidak dapat dilalui pejalan kaki.

Kunci Kebahagiaan

Siapa yang melembutkan susu itu untukmu? Siapa yang menjernihkannya, melezatkan rasanya, membaguskan warnanya, dan memasaknya dengan sempurna, tidak panas atau dingin yang membahayakan, rasanya tidak pahit atau asin, dan baunya tidak busuk? Dia mengubahnya dalam bentuk makanan dan manfaat yang berbeda dengan fungsi dan bentuknya di perut. Dia memenuhi kebutuhanmu pada saat kamu amat membutuhkannya, ketika kamu amat haus dan lapar. Dia memfungsikan susu sebagai makanan dan minuman sekaligus.

Begitu lahir, kamu menggerakkan bibirmu untuk menyusu. Kamu mendapati susu yang tergantung itu seperti kantong kulit menjuntai dan menyerahkan pancaran air susunya kepadamu. Di ujungnya ada puting yang pas dengan ukuran mulutmu yang kecil sehingga kamu tidak lelah ketika mengulumnya. Dia melubangi ujungnya dengan lubang yang lembut sesuai dengan kemampuanmu; tidak lebar sehingga kamu tersedak oleh susu, dan tidak sempit sehingga kamu sulit menyedotnya. Dia menjadikan ukurannya sesuai dengan hikmah-Nya dan maslahatmu.

Siapa yang membuat hati ibumu mengasihi kamu bagaimanapun keadaannya, dan meletakkan rasa sayang yang luar biasa mengagumkan, sehingga kamu mendapat ketenangan? Jika ibu merasakan tangisan atau rengekanmu, ia bangkit dan mengedepankan kebutuhanmu atas kebutuhannya sendiri. Ia terdorong kepadamu tanpa penuntun atau pendorong, selain dorongan dan tuntutan kasih sayang. Ibu rela kalau semua yang bisa menyakitimu menimpa dirinya saja, tanpa mengenaimu. Dia rela menambahkan umurnya kepada umurmu. Siapa yang meletakkan kasih sayang itu di hatinya?

Sampai apabila badanmu telah kuat, usus-ususmu telah melebar, tulang-tulangmu telah mengeras, dan kamu membutuhkan makanan yang lebih keras dari makananmu dan menguatkan tulang dan dagingmu, maka Dia menumbuhkan di mulutmu alat memotong dan mengunyah. Dia memasang gigi depan untuk memotong makanan, dan geraham untuk mengunyahnya.

Siapa yang mencegah gigi-gigi itu tumbuh pada masa kamu menyusu sebagai rahmat kepada ibumu, lalu menumbuhkannya pada saat kamu sudah bisa makan sebagai rahmat atasmu. Seandainya ketika kamu keluar dari perut ibumu sudah punya gigi, taring, dan geraham; bagaimana ibumu menghadapi kamu? Kalau kamu tidak diberi gigi ketika kamu membutuhkannya, bagaimana kamu menghadapi makanan- makanan itu yang tidak mungkin kamu telan sebelum kamu potong dan kamu kunyah? Semakin kamu kuat dan membutuhkan gigi untuk memakan makanan yang bermacam-macam, maka alat-alat itu ditambah sampai akhirnya berhenti pada geraham. Sehingga, kamu mampu menggigit daging, memotong roti, dan mematahkan makanan yang keras. Siapa yang membantumu dengan alat-alat ini sehingga kamu dapat menyantap berbagai macam makanan?

Kemudian sejalan dengan hikmah-Nya, Dia mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa. Kamu bodoh, tidak punya akal dan pemahaman. Itu adalah salah satu rahmat-Nya kepadamu. Karena, dengan

440 Kunci Kebahagiaan 440 Kunci Kebahagiaan

Seandainya kamu dilahirkan dalam keadaan dapat memahami seperti keadaanmu pada masa dewasa, kehidupanmu akan sengsara, karena kamu melihat dirimu digendong, menyusu, diikat dengan selendang gendongan, terpenjara di buaian, lemah, dan tidak berdaya melakukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Bayangkan bagaimana jadinya hidupmu jika dalam kondisi semacam ini kamu sudah berpikiran matang, lalu kamu tidak menerima kenikmatan, kelembutan, dan kasih sayang seperti yang diberikan kepada bayi. Engkau menjadi makhluk Allah SWT yang paling merana dan sengsara.

Kedatanganmu ke dunia ini dalam keadaan bodoh dan tidak mengetahui apa- apa, sebenarnya penuh hikmah dan rahmat. Kamu menerima segala hal dengan otak yang lemah dan pengetahuan yang kurang. Kemudian akal dan pengetahuanmu terus bertambah sedikit demi sedikit sampai kamu terbiasa dengan benda-benda, dan mencoba-cobanya. Engkau tidak lagi heran dan mengamat-amati saja, tapi sudah bisa langsung mempergunakannya. Di samping itu, masih ada lagi hikmah selain yang telah kami sebutkan.

Jadi, siapa yang terus menjaga dan merawatmu sampai terpenuhi segala manfaat, alat, dan keperluanmu tepat pada saat kamu membutuhkannya; tanpa perlu mempercepat atau memperlambatnya dari waktu butuhnya?

Dia memberimu kuku-kuku pada waktu kamu memerlukannya untuk bermacam manfaat. Kuku-kuku itu membantu dan menguatkan jari-jari. Karena kebanyakan pekerjaan dilakukan dengan ujung jari, maka ia dibantu dengan kuku untuk menambah kekuatannya. Di samping itu, kuku juga berfungsi untuk menggaruk badan yang gatal, mencongkel sesuatu yang tidak dapat dikeluarkan dengan daging jari, dan sebagainya.

Dia mempercantik kamu dengan rambut di kepala sebagai hiasan, dan pelindung dari panas dan dingin. Sebab, kepala adalah tempat beradanya indera-indera, dan sebagai sumber pikir dan zikir. Dan, buah dari akal pun akan bermuara kepadanya. Khusus untuk lelaki, wajahnya diperindah dengan jenggot dan cambang untuk menambah kewibawaan, kegagahan, ketampanan, dan tanda kedewasaan, serta pembeda antara lelaki dan wanita. Sedangkan wanita tetap dalam kondisinya (tanpa jenggot) mengingat dia tercipta sebagai pemuas lelaki. Wajahnya halus mulus agar lebih membangkitkan syahwat lelaki dan lebih sempurna kenikmatan berhubungan dengannya. Meski spermanya sama, bahannya sama, wadahnya juga tidak beda, siapa yang memberikan lelaki sifat-sifat kelelakian dan memberi wanita sifat kewanitaan?

Belajar dari Diri Sendiri 441

Jangan pedulikan pernyataan para ilmuwan alam yang dungu tentang sebab janin menjadi lelaki atau perempuan. Mereka mengembalikannya kepada faktor-faktor biologis yang kadang memang benar secara kebetulan dalam masalah ini, tapi salahnya lebih banyak dari benarnya. Sandaran terjadinya kelamin lelaki dan wanita tidak lain hanyalah ketentuan kehendak ilahi yang diberikan-Nya kepada malaikat perupa, yang bertugas membentuk rupa makhluk ketika dia bertanya, "Tuhan, ini lelaki atau wanita? Bahagia atau sengsara? Apa rezekinya? Dan, berapa usianya?" Kemudian Allah mewahyukan kepada malaikat tersebut apa yang dikehendaki-Nya, lalu sang

malaikat menulisnya. 110

Kalau memang alam berperan dalam penentuan jenis kelamin, lelaki atau wanita, tentu dia juga berpengaruh terhadap rezeki dan ajal, bahagia dan sengsara. Kalau tidak, berarti juga tidak berpengaruh terhadap jenis kelamin, karena semuanya bersumber dari wahyu Allah SWT kepada malaikat tersebut. Kami tidak mengingkari jenis kelamin juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Namun, faktor-faktor itu hanya diketahui oleh Allah SWT, manusia tidak tahu apa-apa. Dia berfirman,

"Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki. Atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendaki-Nya), dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa." (asy- Syuura: 49-50)

Dalam ayat ini, Allah SWT menyebutkan empat jenis wanita. Pertama: yang melahirkan wanita saja. Kedua: yang melahirkan lelaki saja. Ketiga: yang melahirkan pasangan lelaki dan wanita, dan itulah makna tazwij di sini, yaitu memberikan pasangan anak lelaki dan wanita. Dan keempat: wanita mandul yang sama sekali tidak melahirkan.

Di antara bukti bahwa faktor terjadinya jenis kelamin pria dan wanita, tidak diketahui oleh manusia, dan tidak dapat dimengerti dengan analogi dan pikiran, melainkan hanya diketahui melalui wahyu, adalah hadits Tsauban yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitabnya, Saat itu Tsaubah berada bersama Nabi saw.. Tiba-tiba datanglah seorang pendeta Yahudi.

la mengucapkan salam, "Assalamu 'alaika yaa Muhammad!" Serentak Tsaubah memukulnya. Hampir saja dia mati.

"Kenapa kamu memukul saya?" tanyanya. Aku menjawab, "Mengapa tidak kamu panggil beliau Yaa Rasulullah?"

Di sini Ibnul Qayyim mengisyaratkan kepada hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

442 Kunci Kebahagiaan

"Kami hanya mau memanggilnya dengan menyebut nama yang diberikan

keluarganya," jawabnya.

Mendengar ini, Rasulullah menyahut, "Namaku adalah Muhammad. Itulah nama

yang diberikan keluargaku." "Aku datang untuk bertanya kepadamu," katanya. Beliau balik bertanya, "Apakah jawabanku berguna bagimu?" Si Yahudi menjawab, "Akan aku dengar dengan telingaku." "Tanyalah!" kata Rasulullah sambil menggariskan sebatang kayu yang beliau

pegang ke tanah. "Di mana manusia pada hari kiamat?" tanyanya. Beliau menjawab, "Mereka berada di dalam kegelapan sebelum/zsr(jembatan)." la bertanya lagi, "Lalu siapa yang paling dahulu lewat?" Beliau menjawab, "Orang-orang Muhajirin yang miskin." "Apa hadiah untuk mereka saat masuk surga?" tanyanya kemudian. Beliau menjawab, "Hati ikan besar." Dia bertanya lagi, "Lalu apa makanan mereka setelah itu?" Beliau menjawab, "Untuk mereka disembelihkan sapi jantan surga yang makan

dari tetumbuhan surga." "Apa minuman mereka?" tanyanya. Jawab beliau, "Mata air yang disebut salsabila."

la berkata, "Engkau benar." Kemudian lanjutnya, "Aku ke sini juga untuk menanyaimu tentang sesuatu yang hanya diketahui oleh Nabi atau satu orang atau dua orang saja."

Beliau bertanya, "Akankah bermanfaat bagimu apabila aku jawab?" "Aku akan dengar dengan telingaku," katanya. "Aku datang untuk bertanya

tentang anak."

Beliau bersabda, "Sperma lelaki berwarna putih, sedang punya wanita berwarna kuning. Apabila keduanya berkumpul, lalu mani lelaki mengungguli mani perempuan, maka anak itu lelaki dengan izin Allah SWT. Dan, apabila mani wanita mengungguli mani lelaki, berarti anak itu perempuan dengan izin Allah SWT."

Si Yahudi berkata, "Ucapanmu sungguh benar, dan engkau benar-benar seorang

Nabi."

Setelah dia pergi, Rasulullah bersabda, "Pertanyaan yang diajukannya tadi, tidak

aku ketahui jawabannya kalau Allah tidak memberitahuku."

Dalil aqli dan naqli menunjukkan janin diciptakan dari kedua mani tersebut. Lelaki menyemburkan spermanya ke rahim perempuan, begitu pula wanita menurunkan maninya ke tempat berhentinya mani lelaki tadi. Kedua cairan itu bertemu dengan kehendak dan pengaturan Allah SWT, lalu terciptalah anak. Mani siapa yang unggul, maka anaknya mirip dengannya.

Dalam Shahih Bukhari disebutkan cerita Humaid bin Anas bahwa ketika

Abdullah bin Salam mendengar kedatangan Nabi saw., ia mendatangi beliau lalu

Belajar dari Diri Sendiri

Rasulullah menjawab, "Baru saja Jibril memberitahuku." "Dia adalah malaikat musuh kaum Yahudi," sahut Abdullah. Rasulullah melanjutkan sabda beliau, "Tanda pertama hari kiamat adalah api

yang menggiring manusia dari timur ke barat. Makanan pertama yang dimakan penghuni surga adalah hati ikan besar. Adapun tentang kemiripan anak; apabila lelaki menggauli perempuan dan maninya lebih dahulu, maka anaknya mirip dengannya. Tapi jika mani si wanita mendahuluinya, berarti anaknya mirip dengannya."

Serentak Abdullah berkata, "Aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasul Allah

SWT."

Dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim dikisahkan bahwa Umu Salamah bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah SWT tidak malu dalam kebenaran. Apakah wanita wajib mandi bila bermimpi?"

Beliau menjawab, "Ya, kalau dia melihat keluarnya air mani yang kuning." Ummu Salamah tertawa, lalu bertanya, "Apakah wanita bermimpi?" Rasulullah saw., balik menanyainya, "Kalau tidak, lalu dengan apa anak itu

menyerupainya?"

Ketiga hadits ini menunjukkan bahwa anak tercipta dari gabungan kedua air mani itu, dan bahwa jenis kelamin ditentukan oleh keunggulan salah satu mani tersebut, sedang kemiripan ditentukan oleh mana yang dahulu. Mani siapa yang dahulu sampai ke rahim, maka anaknya akan mirip dengan dia. Tidak ada bukti yang disodorkan oleh para ilmuwan alam tentang masalah ini karena semuanya memang hanya dapat diketahui dengan wahyu. Namun, hadits Tsauban di atas masih menimbulkan keraguan dalam hati. Yang ditakutkan, seandainya salah satu rawinya tidak menghafal sebagaimana mestinya, dan seharusnya pertanyaannya dalam hadits itu adalah tentang kemiripan, bukan tentang penentuan jenis kelamin seperti pertanyaan Abdullah bin Salam. Karena itu, Imam Bukhari tidak menyebutkan hadits