Hikmah Anggota Tubuh Manusia

I. Hikmah Anggota Tubuh Manusia

Kemudian perhatikan hikmah yang dikandung organ-organ tubuhmu yang berjumlah satu-satu, dua-dua, tiga-tiga, atau empat-empat. Kepala, lidah, hidung, kemaluan, masing-masing diciptakan satu saja sebab tidak ada gunanya diciptakan lebih dari satu. Tidakkah kamu lihat, kalau ditambah satu lagi kepala, hanya akan memberatkan badan tanpa menambah faedah, sebab seluruh indera yang diperlukan terkumpul di satu kepala? Bila ada satu kepala lagi, akan mengakibatkan manusia terbagi menjadi dua. Jika dia berbicara, mendengar, melihat, mencium, dan mencicipi dengan salah satu kepalanya, yang lain menganggur, tidak berfungsi. Tapi, kalau dia berbicara melalui kedua kepalanya dengan pembicaraan yang sama, mendengarkan satu suara, dan melihat satu benda, maka salah satu kepalanya sekedar tambahan, tidak ada gunanya. Dan, jika yang diomongkan atau dilihat, dan didengar melalui dua kepala itu berbeda-beda, maka keadaan orang tersebut tidak seimbang, kacau.

Demikian pula, apabila dia punya dua lidah dalam satu mulut. Bila dengan keduanya dia mengucapkan satu omongan, maka salah satunya sia-sia. Kalau dengan salah satunya, maka yang satu lagi tidak ada gunanya. Kalau dengan keduanya dia mengucapkan dua omongan, maka pendengar bingung, tidak tahu omongan mana yang dia pegang. Demikian juga, bila manusia punya dua mulut. Di samping wajah menjadi buruk, salah satunya hanya tambahan, tidak berfungsi apa-apa.

454 Kunci Kebahagiaan

Ini berbeda dengan organ-organ yang diciptakan berpasangan dua-dua; seperti mata, telinga, bibir, tangan, kaki, betis, paha, pinggul, dan buah dada. Hikmah organ- organ tersebut nyata, juga fungsi dan keindahannya jelas. Seandainya manusia hanya punya satu mata, pasti tampangnya buruk, kurang indah. Begitu juga dua alis. Adapun dua kaki, tangan, betis, dan paha yang jumlahnya dua adalah vital bagi manusia, maslahatnya tidak sempurna jika tidak seperti itu. Lihatlah keadaan orang yang terpotong salah satu tangan atau kakinya. Dia tak berdaya. Seandainya tukang kayu, penjahit, tukang besi, pembuat roti, tukang batu, dan tukang-tukang lainnya itu cacat satu tangannya, tentu pekerjaannya tidak dapat dilakukan. Jadi, hikmah menuntut diberikannya organ seperti itu: dua-dua. Begitu pula manusia diberi dua bibir, sebab maslahatnya tidak sempurna tanpa dua bibir yang punya banyak manfaat; seperti berbicara, sebagai penutup mulut, hiasan, untuk berciuman, dan sebagainya.

Adapun organ-organ yang tiga-tiga adalah dinding-dinding hidung. Di bagian

sebelum ini telah kami terangkan hikmahnya.

Sedang organ-organ yang empat-empat adalah mata kaki, yang merupakan tempat pertemuan (pangkal) kedua telapak kaki. Kekuatan dan gerak telapak kaki tergantung kepadanya, juga fungsi betis terletak padanya. Begitu pula kelopak- kelopak mata. Di antara hikmah dan manfaatnya, dia berfungsi sebagai penutup dan pelindung mata, sebagai hiasan, keindahan, dan sebagainya.

Jadi, hikmah yang luar biasa telah menuntut dijadikannya organ-organ tersebut sedemikian rupa jumlahnya, bentuk, dan keadaannya. Andai lebih atau kurang, pasti akan menyebabkan kepincangan penampilan. Oleh karena itu, di kalangan manusia ada orang yang lebih atau kurang organnya, yang itu menjadi bukti atas hikmah Tuhan, bahwa kalau Dia berkehendak Dia akan menjadikan seluruh makhluk-Nya seperti itu. Juga agar orang yang sempurna organ tubuhnya menyadari betapa besar nikmat atas dirinya, betapa dia diciptakan dengan utuh, tidak kelebihan organ yang tidak dibutuhkannya, dan tidak kekurangan organ yang diperlukannya sebagaimana dilihatnya pada sebagian orang lain. Sepatutnya dia lebih banyak bersyukur dan memuji tuhannya, dan sadar bahwa itu bukan perbuatan (faktor) alam. Semua ini tidak lain ciptaan Allah SWT Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu yang diciptakan- Nya.

J. Seandainya Semua Manusia Berkarakter Sama

Dari mana alam punya peran terhadap perbedaan rupa manusia!! Amat jarang kita melihat dua orang yang mirip dalam segala segi. Berbeda dengan hewan. Baik itu hewan ternak, hewan liar, burung, dan Iain-lain. Anda melihat sekelompok kijang, kambing, unta, atau kerbau mirip-mirip sampai tidak dapat dibedakan antara satu dan lainnya, kecuali setelah lama diperhatikan, atau dengan tanda yang jelas. Tapi, manusia berbeda bentuk dan rupa. Hampir tidak ada dua orang yang sama sifat dan rupanya. Bahkan, suara yang sama saja tidak.

Belajar dari Diri Sendiri 455

Hikmahnya adalah karena manusia perlu mengenal satu sama lain dengan mata mereka, sebab mereka saling berinteraksi satu sama lain. Kalau rupa mereka tidak berbeda, tentu keadaan mereka akan rusak, sistem mereka akan kacau, tidak dapat dibedakan mana saksi mana terdakwa, mana yang berutang dan mana pengutangnya, mana penjual mana pembeli. Seorang lelaki tidak tahu mana pengantin wanitanya, sebaliknya dia tidak dapat membedakan suaminya dari yang lain. Hal itu tentu saja menimbulkan kerusakan dan kekacauan.

Siapa yang membedakan rupa dan suara mereka dengan perbedaan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata? Tanyailah orang yang ingkar, apakah ini perbuatan alam? Adakah di alam suatu faktor yang menuntut adanya perbedaan ini? Mana itu pernyataan para ilmuwan alam yang menyatakan bahwa perbuatan-perbuatan alam itu mirip—sebab alam sendiri satu, tidak berbuat dengan kehendak, sehingga tidak mungkin terjadi perbedaan dalam perbuatan-perbuatannya? Bagaimana orang yang mungkir tadi menggabungkan antara ini dan itu? Tidak lain, ini karena bukan mata yang buta, melainkan hati yang ada di rongga dada itulah yang buta.

Kadang sebagian manusia mirip satu sama lain, hampir tiada bedanya. Di sini, mereka mengalami kesulitan dalam interaksi. Kebutuhan untuk membedakan antara mereka sangat besar. Di antaranya adalah untuk mengetahui mana yang benar dalam satu persoalan, mana yang patut dijatuhi hukuman atas kesalahannya, dan seterusnya. Kalau hal ini sering terjadi pada kemiripan nama, sehingga saksi dan juga hakim menemui kesulitan, maka apalagi jika terjadi dalam kemiripan perawakan? Karena bagi hewan ternak, burung, dan hewan liar kemiripan seperti itu tidak mengakibatkan mudharat sama sekali, maka tidak perlu dibedakan rupa hewan-hewan tersebut. Maha Mulia Allah, Tuhan Sebaik-baik Pencipta yang hikmah-Nya mencakup segala hal.

K. Mengapa Pria Musti Berbeda dengan Wanita?

Kemudian perhatikan! Apabila wanita dan pria telah baligh, kemaluan keduanya sama-sama ditumbuhi bulu. Dan berbeda dari wanita, lelaki tumbuh jenggotnya. Karena Allah SWT menjadikan lelaki sebagai pemimpin/pengarah wanita, dan menjadikan wanita seperti pelayan dan tawanan di tangannya. Maka, Dia membedakannya dari wanita dengan sesuatu (yakni jenggot) yang menandakan kewibawaan, kemuliaan, dan kegagahan. Sementara wanita tidak dikaruniai jenggot agar lebih sempurna kenikmatan ketika berhubungan dengannya, juga supaya keindahan dan kemulusan wajahnya tidak terganggu oleh rambut. Dan, keduanya sama-sama memiliki rambut-rambut yang lain karena hikmah dan manfaat yang ada padanya.

456 Kunci Kebahagiaan

L. Suara Manusia

Kemudian perhatikan suara yang keluar dari tenggorokan ini! Perhatikan penyiapan alat-alatnya, keteraturan ucapannya, huruf-hurufnya, makhrajnya, sarana- sarananya, dan iramanya! Anda mendapati hikmah yang luar biasa dalam udara ringan yang keluar dari perut, menelusuri pipa tenggorokan, lalu sampai pada ujung tenggorokan, lidah, bibir, dan gigi, sehingga menimbulkan ketukan-ketukan dan irama, yang dengan itu terdengarlah huruf. la cuma satu suara yang sederhana, mengalir melalui satu pipa, hingga sampai pada batas-batas di atas. Dari sana, terdengar dua puluh sembilan huruf. Semua ucapan tidak keluar dari 29 huruf itu; baik perintah, larangan, pernyataan, pertanyaan, puisi, prosa, khutbah, nasihat, maupun obrolan biasa.

Dari aneka ragam ucapan itu ada yang berbentuk humor (membuat tertawa), ada yang membuat menangis; ada yang menyemangati, ada pula yang membuat putus asa; ada yang menakut-nakuti, ada yang memberi harapan; ada yang menghibur, ada yang membuat sedih; ada yang mengekang jiwa dan organ tubuh, ada yang sebaliknya membuatnya bebas; ada yang membuat orang sehat jadi sakit, dan sebaliknya ada yang menyembuhkan orang yang sakit; ada yang menghilangkan nikmat-nikmat dan mendatangkan bencana, ada yang sebaliknya menolak bencana dan mendatangkan rezeki; ada kalimat yang dapat menarik hati, mengakurkan orang-orang yang bermusuhan, ada yang sebaliknya; ada kata-kata yang dianggap remeh ketika mengucapkannya padahal bisa menyebabkan dia tersungkur ke neraka lebih jauh dari jarak antara timur dan barat. Ada juga kata-kata yang tidak diperhatikan oleh pengucapnya, padahal ucapannya itu bisa menyebabkan dia menduduki tempat tertinggi di sisi Tuhan semesta alam. Maha Suci Allah yang telah menciptakan semua itu dari udara ringan yang keluar dari dada, tidak diketahui apa yang diinginkan darinya, tidak pula di mana sampainya, atau di mana bersemayamnya.

Ini masih di tambah lagi dengan adanya variasi logat dan bahasa yang tidak terhitung kecuali oleh Allah SWT. Jika sekelompok manusia dari berbagai daerah berkumpul, masing-masing berbicara dengan bahasanya. Bahasa-bahasa yang berbeda-beda itu memperdengarkan suara pembicaraan yang teratur dan rapi. Tapi setiap mereka tidak mengerti maksud ucapan temannya, padahal lidah mereka sama saja, tidak ada bedanya. Demikian pula tenggorokan, gigi, dan bibir mereka Tapi, ucapan-ucapannya amat berbeda dan bervariasi. Tanda kekuasaan Allah dalam hal ini sama dengan tandanya pada bumi yang disirami dengan air yang sama, tapi keluar bermacam tumbuhan, bunga-bunga, biji, dan buah. Oleh karena itu, Allah SWT mengabarkan dalam Kitab-Nya bahwa dalam kedua hal itu ada ayat (tanda kekuasaan- Nya). Firman-Nya,

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui." (ar-Ruum: 22)

Belajar dari Diri Sendiri

"Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun- kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang, disirami dengan air yang sama." (ar-Ra'd: 4)

Sekarang perhatikan bagaimana tenggorokan itu seperti pipa untuk keluarnya suara; sedang lidah, bibir, dan gigi sebagai pengolah huruf dan irama. Anda tahu bahwa orang yang giginya telah tanggal tidak dapat mengucapkan huruf-huruf yang keluar dari gigi dan lidah dengan baik. Dan, orang yang bibirnya sumbing tidak dapat mengucapkan huruf ra' dan lam dengan benar; sedang orang yang sakit tenggorokannya tidak dapat mengucapkan huruf-huruf halqi.

Para ilmuwan anatomi mengumpamakan makhrajnya suara dengan seruling. Paru- paru sebagai lubang untuk meniupnya dari bawah agar angin masuk ke dalamnya, dan ke dalam organ-organ yang mengelilingi paru-paru. Sehingga, suara keluar dari tenggorokan layaknya telapak tangan yang menyumbat lubang seruling, hingga udara keluar darinya. Mereka juga mengumpamakan bibir dan gigi yang mengolah suara menjadi huruf-huruf dan irama tertentu sebagai jari-jari yang secara bergantian menutupi lubang-lubang seruling, sehingga menimbulkan irama yang bermacam-macam. Sampai ada yang mengatakan bahwa manusia membuat seruling itu dengan mencontoh proses terjadinya suara tersebut. Jika Anda takjub dengan benda buatan tangan manusia yang dapat mengeluarkan suara-suara yang merdu itu, alangkah lebih patut Anda takjub dengan ciptaan Ilahi yang mengeluarkan huruf-huruf dan suara-suara itu dari daging, darah, urat-urat, dan tulang belulang. Alangkah jauh perbedaan keduanya.

Akan tetapi masalahnya, hal yang biasa terjadi tidak lagi menimbulkan kekaguman di hati! Lain halnya ketika hati manusia melihat sesuatu yang luar biasa atau sama sekali tiada bandingannya, apalagi barang yang luar biasa itu masih asing baginya, maka dia menerima dengan kekaguman dan memuji Tuhan. Sementara hati dan jiwa manusia itu sendiri mengandung ayat-ayat-Nya yang lebih agung, dan tidak dapat diukur.

Kemudian perhatikan perbedaan irama-irama dan suara-suara itu padahal tenggorokan, lidah, bibir, dan giginya sama. Siapa yang membuat suara-suara itu amat berbeda padahal tempat-tempat keluarnya sama? Siapa yang mampu membuatnya selain Tuhan Yang Maha Pencipta dan Maha Tahu?

M. Setiap Organ Punya Fungsi Masing-masing

Di samping untuk berbicara, alat-alat ini mengandung fungsi lain. Tenggorokan jadi jalan keluar-masuknya hawa (oksigen) yang menyegarkan hati dengan nafas yang mengalir terus menerus. Lidah mengandung manfaat pengecap, mencicipi rasa makanan, merasakan kelezatannya, membedakan antara berbagai jenis makanan sehingga dapat diketahui hakikat masing-masing. Ditambah lagi lidah juga membantu mengunyah makanan sehingga mudah jalannya ke kerongkongan.

458 Kunci Kebahagiaan

Sedang gigi punya manfaat yang telah kita ketahui. Di antaranya memotong- motong makanan seperti dijelaskan sebelumnya, juga jadi sandaran bibir agar tidak memble. Karena itu Anda lihat orang yang ompong, bibirnya jadi memble. Bibir juga punya beberapa manfaat, seperti menyeruput minuman, sehingga kadar air yang masuk pas dan orang yang minum tidak tersedak. Kedua bibir itu juga merupakan pintu penutup mulut, di mana mulut adalah tempat terakhir bagi cairan-cairan yang keluar dari perut, dan tempat permulaan barang yang masuk. Keduanya juga bagaikan pintu yang siap dibuka oleh penjaganya kapan saja. Keduanya juga menjadi keindahan dan hiasan bagi wajah. Dan, masih banyak manfaat-manfaat lain di dalamnya. Lihatlah orang yang bibirnya memble, betapa buruk rupanya. Jadi, dengan ini telah nyata bahwa setiap organ ini punya manfaat-manfaat yang beraneka ragam seperti satu alat yang dapat dipakai untuk berbagai pekerjaan.

Demikianlah.... Kalau Anda perhatikan susunan dan bentuk otak, Anda akan melihat keajaiban yang luar biasa, keajaiban yang memukau akal. Dia dibungkus dengan selaput yang berlapis-lapis untuk melindunginya dan menjaganya agar tidak berguncang. Kemudian ditutup dengan batok kepala seperti sebuah helm untuk melindunginya dari kerasnya benturan atau pukulan yang bisa merusaknya. Batok kepala itu dilapisi dengan kulit yang menutup tulang agar tidak terkena barang- barang yang bisa membahayakan. Lalu kulit itu dibungkus dengan rambut yang tebal untuk melindunginya dari panas, dingin, dan hal-hal yang membahayakan, sekaligus sebagai hiasannya. Tanyailah orang yang ingkar, siapa yang melindungi otak sedemikian rupa, dan menjadikannya sebagai gudang yang menyimpan berbagai macam manfaat dan potensi yang ajaib, kemudian menutup dan melindungi gudang itu dengan demikian kokohnya, serta menjadikannya sebagai sumber indera dan pengertian manusia?

Siapa yang menciptakan kelopak bagi penutup mata? Siapa yang memasang lapisan-lapisannya yang bertingkat-tingkat sampai mencapai jumlah langit (yakni tujuh), dan menjadikan setiap tingkat punya faedah? Satu lapisan saja rusak, maka rusaklah mata.

Siapa pula yang membuat lubangnya (mata) di wajah demikian indah, memberinya bentuk paling cantik, meletakkan cairan asin padanya, menjadikannya sebagai cermin hati, penjaga badan, dan juga berfungsi seperti pasukan penjelajah yang meneliti keadaan di depan pasukan? Dia tidak lelah atau kehabisan tenaga karena banyak dan jauhnya perjalanan. Siapa yang memberinya cahaya yang memungkinkannya melihat langit, bumi, gunung, matahari, bulan, dan lautan serta keajaiban-keajaiban yang ada di sana? Siapa yang meletakkannya di bagian atas wajah seperti penjaga di atas menara pengintai? Siapa yang menahan sang raja di dada, mendudukkannya di sana; di atas singgasana kerajaan, menyiagakan tentara organ- organ dan kekuatan-kekuatan lahir batin untuk khidmat kepadanya, menundukkan mereka sehingga menaati perintahnya apabila dia menyuruh dan menghentikan apa yang dilarang oleh sang raja tersebut?

Belajar dari Diri Sendiri

Mereka tunduk dan patuh kepadanya, membanting tulang untuk keridhaannya. Mereka tidak dapat lepas atau membangkang perintahnya. Di antara mereka ada yang menjadi utusannya, tukang posnya, juru bicaranya, ada pula yang jadi pembantu- pembantunya. Masing-masing punya tugas sendiri-sendiri, tidak melakukan tugas lain. Hingga apabila sang raja ingin istirahat, ia memerintahkan mereka untuk diam dan tenang agar ia dapat istirahat. Jika ia telah bangun dari tidurnya, tentara-tentara itu bangkit di hadapannya, siap menunaikan tugas masing-masing, bersedia pergi ke mana sang raja memerintah, terus menerus, tidak mengendur. Jika Anda menyaksikannya di tempat kekuasaannya saat ia mengeluarkan instruksi-instruksi, bala tentara berkhidmat kepadanya, tukang posnya bolak-balik antara dia, tentara, dan rakyatnya, tentu Anda lihat dia punya sesuatu yang menakjubkan. Mengapa orang bodoh dan lengah melewatkan keajaiban-keajaiban, ibrah, dan pelajaran yang tidak membutuhkan perjalanan yang panjang untuk mendapatkannya? Padahal Allah SWT berfirman,

"Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orangyang yakin. Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka, apakah kamu tiada memperhatikan?" (adz-Dzaariyaat: 20-21)

Dalam ayat ini Allah menyeru hamba-hamba-Nya untuk merenungkan diri mereka dan menjadikannya dalil atas Sang Pencipta. Kalau bukan karena ini, tentu kami tidak memanjangkan pembicaraan. Di sini, ibrah itu sudah terwujud, manfaatnya besar, dan merenungkannya akan menambah iman orang mukmin. Betapa banyak pengawal bagi hati, betapa banyak pembantunya, betapa banyak budaknya, sementara dia tidak merasakan. Terserah kepada Allah SWT untuk membalasnya; apakah dia mendapat ranjang kerajaan di kedudukan yang mulia di sisi Sang Maha Raja, memandang wajah Tuhannya dan mendengar ucapannya; atau tertawan di penjara paling keras, di antara kobaran-kobaran api dalam azab yang pedih. Kalau saja raja (hati) ini memahami tujuan hidupnya, tentu dia lihat kekuasaannya (pada organ- organ tubuh) amat kecil, dan pasti dia akan bekerja untuk menggapai kekuasaan kerajaan yang tidak bakal runtuh dan tidak musnah (di surga). Akan tetapi, raja ini telah diselimuti tabir kelalaian, agar Allah SWT melaksanakan suatu keputusan yang pasti terjadi.

N. Keajaiban-keajaiban pada Organ Tubuh Manusia

Siapa yang menciptakan dua saluran di tenggorokan, yang salah satunya untuk suara dan nafas yang bersambung sampai ke paru-paru, sementara yang lain untuk makanan dan minuman, yaitu kerongkongan yang bersambung ke lambung? Dia meletakkan pemisah antara kedua saluran itu, yang menghalangi masing-masing— menyeberangi lewat saluran yang lain. Kalau makanan mencapai paru-paru melalui saluran nafas, hewan akan mati.

460 Kunci Kebahagiaan

Siapa yang menjadikan paru-paru sebagai kipas untuk jantung, mengipasinya tanpa mengendur, agar kepanasan sehingga dia mati? Siapa yang mengadakan saluran- saluran untuk sisa-sisa makanan, dan melengkapinya dengan tali-tali yang mengekangnya agar tidak mengalir keluar terus menerus sehingga mengganggu kehidupan manusia dan menghalangi manusia bercengkrama dengan temannya?

Siapa yang menjadikan lambung terbuat dari otot yang sangat kuat, karena dia disiapkan untuk memasak makanan? Kalau lambung itu terbuat dari daging segar, tentu dia sendiri yang akan masak. Karenanya, lambung dibuat dari otot yang kuat agar tahan untuk memasak dan tidak leleh oleh api di bawahnya. Siapa yang menjadikan hati lembut dan halus karena dia disiapkan untuk menerima makanan yang halus dan lembut, dan disiapkan untuk melakukan aktivitas yang lebih lembut dari pekerjaan lambung?

Siapa yang melindungi otak yang lembut dan lunak itu di dalam pipa-pipa keras dari tulang sehingga tidak rusak dan tidak leleh? Siapa yang menjadikan darah yang cair itu tertahan dan terkurung di dalam urat-urat, seperti air di dalam wadah, agar terkendali dan tidak mengalir ke mana-mana? Siapa yang meletakkan kuku-kuku di ujung jari-jemari untuk melindunginya ketika melakukan pekerjaan-pekerjaan? Siapa yang menjadikan bagian dalam telinga itu rata seperti keadaan planet agar suara merambat di dalamnya sampai tiba di bagian paling dalam dengan keadaan tidak begitu pedas, dan agar serangga-serangga tidak dapat menembus ke sana sebelum ditahannya, juga agar mencegah masuknya kotoran yang mungkin menyumpal, serta untuk hikmah-hikmah lainnya?

Siapa yang menjadikan daging pada kedua belah paha dan pinggul lebih banyak daripada yang ada pada bagian tubuh lainnya untuk menjaganya dari tanah, sehingga tulang-tulang paha dan pinggul itu tidak sakit karena terlalu lama duduk, seperti sakitnya orang kurus tak berdaging akibat duduk terlalu lama—karena tidak ada yang mengalasinya ketika sedang duduk di tanah? Siapa yang menjadikan air mata terasa asin yang mencegah mata mencair, sementara air telinga pahit yang melindunginya dari lalat, nyamuk, dan serangga; sedang air mulut (liur) tawar untuk merasakan rasa benda-benda yang sebenarnya?

Siapa yang menjadikan pintu pembuangan kotoran pada manusia berada pada tempat paling tertutup, sebagaimana insinyur yang bijak akan meletakkan tempat buang hajat di bagian paling tertutup dari rumah? Demikianlah pintu buang hajat pada manusia terletak di tempat paling tersembunyi; tidak kelihatan dari belakang dan tidak pula menonjol ke depan, melainkan terbenam di tempat rahasia dari tubuh. Kedua paha, dengan dagingnya yang banyak, bertemu di sana. Apabila tiba saat buang hajat, dan manusia sudah duduk untuk membuang kotorannya, pintu pembuangan itu terbuka menganga di permukaan tanah.

Siapa yang menjadikan gigi depan tajam untuk memotong dan membelah makanan, sedang geraham lebar untuk menumbuknya? Siapa yang tidak memberi indera perasa pada rambut dan kuku—karena rambut dan kuku itu dapat memanjang

Belajar dari Diri Sendiri 461 Belajar dari Diri Sendiri 461

Siapa yang menjadikan telapak tangan tidak ditumbuhi bulu atau rambut; sebab kalau berbulu, manusia tidak dapat merasakan sentuhan terhadap benda dengan benar, dan tentu banyak pekerjaan yang akhirnya jadi sulit dilaksanakan, khususnya pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan dengan telapak tangan? Karena hikmah inilah, maka alat vital lelaki tidak ditumbuhi bulu-bulu karena akan menghalangi hubungan intim. Tapi karena hormon mendorong tumbuhnya bulu, maka ia tumbuh di sekitar kemaluan, baik pada lelaki atau wanita. Dan karena hikmah ini pula, maka ia tidak tumbuh di bibir, dan dalam mulut, juga tidak tumbuh di telapak kaki bagian bawah maupun atasnya, sebab telapak kaki menyentuh debu, kotoran, lumpur, dan duri. Kalau di sana ada rambut atau bulu pasti sangat mengganggu, dan setiap waktu akan membawa tanah yang memberatkan manusia.

Ini bukan keistimewaan yang dimiliki manusia saja. Anda lihat seluruh tubuh hewan dipenuhi oleh bulu-bulu, kecuali bagian-bagian di atas karena hikmah tersebut. Tidakkah Anda lihat bagaimana karya cipta Ilahi bersih dari kesalahan dan mudharat, dan hanya membawa kebenaran serta manfaat?

Orang yang mencari-cari sisi negatif dari hikmah penciptaan manusia meragukan hikmah bulu-bulu yang tumbuh di ketiak, di sekitar kemaluan, di dalam hidung, dan yang ada di lutut. Mereka mempertanyakan apa hikmahnya? Apa faedahnya? Ini tidak lain karena kebodohan mereka yang keterlaluan, sebab hikmah tidak harus seluruhnya (atau sebagian besarnya) diketahui manusia. Bahkan, yang mereka ketahui tidak sebanding dengan yang tidak mereka ketahui. Kalau diperbandingkan hikmah Allah SWT dalam ciptaan dan syariat-Nya yang diketahui seluruh makhluk dengan hikmah yang tidak mereka ketahui, hal itu seperti setetes air di lautan. Dan, orang yang berakal dapat menjadikan hikmah yang telah ia ketahui sebagai bukti adanya hikmah yang tidak ia ketahui, dan dia mengetahui hikmah dalam sesuatu yang tidak diketahuinya seperti apa yang diketahui, bahkan bisa jadi lebih besar dan dalam.

Tidaklah perumpamaan orang-orang yang dungu tersebut, melainkan seperti orang yang sama sekali tidak mengerti tentang ilmu dan ketrampilan yang rumit; seperti ilmu bangunan, kedokteran, ketrampilan menenun dan menjahit, serta kerajinan kayu. Meski tidak tahu apa-apa, dia ingin membantah orang-orang yang menguasai ilmu-ilmu tersebut dan mempertanyakan hikmah yang tidak diketahuinya, "Apa hikmahnya ini? Ini tidak ada faedahnya!" Padahal orang-orang yang menguasai ilmu dan ketrampilan tersebut, adalah manusia biasa seperti dia, yang mungkin saja bisa dia tandingi ketrampilan mereka, atau bahkan dia kalahkan. Apalagi, Tuhan yang hikmahnya mencengangkan akal yang tidak ada satu makhluk pun yang menyamai hikmah-Nya, sebagaimana tidak ada yang menyamai-Nya dalam mencipta. Maka,

462 Kunci Kebahagiaan 462 Kunci Kebahagiaan

Dalam segala hal yang tidak diketahui manusia, Allah SWT punya hikmah yang

banyak; tidak dapat diingkari.

Ketahuilah bahwa di bawah tempat tumbuhnya rambut tersimpan suhu panas dan kelembaban yang tabiatnya menuntut keluarnya rambut di sana. Lihatlah, bukankah rumput tumbuh di rawa-rawa setelah air meresap ke dalamnya sebab tempat seperti ini punya tingkat kelembaban yang khas. Oleh karena itu, tempat- tempat tumbuhnya rambut termasuk bagian badan yang paling lembab. Dan karena lembab itulah, maka sangat cocok untuk pertumbuhan rambut. Tabiat mendorong keluar cairan-cairan yang lembab itu, sehingga tumbuhlah rambut. Kalau terkurung di dalam badan akan mendatangkan mudharat, menyakiti bagian dalamnya.

Jadi, keluarnya itu mengandung maslahat bagi hewan; sedang kalau tidak keluar itu, hanya karena adanya kekurangan atau cacat, dan ini seperti keluarnya darah haid pada wanita. Keluarnya darah ini mengandung maslahat baginya, dan juga tanda kesehatannya. Oleh karena itu, tertahannya darah itu keluar menandakan adanya kerusakan atau kekurangan pada jaringan tubuh. Tidakkah Anda lihat orang yang tidak tumbuh rambut dan jenggotnya ketika sudah saatnya tumbuh? Anda lihat tabiatnya kurang sempurna dan komponen tubuhnya lemah. Apabila Anda temui hal itu pada rambut yang diketahui sebagian hikmahnya, kenapa Anda tidak mengkiaskannya pada rambut dan bulu yang hikmahnya tidak tampak bagimu?

Siapa yang menjadikan air liur selalu mengalir ke mulut, tidak pernah kering, untuk membasahi tenggorokan dan anak tekak, memudahkan berbicara dan menelan makanan? Bayangkan bagaimana keadaanmu seandainya air liurmu agak kering dan sumber mata air ini menjadi sedikit keluarnya!

Seorang dokter 113 mengatakan bahwa kelembaban pada mulut itu sebagai kendaraan makanan. Coba bayangkan keadaanmu ketika air liurmu sedikit kering,

dan sumber air sedikit yang tidak terlalu dibutuhkan lagi.

O. Menangis Itu Sehat

Kemudian perhatikan hikmah dan manfaat seringnya anak-anak bayi menangis. Para tabib mengakui hikmahnya. Mereka menyatakan bahwa di otak anak bayi ada kelembaban yang seandainya berdiam di sana akan berakibat fatal. Tangisan mereka

113 Yang dimaksud adalah seorang dokter dan hakim yang terkenal dengan kedokteran dan penyembuhannya terhadap penyakit. Dia mempunyai banyak buku. Dikatakan dia adalah orang yang pertama

kali menulis buku kedokteran. Dia hidup selama 95 tahun SM. pada masa Raja Alexander (Iskandar). Lihat

pinggir kitab al-Manhaj as-Sawiy karya Suyuthi, hal. 16.

Belajar dari Diri Sendiri

Apabila hikmah ini terkandung dalam tangisan yang sebabnya adalah adanya rasa sakit sedang kamu tidak mengetahuinya dan hampir tidak terdetik di dalam benakmu, maka demikian pula sakitnya anak-anak. Sebab dan akibat sakit itu mengandung hikmah yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Mereka mengungkapkan beragam pendapat tentang hikmahnya. Satu pihak mengatakan bahwa itu tidak lain hanya kehendak Tuhan, tidak ada hikmah dan tujuan di balik itu. Mereka menutup diri untuk membahas hikmah ini sama sekali. Kalau mereka ditanya, mereka menjawab dengan firman-Nya,

"Dia tidak ditanya tentang apa yang dilakukan-Nya." (al-Anbiyaa":23).

Firman-Nya ini benar, sama sekali tidak. salah. Tapi, maksudnya bukan meniadakan hikmah dari perbuatan-perbuatan-Nya. Maksud ayat itu adalah mengesakan-Nya dalam sifat rububiyah dan uluhiyah. Karena kesempurnaan hikmah- Nya, maka tidak ada yang mengomentari keputusan-Nya, dan tidak ada yang membantah-Nya dengan mengajukan pertanyaan. Pasalnya, Dia tidak melakukan sesuatu secara percuma, tidak menciptakan sesuatu pun dengan sia-sia. Yang dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya hanya orang yang melakukan kesalahan atau perbuatannya tidak bermanfaat. Tidakkah Anda membaca firman-Nya,

"Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan dari bumi, yang dapat menghidupkan (orang-orang mati)?" (al-Anbiyaa v : 21 -23)

Bagaimana Dia menyitir ayat ini untuk mengungkapkan kecaman atas orang yang mengambil Tuhan yang tidak setara dengan-Nya yang berusaha untuk disetarakan padahal perbedaan keduanya amat jelas. Firman Allah yang berbunyi, "Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya"' mengandung itsbat (penetapan) hakikat ketuhanan untuk diri-Nya semata. Firman-Nya, "Dan merekalah yang akan ditanyai'" arti tentang kelayakan Tuhan-Tuhan yang mereka ambil itu untuk menjadi Tuhan. Sesungguhnya Tuhan-Tuhan itu akan ditanyai juga dan mereka tidak lebih dari makhluk yang sama sekali tidak berdaya. Bagaimana orang tadi menyamakan Tuhan-Tuhan itu dengan-Nya padahal amat jelas berbeda? Inilah maksud kandungan ayat. Namun, penganut Jabariyyah menjadikannya sebagai argumen dalam mengingkari hikmah-Nya dan pencarian 'Mat (sebab) perbuatan-perbuatan-Nya. Semoga Allah SWT menuntun kita kepada jalan yang benar.

Kelompok lain berkata, hikmah dari cobaan adalah mengganti hal itu di akhirat dengan pahala yang sempurna. Kalau dibantah, "Bisa saja Allah SWT memberi mereka pahala tanpa harus menimpakan sakit ini," mereka menjawab, "Adanya sakit itu bagi mereka seperti adanya taklifztas para mukallaf." Kalau dibantah lagi, "Ini tidak berlaku pada sakitnya anak-anak orang kafir," mereka menjawab, "Kami tidak

464 Kunci Kebahagiaan 464 Kunci Kebahagiaan

Demikianlah terjadi dialog dengan mereka dalam masalah anak-anak bayi dengan mengajukan alasan-alasan dalam masalah ini dari kedua pihak, yang di sini bukan tempat untuk menyebutkannya. Mereka disanggah dengan sebuah masalah yang tidak dapat mereka jawab, yaitu sakitnya anak-anak mereka yang mencapai baligh dan mati dalam keadaan kafir. Secara pasti sakit mereka nanti tidak ada gantinya (pahala), juga itu bukan hukuman atas kekafiran mereka, karena hukuman tidak dijatuhkan di muka/sebelum perbuatan dosa. Mereka bingung menjawabnya, dan pondasi mazhab mereka menjadi goyah. Mereka tidak dapat memberikan jawaban yang dapat diterima akal.

Kelompok ketiga berkata bahwa kalau yang mengajukan pertanyaan ini merenungkannya lagi, tentu dia tahu bahwa itu tidak ada gunanya, dan bahwa berusaha mencari-cari jawaban adalah kerja sia-sia untuk sesuatu yang tidak perlu. Karena, sakit, faktor-faktor penyebabnya, dan akibatnya adalah sebagian dari unsur- unsur perkembangan manusia yang tidak dapat dihindari. la seperti panas, dingin, lapar, haus, lelah, sedih, dan lemah. Bukankah tidak perlu ada pertanyaan tentang hikmah kita perlu makan ketika lapar atau ingin minum saat haus dan tidur juga istirahat saat lelah? Jadi, sakit adalah unsur penting dalam perkembangan yang tidak terpisah dari diri manusia atau hewan. Kalau tidak mengalaminya, berarti bukan manusia, melainkan malaikat, atau makhluk lain.

Sakitnya anak-anak bayi itu tidak lebih berat dari sakitnya orang-orang yang sudah baligh. Akan tetapi, karena mereka sudah biasa mengalaminya, rasanya jadi ringan. Seberapa sih bedanya penderitaan yang dirasakan anak bayi dan orang baligh? Semua itu tidak lebih dari tuntutan dia sebagai makhluk yang bernama manusia. Kalau tidak seperti itu, tentu dia menjadi makhluk lain. Jadi, dia melihat jika anak bayi lapar, haus, kedinginan, atau kelelahan, dia telah diberi jatah sakit tersendiri yang tidak dijatuhkan kepada orang yang sudah dewasa. Sakitnya bayi dari berbagai jenis penyakit sama saja dengan penderitaannya akibat lapar, haus, panas, dan dingin. Manusia atau bahkan hewan tidak diciptakan melainkan dengan perkembangan seperti ini.

Bila ada yang bertanya, "Mengapa dia diciptakan sedemikian rupa? Mengapa tidak dicipta tanpa mengalami rasa sakit?" Mereka menjawab, "Ini adalah pertanyaan yang salah, karena Allah SWT menciptakannya di dunia cobaan, dari bahan yang lemah sehingga mudah mengalami cacat dan gampang menderita sakit. Dia menciptakan empat macam cairan pada tubuh yang hidupnya tergantung kepadanya. Dan, itu pasti menyebabkan terjadinya percampuran atau reaksi antar cairan-cairan itu. Mereka akan mengalahkan yang lain, kadang dengan kualitasnya, atau dengan kuantitasnya, atau kadang juga dengan kualitas dan kuantitas yang dimilikinya. Hal itu secara pasti menyebabkan timbulnya sakit.

Belajar dari Diri Sendiri 465

Kemudian, Allah SWT memberinya kekuatan, syahwat, dan kehendak yang mendorongnya bergerak terus untuk mengambil apa yang bermanfaat baginya dan menolak yang membahayakannya, kadang dengan dirinya sendiri, kadang dengan bantuan orang lain. Dan dari sana timbullah pergaulan dan peristiwa saling menganiaya antara mereka, yang menyebabkan terjadinya rasa sakit seperti yang timbul akibat percampuran cairan-cairan di dalam tubuh."

Rasa sakit memang tidak pernah lepas dari percampuran ini, kecuali di negeri akhirat yang kekal, bukan di negeri ujian dan cobaan. Maka, siapa yang menyangka bahwa yang dinamakan hikmah adalah kalau karakteristik negeri akhirat itu diberikan kepada negeri ujian ini, berarti dia salah sangka. Sebaliknya, hikmah yang sempurna dan luar biasa telah menuntut kesehatan di negeri cobaan ini diiringi dengan sakit, ketenteramannya dibarengi dengan keributan, kegembiraan diiringi dengan kesedihan, dan seterusnya. Sebab, dunia ini memang negeri cobaan; kekurangan- kekurangannya dinormalisir dengan sisi-sisi kelebihannya, sebagaimana diungkapkan seorang penyair,