Berbagai Tanda Kekuasaan Tuhan

D. Berbagai Tanda Kekuasaan Tuhan

Sekarang kembali ke nuthfah 'sperma'. Pertama, perhatikanlah keadaannya; dan kedua, jadi apa akhirnya. Ingat! Seandainya manusia dan jin berkumpul/bersekutu untuk mencipta pendengaran, penglihatan, akal, ilmu, atau ruh, atau bahkan satu tulang terkecil, atau satu syaraf terkecil, atau bahkan satu bulu saja dari sperma tersebut, tentu mereka tidak sanggup melakukannya.

Semua itu tidak lain merupakan ciptaan Allah SWT Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Kalau ciptaan Allah SWT dari setetes air yang hina demikian luar biasa, maka bagaimana dengan ciptaan-Nya yang berupa langit yang demikian tinggi, luas, dan indah. Betapa ajaibnya matahari, bulan dan bintang-bintangnya, ukurannya,

354 Kunci Kebahagiaan 354 Kunci Kebahagiaan

"Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah membangunnya. Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya." (an-Naazi'aat: 27-28)

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan." (al-Baqarah: 164)

Dalam ayat di atas, Allah SWT memulai dengan menyebutkan penciptaan langit.

Dia berfirman juga,

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal." (Ali Imran: 190)

Ungkapan seperti ini banyak dijumpai dalam Al-Qur'an. Jadi, bumi, laut, udara, dan semua yang ada di kolong langit seperti setetes air di lautan bila dibanding dengan langit. Oleh karena itu, jarang ada surah dalam Al-Qur'an yang tidak menyebutkan langit. Entah menyinggung luasnya, atau bersumpah dengannya, atau seruan untuk merenungkannya. Atau juga dorongan kepada manusia untuk menjadikan hal itu sebagai bukti atas keagungan Penciptanya, atau menjadikannya dalil atas adanya hari pembalasan yang diberitakan, atau dalil bahwa Dialah Tuhan Penciptanya, atau dengan keindahannya dan kesatuan bagian-bagiannya, dijadikan dalil atas kesempurnaan hikmah dan qudrah-Nya. Begitu pula benda-benda langit, seperti bintang-bintang, matahari, bulan, dan keajaiban-keajaiban yang tak terjangkau oleh akal manusia. Begitu banyak sumpah dengan langit dalam Al-Qur'an. Allah SWT berfirman,

"Demi langit yang mempunyai gugusan bintang." (al-Buruuj: 1) "Demi langit dan yang datangpada malam hari." (ath-Thaariq: 1) "Dan langit serta pembinaannya." (asy-Syams: 5) "Demi langit yang mengandung hujan." (ath-Thaariq: 11) "Demi matahari dan cahayanya di pagi hari." (asy-Syams: 1) "Demi bintang ketika terbenam." (an-Najm: 1)

llmu & Kemauan Serta Perannya Dalam Mencapai Kebahagiaan

"Sungguh, aku bersumpah dengan bintang-bintang." (at-Takwiir: 15)

Di dalam kitab-Nya, Allah SWT lebih sering bersumpah dengan langit, bintang, matahari, dan bulan daripada dengan makhluk-Nya. Allah SWT bersumpah dengan makhluk-makhluk-Nya karena para makhluk itu mengandung berbagai bukti dan keajaiban yang menunjukkan diri-Nya. Makin besar suatu tanda dan makin jelas menjadi bukti Tuhan, maka sumpah Tuhan semakin banyak memakai hal itu. Oleh karenanya, sumpah ini menjadi agung, seperti dalam firman Allah,

"Maka Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang. Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui." (al-Waaqi'ah: 75-76)

Tentang tafsir ayat ini ada dua pendapat 90 . Yang benar, itu adalah sumpah dengan tempat peredaran bintang-bintang yang di langit. Alasannya, (1) kata an-najm

'bintang' secara mutlak dipakai untuk benda langit tersebut. (2) Tidak biasa Allah SWT mengungkapkan ayat-ayat Al-Qur" an dengan kata an-nujum. Biasanya dalam

seluruh Al-Qur v an, Allah SWT menggunakan an-najm untuk bintang-bintang. (3) Sumpah dengan tempat beredarnya bintang di sini sepadan dengan sumpah-Nya

dengan terbenamnya bintang dalam firman-Nya dalam surah an-Najm ayat l,"Demi bintang ketika terbenam." (4) Ini adalah pendapat jumhur ulama tafsir. (5) Biasanya Allah SWT bersumpah dengan Al-Qur'an itu sendiri, dan tidak bersumpah dengan bagaimana cara sampainya Al-Qur'an itu kepada hamba-hamba-Nya. Begitulah cara Al-Qur'an. Allah SWT berfirman, .

"Shaad, demi Al-Qufan yang mempunyai keagungan." (Shaad: 1) "Yaa siin. Demi Al-Qufan yang penuh hikmah." (Yaasiin: 1 -2) "Qaaf, Demi Al-Qur^an yang sangat mulia." (Qaaf: 1) "Haa Miim. Demi Kitab (Al-Qur^an) yang menerangkan."(az-Zukhruuf: 1 -2)

Dan ayat-ayat lain yang senada. Yang ingin kami jelaskan di sini adalah bahwa Allah SWT bersumpah dengan

makhluk-makhluk-Nya yang menjadi dalil Rububiyah dan keesaan-Nya.

Dalam Kitab-Nya, Allah SWT memuji orang-orang yang merenungkan penciptaan langit dan bumi serta mencela orang yang enggan bertafakur. Dia berfirman,

"Dan Kami jadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya." (al-Anbiyaa: 32)

90 Yaitu: (1) pendapat yang dirajihkan oleh pengarang, dan (2) pendapat Ibnu Abbas bahwa yang dimaksud dengan mawaaqi 'un-nujuum bukan tempat beredarnya bintang-bintang, melainkan turunnya Al-Qur'an secara

nujuuman (bertahap, sedikit demi sedikit). (penerjemah)

356 Kunci Kebahagiaan

Perhatikan! Bagaimana atap yang besar, kuat, dan kokoh ini diciptakan dari dukhan

(asap), yaitu uap air. Allah SWT berfirman,