Mengapa Hewan dan Burung Berbulu?

8. Mengapa Hewan dan Burung Berbulu?

Kemudian, perhatikan bagaimana badan hewan dan burung dilapisi dengan bulu- bulu. Sebagian hewan badannya dibungkus dengan kulit yang amat kuat dan keras, contohnya kura-kura. Ada juga hewan yang badannya dilapisi dengan semacam bulu yang mirip mata lembing (tajam dan lancip). Semua itu sesuai dengan kebutuhan hewan untuk menjaga diri dari panas, dingin, dan musuh yang ingin menyakitinya. Karena hewan-hewan itu tidak dapat membuat pakaian dan alat-alat perang, mereka diberi pakaian yang tidak terpisah dari badan, sekaligus sebagai alat dan senjata yang melindungi diri. Mereka dibantu dengan kuku dan tapal kaki karena tidak punya

sepatu dan sandal. Khusus kuda, bighal wl dan keledai memiliki tapal kaki karena untuk lari. Tapal itu juga menjadi senjata pada saat dia menuntut balas musuhnya—

sebagai ganti tanduk, kuku, dan taring yang dimiliki hewan-hewan lain.

Maka, renungkanlah hikmah ini! Karena hewan-hewan ini tidak berakal, tidak punya telapak tangan dan jari-jari untuk diambil manfaatnya dan membela diri. Dan, sama sekali dia tidak dapat melakukan apa yang bisa dilakukan manusia, seperti bertenun, menjahit, dan pekerjaan halus yang lain. Mereka diberi pakaian yang selalu menempel padanya seumur hidup, tidak perlu diganti. Mereka juga diberi alat dan senjata untuk menjaga diri. Semua itu agar hikmah dan fungsi hewan-hewan ini terwujud dengan sempurna.

Sedang manusia punya keterampilan, dan punya telapak tangan yang siap untuk dipakai bekerja. Dengan tangannya manusia dapat memintal, menenun, membuat pakaian, dan berganti pakaian dari waktu ke waktu. Dalam hal ini ada beberapa faedah.

Pertama: dia rileks, dapat menanggalkan dan mengenakan pakaian bila mau. la

tidak seperti makhluk lain yang 'terpaksa' terus membawa bajunya.

Kedua: dia membuat baju untuk dirinya sendiri yang sesuai dengan musim panas dan musim dingin. Baju musim panas tidak cocok untuk musim dingin, demikian pula sebaliknya. Dia memakai baju yang sesuai pada tiap musim.

Ketiga: dia membuat baju sesuai selera dan kehendaknya.

Keempat: ia menikmati pakaian yang bervariasi sebagaimana mereka menikmati makanan yang bermacam-macam. Pakaiannya dibuat bermacam-macam sesuai pilihannya, sebagaimana makanannya juga. Ia mengenakan jenis baju yang disukai, yang terbuat dari tanaman seperti kapas, katun, dan kadang juga terbuat dari bulu hewan. Adakalanya dari ulat seperti sutera, kadang dari barang tambang seperti emas dan perak.

Peranakan kuda dan keledai.

Ilmu & Kemauan Serta Perannya Dalam Mencapai Kebahagiaan

Jadi, pakaian manusia dibuat bervariasi agar kenikmatan dan kegembiraannya menjadi sempurna. Oleh karena itu, pakaian penghuni surga terpisah dari tubuh mereka seperti pakaian di dunia, tidak diciptakan menempel pada jasad mereka seperti pakaian hewan. Ini menunjukkan bahwa pakaian yang dapat ditanggalkan itu lebih lengkap/sempurna, lebih besar, dan lebih terasa kenikmatannya.

Kelima: Allah SWT ingin membedakan manusia dari hewan dalam hal pakaian; sebagaimana Dia membedakannya dalam hal makanan, tempat tinggal, akal, dan cara bicara.

Keenam: perbedaan baju dan pakaian sesuai dengan perbedaan kondisi, pekerjaan, perang atau damai, tinggal atau bepergian, sehat atau sakit, tidur atau sadar, kaya dan miskin. Masing-masing keadaan di atas ada pakaian khususnya, tidak layak kecuali dengan pakaian itu. Allah SWT tidak menjadikan pakaian orang-orang yang dalam keadaan bermacam-macam itu sama semuanya, tidak dapat diganti. Ini adalah salah satu bentuk pengistimewaan manusia atas hewan.