Belajar dari Cobaan

B. Belajar dari Cobaan

Kamu renungkan hikmah-Nya yang terkandung dalam ujian yang ditimpakan Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya yang terbaik, yang mengantarkan mereka ke tujuan dan terminal paling mulia dan sempurna, yang tidak mungkin mereka capai kecuali melalui jembatan ujian dan cobaan! Ujian-ujian itu mengandung nilai kemuliaan mereka. Bentuknya memang musibah dan cobaan, tapi di baliknya tersimpan rahmat dan nikmat. Alangkah banyak nikmat dan karunia Allah yang besarnya tak terkira yang dipetik dari ujian dan musibah!

Perhatikanlah kondisi bapak kita, Adam a.s., dan akibat terakhir dari musibah yang menimpanya. Di mana akhirnya dia dipilih Allah SWT, mendapat taobat, hidayah, dan kedudukan yang tinggi. Seandainya tidak ada cobaan yang menimpanya itu, yakni dia dikeluarkan dari surga, pasti dia tidak mendapatkan hal di atas. Lihatlah betapa jauh bedanya antara keadaannya yang pertama dengan keadaannya yang kedua!

Perhatikan pula keadaan bapak kedua kita, yakni Nuh a.s 119 ! Perhatikan hasil yang didapat dari ujian dan kesabarannya dalam menghadapi kaumnya selama

berabad-abad. Pada akhirnya Allah menyenangkan hatinya dan menenggelamkan penghuni bumi dengan doanya. Dia menjadikan penghuni dunia ini terdiri dari anak

119 Nuh disebut sebagai bapak manusia yang kedua sebab Allah SWT membinasakan manusia pada zamannya dengan air bah, kecuali orang-orang beriman yang naik perahu bersamanya. Dari mereka itulah

berkembang manusia hingga sekarang.

500 Kunci Kebahagiaan 500 Kunci Kebahagiaan

"Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur."(al-lsraa s : 3)

Lalu perhatikan keadaan bapak ketiga kita, Ibrahim a.s., imam agama yang hanif dan kakek para nabi, serta khalil (kekasih) Allah SWT! Perhatikan akhir dari ujian atas diri, kesabaran dan pengorbanan nyawanya untuk Allah SWT! Lihat, karena dia mengorbankan jiwanya untuk Allah SWT dan membela agama-Nya, maka Dia menjadikannya sebagai kekasih dan memerintahkan Rasul-Nya, Muhammad saw. agar mengikuti agamanya.

Saya ingatkan Anda kepada satu saja dari keistimewaan-keistimewaan yang diberikan Allah SWT kepadanya setelah dia diuji dengan perintah menyembelih anaknya. Sebagai ganjaran atasnya ketika dia merelakan anaknya disembelih untuk melaksanakan perintah-Nya, maka Allah SWT memberkahi keturunannya, membanyakkannya sampai tersebar ke penjuru dunia. Sesungguhnya Allah SWT tidak membutuhkan karunia atau pemberian dari siapa pun karena Dialah Akramul Akramiin, Yang Maha Pemberi karunia. Maka, siapa saja yang melakukan suatu perbuatan atau meninggalkan suatu pekerjaan karena mengharap ridha-Nya, maka Dia akan memberinya ganjaran yang berlipat ganda, jauh lebih banyak dari yang diperbuat atau ditinggalkannya itu.

Ketika Ibrahim diperintah untuk menyembelih anaknya lalu cepat dia melak- sanakannya, dan sang anak pun setuju dengan penuh kerelaan dan penyerahan diri kepada-Nya, dan Allah SWT pun mengetahui kesungguhan dan loyalitas mereka berdua, maka Dia mengganti sembelihan itu dengan seekor kambing yang gemuk dan memberikan karunia yang tak terkira kepada mereka berdua. Di antara karunia- Nya itu adalah, Dia memberikannya keturunan yang banyak sampai memenuhi bumi. Sebab, yang diinginkan dari anak adalah memperbanyak keturunan, dan karena itulah Ibrahim berkata dalam doanya,

"Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang- orang yang saleh." (ash-Shaaffaat: 100)

Juga doanya,

"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat." (Ibrahim: 40)

Jadi, yang paling dikhawatirkan dan ditakuti Ibrahim akibat menyembelih puteranya adalah kalau dia tidak punya keturunan lagi. Ketika dia menyerahkan anaknya kepada Allah SWT dan sang anak merelakan nyawanya, maka Allah SWT melipatgandakan dan membanyakkan keturunannya sampai memenuhi dunia, memberikan kenabian dan kitab khusus untuk anak cucunya, dan dari mereka, Allah mengutus Nabi Muhammad saw.

Ilmu Pengetahuan Sangat Bermanfaat bagi Manusia

Dikisahkan bahwa Daud a.s. pernah ingin tahu jumlah Bani Israel. la menyuruh menghadirkan mereka semua. Untuk itu dia mengutus para pembantunya yang dia perintahkan untuk menghitung dan melapor kepadanya berapa jumlah mereka. Setelah berusaha beberapa lama, mereka tidak berhasil. Akhirnya, Allah SWT berfirman kepada Daud, "Kamu sudah tahu bahwa Aku telah menjanjikan kakekmu, Ibrahim, ketika aku perintah dia untuk menyembelih anaknya dan dia cepat menaati perintah-Ku, aku janjikan dia untuk memberkahi anak keturunannya sampai jadi banyak seperti bintang dan Aku jadikan mereka amat banyak sampai tidak terhitung jumlahnya."

Dan di antara keturunan Ibrahim itu adalah dua umat besar yang tidak terhitung jumlahnya kecuali oleh Allah SWT, pencipta dan pemberi rezeki mereka, yakni Bani Israil dan Bani Ismail. Ini masih ditambah dengan yang disebutkan dan dipuji oleh seluruh bangsa, juga di langit oleh para malaikat. Ini sebagian dari buah perbuatannya. Celakalah orang yang sudah tahu hal ini lalu enggan melakukannya. Sungguh rugi dia.