Sebagaimana yang diceritakan Allah tentang orang-orang musyrik yang berkata kepada Kasulullah

57 Sebagaimana yang diceritakan Allah tentang orang-orang musyrik yang berkata kepada Kasulullah

saw., "Apakah engkau datang untuk memalingkan kami dari apa yang kami dapatkan pada bapak-bapak kami,"

dan firman-Nya, "Tapi kami mengikuti apa yang kami dapatkan dari bapak-bapak kami."

Ilmu & Kemauan Serta Perannya Dalam Mencapai Kebahagiaan 191

Al-Qur'an serukan kepada mereka berdasarkan pengakuan mereka atas kebenaran terhadap apa yang diserukan para rasul.

Jadi tidak bisa dikatakan bahwa umat terdahulu tidak mengakui sama sekali bahwa mereka memiliki Tuhan dan Pencipta. Ini merupakan kebohongan besar. Kekafiran itu sendiri terjadi karena kebodohan. Namun kekafiran yang lebih besar lagi adalah karena pengingkaran terhadap kebenaran dan anggapan bahwa hal itu bukan suatu kekafiran.

Menurut kelompok kedua ini, hati mempunyai dua kewajiban, dan ia tidak beriman kecuali dengan memenuhi dua hal tersebut. Yaitu, kewajiban mengetahuhi dan kewajiban mencintai, tunduk, dan berserah diri. Jadi seseorang tidak beriman kecuali dengan mengetahui dan meyakini, sebagaimana ia juga tidak beriman jika tidak mencintai, tunduk dan berserah diri. Apabila dia tidak mencintai, tidak tunduk, dan tidak berserah diri padahal ia mengetahui-Nya, maka kekafirannya lebih besar dari orang yang kafir karena ketidaktahuan. Hal ini disebabkan apabila seseorang yang tidak tahu menjadi tahu, maka kemungkinan besar ia akan patuh dan taat. Sedangkan orang yang tahu namun ia menentang, maka tidak ada obat baginya. Allah SWT berfirman,

"Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman serta mereka telah mengakui bahwa Rasul itu (Muhammad) benar-benar rasul dan keterangan-keterangan pun telah datang kepada mereka? Allah tidak menunjuki

orang-orang yang zalim." (AM 'Imran: 86) Kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya tidak akan terwujud kecuali dengan

mengetahui Allah dan Rasul-Nya. Tidak diragukan lagi bahwa kecintaan itu dilatarbelakangi oleh pengetahuan tersebut, karena tidak semua orang yang mengenal Rasulullah mencintainya, sebagaimana telah dijelaskan terdahulu.

Menurut mereka, kebencian seseorang yang merasa iri terhadap orang lain membuatnya memusuhi orang lain tersebut dan selalu berusaha untuk menyakitinya dengan cara apa pun, meskipun dia mengetahui keutamaan orang tersebut dan tahu bahwa tidak ada yang membuatnya memusuhinya kecuali kebaikan dan kelebihan orang itu. Karena itu, ada yang mengatakan bahwa hasad (iri) adalah musuh kebaikan dan akhlak mulia. Jadi bukannya ketidaktahuan akan keutamaan dan kelebihan orang dibenci yang membuat seseorang tidak suka kepadanya. Tetapi, yang membuatnya bersikap demikian adalah tidak tercapainya ambisi dan keinginannya.

Hal ini sebagaimana yang dialami para rasul dan para pewarisnya dengan para penguasa yang merasa bahwa kekuasaan mereka terampas dan diambil alih. Mereka memusuhi para rasul dan menghalangi orang-orang untuk mengikutinya karena mengira bahwa kekuasaan mereka itu akan kekal dan tidak akan berpindah kepada orang lain. Akan tetapi, sunnatullah tetap berlaku bagi mereka. Mereka akan kehilangan kekuasaan di dunia dan di akhirat, dan Allah akan merendahkan mereka di mata manusia sebagai imbalan bagi mereka. Allah berfirman,

192 Kunci Kebahagiaan

"Dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hamba-Nya." (Fushshilat: 46) Demikianlah argumentasi dan dalil-dalil kedua kelompok di atas.

Maka, marilah kita mengambil posisi sebagai hakim atas kedua pendapat di atas. Marilah kita gunakan ilmu dan keadilan untuk memutuskan perbedaan di atas. Kita lihat bahwa masing-masing kelompok telah memaparkan argumentasi- argumentasi yang tidak kontradiktif dan tidak saling menafikan. Mereka telah mendatangkan bukti-bukti yang tidak tertolak dan tidak terbantahkan. Apakah Anda memiliki sesuatu selain argumentasi di atas yang dapat menyelesaikan masalah ini dan dapat mengungkap kebenaran yang dapat memuaskan kedua kelompok tersebut serta dapat menghilangkan perselisihan? Jika tidak, maka biarkanlah perselisihan itu dan tenangkanlah diri Anda,