Tujuh puluh enam. Keutamaan dan kemuliaan sesuatu terkadang nampak dari

71) Tujuh puluh enam. Keutamaan dan kemuliaan sesuatu terkadang nampak dari

besarnya manfaat dan ketergantungan manusia kepadanya. Atau karena hilangnya kelemahan dan keburukan, atau terkadang karena mendapatkan kesenangan dan kebahagiaan. Semua ini tentunya karena sesuatu itu sangat mereka butuhkan, mereka cintai, dan mereka sukai. Sehingga, dengan mendapatkannya mereka merasakan kenikmatan yang tiada tara. Terkadang juga sesuatu dianggap mulia karena besarnya hasil yang diperoleh melaluinya. Yakni kemuliaan sebab dan keberadaannya yang mengantarkan manusia untuk memperoleh kebutuhan yang sangat berharga. Kemuliaan ilmu dari segi ini dan semisalnya berangkat dari hal-hal luar yang berkaitan dengannya. Apabila tanpa melihat hal-hal luar yang berkaitan dengannya, ilmu itu

Ilmu & Kemauan Serta Perannya Dalam Mencapai Kebahagiaan 173 Ilmu & Kemauan Serta Perannya Dalam Mencapai Kebahagiaan 173

Manfaat ilmu itu yang sangat umum, banyak, dan abadi. Kebutuhan kepadanya melampaui kebutuhan jasad kepada makanan bahkan di atas kebutuhan bernafas. Sebab, kerugian yang terjadi dengan hilangnya kemampuan bernafas hanyalah hilangnya kehidupan jasad. Sedangkan, kehilangan ilmu akan berakibat pada hilangnya kehidupan hati dan ruh, sehingga seorang hamba tidak bisa lepas darinya walau sekejap. Oleh karena itu, jika seseorang kehilangan ilmu, maka dia lebih buruk dari binatang. Bahkan, di sisi Allah ia lebih buruk lagi, sehingga tidak ada lagi yang lebih buruk darinya.

Adapun kebahagiaan dengan adanya ilmu disebabkan keutamaan yang ada padanya dan kecocokan manusia dengannya. Sedangkan, kebodohan adalah penyakit dan kesengsaraan yang sangat menyakitkan serta memilukan jiwa. Barangsiapa yang tidak merasakan kesengsaraan dengan tidak adanya ilmu, maka ia sudah kehilangan perasaan dan jiwanya, karena orang mati tidak lagi merasakan perihnya luka.

Apabila seseorang mendapatkan ilmu, maka ia telah mendapatkan apa yang sangat ia cintai. Inilah puncak kebahagiaan dan kenikmatan. Dan, kebahagiaan serta kenikamatan ini sesuai dengan apa yang diketahui berdasarkan ilmu yang diperoleh tersebut. Sehingga, dalam hal ini ilmu dan hal-hal yang diketahui dengannya sangat bervariasi tingkatannya. Pengetahuan jiwa terhadap Sang Pencipta, Sang Pemelihara, dan Sang Pengasih, serta kecintaan dan kedekatan dengan-Nya tidaklah sama dengan pengetahuan tentang keadaan, sifat, kelestarian, kerusakan, dan gerak alam.

Tujuh puluh tujuh. Sesungguhnya kemuliaan pengetahuan (ilmu) itu sesuai dengan kemuliaan obyek yang diketahui. Maka, tidak disangsikan bahwa pengetahuan yang paling mulia dan paling agung adalah pengetahuan tentang Allah SWT, Tuhan semesta alam, Yang mendirikan langit dan bumi, Yang Maha benar, Yang mempunyai segala sifat kesempurnaan, Yang suci dari segala kekurangan, Yang tidak ada sesuatu apa pun yang menyerupai-Nya dalam kesempurnaan. Tidak disangsikan bahwa pengetahuan tentang nama-nama, sifat-sifat, dan perbuatan-perbuatan-Nya adalah ilmu yang paling tinggi nilainya. Jika dibandingkan dengan segala jenis pengetahuan, maka seperti perbandingan obyek yang diketahui dengan obyek-obyek lainnya.

Ilmu tentang Allah SWT adalah asas dari segala pengetahuan. Sebagaimana keberadaan segala sesuatu tergantung kepada keberadaan-Nya, Sang Maha Pencipta, maka semua jenis ilmu mengikuti ilmu tentang-Nya, dan membutuhkan-Nya untuk merealisasikan keberadaannya.

Tidak disangsikan lagi bahwa pengetahuan tentang sebab awal dan penyebab utama berkonsekuensi pada pengetahuan tentang akibat dan efeknya. Keberadaan segala sesuatu selain Allah SWT, bergantung kepada-Nya, sebagaimana keberadaan sebuah benda yang tergantung pada pembuatnya dan obyek kepada subyeknya. Maka ilmu tentang Zat,' sifat, dan perbuatan-perbuatan Allah SWT berimplikasi kepada

174 Kunci Kebahagiaan 174 Kunci Kebahagiaan

"Janganlah kamu menjadi seperti orang yang melupakan Allah sehingga Allah melupakan mereka tentang dirinya." (al-Hasyr: 19)

Perhatikanlah ayat ini dengan seksama, maka Anda akan temukan makna yang sangat indah. Yaitu, barangsiapa yang melupakan Tuhannya, niscaya Tuhan akan membuat mereka lupa tentang dirinya sendiri. Sehingga, dia tidak mengenal hakikat diririya dan kemaslahatannya sendiri. Bahkan, dia lupa apa yang menjadi kebaikan dan keberuntungannya di dunia dan di akhirat. Dengan demikian, dia pun menjadi rusak dan diabaikan seperti binatang. Bahkan, mungkin bintang lebih mengetahui kemashlahatannya karena mengikuti petunjuk yang diberikan Sang Pencipta kepadanya. Sedangkan, orang tersebut keluar dari fitrah penciptaannya. Sehingga, dia lupa akan Tuhannya dan Tuhan pun membuatnya lupa tentang dirinya dan tentang hal-hal yang membuat dia sempurna serta bahagia di dunia dan akhirat.